Anda di halaman 1dari 48

WOUND CLOOSER

DISAMPAIKAN PADA :
PELATIHAN TEHNIK KAMAR BEDAH ANGKATAN XXI
INSTALASI BEDAH SENTRAL & RAWAT SEHARI
RSUP DR KARIADI SEMARANG

OLEH
Sugesti Manua, SKep
PENDAHULUAN

PENUTUPAN LUKA :
Bbrp Dr. membiarkan luka insisi op yg
bersih terbk tnp kassa & ternyata
dr sudut penyembuhan - hsl baik
Penelitihan : mbuktikan luka yg op yg
bersih dpt pulih dg baik
Walaupun dmkn – sebgian dr menutup
luka op dg kasa steril sesuai dgn
prosedur pembedahan
TUJUAN PENUTUPAN LUKA :

Melindungi lk thd MO yg dtg dari


tangan
Menyerap cairan yg meleleh keluar
agar lk cpt sembuh
Memberikan tekanan pd luka spy dpt
menahan perdarahan superfisial
Melindungi luka dr trauma lainya.
ANATOMI & FISIOLOGI SISTIM
INTEGUMEN
LAPISAN EPIDERMIS : Stratum Corneum,Lusidum,
Granulusum,spinosum,Germinativum
DERMIS : Terdiri atas Fibrosit yg membentuk jar
kologen & elastin
saraf tepi & sirkulasi drh perifer
LAPISAN SUBCUTAN : Terdiri lapisan adiposa
/lemak & pemb drh arteri & vena
FUNGSI KULIT
Epidermis :
Pelindung dr ggn mekanis,Zat Kimia,microba,air
Dermis :
Regulasi temperatur & sensifitas klt (saraf )
Subkutan :
Penyimpanan energi ,metabolisme Vit D,sensasi
nyeri, sentuhan,suhu,menjaga temperatur
LUKA :
Terputusnya /sobeknya jar o.k.
ggn fisik – mekanik ,suhu
yg timbul krn adanya
penyakit medik / ggn Fisiologi
Ulkus adlh luka kronik ,luka
yg tdk sembuh & sering
akibat dr infeksi /
penurunan aliran drh.
JENIS JENIS LUKA BERDASARKAN PROSES
PENYEMBUHAN :
1. Primary Intention ( Luka bersih,penutupan lk
mudah )
2. Secondary Intention ( hilangnya jar klt yg luas )
3. Tertiary Intention ( Penutupan tertunda o.k.infeksi
/hemostasisi )
PROSES PENYEMBUHAN LUKA
1.Proses Inflamasi & Fase defensif : 4-6 hr,Aktivasi
faktor pembekuan,pembentukan fibrin &
agregasi platelet
2. Fase Proliferasi : Pembetukan jar baru proses
granulasi & epitelisasi
3.Fase Maturasi /Remodeling : Proses pembentukan
kembali melalui penutupan lk
Proses dpt berlangsung 1 th
FAKTOR PENGHAMBAT
PENYEMBUHAN LUKA
1.Faktor sistemik :
Umur,genetik,nutrisi,defisiensi
protein,Vit,DM,Steroid
2.Faktor Lokal : ukuran
lk,kedlman lk,lokasi lk,lokal
infeksi,pengobatan.
Infeksi Nosokomial :
Inf yg didpt sth dirawat
sekurangnya 72 jam di RS,tdk dlm masa
inkubasi,gejala bs timbul di RS/sth plg
Jenis Infeksi Nosokomial pd Luka Operasi :
1.ILO superfisial
2.ILO Profunda / Deep Incicional
3.ILO Organ/Rongga
ILO SUPERFISIAL
Kriteria :
1. Terjadi dlm wkt 30 hr paska op / 1 th u/implant
2. Meliputi jar klt epidermis,dermis,& subkutan
3. Ditemukan salah satu tanda :
 Pus keluar dr lk op
 Positif hasil Kultur pus/jar lk
 Panas didaerah lk,nyeri lokasi,kecuali hasil biakan
negatif
 Dinyatakan sbg ILO o/ dokter bedahnya
ILO PROFUNDA ( DALAM )
Kriteria :
1.Terjadi dlm wkt 30 hr paska op / 1 th
u/implant
2.Meliputi jar klt epidermis,dermis,&
subkutan
3.Ditemukan salah satu tanda :
 Pus keluar dr lk op
 Demam > 38 c ,nyeri lokal
 Adanya abses dlm hasil Histologi
 Dinyatakan ILO o/ dr
INFEKSI LUKA OPERASI ORGAN/RONGGA
Kriteria :
1.Terjadi dlm wkt 30 hr paska op / 1 th
u/implant
2.Terjadi pd organ tubuh
3.Ditemukan salah satu tanda :
Pus keluar dr drain yg berasal dr
organ
Hasil biakan cairan pus positif
Ditemukan abses pd pemeriksaan
lsg/pemeriksaan histologi
Dokter bdh nyatakan sbg ILO
MANAGEMEN PENYEMBUHAN LUKA
1. Pertahankan proses hemostasis
2. . Jaga kebersihan luka
Cara kimia,
cara mekanik,
cara pembedahan
3.Mengurangi area luka yg mati
4.Drainage
5.Perekatan luka
6. Penggunaan dresing
7. Pertahankan kelembaban luka
TUJUAN PENGGUNAAN DRESING :
Menutup & Melindungi luka dr trauma &
kontaminasi
Menyerap cairan
Membalut & Memobilisasi daerah /area insisi
Membantu proses hemostasis,kurangi edema
melalui penekanan
Mengurangi nyeri & memberikan kenyamanan
pd ps
PEMILIHAN JENIS DRESING
1. Jenis Luka
2. Proses penyembuhan luka
3.Jumlah cairan
4.Lokasi luka
KLASIFIKASI DRESING U/ LUKA POST OP
1. Kassa
2. Transparent Adhesive Film
3.Kombinasi
DRESING YG DIANJURKAN :
Dresing dg daya serap/absobsi
minimal
Mencegah luka trekontaminasi
dr luar
Mencegah terjadinya trauma
saat dresing dibuka
KAIN KASSA
Bahan : Katun/ sintetis
Berupa anyaman/ bkn
Berupa
bantalan,lembaran/gulungan
SIFAT :
Berbagai bentuk
Menyerap
Permiabel
DRESING TRANSPARAN

