Anda di halaman 1dari 22

PREVENTION and

CONTROL of INFECTIONS
(PCI)
HAND HYGIENE
 CUCI TANGAN DENGAN SABUN DAN
AIR MENGALIR (PCI 3)
 CUCI TANGAN DENGAN HAND RUB
(PCI 3)
PENANGANAN KEJADIAN LUAR
BIASA (KLB) PCI 5
KLB adalah Kejadian penyakit infeksi yang meningkat dari
keadaan biasa pada suatu periode atau kelompok pasien
tertentu.
 Timbulnya suatu penyakit/menular yang sebelumnya tidak
ada atau tidak dikenal
 Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus menerus
selama 3 kurun waktu berturut-turut menurut jenis
penyakitnya.
 Peningkatan kejadian/kematian > 2 kali dibandingkan dengan
periode sebelumnya.
 Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan
kenaikan >2 kali bila dibandingkan dengan angka rata-rata
per bulan tahun sebelumnya
 Angka rata-rata perbulan selama satu tahun menunjukkan
kenaikkan > 2 kali dibandingkan angka rata-rata per bulan
tahun sebelumnya.
Prosedur penanganan KLB
1. Tim PPI melakukan investigasi KLB :
 Penemuan kasus
 Menetapkan situasi KLB
 Menetapkan penyebab, sumber penularan dan cara penularan penyakit
 Membentuk Tim Pengendali KLB
2. Verifikasi kasus
 Telusuri hasil laboratorium
 Telusuri rekam medic pasien
 Diskusi dengan dokter yang merawat
3. Evaluasi besar masalah (Morbiditas dan mortallitas)
4. Definisi kasus
 Kasus Confirm/pasti (definisi kasus tepat dan ada hasil laboratorium positif)
 Kasus probable/kemungkinan (Klinis positif tapi tanpa da hasil lab yang pasti)
 Suspect/tersangka (hanya beberapa gejala)
5. Lakukan upaya pengendalian dengan menerapkan kewaspadaan berdasarkan transmisi kuman
 Kewaspadaan kontak
 Kewaspadaan droplet
 Kewaspadaan airborn
6. Buat laporan harian ke direktur utama
7. Jika diperlukan melakukan pertemuan dengan media
8. Lakukan pengawasan terhadap pelaksanaan penganganan KLB
 Pelaksanaan Kewaspadaan berdasarkan tramsmisi
 Memberikan Imunisasi jika diperlukan
 Memberikan antibiotika propilaksis jika dibutuhkan
 Pertemuan rutin Tim Penanganan KLB
9. Bila KLB sudah berakhir
 Umumkan KLB telah berakhir secepatnya
 Buat laporan yang lengkap tentang KLB kepada Komite PPI dan Direktur Utama.
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
INFEKSI RUMAH SAKIT (PCI 6)
 Infeksi Luka Operasi :
Pencegahan :
 Mandikan pasien dengan zat antiseptik 2 kali
sebelum operasi malam sebelum hari operasi dan
pagi hari sebelum operasi.
 Cuci tangan
 Teknik aseptik
 Teknik perawatan luka
PENCEGAHAN INFEKSI SALURAN
KEMIH (PCI 6)
 Teknik pemasangan kateter
 Kateter harus dipasang menggunakan teknik
aseptik dan dengan peralatan steril.
 Untuk membersihkan daerah sekitar uretra
harus digunakan sarung tangan, drape, dan
larutan antiseptik yang sesuai, dan harus
dipakai jelly/ pelumas kemasan sekali pakai.
 Gunakan kateter sekecil mungkin, dengan laju
aliran drenase yang konsisten untuk
meminimalkan trauma uretra.
 Kateter menetap harus terpasang dengan baik
dan menempel pada badan pasien untuk
mencegah pergerakan dan tegangan pada
uretra.
PENCEGAHAN INFEKSI
PNEUMONIA (PCI 6)
 Bersihkanlah semua peralatan sebelum sterilisasi atau
desinfeksi.
