Anda di halaman 1dari 7

Perceived Cost-Benefit of

Accounting by
Indonesia Business Owners
Group 3:
Irene Kristanti Linggardjaja
Sinye Polani Thoomaszen
Introduction
• Hubungan cost-benefit dalam akuntansi menyatakan bahwa biaya
penyediaan informasi keuangan dalam laporan keuangan tidak boleh
melebihi manfaat informasi tersebut kepada pengguna (Kieso,
Weygantdt, & Warfield, 2013).
• Cost (biaya) dari sistem informasi akuntansi (SIA) dapat diukur
dengan mudah, namun benefit (manfaat) dari SIA sangat sulit diukur.
• Hal tersebut menyebabkan pemilik usaha sering kali menyepelekan,
bahkan tidak merasa membutuhkan SIA dalam usaha mereka.
Introduction
• Dalam beberapa kasus, pemilik usaha yang cenderung meminimalisir,
bahkan tidak mau (tidak rela) berinvestasi dalam SIA disebabkan oleh
alas an berikut:
1. Pemilik usaha tidak merasa memperoleh benefit (manfaat) yang setimpal
dengan cost (biaya) yang dikeluarkan untuk memperoleh informasi
keuangan melalui SIA karena sulitnya mengukur benefit (manfaat)
tersebut.
2. Kurangnya pengetahuan (knowledge) pemilik usaha terhadap benefit
(manfaat) dari informasi keuangan.
3. Budaya masyarakat Indonesia yang belum tertib dalam hal pelaporan
keuangan dan perpajakan karena minimnya infrastruktur akuntansi.
Infrastruktur akuntansi, yaitu persyaratan institusi, regulasi, dan SDM
(Thompson, 2016).
4. Budaya family-business yang menjamur di Indonesia, yaitu pandangan
bahwa kepercayaan lebih penting dari profesionalitas dalam perusahaan.
Introduction
• Akibatnya, pemilik usaha tidak berkomitmen penuh dalam
pengembangan SIA dalam perusahaan. Contoh kasus yang terjadi di
sekitar kita:
1. Perangkat Teknologi (Hardware dan Software) yang tidak memadai.
2. SDM yang tidak memadai.
3. SOP perusahaan tidak berjalan dengan baik.
• Ujung dari permasalahan ini adalah: lack of knowledge pemilik
usaha di Indonesia mengenai kondisi perusahaan, sehingga
perusahaan tidak dapat berkembang dengan maksimal, bahkan
menghadapi ancaman kebangkrutan jika dibiarkan.
Solution 1
• Operant conditioning theory yang ditulis oleh B.F Skinner (1948)
menyatakan bahwa perilaku ditentukan oleh konsekuensinya, baik itu
penguatan (reinforcement) atau hukuman (punishment), yang
berdampak pada kurang/lebihnya kemungkinan perilaku tersebut
akan terjadi lagi.
• Berdasarkan teori tersebut, kami mengajukan solusi, yaitu
mengedukasi pemilik bisnis mengenai risiko yang dihadapi jika
mereka mengabaikan SIA dalam perusahaan (negative
reinforcement).
• Karena sulitnya mengukur manfaat SIA, kami menggunakan resiko
pengabaian SIA agar pemilik usaha lebih menyadari pentingnya SIA.
Solution 1 (con’t)
• Berikut ini contoh risiko pengabaian SIA:
‒ Ancaman sanksi pajak (denda).
‒ Potensi kehilangan aset perusahaan (seperti persediaan, kas) akibat SIA yang
tidak memadai.
‒ Potensi kehilangan pangsa pasar akibat kurangnya informasi penjualan dan
pelanggan.
‒ Potensi kebocoran (pemborosan) sumber daya dalam proses produksi.
‒ Dsb.
Solution 2

Anda mungkin juga menyukai