Tipis & Transparan


Bahan yg dpt dilalui oksigen
Daya rekat kuat,hipoalergi & tahan air
(akrilat )
Bantalan dpt menyerap darah & eksudat,tp
tdk lengket
Kertas penutup hrs kua agar tdk lengkett
KEUNTUNGAN PENGGUNAAN DRESING TRANSPARAN
Mengurangi nyeri,meningkatkan
kenyamanan
Mempercepat penyembuhan luka
Menhemat waktu dan biaya
HAL YG HRS DIPERHATIKAN DLM PERAWATAN LUKA DG DRESING
Cuci Tangan ,pre & post mengganti dresing
Pilih Antiseptik dgn bahan aktif chorhekxidin 2 % ,dgn bhn
dasar alkohol serta mengandung alkohol

Prinsip dlm Perawatan Luka post op :


Kaji keadaan luka yg diperlukan
Seleksi jenis dresing
Seleksi jenis perekat & care penggunaan perekat
Beri edukasi/pendidikan bg ps
Teknik Menyimpul

• Reef knot
• Surgeon’s knot
• Deep Tying
• Slip knot
Beberapa hal mengenai menyimpul yg harus diingat

• Benang harus ditarik berlawanan arah dengan arah


datangnya benang
• Kedua tangan setelah simpul pertama harus menyilang
pada waktu mengerjakan simpul kedua.
• Gerakan simpul ke-3 harus sama dengan simpul
pertama, gerakan simpul ke-4 harus sama dengan
gerakan simpul ke-2 dan seterusnya.
• Pelatihan penyimpulan ini dilaakukan dengan tali dengan
maksud agar dapat diperiksa simpul yang di hasilkan
oleh gerakan untuk simpil tertentu.
Reef Knot

