Tujuan Pembelajaran
A. Tujuan Umum:
1. Mahasiswa dapat membedakan dan menggambar
dengan benar macam - macam sambungan kayu
memanjang.
2. Mahasiswa dapat menggambar dengan benar
macam-macam sambungan kayu melebar.
3. Mahasiswa dapat menggambar dengan benar
sambungan kayu menyudut.
Tujuan Pembelajaran (2)
B. Tujuan Khusus:
1. Mahasiswa dapat membedakan dan menggambar dengan benar
sambungan bibir lurus, sambungan bibir lurus dada miring,
Sambungan bibir lurus mulut ikan, sambungan bibir lurus berkait,
sambungan bibir miring, sambungan bibir miring berkait, dan
Sambungan memanjang kunci sesisi.
2. Mahasiswa dapat menggambar dengan benar sambungan lidah dan
alur, sambungan lidah lepas dan alur, sambungan lidah bersponing
dan alur, sambungan lidah miring, dan macam-macam sambungan
papan melebar ke arah tegak.
3. Mahasiswa dapat menggambar dengan benar sambungan takian
lurus, sambungan purus dan lobang terbuka, sambungan purus dan
lobang dengan spatpen, sambungan takikan lurus ekor burung
pada pertemuan, sambungan purus dan lobang terbuka dan
tertutup, sambungan purus dan lobang dengan gigi tegak dan gigi
garis bagi, sambungan raveling ekor burung, dan sambungan voor
loef.
Pendahuluan
Saat ini kayu masih banyak digunakan orang untuk
berbagai macam keperluan. Seperti untuk komponen
bangunan gedung, furniture dan perlengkapan alat-alat
rumah tangga. Untuk komponen bangunan gedung
pemanfaatan bahan dari kayu misalnya untuk dinding,
kuda-kuda, lantai, pintu, tiang, balok dan lainnya.
Dibandingkan dengan bahan bangunan yang lain, kayu
mempunyai sifat yang khas yaitu kekuatannya besar,
kenyal, ulet, keras, dan mudah dikerjakan. Akan tetapi
kayu memiliki beberapa kelemahan yaitu mudah
terbakar, tidak tahan lembab, mudah lapuk, dan dapat
berubah bentuknya.
Pendahuluan (2)
Karena kayu merupakan bahan bangunan alam, maka
dari pohonnya kayu dapat dibentuk berbagai macam
ukuran yang berupa balok, dan papan.
Di perdagangan ukuran kayu umumnya sudah tertentu
antara lain (ukuran dalam satuan cm) :
6/12 ; 6/10 ; 8/12 ; 10/10 ; 15/15 = disebut balok
2/15 ; 2/20 ; 3/25 ; 3/30 ; 4/40 = disebut papan
4/6 ; 5/7 = disebut usuk atau kaso
2/3 ; 3/4 = disebut reng
1/3 ; 1/4 ; 1/6 = disebut plepet
Pendahuluan (3)
Karena keterbatasan panjang kayu yang ada diperdagangan,
maka untuk suatu konstruksi kayu yang panjang diperlukan
adanya sambungan kayu.
Pengertian sambungan kayu adalah dua batang kayu atau
lebih yang saling disambungkan satu sama lain sehingga
menjadi satu batang kayu yang panjang.
Sambungan dapat berupa batang mendatar maupun tegak
lurus.
Sambungan panjang mendatar digunakan untuk
menyambung balok gording, balok tembok, balok atap dan
sebagainya.
Sambungan panjang tegak lurus biasanya digunakan untuk
menyambung tiang-tiang penyangga.
Pendahuluan (4)
Dimana:
•P1 = gaya tekan sejajar serat.
•P2 = gaya tarik sejajar serat.
•S1 = S2 = Sambungan kayu 1 dan 2.
Pendahuluan (5)
Sedangkan Hubungan Kayu adalah dua batang kayu
atau lebih yang saling dihubungkan satu sama lain
pada satu titik tertentu, sehingga menjadi satu benda
atau satu bagian konstruksi dalam satu bidang
maupun dalam satu ruang berdimensi tiga.
Letak bibir pemikul harus didekat kaki kuda-kuda. Pada kedua Ujung
balok yang akan disambung masing-masing ditakik sedalam 1/8 – 1/6 t.
Panjang bibir dalam arah datar 2½ – 3 t. Dan di tengah-tengah panjang
bibir ditakik, sehingga membentuk kait.
Sambungan Kayu Memanjang (16)
Sambungan Kayu Memanjang (17)
G. Sambungan memanjang kunci sesisi (kunci di bawah)
Sambungan memanjang kunci dengan balok pengunci
berada di bawah, biasanya dipakai untuk menyambung
balok tarik yang ditumpu oleh tiang kayu.
Untuk menahan goyah, di kedua ujung balok dibuat
hubungan alur dan lidah sedangkan hubungan antara tiang
penyangga dengan balok kunci dibuat hubungan pen –
lobang.
Kedalaman maximum lobang ½ t. Balok yang disambung
dan balok pengunci juga dijepit oleh baut-mur diameter 14
–16 mm yang diletakkan di tengah-tengah panjang bagian
pengunci (kait). Ukuran panjang lidah 4 – 5 cm, lebar lidah
1/3 tebal kayu (1/3 b).
Sambungan Kayu Memanjang (18)
Sambungan Kayu Melebar
Sambungan melebar banyak digunakan untuk membuat
lantai, dindingdinding, pintu-pintu, klam dan sebagainya.
Ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam sambungan
melebar, diantaranya :
Mengingat papan dapat menyusut pada bagian tepi
mencapai 10% sedang dalam arah radial 3-5%, maka
sebelum mengerjakan sambungan, perlu dipilih dahulu
sisi-sisi papan mana yang akan disambung agar lantai atau
dinding itu tetap rata (tidak bergelombang).
Untuk mengurangi adanya lantai yang bergelombang,
pemasangan papan diletakkan secara berjejer sedemikian
rupa yang mana sisi hati berselang-seling menghadap ke
atas dan ke bawah supaya didapat satu bidang yang rata.
Sambungan Kayu Melebar (2)
Pada pemasangan papan-papan lantai, di bawahnya perlu
dipasangi gelagar-gelagar atau balok-balok sebagai tempat
penahan dan pemakuan papan-papan tersebut.
Diusahakan pemakuan papan pada satu tepi, sedang pada
tepi yang lain dibuat suatu hubungan supaya papan-papan
yang disambung itu tidak terlepas satu sama lain.
Untuk pembuatan dinding-dinding rumah dari kayu,
dapat digunakan papan-papan atau kayu gelondong.
Pada pemasangan dinding dapat diusahakan sambungan
papan itu rapat udara atau bila diperlukan perputaran
udara (sirkulasi) dapat dibuat celah-celah/ruang udara.
Sambungan Kayu Melebar (3)
Sisi hati menghadap kebawah papan akan cekung