Anda di halaman 1dari 17

Kelompok 5:

Alda Meinur Syafrina KHGE 18005


Ina Aflaha Nurrahma KHGE 18013
M. Fahmi Alfarisy KHGE 18015
Shalma Fitriani KHGE 18026
Hub Agama dengan
IPTEK

IMAN IPTEK DAN AMAL


Pengertian Peran

Keutamaan Beriman
Dan Berilmu
Pengertian Iman
Iman menurut bahasa adalah membenarkan dalam hati dan
mengandung ilmu bagi orang yang membenarkan itu.

Iman adalah keterikatan antara hati (qalbu), lisan, dan arkan. Ma’rifat
artinya mengetahui. Qolbu adalah hati, lisan artinya ucapan, dan arkan artinya
perbuatan. Istilah iman identik dengan kepribadian manusia seutuhnya, atau
pendirian yang konsisten. Orang yang beriman berarti orang yang memilliki
kecerdasan, kemauan, dan keterampilan.
Ciri-Ciri orang Beriman
Jika iman diartikan percaya, maka ciri-ciri orang yang beriman tidak ada yang

diketahui kecuali Allah saja, karena yang mengetahui isi hati seseorang hanyalah Allah.

Karena pengertian iman yang sesungguhnya adalah meliputi aspek qalbu, ucapan dan

perilaku, maka ciri-ciri orang yang beriman akan dapat diketahui antara lain:

• Tawakal

• Mawas diri dan bersikap ilmiah

• Konsisten danmenepati janji


Pengertian IPTEK
IPTEK singkatan Ilmu Pengetahuan teknologi, IPTEK dalam
Islam dipandang sebagai kebutuhan manusia dalam rangka mencapai
kesejahteraan hidup di dunia dan memberi kemudahan pada
peningkatan ubudiyah kepada Allah. Karena itu Islam memandang
IPTEK sebagai bagian pelaksanaan kewajiban manusia sebagai makhluk
Allah yang berakal
Kata ilmu berasal dari bahasa Arab “ilmu” yang berarti
pengetahuan. Dari segi bahasa, ilmu berarti jelas, baik dari arti maupun
obyeknya. Ilmu yang berarti pengetahuan yang jelas itu ada dua macam,
yaitu pengetahuan biasa dan pengetahuan ilmiah.
Dalam pandangan Al-Qur’an, ilmu adalah keistimewaan yang menjadikan manusia
unggul terhadap makhluk-makhluk lain guna menjalankan fungsi kekhalifahannya. Ini
tercermin dari kisah kejadian manusia pertama yang dijelaskan al-Qur’an surat Al-Baqarah
(2): 31-32. Menurut pandangan al-Qur’an seperti diisyaratkan oleh wahyu pertama ilmu
terdiri dari dua macam, yaitu:

Ilmu yang diperoleh tanpa usaha manusia, dinamai ‘ilm ladunni, seperti dijelaskan dalam
Q.s. Al-kahfi (18): 65.

Ilmu yang diperoleh dengan usaha manusia, dinamai ‘ilm kasbi. Ayat-ayat ‘ilm kasbi jauh
lebih banyak dari pada yang berbicara tentang ‘ilm ladunni. Pembagian ini disebabkan
dalam pandangan al-Qur’an terhadap hal-hal yang “ada” tetapi tidak dapat diketahui
melalui upaya manusia sendiri. Ada wujud yang tidak tampak, sebagaimana dijelaskan
berkali-kali oleh Al-Qur’an, antara lain Surat al-Haqqah (69): 38-39.
Islam menempatkan IPTEK sebagai alat kesejahteraan manusia yang

didasarkan pada nilai-nilai ilahiah serta diarahkan bagi tujuan-tujuan

kemanusiaan, oleh karena itu Agama Islam menempatkan IPTEK diatas

dasar keimanan dan ketakwaanan. Pengembangannya merupakan tugas

manusia yang beriman kepada Allah.


Pengertian Amal
Amal adalah perwujudan dari sesuatu yang menjadi harapan jiwa, baik
berupa ucapan, perbuatan angota badan ataupun perbuatan hati. Amal harus
berdasarkan niat, tiada amal tanpa niat. Setiap amal dinilai Tuhan berdasarkan
niatnya. Diantara pengertian amal yang dikenal adalah amal jariyah, amal Ibadah,
dan amal saleh. Syarat sahnya suatu amal ada dua.
Pertama, amal harus dilakukan dengan ikhlas, tanpa pamrih.
Kedua, untuk amal ibadah dalam arti khusus, dilakukan sesuai dengan tuntutan al-
Qur’an dan Hadits
Islam mengajarkan bahwa setiap pekerjaan dan kenikmatan yang baik
dapat berubah menjadi ibadah jika disertai niat tulus untuk menjaga
anugrah hidup dan memanfaatkannya, serta menghormati niat
pemberinya. Jika iman merupakan ruh dan rahasia amal, maka amal
merupakan tubuh dan bentuk iman. Dan memisahkan keduanya akan
menghasilkan bentuk kehidupan yang timbang.
Hubungan Agama dan IPTEK
Ada beberapa kemungkinan hubungan antara agama dan iptek:
Berseberangan atau bertentangan.
Bertentangan tapi dapat hidup berdampingan secara damai.
Tidak bertentangan satu sama lain.
Saling mendukung satu sama lain, agama mendasari pengembangan iptek
atau iptek mendasari penghayatan agama.
Peran IPTEK
Perkembangan teknologi akhir-akhir ini, menjadikan dunia
yang amat luas di era globalisasi ini menjadi sempit, mengecil, dan
terbatas. Perubahan ini tentu saja berdampak positif dan negatif bagi
kelangsungan hidup seorang muslim.

Dampak negatif dari perubahan dan pergeseran zaman


mampu mengguncang, menggeser, dan mengikis habis nilai-nilai
moral dan iman. Bahkan, lebih jauh dari itu dapat menghancurkan
masa depan dan peradaban manusia.
Oleh karena itu, seorang muslim harus membentengi diri dengan
keimanan dan keislaman yang kuat. Tanpa iman yang kokoh kehidupan
seorang muslim akan terombang-ambing dan bisa berujung pada
kehancuran. Iman adalah pelita, yang menjadi penerang dan petunjuk
pada jalan yang lurus.
Keutamaan Beriman dan Berilmu
Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Kesempurnaannya karena
dibekali potensi. Potensi yang paling utama adalah akal. Akal berfungsi untuk berpikir, dan hasil pemikirannya
itu adalah ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu yang dikembangkan atas dasar keimanan dan ketakwaan
kepada Allah swt. Akan memberikan jaminan kemashalatan bagi kehidupan umat manusia termasuk lingkungan.

Berkenaan dengan keutamaan orang-orang berilmu, Al-Ghazali mengatakan, “Barang siapa berilmu,
membimbing manusia dan memanfaatkan ilmunya bagi orang lain, bagaikan matahari, selain menerangi dirinya,
juga menerangi orang lain. Dia bagaikan minyak kesturi yang harum dan menyebarkan keharumannya kepada
orang yang berpapasan dengannya.”

Dari pernyataan diatas tampak bahwa Al-Ghazali sangat menghargai orang yang berilmu dan
mengamalkan ilmunya dengan ikhlas. Salah satu pengamalannya adalah mengajarkan kepada orang lain.
KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai