Anda di halaman 1dari 12

DVI ASSESMENT,

MEDICAL ASSESMENT
DISASTER
Endang Setyobudi
Muhamad Iqbal Himawan
Sri Margoning Rahayu
Latar belakang

• Belakangan ini di Indonesia, angka kejadian bencana yang merenggut


banyak nyawa semakin meningkat. Kondisi ini tercermin dari pemberitaan
media massa yang seringkali memuat berita mengenai kejadian bencana,
seperti aksi teror bom, kecelakaan transportasi, gempa bumi, tsunami,
banjir, tanah longsor, letusan gunung berapi, puting beliung, dan lain-lain.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana telah memiliki data sebaran
kejadian bencana di Indonesia mulai dari tahun 1815 – 2019, dan angka
kejadian bencana cenderung meningkat dalam kurun waktu sepuluh tahun
terakhir (Henky, 2012)
• Undang-undang Nomor 24 tahun 2007 mendefinisikan bencana sebagai
peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor
alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
definisi
(WHO) adalah setiap kejadian yang
menyebabkan kerusakan, gangguan • Bencana massal merupakan suatu kejadian
ekologis, hilangnya nyawa manusia atau yang mendadak, tak terduga, dapat terjadi
memburuknya derajat keehatan atau pada siapa saja, dimana saja, kapan saja
pelayanan kesehatan dari luar serta mengakibatkan kerusakan dan
masyarakat atau wilayah yang terkena
kerugian harta benda dan korban manusia
baik korban mati maupun cidera, sehingga
memberi pertolongan medik menggunakan
sarana, fasilitas, dan tenaga yang lebih dari
yang tersedia sehari-hari. Penyebab
bencana massal dapat diakibatkan oleh
penyebab alam (natural) : gunung api
meletus, banjir, tanah longsor, gempa
bumi dan sebagainya, sedangkan penyebab
oleh manusia : kelalaian manusia
(kecelakaan lalu lintas, pesawat udara dan
kapal laut), kebakaran, gedung runtuh
serta peledakan bom oleh teroris.
Metodologi identifikasi
• Dalam proses identifikasi dikenal dua jenis metodologi identifikasi,
yaitu metodologi komparatif dan metodologi rekonstruktif.
Metodologi komparatif digunakan apabila terdapat AMD dan PMD
untuk disesuaikan. AMD biasanya didapat dari sanak keluarga dan
teman-teman dekat
• PMD adalah informasi umum tentang sisa tubuh (rentang usia, jenis
kelamin, tinggi), fakta-fakta medis dan dental (tanda fraktur lama,
bekas operasi, kondisi gigi, misalnya tambalan gigi), trauma dan
kerusakan post-mortem, informasi mengenai sidik jari, DNA,
pakaian dan benda benda lain yang ditemukan bersama/dekat sisa
tubuh, informasi tambahan, seperti: dimana dan bagaimana sisa
tubuh ditemukan berdasarkan pengakuan para saksi
Sumber identifikasi
Sidik gigi
jari
DNA Sisa
X- ray tulang

Visual
/penampilan Pakaian/
wajah perhiasa
n

dokumen
Perkiraan usia

Usia saat seseorang meninggal dunia dapat diperkirakan


dengan memeriksa temuan klinis, gigi geligi, dan radiologis.
Erupsi atau pertumbuhan gigi terjadi sampai usia 20 tahun.
Perkiraan usia dengan pertumbuhan gigi mendekati ketepatan
sampai dengan 6 bulan. Penyatuan ujung-ujung tulang yang
dinilai secara radiologis misalnya penyatuan ujung tulang paha,
siku, dan mata kaki dapat dilihat pada usia 20 tahun;
sedangkan penyatuan lutut, pergelangan tangan dan bahu akan
terjadi sempurna pada usia 23-24 tahun. Penutupan
tulangtulang yang membentuk tengkorak menghasilkan
perkiraan 10 tahunan. Usia korban akan menjadi lebih akurat
apabila ketiganya dikombinasikan
Perkiraan tinggi badan
• Perkiraan tinggi badan dapat dilakukan
dengan mengukur tulang panjang yang
telah kering, seperti femur, tibia, humerus,
radius, ulna, calcaneus dan talus. Tulang-
tulang ini lalu diukur dengan formula-
formula yang telah dirumuskan, seperti
Formula Stevenson atau Formula Trotter
dan Glesser untuk manusia ras Mongoloid
untuk selanjutnya disesuaikan dengan
AMD
Penentuan ras
• Penentuan ras akan sangat berguna apabila susunan
dalam masyarakat sudah heterogen, artinya baik ras
Mongoloid (Cina, Jepang, Indian Amerika), Negroid
(orang kulit hitam, Afrika dan Indian Amerika), dan
Caucasoid (orang berkulit putih) sudah ada di dalam
daerah tersebut ataupun dalam bencana massal,
kecelakaan udara dan laut yang penumpangnya
mungkin berasal dari banyak negara (DVI). Perbedaan
dari ketiga ras tersebut dapat kita lihat melalui
tengkorak, dahi, wajah, orbit, hidung serta ekstremitas.
Penentuan jenis kelamin

• Jenis kelamin mayat dapat dengan mudah ditentukan hanya dengan


melihat penampilan fisik saja jika bagian tubuh mayat masih utuh
dan belum mengalami pembusukan. Apabila yang tersisa hanya
tinggal tulang, kita dapat memperkirakan jenis kelaminnya dengan
melihat bentuk tulang-tulang yang tersisa. Menurut SFU (Museum of
Archaeology and Ethnology, 2010), tulangtulang yang dapat
diidentifikasi adalah tulang panggul, tulang paha (femur), dan
kepala (tengkorak). Tulang pada laki-laki biasanya lebih keras dan
lebih lebar. Tulang panggul perempuan berbentuk oval dan
cenderung lebih lebar dengan sudut subpubik yang lebar (>900) dari
panggul laki-laki. Tulang paha laki-laki juga lebih panjang dan
diameter caput humerusnya lebih lebar (>51mm), sedangkan
perempuan < 45mm. Tengkorak laki-laki ditandai dengan penonjolan
arcus superciliaris yang lebih jelas dan prosesus mastoideus yang
lebih besar bila dibandingkan dengan perempuan (Idries, 2011).
antropometri
• Antropometri berasal dari kata anthropos yang
berarti orang/manusia dan metron yang berarti
ukuran. Secara umum, antropometri adalah
mengukur manusia atau pengukuran terhadap
tubuh manusia. Ilmu yang mempelajari tentang
manusia disebut antropologi. Saat ini
antropologi sangat berkembang dalam banyak
bidang seperti pediatrik, ortopedik, kedokteran
gigi, kedokteran olahraga, serta kedokteran
forensik
Anatomi tangan
• Ada 27 buah tulang yang membentuk tangan dan pergelangan
tangan. Tulang-tulang ini dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu 8 buah
karpal yang membentuk pergelangan tangan, 5 buah metakarpal
yang membentuk tangan, dan 14 buah falang yang membentuk jari-
jari tangan.
• Tulang-tulang yang membentuk pergelangan tangan tersusun dalam
2 baris dengan gerakan yang sangat terbatas di antaranya. Dari
radius menuju ulna, baris proximal terdiri dari skapoid, lunatum,
trikuetrum, dan fisiformis. Dengan arah yang sama, di bagian distal
terdiri dari trapezium, trapezoid, kapitatum, dan hamatum. Skapoid
sebagai penghubung antara tiap baris sangat rentan terhadap
fraktur

Anda mungkin juga menyukai