 Sterilkan atau gunakan desinfektan tingkat tinggi untuk
peralatan semi kritikal (peralatan yang terkontak langsung
atau tidak langsung dengan lapisan mukosa saluran
pernafasan bawah). Desinfeksi tingkat tinggi dapat dicapai
dengan pasteurisasi panas basah pada 76°C selama 30
menit atau dengan desinfektan cair. Setelah desinfeksi,
lanjutkan dengan pembilasan, pengeringan dan
pemaketan, dan jangan sampai peralatan tersebut
terkontaminasi lagi.
 Gunakan airsteril untuk membilas peralatan semi kritikal
yang dapat dipakai ulang setelah proses desinfeksi.
 Jangan memakai ulang peralatan disposable, kecuali alat-
alat yang sudah ditetapkan rumah sakit dengan tidak
membahayakan pasien, hemat biaya, dan tidak mengubah
fungsinya.
PENCEGAHAN INFEKSI ALIRAN
DARAH (IAD) PCI 6
 Bersihkan kulit di lokasi dengan antiseptik yang
sesuai, misalnya alkohol 70%, povidone-iodine 10%,
Clorhexidene 4 % sebelum pemasangan kateter.
Biarkan antiseptik mengering pada lokasi sebelum
memasang kateter.
 Jangan melakukan palpasi pada lokasi setelah kulit
dibersihkan dengan antiseptik (lokasi dianggap
daerah steril).
 Gunakan kasa steril atau perban transparan untuk
menutup lokasi pemasangan kateter..
 Ganti perban bila alat dilepas atau diganti, atau bila
perban basah, longgar atau kotor. .
 Hindari sentuhan yang mengkontaminasi lokasi
kateter saat mengganti perban
Desinfeksi tingkat tinggi
 DESINFEKSI TINGKAT TINGGI
DENGAN NATRIUM HIPOKLORIT
0,5% (PCI 7.1)
 DESINFEKSI TINGKAT TINGGI
DENGAN LARUTAN STABIMED 2 %
(PCI 7.1)
 DESINFEKSI TINGKAT TINGGI
DENGAN PANAS(PCI 7.1)
KEBIJAKAN PENGGUNAAN ALAT
MEDIS SEKALI PAKAI TETAPI DIPAKAI
ULANG.(PCI 7.1.1)
 Alat medis yang dinyatakan oleh pabrik sekali
pakai (disposible) tetapi digunakan kembali
(Reuse), alat medis yang dimaksud antara
lain : sirkuit ventilator, orofaringeal airway,
laringo masker airway, selang suction,
dialyser
PENGGUNAAN KONTAINER SAMPAH
TAJAM (SHARP BOX) PCI 7.3
 Kebijakan :
 Semua sampah tajam harus ditempatkan pada kontainer
yang tidak tembus, untuk menghindari pajanan
 Kontainer yang digunakan adalah konteiner yang disedikan
oleh rumah sakit dengan prinsip tahan tembus dan tertutup.
 Prosedur kerja:
 Setelah digunakan buanglah benda tajam (jarum, pisau,
patahan ampul, silet) pada sharp box
 Bila kontainer sudah terisi 2/3 nya, gantilah penutup
modifikasi dengan penutup asli.
 Ganti kontainer penuh dengan kontainer baru yang siap
untuk digunakan
 Kirim kontainer yang sudah penuh ke incenerator untuk
dimusnahkan.
TATA LAKSANA PENANCANAN
PAJANAN DI TEMPAT KERJA
Prosedur :
 Jangan panik
 Tindakan darurat :
 Bila tertusuk jarum, bagian yang tertusuk segera bilas dengan air mengalir
dan sabun atau antiseptic, jangan di pencet
 Bila cairan tubuh pasien mengenai kulit yang utuh tanpa luka atau tusukan,
cuci dengan sabun dan air mengalir.
 Bila cairan tubuh pasien mengenai mulut, ludahkan dan kumur-kumur
dengan air beberapa kali.
 Bila cairan tubuh pasien mengenai mata, cucilah mata dengan air
mengalir(irigasi).
 Bila cairan tubuh pasien mengenai hidung. Hernbuskan keluar dan bersihkan
dengan air.
 Segera laporkan pajanan yang terjadi kepada atasan dan Sub
Komite Pencegahan dan Pengendaiian Infeksi RS. (Ext. 182)
 Kepala ruangan/Komite Pencegahan dan Pengendaiian
Inleksi RS menghubungi VCT untuk dilakukan konseling.
