112017008 • Penyakit Alzheimer adalah penyebab terbesar terjadinya demensia. Dimana demensia adalah gangguan fungsi intelektual dan memori didapat yang disebabkan oleh penyakit otak,yang tidak berhubungan dengan gangguan tingkat kesadaran. Pasien dengan demensia harus mempunyai gangguan memori selain kemampuan mental lain seperti berpikir abstrak, penilaian, kepribadian, bahasa, praksis dan visuospasial. Defisit yang terjadi harus cukup berat sehingga mempengaruhi aktivitas kerja dan sosial secara bermakna. Epidemiologi • Penyakit alzheimer dapat timbul pada semua umur, 96% kasus dijumpai setelah berusia 40 tahun keatas. Schoenburg dan Coleangus (1987) melaporkan insidensi berdasarkan umur: 4,4/1000.000 pada usia 30-50 tahun, 95,8/100.000 pada usia > 80 tahun. Angka prevalensi penyakit ini per 100.000 populasi sekitar 300 pada kelompok usia 60-69 tahun, 3200 pada kelompok usia 70-79 tahun, dan 10.800 pada usia 80 tahun. Diperkirakan pada tahun 2000 terdapat 2 juta penduduk penderita penyakit alzheimer Etiologi • Penyebab yang pasti belum diketahui. Kemungkinan faktor genetik dan lingkungan yang sedang diteliti (APoE atau β Secretase). Berdasarkan hasil riset, menunjukan adanya hubungan antara kelainan neurotransmitter dan enzim-enzim yang memetabolisme neurotransmitter tersebut. • Dasar kelainan patologi penyakit alzheimer terdiri dari degenerasi neuronal, kematian daerah spesifik jaringan otak yang mengakibatkan gangguan fungsi kognitif dengan penurunan daya ingat secara progresif. Patogenesis • Pasien umumnya mengalami atrofi kortikal dan berkurangnya neuron secara signifikan terutama saraf kolinergik. Kerusakan saraf kolinergik terjadi terutama pada daerah limbik otak (terlibat dalam emosi) dan kortek (Memori dan pusat pikiran). Terjadi penurunan jumlah enzim kolinesterasi di korteks serebral dan hippocampus sehingga terjadi penurunan sintesis asetilkolin di otak. • Di otaknya juga dijumpai lesi yang disebut senile (amyloid) plaques dan neurofibrillary tangles, yang terpusat pada daerah yang sama di mana terjadi defisit kolinergik sehingga plak tersebut berisi deposit protein yang disebut ß-amyloid. • Sejumlah patogenesis penyakit alzheimer yaitu: 1. Faktor genetik 2. Faktor infeksi 3. Faktor lingkungan 4. Faktor imunologis 5. Faktor trauma 6. Faktor neurotransmiter (asetilkolin, noradrenalin, dopamin, serotonin, monoamine oksidase) Gejala klinik Pedoman diagnosis pada penyakit alzheimer • Terdapatnya gejala demensia • Onset bertahap (insidiouss onset) dengan deteriorasi lambat. Onset biasanya sulit ditentukan waktunya yang persis, tiba-tiba orang lain sudah menyadari adanya kelainan tersebut. Dalam perjalanan penyakitnya dapat terjadi suatu taraf yang stabil (plateau) secara nyata. • Tidak adanya bukti klinis, atau temuan dari pemeriksaan khusus, yang menyatakan bahwa kondisi mental itu dapat disebabkan oleh penyakit otak atau sistemik lain yang dapat menimbulkan demensia (misalnya hipotiroidisme, hiperkalsemia, defisiensi vitamin B12, defisiensi niasin, nneurosifilis, hidrosefalus bertekanan normal, atau hematoma subdural). • Tidak adanya serangan apoplektik mendadak, atau gejala neurologik kerusakan otak fokal seperti hemiparesis, hilangnya daya sensorik,defek lapangan pandang mata, dan inkoordinasi yang terjadi dalam masa dini dari gangguan itu (walaupun fenomena ini dikemudian hari dapat tumpang tindih). Pemeriksaan penunjang • 1. Neuropatologi • Diagnosa definitif tidak dapat ditegakkan tanpa adanya konfirmasi neuropatologi. Secara umum didapatkan atropi yang bilateral, simetris, sering kali berat otaknya berkisar 1000 gr (850-1250gr). a. Neurofibrillary tangles (NFT) b. Senile plaque (SP) c. Degenerasi neuron d. Perubahan vakuoler e. Lewy body • 2. Pemeriksaan neuropsikologik • 3. CT Scan dan MRI • 4. EEG • 5. PET (Positron Emission Tomography) • 6. SPECT (Single Photon Emission Computed Tomography) • 7. Laboratorium darah Penatalaksanaan • Takrin : Dosis10-40 mg kapsul • Donepezil : 5 dan 10 mg tablet diberikan sekali sehari menjelang tidur • Rivastigmin : Dosis 6-12 mg/hari • Terapi Simptomatik • Penderita sering disertai gejala depresi seperti : gelisah,pelupa dan insomniaAntidepresan (SSRI,TCA) • InsomniaPerlu hipnotik atau antidepresan yang bersifat sedatif. Prognosis • Nilai prognostik tergantung pada 3 faktor yaitu: • 1. Derajat beratnya penyakit • 2. Variabilitas gambaran klinis • 3. Perbedaan individual seperti usia, keluarga demensia dan jenis kelamin kesimpulan • Penyakit alzheimer sangat sukar di diagnosa hanya berasarkan gejala - gejala klinik tanpa dikonfirmasikan pemeriksaan lainnya seperti neuropatologi, neuropsikologis, MRI, SPECT, PET. Sampai saat ini penyebab yang pasti belum diketahui, tetapi faktor genetik sangat menentukan (riwayat keluarga), sedangkan faktor lingkungan hanya sebagai pencetus ekspresi genetik. Pengobatan pada saat ini belum mendapatkan hasil yang memuaskan, hanya dilakukan secara empiris, simptomatik dan suportif untuk menyenangkan penderita atau keluarganya.