CDTM CMM 2015 Final
CDTM CMM 2015 Final
Unmet Demand.
Undang-Undang Dasar Republik Jaminan Kesehatan
Indonesia 1945 Perubahan Kedua Nasional
pasal 28H
Johnston A, Holt DW. 2013. Substandard drugs: A Potential Crisis For Public Health. Clinical Pharmacology, Barts and The London School of Medicine and Dentistry. London.
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB OBAT SUBSTANDARD
Johnston A, Holt DW. 2013. Substandard drugs: A Potential Crisis For Public Health. Clinical Pharmacology, Barts and The London School of Medicine and Dentistry. London.
2. Kemasan yang Tidak Sesuai
Kemasan yang tidak sesuai dapat
memengaruhi produk dalam kondisi
penyimpanan tertentu. Selain itu,
kesalahan penamaan pada kemasan
obat dapat memberikan dampak yang
membahayakan bagi pasien. Obat berisi furosemid
diberi label zopiclone.
ditemukan mengandung
metil klorida, yang dapat
Albupax mengandung ditarik kembali karena menyebabkan kerusakan
kadar endotoksin yang tercemar oleh 2,4,6- sistem hati, ginjal dan
berlebihan tribromoanisole syaraf.
Johnston A, Holt DW. 2013. Substandard drugs: A Potential Crisis For Public Health. Clinical Pharmacology,. Barts and The London School of Medicine and Dentistry. London.
4. Keragaman stabilitas dan
farmakologis
• Obat generik harus bioequivalen
dengan obat patennya.
• Keterjangkauan
• Ketersediaan
• penerimaan
Johnston A, Holt DW. 2013. Substandard drugs: A Potential Crisis For Public Health. Clinical Pharmacology, Barts and The London School of Medicine and Dentistry. London.
Pisani E. 2019. Identifying market risk for substandard and falsified medicines: an analytic framework based on qualitative research in China, Indonesia, Turkey and Romania.
STRATEGI PENCEGAHAN PENYEBARAN OBAT SUBSTANDARD
WHO. 2017. Global Surveillance and Monitoring System for substandard and falsified medical products. Geneva: World Health
Keinginan
pemerintah
JAMINAN dalam menjamin
KESEHATAN kesehatan
NASIONAL masyarakat
(JKN) dengan
anggaran biaya
yang kecil
OBAT
SUBSTAND
ARD
OBAT SUBSTANDARD Obat yang diproduksi tidak memenuhi
kualitas standar mutu yang telah
ditetapkan
Sparingga R. 2014. Aspek Pengawasan Obat Dalam Era Jaminan Kesehatan Nasional. Badan Pengawas
PERAN BPOM
melakukan
mengawasi post-
sistem regulasi marketing
survailance
Memberikan
perlindungan
konsumen dari
produk Obat dan mengevaluasi
Makanan yang tidak produk sebelum
memenuhi diizinkan
persyaratan,
keamanan,
Menjami beredar
manfaat/ khasiat n Kualitas
dan mutu
Obat
• Sparingga R. 2014. Aspek Pengawasan Obat Dalam Era Jaminan Kesehatan Nasional. Badan Pengawas Obat dan Makanan. Jakarta.
• Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015. Tentang Rencana Strategis Badan Pengawas Obat dan Makanan Tahun 2015-2019.
STRATEGI PEMERINTAH INDONESIA DALAM
MENGATASI PENYEBARAN OBAT SUBSTANDARD
Aplikasi
post marketing Smartphone
survaillance. (WHO Pilot
Project)
Berkerjasama
dengan PERSI
• Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015. Tentang Rencana Strategis Badan
Pengawas Obat dan Makanan Tahun 2015-2019
Indonesia mengutamakan isu
kesehatan, terutama untuk
sektor pelayanan kesehatan,
termasuk akses masyarakat
anggaran terhadapanggaran
proyeksi obat-obatan.
pelayanan pelayanan
kesehatan pada kesehatan pada obat substandar
tahun 2013 tahun 2020 masih saja
sebesar sebesar ditemukan
US$ 5 miliar US$ 9,9 miliar.
Rahman. 2016. Meeting 5th Asia Partnership Confrence of Pharmaceutical Associations (APAC).
KESIMPULAN
• Obat Substandar adalah Obat asli yang diproduksi oleh industri yang memiliki izin
yang tidak memenuhi spesifikasi mutu yang telah ditetapkan sesuai standar kualitas
nasional.
• Faktor-faktor penyebab obat substrandar antara lain penggunaan zat aktif dan
eksipien yang di bawah standar atau salah, desain kemasan yang tidak memadai,
proses manufaktur yang menyebabkan kontaminasi, keragaman stabilitas dan
farmakologis
• Dampak penggunaan obat substandar adalah mengganggu kerja obat, mengurangi
ketersediaan hayati, efikasi, meningkatkan risiko degradasi, efek samping dari
interaksi kontaminasi, resisten dan alergi terhadap obat, mengancam kesehatan,
serta hilangnya kepercayaan pasien teerhadap obat yang diberikan.
SARAN
• Pencegahan obat substandard adalah keterlibatan multistakeholder, sistem
pelaporan, inspeksi berbasis resiko dan pengawasan, penguatan peraturan dan
hukum.
Perlu adanya peran pemerintah dalam menangani obat substandard yaitu dengan
melakukan pelaporan dari tenaga kesehatan maupun masyarakat, serta penguatan