PENERAPAN KEBIJAKAN DAN SPO
PEMBERSIHAN RUANGAN
PERAWATAN DAN ALAT
MONITORINGNYA (PCI 7.4)
Penanganan Tumpahan Darah
atau Duh Tubuh Lainnya
 1 bucket untuk air bersih
 1 bucket untuk cairan desinfektan 0,05%
 Larutan desinfektan
 Larutan clorin 0,05 % yang ditempatkan di ember
pengepelan
 Larutan clorin 0,5 % yang ditempatkan dalam botol
yang sudah diberi tulisan cairan clorin 0,5%
 Kertas yang mudah menyerap cairan (kertas Koran,
kertas CD dll) yang disediakan dalam 2 ukuran : 1
ukuran kecil ± 30 cm x 30 cm dan 1 ukuran yang lebih
besar dengan ukuran ± 1 m x 1 m
 Kantong plastik kuning
 Alat pelindung diri : masker, sarung tangan, apron
PENEMPATAN PASIEN (PCI 8)
 Infeksi : Standard precaution
 Tidak infeksi : Transmition base
precaution
PENGELOLAAN SAMPAH
 Pemilahan sampah harus dilakukan mulai dari sumber yang menghasilkan sampah.
 Sampah di bedakan menjadi 2 : sampah padat dan sampah cair
 Sampah cair dibuang langsung ke spoelhoek, lubang wc, atau ke fasilitas lain yang
mengalir ke instalasi pengelolaan air limbah (IPAL) RSUP Sanglah
 Sampah padat di bagi menjadi 2 sampah padat tajam dan sampah padat tidak tajam
 Sampah padat tajam (jarum, scalpel, ampul, silet, pecahan tajam) harus
dikumpulkan dalam satu wadah tanpa memperhatikan infeksius atau tidak. Wadah
tersebut harus anti bocor, anti tusuk dan tidak mudah untuk dibuka sehingga orang
yang tidak berkepentingan tidak dapat membukanya. Konteiner yang digunakan
sekali pakai.
 Bila dalam konteiner benda tajam ada fasilitas untuk membuka jarum, pisahkan
jarum dan seryngnya, jarum dibuang di konteiner benda tajam dan seryng dibuang
di tempat sampah infeksius/non infeksius, dan bila tidak ada fasilitas membuka
jarum, buang jarum dan seryngnya di kontener benda tajam dan jangan membuka
jarum.
 Sampah padat dibagi menjadi 4 :
 Sampah umum/domestic/sampah tidak infeksius : dibuang di tempat sampah dengan plastic
berwarna hitam.
 Sampah infeksius : dibuang di tempat sampah dengan plastic berwarna kuning. Tempat sampah
infeksius harus ada fasilitas membuka dengan injakan kaki. Konteiner sampah yang digunakan
untuk mengirim sampah dari ruangan perawatan ke tempat pembuangan sampah sememtara RS
(insenerator) menggunakan konteiner yang berwarna kuning.
 Sampah sitotoksik : dibuang di tempat sampah dengan plastic berwarna ungu. Setelah selesai
melakukan tindakan yang menghasilkan sampah sitotoksik segera ikat wadahnya dan tempatkan
di tempat pembuangan sementara ruangan dalam keadaan tertutup.
 Sampah radioaktif : dibuang di tempat sampah dengan plastic berwarna merah
PENGGUNAAN APD (ALAT PELINDUNG
DIRI) LENGKAP (PCI 9)
Penggunaan sarung tangan :
 Pakai sarung tangan bila mungkin terkontaminasi darah, cairan
tubuh, sekresi, ekskresi dan bahan terkontaminasi, mukus membran
dan kulit yang tidak utuh, kulit utuh yang potensial terkontaminasi.
