Anda di halaman 1dari 18

ASPEK SOSIAL BUDAYA

BERKAITAN dengan SUSIYANA ( 36718884 )


Persalinan, Nifas dan BBL
ASPEK SOSIAL BUDAYA
PERSALINAN DI
MASYARAKAT Your Logo or Name Here 2
Disadari atau tidak, faktor-faktor
kepercayaan dan pengetahuan budaya
seperti konsepsi-konsepsi mengenai
berbagai pantangan, hubungan sebab-
akibat antara makanan dan kondisi
sehat-sakit, kebiasaan dan
ketidaktahuan, seringkali membawa
dampak baik positif maupun negatif
terhadap kesehatan ibu dan anak. Pola
makan misalnya, pada dasarnya adalah
merupakan salah satu selera manusia
dimana peran kebudayaan cukup besar.
Hal ini terlihat bahwa setiap daerah
mempunyai pola makan tertentu
Persalinan adalah proses pengeluaran konsepsi termasuk pola makan ibu hamil dan
(janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau anak yang disertai dengan kepercayaan
dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir akan pantangan, tabu & anjuran
atau melalui jalan lain dengan bantuan atau terhadap beberapa makanan tertentu.
tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Your Logo or Name Here 3
Di daerah pedesaan, kebanyakan ibu hamil
masih mempercayai dukun beranak untuk
menolong persalinan yang biasanya dilakukan
di rumah. Beberapa penelitian yang pernah
dilakukan mengungkapkan bahwa masih
terdapat praktek-praktek persalinan oleh
dukun yang dapat membahayakan si ibu.
Penelitian iskandar dkk (1996) menunjukkan
beberapa tindakan atau praktek yang
membawa risiko infeksi seperti “ngolesi”
(membasahi vagina dengan minyak kelapa
untuk memperlancar persalinan), “kodok”
(memasukkan tangan ke dalam vagina dan
uterus untuk mengeluarkan placenta) atau
PARAJI “nyanda” (setelah persalinan, ibu duduk
dengan posisi bersandar dan kaki di luruskan ke
depan selama berjam-jam yang dapat
menyebabkan perdarahan dan pembengkakan
Your Logo or Name Here 7
• Secara medis penyebab klasik kematian ibu
akibat melahirkan adalah perdarahan, infeksi
dan eklamsia (keracunan kehamilan).
Kondisi-kondisi tersebut bila tidak ditangani
secara tepat dan profesional dapat berakibat
fatal bagi ibu dalam proses persalinan.
Namun, kefatalan ini sering terjadi tidak
hanya karena penanganan yang kurang baik
tepat tetapi juga karena ada faktor
keterlambatan pengambilan keputusan
dalam keluarga. Terutama di daerah
pedesaan, keputusan terhadap perawatan
medis apa yang akan dipilih harus dengan
persetujuan kerabat yang lebih tua; atau
keputusan berada di tangan suami yang
seringkali menjadi panik melihat keadaan
krisis yang terjadi. Kepanikan dan
ketidaktahuan akan gejala-gejala tertentu
saat persalinan dapat menghambat tindakan
yang seharusnya dilakukan dengan cepat.
Your Logo or Name Here 5
Kebudayaan selama persalinan di beberapa daerah

Ngawi Magetan Ponorogo Pacitan Aceh


Sebagian masyarakat aceh
Dukun bayi bekerja sama Suami menunggu Bidan memberi Ibu diberi air minum yang merayakan tujuh hari
dengan bidan. Sewaktu disamping istri pengetahuan dan juga terbuat dari rendaman kelahiran bayinya dengan
menunggu persalinan sambilmemberi motivasi, tuntutan apabila pasien kayu lotrok, atau jalan adat peucicap yaitu
bukan hanya keluarga dan memberikan air minum merintih (misal; istighfar), lahir atau vagina di olesi memperkenalkan
suami yang menunggu, seperti minuman dari membelai-belai agar dengan minyak kelapa dan makanan kepada bayi
tetapi disini dukun bayi daun Fatima, serta memberi perasaan bahwa di minum juga disertai doa dan harapan
yang memberikan menanyakan tentang kita ada di sampingnya. agar bayi kelak tumbuh
motivasi serta memijat persalinan kepada pak menjadi anak yang shaleh,
perut si ibu kyai dan memintakan berbakti pada orang tua
minuman dari pak kyai. berguna bagi bangsa
Your Logo or Name Here 6
ASPEK SOSIAL BUDAYA
BERKAITAN DENGAN IBU NIFAS
Your Logo or Name Here 7
Aspek social budaya pada masa nifas adalah suatu hal
yang berkaitan dengan budi dan akal untuk mencapai
tujuan bersama pada masa sesudah persalinan. Nifas
iadalah darah yang keluar dari Rahim disebabkan
kelahiran, baik bersamaan dengan kelahiran itu,
sesudahnya atau sebelumnya (2-3 hari) yang disertai rasa
sakit. Bahwa dalam aspek social budaya dalam masa
nifas dipengaruhi dengan adat istiadat masyarakat
Indonesia.

