Anda di halaman 1dari 19

PERAN SERTA MASYARAKAT

DALAM RANGKA PEMICUAN MENUJU DESA ODF / STOP BABS


MELALUI PROGRAM STBM
Sinergi Lintas Sektor dan Lintas Program
GERAKAN
Ketersedi SEJUTA TNI
Menciptakan JAMBAN AD
kebutuhan aan
masyarakat sarana
sanitasi

Pemicu Pendekat Data


an sosial, akses
an Pendeka Wirausah
budaya jamban
• Dinkes : tan a Sanitasi Teknolo
PL, Promkes, agama
• Tokoh
gi Tepat • Puskesmas
Guna
gizi, KesgaA • Dinkes
•Kanwil masyar • APPSANI
• Bapermas Agama akat • Dinas PU
• CSR
• TP PKK •Tokoh • Media • Lembaga • PT
• Dharma agama (jurnali Keuangan
Wanita •MUI s) • BAZIS/BAZ
• Pramuka •Eco RI NAS
• Dinas
• TP UKS (Masjid Pariwis
• Dinas dsb) ata
Pendidikan
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Penyelenggaraan STBM bertujuan
adalah pendekatan untuk mengubah untuk mewujudkan perilaku masyarakat
perilaku higienis dan saniter melalui yang higienis dan saniter secara mandiri
pemberdayaan masyarakat dengan cara dalam rangka meningkatkan derajat
pemicuan kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya
Tanpa Subsidi, untuk sarana
individual

Masyarakat sebagai
pemimpin,

Tidak
menggurui/memaksa

Totalitas seluruh
komponen
COBA KITA PERHATIKAN
FOTO DOKUMENTASI
BERIKUT INI !!!

INI MASALAH PERILAKU, BUKAN KARENA TIDAK MAMPU BIKIN JAMBAN (


berapa harga HP + pulsa + rokok? Coba hitung biaya yg mereka keluarkan tiap
bulan....? )
6
Kendala

Masih rendahnya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya


hidup bersih dan sehat (higienitas pribadi), sehingga
menyebabkan:
 Minimnya kebutuhan terhadap sanitasi

 Rendahnya kesadaran masyarakat untuk membangun


sarana sanitasi tanpa bantuan dari pihak luar

Terbatasnya kemampuan anggaran untuk investasi di-


bidang sanitasi
 Saat ini masih sangat tergantung pada anggaran
pemerintah  subsidi sanitasi

7
Kenyataan di lapangan
Buruknya kondisi sanitasi mengakibatkan
kematian bayi, angka kesakitan dan mal-nutrisi
bagi anak.
Saat ini diperkirakan 100.000 anak meninggal
setiap tahunnya karena diare.

94% kasus diare disumbang oleh faktor


lingkungan yg terkait dg konsumsi air yg
tidak sehat, buruknya sanitasi & hygiene
(WHO Publication 2006)

8
1. Lubang kloset memiliki tutup agar serangga tidak bisa
menyentuh tinja
2. Jarak pembuangan tinja ke sumur gali > 10 m
3. Tempat jongkok (kloset) terbuat dari bahan yang kuat
4. Tinja bayi atau lansia (jika ada) dibuang kedalam kloset
(WC)
5. Setiap orang di dalam rumah menggunakan WC
6. Terdapat akses untuk anal cleansing (membersihkan
dubur)
7. Tidak ada tinja manusia terlihat di sekitar rumah, kebun,
sungai
Perkenalan dan penekanan tidak melihat tempat Pemetaan
membawa subsidi kebiasaan
BAB masyarakat

Komite menyusun strategi


Monitoring Paska bersama masyarakat untuk Analisa bersama
Pemicuan menghentikan BAB sembarangan masyarakat
PEMICUAN INGAT SIMULASI ELEMEN

BERI
TIDAK TERPICU RASA MALU TERPICU
APLAUS

BERI
TIDAK TERPICU RASA JIJIK TERPICU
APLAUS

BERI
TIDAK TERPICU TAKUT SAKIT TERPICU
APLAUS

TIDAK TERPICU TAKUT DOSA TERPICU BERI


APLAUS

BERI
TIDAK TERPICU HARGA DIRI TERPICU
APLAUS

PEMICUAN SELESAI /
TRANSECT WALK FASILITASI
PEMICUAN SELESAI
PASCA PEMICUAN
Tahap Pasca Pemicuan
Tahap Pasca Pemicuan :
1. Monitoring dan Evaluasi Hasil Pemicuan sampai
Desa tersebut SBS.
2. Verifikasi Desa SBS
3. Deklarasi Desa SBS
4. Pendampingan desa pasca SBS desa (minimal 2
tahun u/ keg. Peningkatan Kualitas Sarana dan
Pemeliharaan Perilaku)
Ditinjau dari
model lubang
JENIS JAMBAN Jambannya

1. JAMBAN
CEMPLUNG
2. JAMBAN
PLENGSENGAN
3. JAMBAN LEHER
ANGSA

3-Jun-12 ATA PL Prov 13


PENINGKATAN
LUBANG GALIAN DARI LUBANG/GALIAN 1

CUBLUK DILENGKAPI
LUBANG JONGKOK
PENINGKATAN TANPA LEHER ANGSA
DNG RUMAH JAMBAN
DARI KEBIASAAN AWAL SEDERHANA

BUKAN SARANA SANITASI SARANA SANITASI 14


 Hindarkan cara
penyambungan
aliran dg sudut mati.
 Gunakan pipa
berdiameter
minimal 4 inci.
 Letakkan pipa dg
kemiringan minimal
2:100
Ingat !!
Kotoran manusia atau
tinja mengandung
bibit penyakit
Jadi, dengan
membuang tinja
Di jamban, bibit
Penyakit mati
Di dalamnya

BIASAKAN BUANG KOTORAN


DI JAMBAN SEJAK ANAK-
ANAK
 Pemicuan
 Pemetaan wilayah desa yang masih bab sembarangan dan belum mempunyai wc
 Mengunjungi wilayah yang masih BAB sembarangan dan menyadarkan dampak
yang di timbulkan dari BAB sembarangan baik untuk pribadi maupun lingkungan
 Membuat percontohan pembuatan WC dan SPAL dari alat cetak
 Pemantauan ulang kembali ke desa 1 bulan ke depan utk memantau perubahan
kesadaran masyrakat sampai benar- benar ada perubahan
 Membuat perjanjian untuk berkomitmen tidak membuang air besar
sembarangan
 Pemberian sertifikat desa yang menerangkan bahwa desa tersebut benar-benar
bebas dari Buang Air Besar Sembarangan.

Anda mungkin juga menyukai