• Simpul ini merupakan simpul dasar


dan harus dikuasai dengan benar.
• Simpul ini harus dikerjakan dengan:
–Satu tangan
–Dua tangan
–Instrumen
Reef Knot
• Satu Tangan:
– penyimpulan dilakukan dengan satu tangan, simpul pertama
dengan jari telunjuk, simpul ke dua dengan jari tengah.
• Dua Tangan:
– simpul pertama dilakukan dengan jari telunjuk tangan kanan
dan simpul ke dua dengan jari telunjuk tangan kiri, atau
– simpul pertama dengan jari tengah tangan kanan dan simpul ke
dua dilakukan oleh jari tengah tangan kiri.
• Instrumen:
– bila pengambilan benang instrumen dilakukan dari atas maka
benang ditarik ke bawah, sedangkan bila pengambilan benang
dari bawa maka benang di tarik ke atas.
Surgeon’s Knot

• Simpul ini juga dapat dilakukan dengan satu tangan,


dua tangan dan instrumen
• Perbedaannya hanya pada benang yang dilingkarkan
dua kali
Deep Tying Knot

• Dapat dikerjakan memakai Reef Knot dengan


ketentuan pada pengancangan simpul benang tidak
boleh ditarik ke atas melainkan harus didorong ke
bawah menggunakan jari telunjuk
Slip Knot

• Simpul ini tidak boleh dilakukan dengan


instrumen dan terdiri dari 4 gerakan
yaitu:
– gerakan ke-1dan ke-2 harus sama
kemudian di dorong dengan jari
telunjuk dan diakhiri dengan
gerakan ke-3 dan ke-4 yang
merupakan gerakan Reef Knot.
• “Dianjurkan untuk menyimpul 3 X
apabila memakai benang biasa, dan 7X
bila memakai benang monofilament.”
Indikasi Penyimpulan

• Reef Knot dapat


dikerjakan setiap
waktu apabila tidak
ada regangan
• Surgeon’s Knot dipakai
kalau ada regangan
• Deep Tying & Slip Knot
dipakai untuk
penyimpulan dalam
Teknik Insisi dan
Penjahitan pada Kulit
2 Macam Insisi

• Insisi Linear

• Insisi Elips
Insisi Linear
• Dianjurkan pada penutupannya dimulai di tengah dan
dilanjutkan setiap pertengahan dari incisi yang tersisa.
• Arah jarum yang tegak lurus dengan permukaan kulit
dan juga tegak lurus sayatan kulit
• Jarak masuk dan keluarnya jarum dari tepi sayatan sama
dengan dalamnya jaringan yang diambil (x) dan jarak
antar jahitan sama dengan dua kali jarak tersebut (2)
Insisi Elips
• Pada pembuatannya tentukan lebih dulu lebar dan incisi
sesuai dengan lesi,kemudian panjang incisi harus sama
atau lebih besar dari 3x lebar.
• Pada penutupnya tidak boleh dimulai dari tengah tetapi
harus dari kedua ujung incisi dan berakhir di tengah dan
jaitan tidak boleh sekaligus tetapi harus dua kali karena
arah jarum harus tegak lurus dengan tepi incisi . Untuk
menghindari regangan dapat dikerjakan teknik
“undermining”
Hal – hal yg perlu diperhatikan dlm jahitaan
• Jangan mengikat simpul dengan kencang. Jaringan hanya perlu
didekatkan saja.
• Stl luka dijahit, akan selalu timbul edema pd kulit & jaringan
subkutan sehingga jahitan yg terlalu kencang akan menimbulkan
tekanan yg besar dikemudian hari akan mengganggu
vaskularisasi
• Mendekatkan jaringan yg tepat tergantung kepada tempat
dimana jahitan itu dibuat pada setiap sisi luka.
• Perhatikan agar semua jaringan benar-benar rapat. Adanya
"dead space" dapat memungkinkan texjadinya akumulasi cairan
yang dapat menimbulkan luka infeksi pada pasien
Teknik Pengangkatan Jahitan