Your Logo or Name Here 8


Macam-macam aspek social budaya pada masa nifas

Masa nifas Setelah Masa nifas Masa nifas /saat Masa nifas tidak
dilarang makan melahirkan atau dilarang tidur menyusui setelah boleh keluar
telur, daging, setelah operasi siang waktunya Maghrib rumah sebelum 40
udang, ikan laut hanya boleh harus puasa tidak hari.
dan lele, keong makan tahu dan makan makanan
,daun tempe tanpa yang padat
lembayung, buah garam dilarang
pare, nenas, gula banyak makan dan
merah, dan minum, makanan
makanan yang harus
berminyak. disangan/dibakar. Your Logo or Name Here 9
Ibu setelah Masa nifas harus Masa nifas tidak Harus memakai Tidak usah
melahirkan dan minum abu dari diperbolehkan Stagen memakai
bayinya harus dapur dicampur berhubungan /udet/ centing. perhiasan, karena
dipijat/ diurut, air, disaring, intim dapat menggang-
diberi pilis / dicampur garam gu aktifitas Bayi
lerongan dan dan asam
tapel. diminumkan
supaya ASI
banyak.
Your Logo or Name Here 10
Contoh kebudayaan ibu
Nifas di beberapa
daerah
MALUKU
Pantangan makanan pada masa nifas,
seperti pantangan memakan terong
agar lidah bayi tidak ada bercak putih
dan pantangan memakan nanas dan
manga karena tidak bagus untuk rahim
Jawa
Pantangan makanan setengah matang
dan daging kambing, karena tikda baik
bagi kesehatan sang ibu dan bayi
karena daging kambing bersifat panas

Sumatra
Harus memakai stagen/
udet/centing

Your Logo or Name Here 11


ASPEK SOSIAL BUDAYA YANG
BERKAITAN DENGAN BBL Your Logo or Name Here 12
Seorang bayi yang baru lahir
umumnya mempunyai berat
sekitar 2,7-3,6 kg dengan
panjang 45-55 cm. tetapi ia
akan kehilangan sampai 10%
dari berat tubuhnya dalam
hari-hari setelah kelahiran.
Kemudian pada akhir minggu
pertama berat tubuhnya akan
mulai naik kembali. Karenanya,
tidaklah mengherankan jika
seorang bayi yang baru lahir
memerlukan beberapa minggu
untuk menyesuaikan diri.
Sebuah selaput keras
menutupi dua titik lunak dari
kepala disebut fontanel.
Dimana tulang-tulang
tengkorak belum menyatu dan
menutup dengan sempurna Your Logo or Name Here 13
fontanel anterror
1. Dibedong agar kaki tidak bengkok
Dibedong bisa membuat peredaran darah bayi menjadi
terganggu, kerja jantung akan lebih berat memompa
darah, akibatnya bayi akan sering sakit di daerah paru-
paru dan jalan nafasnya. Selain itu dibedong akan
menghambat perkembangan motoric si bayi karena
tidak ada kesempatan untuk bergerak.
2. Pemakaian gurita agar tidak kembung
Pemakaian gurita akan menghambat perkembangan
organ-organ perut. Jika memang harus memakaikan
gurita jangan mengikat terlalu kencang terutama di
Mitos yang berkembang di bagian dada agar jantung dan paru-parunya bisa
berkembang dengan baik
masyarakat berkaitan dengan 3. Beri setetes kopi agar bayi tidak step (kejang)
BBL Pemberian kopi pada bayi jelas berbahaya karena
mengandung kafein yang akan memacu denyut
jantungnya lebih cepat.

Your Logo or Name Here 7


4. Jangan memeras kencang-kencang saat
mencuci baju bayi, bayi akan gelisah
tidurnya
Kalo di pikir secara logika jelas tidak masuk
akal, mungkin bayi gelisah saat tidur karena
dia pipis, pub, gerah, atau ada faktor lain,
jadi bukan karena saat memeras
pakaiannya, mungkin lebih masuk akal kalau
jangan memeras terlalu keras karena akan
merusak pakaian si bayi yang kalau sudah
koyak atau lepas jahitannya.
5. Hidung ditarik-tarik agar mancung;
Sebenarnya tidak hubungannya menarik
hidung dengan mancung tidaknya hidung,
semua tergantung dari bentuk tulang
hidungnya dan itu sudah bawaan, lagi pula
kasihan si bayinya "sakit tau..." Jadi mau
ditarik-tarik setiap detikpun kalo memang
Lanjutan… tidak mancung ya ga bakal mancung.
Your Logo or Name Here 15
PANDANGAN BIDANTENTANG
BUDAYA MASYARAKAT
Your Logo or Name Here 16
Sebagai bidan, dalam melihat kebudayaan masyarakat
tempat bekerja harus mampu memaklumi mayarakat
tersebut. Karena sebenarnya persalinan bagi orang awam
kurang dipahami atau bahkan tidak dimengerti. Mereka
baru tahu setelah bidan menjelaskannya. Kebudayaan
dalam suatu masyarakat pastinya akan dianggap baik oleh
masyarakat setempat, tetapi bidan harus mampu
menimbang dampak positif dan negatif dari suatu
kebudayaan terhadap proses persalinan. Kebudayaan-
kebudayaan yang ada, selama tidak menganggu kerja bidan
dalam menolong persalinan maka tidak menjadi masalah.
Apalagi jika justru kebudayaan tersebut ada yang membantu
kerja bidan misalnya kesediaan seorang suami menunggu
istrinya saat bersalin dengan member motivasi. Jelas itu
akan mempermudah kerja bidan.
Your Logo or Name Here 17
Thank You
Susiyana
susiyana183@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai