Anda di halaman 1dari 14

Demensia Alzheimer

Novia Yosephin Nirigi


112017008
• Penyakit Alzheimer adalah penyebab terbesar
terjadinya demensia. Dimana demensia adalah
gangguan fungsi intelektual dan memori didapat
yang disebabkan oleh penyakit otak,yang tidak
berhubungan dengan gangguan tingkat
kesadaran. Pasien dengan demensia harus
mempunyai gangguan memori selain
kemampuan mental lain seperti berpikir abstrak,
penilaian, kepribadian, bahasa, praksis dan
visuospasial. Defisit yang terjadi harus cukup
berat sehingga mempengaruhi aktivitas kerja dan
sosial secara bermakna.
Epidemiologi
• Penyakit alzheimer dapat timbul pada semua
umur, 96% kasus dijumpai setelah berusia 40
tahun keatas. Schoenburg dan Coleangus (1987)
melaporkan insidensi berdasarkan umur:
4,4/1000.000 pada usia 30-50 tahun,
95,8/100.000 pada usia > 80 tahun. Angka
prevalensi penyakit ini per 100.000 populasi
sekitar 300 pada kelompok usia 60-69 tahun,
3200 pada kelompok usia 70-79 tahun, dan
10.800 pada usia 80 tahun. Diperkirakan pada
tahun 2000 terdapat 2 juta penduduk penderita
penyakit alzheimer
Etiologi
• Penyebab yang pasti belum diketahui. Kemungkinan
faktor genetik dan lingkungan yang sedang diteliti
(APoE atau β Secretase). Berdasarkan hasil riset,
menunjukan adanya hubungan antara kelainan
neurotransmitter dan enzim-enzim yang
memetabolisme neurotransmitter tersebut.
• Dasar kelainan patologi penyakit alzheimer terdiri dari
degenerasi neuronal, kematian daerah spesifik jaringan
otak yang mengakibatkan gangguan fungsi kognitif
dengan penurunan daya ingat secara progresif.
Patogenesis
• Pasien umumnya mengalami atrofi kortikal dan
berkurangnya neuron secara signifikan terutama saraf
kolinergik. Kerusakan saraf kolinergik terjadi terutama
pada daerah limbik otak (terlibat dalam emosi) dan
kortek (Memori dan pusat pikiran). Terjadi penurunan
jumlah enzim kolinesterasi di korteks serebral dan
hippocampus sehingga terjadi penurunan sintesis
asetilkolin di otak.
• Di otaknya juga dijumpai lesi yang disebut senile
(amyloid) plaques dan neurofibrillary tangles, yang
terpusat pada daerah yang sama di mana terjadi defisit
kolinergik sehingga plak tersebut berisi deposit protein
yang disebut ß-amyloid.
• Sejumlah patogenesis penyakit alzheimer yaitu:
1. Faktor genetik
2. Faktor infeksi
3. Faktor lingkungan
4. Faktor imunologis
5. Faktor trauma
6. Faktor neurotransmiter (asetilkolin,
noradrenalin, dopamin, serotonin, monoamine
oksidase)
Gejala klinik
Pedoman diagnosis pada penyakit
alzheimer
• Terdapatnya gejala demensia
• Onset bertahap (insidiouss onset) dengan deteriorasi lambat. Onset
biasanya sulit ditentukan waktunya yang persis, tiba-tiba orang lain sudah
menyadari adanya kelainan tersebut. Dalam perjalanan penyakitnya dapat
terjadi suatu taraf yang stabil (plateau) secara nyata.
• Tidak adanya bukti klinis, atau temuan dari pemeriksaan khusus, yang
menyatakan bahwa kondisi mental itu dapat disebabkan oleh penyakit
otak atau sistemik lain yang dapat menimbulkan demensia (misalnya
hipotiroidisme, hiperkalsemia, defisiensi vitamin B12, defisiensi niasin,
nneurosifilis, hidrosefalus bertekanan normal, atau hematoma subdural).
• Tidak adanya serangan apoplektik mendadak, atau gejala neurologik
kerusakan otak fokal seperti hemiparesis, hilangnya daya sensorik,defek
lapangan pandang mata, dan inkoordinasi yang terjadi dalam masa dini
dari gangguan itu (walaupun fenomena ini dikemudian hari dapat
tumpang tindih).
Pemeriksaan penunjang
• 1. Neuropatologi
• Diagnosa definitif tidak dapat ditegakkan tanpa
adanya konfirmasi neuropatologi. Secara umum
didapatkan atropi yang bilateral, simetris, sering
kali berat otaknya berkisar 1000 gr (850-1250gr).
a. Neurofibrillary tangles (NFT)
b. Senile plaque (SP)
c. Degenerasi neuron
d. Perubahan vakuoler
e. Lewy body
• 2. Pemeriksaan neuropsikologik
• 3. CT Scan dan MRI
• 4. EEG
• 5. PET (Positron Emission Tomography)
• 6. SPECT (Single Photon Emission Computed
Tomography)
• 7. Laboratorium darah
Penatalaksanaan
• Takrin : Dosis10-40 mg kapsul
• Donepezil : 5 dan 10 mg tablet diberikan sekali
sehari menjelang tidur
• Rivastigmin : Dosis 6-12 mg/hari
• Terapi Simptomatik
• Penderita sering disertai gejala depresi seperti
: gelisah,pelupa dan insomniaAntidepresan
(SSRI,TCA)
• InsomniaPerlu hipnotik atau antidepresan
yang bersifat sedatif.
Prognosis
• Nilai prognostik tergantung pada 3 faktor
yaitu:
• 1. Derajat beratnya penyakit
• 2. Variabilitas gambaran klinis
• 3. Perbedaan individual seperti usia, keluarga
demensia dan jenis kelamin
kesimpulan
• Penyakit alzheimer sangat sukar di diagnosa hanya
berasarkan gejala - gejala klinik tanpa dikonfirmasikan
pemeriksaan lainnya seperti neuropatologi,
neuropsikologis, MRI, SPECT, PET. Sampai saat ini
penyebab yang pasti belum diketahui, tetapi faktor
genetik sangat menentukan (riwayat keluarga),
sedangkan faktor lingkungan hanya sebagai pencetus
ekspresi genetik. Pengobatan pada saat ini belum
mendapatkan hasil yang memuaskan, hanya dilakukan
secara empiris, simptomatik dan suportif untuk
menyenangkan penderita atau keluarganya.

Anda mungkin juga menyukai