 Pakai sarung tangan sesuai ukuran tangan dan jenis tindakan
 Pakai sarung tangan sekali pakai saat merawat pasien langsung
 Pakai sarung tangan sekali pakai atau pakai ulang untuk
membersihkan lingkungan
 Lepaskan sarung tangan segera setelah selesai, sebelum
menyentuh benda dan permukaan yang tidak terkontaminasi ,
sebelum beralih ke pasien lain
 Jangan memakai sarung tangan 1 pasang untuk pasien yang
berbeda
 Gantilah sarung tangan bila tangan berpindah dari area tubuh
terkontaminasi ke area bersih
Penggunaan Pelindung Wajah
(Masker, Goggle, Visor)
 Pakai Pelindung wajah untuk melindungi konjungtiva,
mukus membran mata, hidung, mulut selama
melaksanakan prosedur dan aktifitas perawatan pasien
yang berisiko terjadi cipratan/semprotan dari darah,
cairan tubuh, sekresi, ekskresi.
 Pilih masker sesuai tindakan yang akan dikerjakan,
masker bedah/medik dapat dipakai untuk mencegah
transmisi melalui droplet saat kontak erat (<1 m) dari
pasien saat batuk/bersin, masker N95 dipakai untuk
mencegah transmisi melalui Airborne (udara) seperti :
TBC, cacar air/varicella.
 Pakai masker selama tindakan yang menimbulkan
aerosol walaupun pada pasien tidak diduga infeksi.
 Pakai masker bila merawat pasien dengan penurunan
daya tahan tubuh : pasien post kemotherapi, pasien post
operasi, ruang intensif, bayi sakit dll.
Penggunaan gaun

 Gunakan gaun ( bersih, tidak steril ) untuk melindungi kulit, mencegah


baju menjadi kotor, kulit terkontaminasi selama prosedur/merawat pasien
yang memungkinkan terjadinya percikan/ semprotan cairan tubuh pasien.
 Pilih gaun yang sesuai antara bahan gaun dan tindakan yang akan
dikerjakan dan perkiraan jumlah cairan yang mungkin akan dihadapi. Bila
gaun tidak tembus cairan, perlu dilapisi apron tahan cairan mengantisipasi
semprotan/cipratan cairan infeksius.
 Lepaskan gaun segera setelah selesai melakukan tindakan dan cucilah
tangan untuk mencegah transmisi mikroba ke pasien lain ataupun ke
lingkungan.
 Gunakan gaun saat merawat pasien infeksi yang secara epidemiologik
penting, di Kamar operasi dan ruang steril di Instalasi Sterilisasi Sentral.
Setelah merawat pasien infeksi lepaskan gaun saat akan keluar ruang
pasien.
 Jangan memakai gaun pakai ulang walaupun untuk pasien yang sama.
 Penggunaan gaun di ruang intensif (ICU, ICCU, NICU, HCU, PICU, Luka
Bakar), hemodialisa, Cempaka Barat , STROKE Unit / Nagasari tidak
diperlukan.
Penggunaan Penutup
Kepala
 Gunakan penutup kepala untuk mencegah
jatuhnya mikroorganisme yang ada di rambut
dan kulit kepala petugas terhadap alat-alat
daerah steril dan juga sebaliknya untuk
melindungi kepala/rambut petugas dari
percikan bahan-bahan dari pasien
 Pakai penutup kepala bila merawat pasien
dengan penurunan daya tahan tubuh : pasien
post kemotherapi, pasien post operasi, ruang
intensif, bayi sakit dll.
Penggunaan Pelindung Kaki

 Gunakan pelindung kaki untuk melindungi petugas dari


tumpahan/ percikan darah atau cairan tubuh lainnya dan
mencegah dari kemungkinan tusukan benda tajam atau
kejatuhan alat kesehatan.
 Penggunaan sandal khusus di ruang intensif (ICU, ICCU,
NICU, HCU, PICU, Luka Bakar) , hemodialisa, Cempaka
Barat tidak diperlukan.
 Pelindung kaki khusus hanya digunakan di Kamar Operasi.
 Bila memasuki ruang steril di Instalasi Sterilisasi Sentral
gunakan pembungkus sepatu.
 Untuk ruangan yang beresiko tinggi terkena pajanan seperti
Binatu dan Instalasi Sterilisasi Sentral, Kamar bersalin (saat
pertolongan persalinan), kamar operasi Gunakan Sepatu Boot
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai