Anda di halaman 1dari 24

KESEHATAN KERJA

FAKULTAS KEDOKTERAN
USU
HIGENE PERUSAHAAN :
Spesialisasi dalam Ilmu Higene beserta
prakteknya yang dengan mengadakan
penilaian kepada faktor-faktor penyebab
kualitatif dan kuantitatif dalam lingkungan
kerja dan perusahaan melalui pengukuran
yang hasilnya dipergunakan untuk dasar
tindakan korektif kepada lingkungan
tersebut serta bila perlu pencegahan agar
pekerja dan masyarakat sekitar suatu
perusahaan terhindar dari bahaya akibat
kerja serta dimungkinkan mengecap
derajat kesehatan setinggi-tingginya
Sifat-sifat Higene Perusahaan :
1. Sasaran adalah lingkungan
kerja
2. Bersifat teknik
KESEHATAN KERJA :
Spesialisasi dalam Ilmu
Kesehatan/Kedokteran beserta prakteknya
yang bertujuan agar pekerja/masyarakat
pekerja memperoleh derajat kesehatan
setinggi-tingginya, baik fisik, mental
maupun sosial dengan usaha-usaha
preventif dan kuratif terhadap penyakit-
penyakit/gangguan-gangguan kesehatan
yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan
dan lingkungan kerja serta terhadap
penyakit-penyakit umum
Sifat-sifat Kesehatan Kerja :
1. Sasaran adalah manusia
2. Bersifat medis
Tujuan Utama Hiperkes
1. Sebagai alat untuk mencapai derajat
kesehatan tenaga kerja yang setinggi-
tingginya kesejahteraan tenaga
kerja
2. Sebagai alat untuk meningkatkan
produksi, yang berlandaskan kepada
meningkatnya efisiensi dan daya
produktivitas faktor manusia dalam
produksi
Tujuan utama tersebut dapat diperinci sbb :
 Pencegahan dan pemberantasan penyakit-
penyakit akibat kerja
 Pencegahan kecelakaan akibat kerja
 Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan
gizi tenaga kerja
 Mempertinggi efisiensi dan daya produktivitas
tenaga manusia
 Pemberantasan kelelahan kerja
 Meningkatkan kegairahan serta kenikmatan
kerja
 Perlindungan bagi masyarakat sekitar
Tujuan utama dari Hiperkes :
menciptakan tenaga kerja yang
sehat dan produktif
Terdapatnya korelasi di antara
derajat kesehatan yang tinggi
dengan produktivitas kerja atau
perusahaan yang didasarkan
kenyataan sbb:
 Untuk efisiensi kerja yang optimal harus dengan
cara dan dalam lingkungan yang memenuhi
syarat-syarat kesehatan
 Tekanan panas, penerangan di tempat kerja,
debu di ruang kerja, sikap badan, penserasian
manusia dan mesin, pengekonomisan upaya
dan kesehatan serta gizi tenaga kerja
 Biaya dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja
sangat mahal jika dibandingkan dengan biaya
untuk pencegahannya
 Pengobatan,perawatan,rehabilitasi,absen,keru
sakan mesin peralatan dan bahan,pekerjaan
terganggu dan cacat yang menetap
Kondisi-kondisi Kesehatan yang Menyebabkan
Rendahnya Produktivitas Kerja
 Penyakit umum : penyakit infeksi, penyakit
endemik dan penyakit parasit
 Penyakit akibat kerja : pneumoconiosis,
dermatosis, keracunan bahan kimia, gangguan
mental psikologi dll.
 Keadaan gizi : penyakit endemis dan parasit,
kurangnya pengetahuan gizi, kemampuan
pengupahan yang rendah, beban kerja yang
terlalu berat
 Lingkungan kerja : suhu, kelembaban,
penerangan, kebisingan
 Penserasian manusia dan mesin
 Kondisi mental psikologis tenaga kerja
 Kesejahteraan tenaga kerja :
pengupahan yang rendah, program KB
yang tidak berjalan
 Kurangnya pemahaman hubungan
antara kondisi kesehatan dengan tinggi
rendahnya produktivitas baik pengusaha
maupun buruh : ceramah dan penerangan
yang kurang
 Fasilitas kesehatan yang masih kurang :
masih terlalu kuratif, belum preventif
 Perundang-undangan : implementasi
dan pengawasan yang masih kurang
Higene Perusahaan dan Kesehatan Masyarakat
Kesehatan Kerja
1. Kesehatan masyarakat 1. Kesehatan masyarakat
tenaga kerja merupakan umum sebagai sasaran
tujuan utama utama
2. Yang diurus adalah 2. Mengurus masyarakat
karyawan yang mudah yang kurang mudah
didekati dicapai
3. Ditandai dengan sangat 3. Sulit untuk melaksanakan
efektifnya pemeriksaan pemeriksaan periodik
sebelum kerja dan periodik 4. Lingkungan umum
4. Yang dihadapi adalah merupakan suatu problema
lingkungan kerja pokok
Higene Perusahaan dan Kesehatan Masyarakat
Kesehatan Kerja
5. Terutama bertujuan 5. Tujuan pokok adalah
meningkatkan produksi kesehatan dan
6. Dibiayai oleh perusahaan kesejahteraan masy
at masy tenaga kerja 6. Dibiayai oleh anggaran
7. Perkembangannya pemerintah
sangat pesat setelah 7. Perkembangan sangat
revolusi industri cepat setelah kemajuan di
8. Perundangan-undangan bidang ilmu jasad renik
berada dalam ruang 8. Perundang-undangan
lingkup ketenagakerjaan termasuk dalam ilmu
kesehatan
 Secara keilmuan Hiperkes merupakan
jalinan/integrasi dari :
 Kedokteran
 Teknologi
 Kimia
 Fisika
 Toksikologi
 Biologi
 Administrasi
 dll
 Dalam bidang kedokteran :
 Kedokteran dalam perusahaan
 Industrial Nursing
 Faal kerja
 Ilmu jiwa dalam kerja
 Spesialisasi dokter-dokter menurut
keperluannya
 Dalam lapangan teknologi yang terutama
adalah :
 Industrial Higene Engineering
 Sanitary Engineering
 Sejarah Hiperkes
- Adanya pekerjaan dalam hubungan
pengupahan/penggajian
- Awal mulanya tidak diketahui pasti
- Bapak Hiperkes : Bernardine Ramazzini
(1633-1714) dengan bukunya
“De Morbis Artificum Diatriba”
- Berkembang pesat karena dorongan
Revolusi Industri di Inggris sekitar tahun
1760-1830
- Abad XX Hiperkes dirasakan sebagai
suatu keharusan
 Perkembangan Hiperkes di Indonesia :
- Sejak Indonesia merdeka
berkembang sesuai dengan dinamika
bangsa
- Beberapa tahun setelah proklamasi
Undang-undang Kerja dan Undang-
undang Kecelakaan (Kompensasi)
-Tahun 1957 Lembaga Kesehatan dan
Keselamatan Kerja
- Tahun 1970 Undang-undang No.1
tentang Keselamatan Kerja menggantikan
“Veiligheids Reglement” thn 1910
- Tahun 1971 berdiri Ikatan Perusahaan, Kesehatan
dan Keselamatan Kerja
 Hari depan Hiperkes :
- Sangat terang karena lapangan Hiperkes
meluas dan adanya proses industrialisasi
- Profesi Hiperkes terus berkembang
pesat
- Tend pertumbuhan Hiperkes :
1. Kesejahteraan
2. Produktivitas
3. Toksikologi Industri
Organisasi Keselamatan Kerja
 Organisasi Keselamatan Kerja terdapat
pada :
 Unsur Pemerintah ; program pemerintah
khususnya pembinaan dan pengawasan
bersama K3 di perusahaan saling mengisi
 Perusahaan-perusahaan ; memperoleh

bantuan keahlian dari badan-badan konsultasi


atau lembaga-lembaga penguji
 Badan-badan Konsultasi

Pada tingkat perusahaan, pengusaha dan


Buruh merupakan kunci keberhasilan program
Keselamatan Kerja
 Organisasi Pemerintah
Terdapat dalam bentuk Direktorat Norma
Pembinaan K3, dengan fungsi-fungsi :
1. Melaksanakan pembinaan, pengawasan
serta penyempurnaan dalam penetapan
norma keselamatan kerja di bidang
mekanik
2. Bidang listrik
3. Bidang uap
4. Pencegahan kebakaran
 Organisasi di Perusahaan
1. Organisasi sebagai bagian dari struktur
organisasi perusahaan dan disebut bidang
atau bagian Keselamatan Kerja
2. Panitia Keselamatan Kerja ; terdiri dari wakil
pimpinan perusahaan, wakil buruh, teknisi
keselamatan kerja, dokter perusahaan dll.
Hal ini atas dasar kewajiban undang-undang
 Tujuan Keselamatan pada Tingkat
Perusahaan :
1. Pencegahan terjadinya kecelakaan
2. Pencegahan terjadinya penyakit akibat kerja
3. Pencegahan terjadinya kematian akibat kecelakaan
kerja
4. Pencegahan terjadinya cacat akibat kerja
5. Pengamanan material, konstruksi, bangunan, alat-
alat kerja; mesin, pesawat, instalasi dll
6. Peningkatan produktivitas kerja
7. Peenghindaran pemborosan tenaga kerja, modal,
alat dan sumber produksi lainnya sewaktu kerja
8. Pemeliharaan tempat kerja yang bersih, sehat,
nyaman dan aman
9. Peningkatan dan pengamanan produksi dalam
rangka industrialisasi dan pembangunan
 Organisasi-organisasi lain :
 Ikatan Higene Perusahaan, Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (27 Juli 1971) dgn tujuan:
1. Menunjang terlaksananya tugas-tugas Pemerintah ;
peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan tenaga kerja
2. Menuju tercapainya keseragaman tindakan dalam
menanggulangi masalah K3
Usaha-usaha Ikatan meliputi :
1. Menghimpun dan meningkatkan kerjasama antara dokter
perusahaan dan ahli hiperkes
2. Menuju usaha-usaha peningkatan keahlian para anggota
dalam bidang keselamatan kerja
3. Memajukan usaha-usaha riset, pendidikan dan
penerangan dalam bidang K3
4. Mengusahakan perbaikan kondisi kerja dan taraf hidup
tenaga kerja

Anda mungkin juga menyukai