Anda di halaman 1dari 52

SEDIAAN LIQUID

DEWI RAHMA FITRI


OBAT TETES

DEWI RAHMA FITRI


GUTTAE(OBAT TETES) => obat btk cair yg penggunaanya dgn cara
meneteskan
Indikasinya : U/obat dalam (diminum)
U/obat luar (diteteskan kedlm rongga badan ).
Guttae U/obat minum
• R/ A-D drops 15 ml
• S3dd gtt.v
Guttae U/obat luar
 Guttae Auriculares = obat tetes telinga
 Guttae Nasales = obat tetes hidung
 Guttae Opthalmic = obat tetes mata
TETES HIDUNG

• DEFENISI Sediaan hidung adalah cairan, semisolid atau


sediaan padat yang digunakan pada rongga hidung untuk
memperoleh suatu efek sistemik atau lokal. Berisi satu atau
lebih bahan aktif. Sediaan hidung sebisa mungkin tidak
mengiritasi dan tidak memberi pengaruh yang negatif pada
fungsi mukosa hidung dan cilianya
• Menurut FI IV : Tetes hidung adalah Obat tetes hidung
(OTH) adalah obat tetes yang digunakan untuk hidung
dengan cara meneteskan obat kedalam rongga hidung, dapat
mengandung zat pensuspensi, pendapar dan pengawet.
• Menurut British Pharmakope 2001 Tetes hidung dan larutan
spray hidung adalah larutan, suspensi atau emulsi yang
digunakan untuk disemprotkan atau diteteskan ke dalam
rongga hidung
• KOMPOSISI Umumnya OTH mengandung zat aktif
1. Antibiotika (ex : Kloramfenikol, neomisin Sultat, Polimiksin B
Sultat)
2. Sulfonamida
3.Vasokonstriktor
4. Antiseptik / germiside (ex : Hldrogen peroksida)
5. Anestetika lokal (ex : Lidokain HCl)
FORMULASI
• Bahan Pembantu
a. Cairan Pembawa :
• Umumnya digunakan air
• Cairan pembawa lain : propilenglikol dan parafin liquid.
• Minyak lemak atau minyak mineral tidak boleh digunakan
sebagai cairan pembawa obat tetes hidung
• Catatan (Repetitorium):
1. Dalam pembawa minyak yang dulu digunakan untuk aksi depo sekarang tidak
lagi digunakan karena dapat menimbulkan pnemonia Upoid jika masuk mencapai
paru-paru.
2. Sediaan OTH tidak boleh mengganggu aksi pembersih cillia epithelia pada
mukosa hiding. Hidung yang berfungsi sebagai filter yang harus senantiasa bersih.
Kebersihan ini dicapai dengan aktivitas cilia yang secaro aktif menggerakkan
lapisan tipis mucus hidung pada bagian tenggorokan.
3. Agar aktivitas cillla epithelial tidak terganggu maka :
Viskositas larutan harus seimbang dengan viskositas mukus hidung. (The Art of
Compounding hal 253:
pH sekresi hidung dewasa sekitar 5,5-6,5 sedangkan anak-anak sekitar pH 5-6.7)

pH sediaan sedikit asam mendekati netral. Larutan Isotonis atau Larutan
sedikit hipertonis.
• pH Larutan dan Zat Pendapar
• pH sekresi hidung orang dewasa antara 5,5 - 6,5 dan pH
sekresi anak-anak antara 5,0 - 6,7. Jadi dibuat pH larutan
OTH antara pH 5 sampai 6,7
• Disarankan menggunakan dapar fostat pH 6.5 atau dapar
lain yang cocok pH 6.5 dan dibuat isotonis dengan NaCI.
• Pensuspensi (FI III) Dapat digunakan sorbitan (span), polisorbat (tween)
atau surfaktan lain yang cocok, kadar tidak boleh melebihi dari 0,01 %b/v.
• Pengental Untuk menghasilkan viskositas larutan yang seimbang
dengan viskositas mucus hidung (agar aksi cillia tidak terganggu). Sering
digunakan : - Metil selulosa (Tylosa) = o,1 -0.5 % ; - CMC-Na = 0.5-2 %
Larutan yang sangat encer/sangat kental menyebabkan iritasi mukosa hidung.
Pengawet Umumnya digunakan : - Benzolkonium Klorida = O.01 – 0,1 %b/v -
Klorbutanol = 0.5-0.7 % b/v Pengawet antimikroba digunakan sama dengan
yang digunakan dalam pengawetan larutan obat mata.
Tonisitas Kalau dapat larutan dibuat isotonis (0.9 % NaCI) atau sedikit
hipertonis dengan memakai NaCl atau dekstrosa
Sterilitas : Sediaan hidung steril disiapkan menggunakan metoda dan material
yang dirancang untuk memastikan sterilitas dan untuk menghindari paparan
dari kontaminan dan pertumbuhan dari jasad renik, rekomendasi pada aspek
ini disiapkan dalam bentuk teks pada metoda produksi sediaan yang steril
(BP 2001).
• Sediaan tetes hidung harus steril Cara sterilisasi :
1. Filtrasi dengan menggunakan filter membran dengan
ukuran pori 0,45µm atau 0,2 µm.
2. Panas kering
3. Autoclaving
4. Sterilisasi gas dengan etilen oksida
EVALUASI
• Sterilisasi
• Kejernihan
• pH
• Volume/berat sediaan
OBAT TETES MATA
DEFF. UMUM

OBAT TETES MATA ( OCCULOGUTTAE ) ADALAH LARUTAN


AIR ATAU LARUTAN MINYAK ATAU SUSPENSIYANG
DIGUNAKAN TERHADAP MATA YANG LUKA MAUPUN TIDAK
,YANG DIGUNAKAN DENGAN CARA MENETESKAN PADA
LAPISAN CONJUNCTIVA .

PHARM. ED. III

TETES MATA ( GUTTAE OPHTALMICAE ) ADALAH SEDIAAN


STERIL BERUPA LARUTAN ATAU SUSPENSI , DIGUNAKAN
UNTUK MATA , DENGAN CARA MENETESKAN OBAT PADA
SELAPUT LENDIR MATA DISEKITAR KELOPAK MATA
DANBOLA MATA
TONISITAS :

PADA KEDUA SISI LAPISAN TANDUK TERDAPAT SUATU

TEKANAN OSMOSA . BILA DIBERIKAN SUATU OBAT TETES

MATA AKANTERJADI PERPINDAHAN PELARUT MELALUI

MEMBRAN INI KEARAH KONSENTRASI TINGGI .

BILA PERBEDAAN KONSENTRASI INI CUKUP BESAR AKAN

MENYEBABKAN RASA SAKIT DAN RANGSANGAN LAINNYA

KARENANYA OBAT TETES MATA SEDAPAT MUNGKIN

HARUS ISOTONIS.
PENGATURAN PH

KAPASITAS PUFFER DARI CAIRAN MATA LEBIH LEMAH DARI CAIRAN

DARAH , INI DISEBABKAN CAIRAN MATA TIDAK MENGANDUNG HB

DAN OKSIHAEMOGLOBIN . PH MATA KIRA-KIRA 7,4 , TETAPI

KEBANYAKAN OBAT-OBAT TIDAK STABIL PADA PH INI , KARENANYA

DIUSAKANA MEMBUAT OBAT-OBAT MATA SEDEMIKIAN RUPA PADA

PH YANG MENDEKATI PH CAIRAN MATA ( ISOHYDRIS ) , DIMANA

OBAT-OBAT AKAN STABIL . PH INI DINAMAKAN EUHYDRIS PADA PH

CONTOH OBAT TETES MATA ATROPIN STABIL 4 – 4,5


F.I. ED. IV

LARUTAN OBAT MATA ADALAH LARUTAN STERIL , BEBAS


PARTIKEL ASING , MERUPAKAN SEDIAAN YANG DIBUAT DAN
DIKEMAS SEDEMIKIAN RUPA HINGGA SESUAI DIGUNAKAN PADA
MATA.

PEMBUATAN LARUTAN OBAT MATA MEMERLUKAN PERHATIAN


KHUSUS , SEPERTI :

- TOKSISITAS BAHAN OBAT


- NILAI ISOTONIS
- KEBUTUHAN AKAN DAPAR
- KEBUTUHAN AKAN PENGAWET
- STERILISASI
- DAN KEMASAN YANG TEPAT
NILAI ISOTONIS
CAIRAN MATA ISOTONIK DENGAAN DARAH DAN MEMPUNYAI
NILAI ISOTONIS SESUAI DENGAN LARUTAN NATRIUM KHLORIDA
P 0,9% . SECARA IDEAL MATA TAHAN TERHADAP NILAI ISOTONIS
RENDAH SETARA DENGAN LARUAN NATRIUM KHLORIDA P 0,6%
DAN TERTINGGI DENGAN 2,0% ( F.I. ED,IV ).

BEBERAPA LARUTAN OBAT MATA PERLU HIPERTONIK UNTUK


MENINGKATKAN DAYA SERAP DAN MENYEDIAKAN KADAR BAHAN
AKTIF YANG CUKUP TINGGI UNTUK MENGHASILKAN EFEK OBAT
YANG CEPAT DAN EFEKTIF .

APABILA LARUTAN OBAT SEPERTI INI DIGUNAKAN DALAM


JUMLAH KECIL , PENGENCERAN DENGAN AIR MATA CEPAT
TERJADI SEHINGGA RASA PERIH AKIBAT HIPERTONIS HANYA
SEMENTARA
TETES TELINGA

• Obat Tetes Telinga (Guttae Auriculares / Ear


Drop) adalah Sedian Obat Guttae (Tetes) yang digunakan
dengan cara meneteskannya ke telinga. Sediaan Cair Obat
Tetes Telinga dapat berupa larutan, Emulsi,
Atau Suspensi (Umumnya dalam bentuk larutan). Obat
Guttae Auriculares ini dibuat dari cairan pembawa, bukan air.
DEFENISI

• Tetes Telinga (Guttae Auriculares) adalah obat tetes yang digunakan


untuk telinga dengan cara meneteskan obat ke dalam telinga. Kecuali
dinyatakan lain, tetes telinga dibuat menggunakan cairan pembawa
bukan air (FI III).
• Tetes Telinga (Guttae Auriculares) adalah bentuk larutan, suspensi atau
salep yang digunakan pada telinga dengan cara diteteskan atau
dimasukkan dalam jumlah kecil ke dalam saluran telinga untuk
melepaskan kotoran telinga (lilin telinga) atau untuk mengobati infeksi,
peradangan atau rasa sakit (Ansel)

DEFENISI

• Tetes Telinga (Guttae Auriculares) adalah bahan obat yang dimasukkan


ke dalam saluran telinga, yang dimaksudkan untuk efek lokal, dimana
bahan-bahan obat tersebut dapat berupa anestetik lokal, peroksida,
bahan-bahan antibakteri dan fungisida, yang berbentuk larutan,
digunakan untuk membersihkan, menghangatkan, atau mengeringkan
telinga bagian luar.
• Tetes Telinga (Guttae Auriculares) adalah bentuk dari obat yang
digunakan untuk mengobati dan mencegah infeksi telinga, khususnya
infeksi pada telinga bagian luar dan saluran telinga (otitis eksterna).
• Obat Tetes Telinga (Guttae Auriculares / Ear Drop)umumnya digunakan
untuk tujuan bagian telinga eksternal, atau telinga tengah, dan memberikan
efek lokal. pH obat tetes telinga berkisar antara 5,0 – 6,0.
• Cairan pembawa yang digunakan harus memiliki kekentalan yang sesuai
dengan tujuan pengobatan, serta setiap tetesan dari Obat Tetes Telinga ini
harus setara dengan hasil Penetes Baku Farmakope Indonesia.
• Komposisi Tetes Telinga (Guttae Auriculares):
Pada umumnya sediaan tetes telinga dalam bentuk larutan atau suspensi.