1. Bersihkanlah daerah jahitan dg alkohol secara hati-hati.


2. Gunakan hidrogen peroksida utk menghancurkan dan mengangkat krusta
yg berasal dari serum yg mengering di sekitar jahitan.
3. Ambil satu. ujung benang dg pinset & pisahkan benang jika tertanam
dalam kulit
4. Sambil memegang benang dg pinset, scr hati-hati angkatlah benang
keluar dari lubang kuht lainnya. Jika jahitan kontinu yg akan diangkat,
potonglah benang pd setiap lubang kulit pd satu sisi & angkat jahitan
melalui lubang kulit yg lain. Tujuan setiap tindakan adalah mengangkat
jahitan tanpa menarik benang yg tampak pd bagian luar kulit.
Jahitan Berulang

Jahitan berulang mungkin merupakan jahitan yang


paling banyak digunakan. Jahitan ini dapat
digunakan secara terputus-putus (interrupted) atau
kontin
kontinu mungkin digunakan untuk menutup
peritoneum
Jahitan Matras Vertikal

terputus-putus atau kontinu.

Jahitan Matras Horizontal


Jahitan Subkutikular

Jahitan ini memberikan penutupan


kulit yang memuaskan dengan cara
mempertautkan jaringan
subkutikular.

Jahitan Pengunci
Jahitan hemostatik kontinu adl jahitan pengunci yg biasanya
berupa jahitan berulang yg digimakan pd seluruh lapisan
usus, dimana' ikal dibuat di atas ujung jarum sehingga ketika
jarum keluar, ia melewati ikal dan bila ditarik akan terbentak
jahitan pengunci.
Michel's Clip
Mep Michel's dapat merapatkan kulit yang terluka dengan baik
Jahitan Purse-String
Jahitan terbalik ke dalam ini
dibuat mehngkar di sekitar
lubang sirkular yang akan
dibalikkan ke dalam.

Jahitan Terbalik ke Dalam


(Inverting Suture)
Semua jahitan yg tlh dijelaskan sampai sekarang
ini digunakan utk mempertautkan jaringan.
Pada keadaan tertentu diperlukan suatu jahitan
dimana tepi jaringannya akan terlipat; misalnya
pd anastomosis usus.
Jika mukosa dipertautkan dg mukosa,
permukaannya tdk akan tertutup, tetapi serosa
akan mudah menutup dg serosa.
Jahitan Lembert
Jahitan ini termasuk salah satu jahitan yg serng digunakan pd
operasi gastro-intestinal. Jahitan Lembert dpt digunakan
sebagai jahitan terputus atau kontinu. Jarum dimasukkan pd
jarak 2,5 mm dari tepi luka insisi & langsung ke bawah melalui
dinding ustis utk menembus lapisan serosa & muskularis tetapi
tdk sampai ke lapisan submukosa.
Kemudian arahnya diubah & jarum dikeluarkan dari tepi luka.
Jarum dimasukkan kembali dekat tepi insisi utk
mempertautkan usus, melalui lapisan serosa & muskularis, lalu
keluar dr dinding usus tanpa menembus lumen viskus kemudian
jahitan diikat cukup rapat utk mempertautkan lapisan serosa,
tetapi jangan terlalu kencang karena dpt menjepit dinding usus.
Antara jahitan yg satu dga yg lain diberi jarak 3 sampai 5 mm.
Jahitan Halsted Jahitan Cushing
Ini merupakan jahitan kontinu
terbalik yg digunakan utk menutup
lapisan luar dari anastomosis
gastrointestinal.
Jarum dimasukkan pd jarak kurang
lebih 2,5 mm dari tepi luka pd usus.
Jahitan menembus lapisan serosa dan
muskularis lalu dikeluar lagi.
Jahitan Terbalik ke Luar (Everting Suture)
Pada permulaan dari anastomosis pembuluh darah,
dipikirkan bahwa perlu mempertautkan permukaan
bagian dalam.
Eversi dengan jahitan terputus-putus atau kontinu sangat
memuaskan, tetapi beberapa ahli bedah sekarang febih
sermig menggunakan jahitan kontinu yang berulang
dengan hasil yang sama baiknya.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai