Anda di halaman 1dari 13

Kelompok 5 (Pola-Pola

Hereditas Pautan)
 Bagas Dwi Pamungkas
 Fitria Wulan Ajizah Harahap
 Irlan Mulana Simarmata
 Lidia Auzalika
 Rafli Brilliant Pramula
Tautan (Linkage)

 Tautan (Linkage) adalah peristiwa dua gen atau lebih yang


terletak pada kromosom yang sama dan tidak dapat
memisah secara bebas pada waktu pembelahan meisosis.
Tautan lebih sering terjadi antara gen-gen yang berbeda,
tetapi letaknya berdekatan. Tautan dapat terjadi pada
kromosom tubuh maupun kromosom seks. Tautan yang
terjadi pada kromosom tubuh disebut tautan autosomal,
sedangkan yang terjadi pada kromosom seks disebut
tautan seks
Tautan Autosomal #pemisahan sesuai hukum mendel
Misal : B (abu-abu), b (hitam), V(normal) v (vestigial)
 Tautan autosomal adalah gen gen yang
terletak pada kromosom tubuh yang P: BBVV >< bbvv
sama dan tidak dapat memisah secara (abu-abu normal) (hitam vestigial)
bebas pada waktu pembelahan meiosis. G: BV bv
Peristiwa tautan pertama kali ditemukan
F1 : BbVv (abu-abu normal)
pada tahun 1910 oleh Thomas Hunt
testcross
Morgan
P: BbVv >< bbvv
Jika terjadi tautan gen BV dan bv,
diagram persilangan nya adalah : G : BV, Bv, bV, bv bv
P : BbVv >< bbvv F2 : BV Bv bV bv
G : BV, bv bv
bv BbVv Bbvv bbVv bbvv
F : BV Bv
Gamet yang terbentuk ada 4 jenis, yaitu BbVv, Bbvv,
bv BbVv Bbvv bbVv, bbvv
Tautan Seks
 Tautan seks adalah gen-gen yang P1 : ♀𝑋 𝑀 𝑋 𝑀 >< ♂ 𝑋𝑚Y
terletak pada kromosom seks yang (mata merah) (mata putih)
sama dan tidak dapat memisah secara
G1 : 𝑋𝑀 𝑋𝑚, Y
bebas pada waktu pembelahan meiosis.
F1 : 𝑋 𝑀 𝑋 𝑚 (♀ mata merah) 100%
 Morgan menemukan lalat buah jantan
𝑋 𝑀 Y (♂ mata merah) mata merah
bermata putih kemudian
mengawinkannya dengan lalat bermata P2 : ♀𝑋 𝑀 𝑋 𝑚 >< ♂𝑋 𝑀 Y
merah G2 : 𝑋𝑀, 𝑋𝑚 𝑋 𝑀 ,Y
 Misal : M = mata merah F2 : 𝑋𝑀 𝑋𝑚
m = mata putih
𝑋𝑀 ♀𝑋 𝑀 𝑋 𝑀 ♀𝑋 𝑀 𝑋 𝑚
mata merah mata merah
Y ♂𝑋 𝑀 Y ♂𝑋 𝑚 Y
mata merah mata putih
Pindah Silang
 Pindah silang ada bertukarnya gen gen yang  Contoh soal:
terdapat dalam suatu kromosom dengan
Lalat buah jantan tubuh abu-abu sayap
gen gen yang terletak pada kromosom
panjang(BbVv) disilangkan dengan betina
lainnya yang sehomolog maupun yang
tubuh hitam sayap pendek (bbvv). Dari
bukan sehomolog. Pindah silang terjadi
persilangan tersebut diperoleh keturunan :
pada saat profase pembelahan meiosis.
abu-abu sayap panjang = 450 ekor
 Rumus nilai pindah silang: abu-abu sayap pendek = 224 ekor
hitam sayap panjang = 275 ekor
hitam sayap pendek = 550 ekor
Gagal Berpisah (Nondisjunction)
 Gagal berpisah adalah peristiwa gagalnya satu kromosom atau lebih untuk
berpisah ke arah kutub yang berlawanan pada saat anaphase meiosis I
maupun meiosis II. Gagal berpisah dapat disebabkan oleh mutagen (zat
penyebab mutasi). Dalam peristiwa ini, kromosom tersebut tetap
berpasangan dan bergerak ke arah salah satu kutub yang sama. Akibatnya,
kutub yang satu mendapatkan kelebihan kromosom, sedangkan kutub yang
lainnya kekurangan kromosom.
 Peristiwa gagal berpisah pertama kali ditemukan oleh Calvin Blackman
Bridges
 Gagal berpisah dapat terjadi pada autosom maupun gonosom sehingga
menghasilkan individu-individu yang mempunyai autosom atau gonosom
lebih atau kurang dari normalnya.
Contoh Gagal Berpisah
 Contoh diagram perkawinan individu gagal berpisah pada manusia:
P1: XX >< XY
nondisjunction normal
G1: X, XX, O X,Y
F1:
X XX O

X XX wanita normal XXX wanita super XO wanita sindrom


turner
Y XY laki-laki normal XXY laki laki sindrom Y laki-laki sindrom Y
klinefelter (letal)
Determinasi Seks (Penentuan Jenis Kelamin)

 Detreminasi Seks merupakan proses penentuan jenis kelamin


pada mahkluk hidup berdasarkan kromosom kelamin
(gonosom) yang diwariskan secara bebas oleh gamet parental
kepada keturunannya melalui proses meiosis. Dalam
penentuan jenis kelamin sangat dipengaruhi oleh adanya
kromosom seks. Penurunan jenis kelamin pada manusia dari
orangtua kepada anaknya ditentukan oleh kromosom ayahnya.
 Berdasarkan susunan kromosom kelaminnya, tipe penentuan
jenis kelamin pada makhluk hidup dibedakan menjadi empat
tipe. Keempat tipe tersebut yaitu tipe XY, XO, ZW, dan haplo-
diploid
Tipe XY
 Tipe XY memiliki 2 macam  Tipe XY juga terdapat pada Drosphila
gonosom yaitu kromosom X, dan melanogaster (lalat buah). Pada inti
kromosom Y. Kromosom X sel lalat buah hanya terdapat 8
berukuran lebih besar kromosom (4pasang) yang terdiri dari
dibandingkan dengan kromosom Y. atas 6 buah (3pasang) kromosom dan
Pada individu betina memiliki dua 2 buah (1pasang) kromosom
kromosom X dan tidak memilik gonosom. Kariotipe pada tubuh lalat
kromosom Y. Oleh karena itu, buah betina adalah
individu betina hanya memiliki 3AA + XX atau 6A + XX. Sementara
satu macam ovum. Sementara itu, itu, pada sel tubuh lalat buah jantan
pada individu jantan memiliki satu adalah 3AA + XY atau 6A + XY.
kromosom X dan satu kromosom Y.
Oleh karena itu, individu jantan
memiliki dua macam sperma.
Tipe XO dan Tipe ZW
Tipe XO Tipe ZW
 Tipe XO terdapat pada berbagai  Tipe ZW terdapat pada ungags,
jenis serangga, misalnya belalang burung, ngengat, kupu-kupu, dan
dan kutu daun. Pada tipe ini, beberapa jenis ikan. Individu betina
kromosom seks hanya satu yaitu adalah heterogametik (kariotipenya
kromosom X, sedangkan O bukanlah ZW), sedangkan individu jantan
simbol kromosom seks. Dalam sel adalah homogametic (kariotipenya
somatisnya, serangga betina ZZ). Ayam yang memiliki jumlah
memiliki dua kromosom X (XX), kromosom 78 berarti memiliki
sedangkan serangga jantan hanya autosom 78-2 = 76 (38pasang)
memiliki satu kromosom X (XO). sehingga pada individu betina ditulis
Oleh karena itu, jumah kromosom 38a + Z dan 38a + W, sedangkan pada
sel somatis individu betina lebih individu jantan ditulis 38a + Z.
banyak daripada jumlah kromosom
pada individu jantan.
Tipe Haplo-Diploid
 Tipe haplo-diploid terdapat pada beberapa serangga yang
dapat melakukan partenogenesis. Partenogenesis yaitu
terbentuknya individu baru dari sel telur tanpa didahului
pembuahan oleh spermatozoa. Serangga yang mengalami
partenogenesis, misalnya lebah madu dari ordo Hymenoptera.
Peristiwa partenogenesis aterjadi pada pembentukan lebah
madu jantan sehingga bersifat haploid (n) yang memiliki 16
buah kromosom. Sementara itu, pada lebah madu betina
terbentuk dari hasil perkawinan sehingga bersifat diploid (2n)
yang memiliki 32 buah kromosom. Oleh karena itu, penentuan
jenis kelamin pada tipe ini tidak dipengaruhi oleh kromosom
kelamin seperti pada makhluk hidup lainnya, melainkan
tergantung dari sifat ploidi makhluknya.

Anda mungkin juga menyukai