Pembawa yang sering digunakan antara lain:


1. Gliserin
2. Propilen glikol
3. PEG dengan BM kecil seperti PEG 300
SIFAT FISIKO KIMIA YANG HARUS DIPERHATIKAN
PADA SEDIAAN TETES TELINGA (GUTTAE
AURICULARES):

• 1. Kelarutan
Kebanyakan senyawa obat larut dalam cairan pembawa yang umum digunakan
pada sediaan tetes telinga, jika senyawa obat tidak larut dalam cairan
pembawa maka bisa dibuat sediaan suspensi. Karena kebanyakan zat
pembawa merupakan zat yang kental, maka pada pembuatan sediaan
suspensi untuk tetes telingan tidak perlu ditambahkan zat pensuspensi.
2.Viskositas
Viskositas sediaan tetes telinga penting untuk diperhatikan karena
dapat menjamin sediaan bisa lama berada di dalam saluran
telinga.
3. Sifat surfaktan
Dengan adanya surfaktan akan membantu proses penyebaran
sediaan dan melepaskan kotoran pada telinga.
4. Pengawet
Pada sediaan tetes telingan yang menggunakan gliserin, propilen
glikol sebagai pembawa tidak perlu ditambahkan zat pengawet.
5. Sterilisasi
Sediaan tetes telingan tidak perlu dibuat secara steril, yang
penting bersih.
6. pH

pHoptimum untuk larutan berair yang digunakan pada telinga utamanya


adalah dalam pH asam. Fabricant dan Perlstein menemukan range pH
antara 5-7, 8. keefektifan obat telinga sering bergantung pada pH-nya.

Larutan alkali biasanya tidak diinginkan karena tidak fisiologis dan


menyediakan media yang subur untuk penggandaan infeksi.
Evaluasi Sediaan Tetes Telinga (Guttae Auriculares):

1. Keseragam bobot dan volume.


2. pH.
3. Viskositas.
4. Bentuk, Penampilan dan bau.
SOLUTIO (LARUTAN)
PENGERTIAN

• Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu


atau lebih zat kimia yang terlarut.
 Mis : terdispersi secara molecular dalam pelarut yang
sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur.

• Zat pelarut disebut solvent.

• Zat yang terlarut disebut solute.


DIAGRAM ALIR PEMBUATAN LARUTAN
Contoh yang diambil adalah pembuatan Solutio Rivanol

Rivanol

Masukkan Ke dalam
Erlenmeyer

Tambahkan air panas


dan aduk sampai
larut

Masukkan dalam
botol kocok ad larut

Solutio
Rivanol
JENIS LARUTAN

• Larutan encer : larutan yang mengandung sejumlah kecil zat A yang


terlarut.

• Larutan jenuh : larutan yang mengandung jumlah maksimum zat A yang


dapat larut dalam air pada tekanan dan temperatur tertentu.

• Larutan lewat jenuh : larutan yang mengandung jumlah zat A yang


terlarut melebihi batas kelarutannya di dalam air pada temperatur
tertentu.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELARUTAN

POLARITAS

PEMBENTUKAN
CO-SOLVENCY
KOMPLEKS

KELARUTAN

SALTING IN KELARUTAN

SALTING OUT TEMPERATUR


KECEPATAN KELARUTAN SUATU ZAT
DIPENGARUHI OLEH :

• Ukuran partikel : makin halus solute, makin kecil ukuran


partikel; makin luas solute yang kontak dengan solvent,
solute makin cepat larut.

• Suhu : pada umumnya kenaikan suhu akan menambah


kelarutan solute.

• Pengadukan
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN BENTUK SEDIAAN SOLUTIO

• Merupakan campuran homogen


• Dosis dapat mudah diubah-ubah
dalam pembuatan. • Volume bentuk larutan
• Dapat diberikan dalam larutan lebih besar.
encer kapsul • Ada obat yang tidak
• Kerja awal obat lebih cepat
stabil dalam larutan.
karena obat cepat diabsorpsi.
• Mudah diberi pemanis, bau- • Ada obat yang sukar
bauan dan warna. ditutupi rasa dan baunya
• untuk pemakaian luar, bentuk dalam larutan.
larutan mudah digunakan.
SEDIAAN LARUTAN

SIRUP

GUTTAE POTIONES

LAR.ORAL
POTIO
ELIXIR
EFFERVESCENT

SATURATIO NETRALISASI
CONTOH SEDIAAN
• Sirup LARUTAN ORAL
> sanmol sebagai analgetik dan antipiretik
> Ryvel sebagai anti histamin

• Elixir
> Bisolvon Kids sebagai obat batuk (ekspektoansia)
> Curcuma Plus sebagai penambah nafsu makan

• Netralisasi
> solutio citratis magnesii sebagai obat cuci perut

• Guttae
> Imunisasi BCG sebagai imunisasi anti TBC
CONTOH SEDIAAN
• Saturasi
LARUTAN ORAL
> Potio Riveri digunakan sebagai antasida

• Potio
> potio alba digunakan sebagai ekspektoran
> potio nigra digunakan sebagai ekspektoran

• Potio Effervescen
> Saturatio yang CO2 nya lewat jenuh digunakan sebagai
antasida
GARGARISMA

GUTTAE OPTH LITUS ORIS

LAR.
TOPIKAL
GUTTAE
COLLYRIUM
NASALES

EPITHEMA
INHALATIONES
OBAT KOMPRES
CONTOH SEDIAAN
LARUTAN TOPIKAL
• Gargarisma
> Betadin gargle obat kumur

• Litus Oris
> larutan 10 % Borax dalam gliserin sebagai pencegah bibir kering
atau pecah - pecah

• Guttae Nasales
> Otrivin Adult Colds untuk meringankan hidung tersumbat

• Inhalationes
> salbutamol aerosol sebagai obat asma
CONTOH SEDIAAN
LARUTAN TOPIKAL
• Epithema
> sol. Rivanol untuk membersihkan luka

• Collyrium
> Y-rins untuk membersihkan mata

• Guttae Opthalmicae
> Rohto untuk iritasi mata ringan
> Visine untuk iritasi mata ringan
CONTOH SEDIAAN- SEDIAAN LARUTAN YANG
TERDAPAT DI PASARAN
SUSPENSI
DEFINISI SUSPENSI
Menurut Farmakope Indonesia edisi IV
Th. 1995, hal 17
Suspensi adalah sediaan cair yang
mengandung partikel padat tidak larut
yang terdispersi dalam fase cair.
KEUNTUNGAN
• Baik digunakan untuk pasien yang
sukar menerima tablet / kapsul,
terutama anak-anak.
• Homogenitas tinggi
• Dapat menutupi rasa tidak enak /
pahit obat
KEKURANGAN :
• Sediaan suspensi harus dikocok terlebih
dahulu
• Jika membentuk “cacking” akan sulit
terdispersi kembali sehingga
homogenitasnya turun
• Alirannya menyebabkan sukar dituang
• Kestabilan rendah
JENIS - JENIS SUSPENSI
• Suspensi Oral
• Suspensi Topikal
• Suspensi Optalmik
• Suspensi tetes telinga
SYARAT
Menurut FI IV 1995 SUSPENSI
supensi harus :
• digunakan secara tertentu misal untuk
mata, harus menggunakan pengawet
• harus dikocok sebelum digunakan
• harus disimpan dalam wadah tertutup
rapat
•Karakteristik
KARAIRI-CIRI SEDIAAN
SUSPENSI
• Terbentuk dua fase yang heterogen
• Akan memisah jikaKAdidiamkan
• Mempunyai diameter partikel > 100 nm
• Dapat disaring dengan kertas saring
biasa
• Berwarna keruh
TERIMA KASIH…..

Anda mungkin juga menyukai