Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejak terjadi pembuahan, manusia bergantung
pada zat gizi untuk pertumbuhan, perkembangan,
dan kelangsungan hidupnya. Dalam kandungan
ibu, janin memperoleh zat-zat gizi dari persediaan
ibu. Setelah lahir hingga usia tertentu hingga dari
Air Susu Ibu (ASI). Untuk memenuhi kebutuhan
gizi, seseorang harus tiap hari memakan beraneka
ragam bahan pangan (Proverawati dan Erna, 2011).
BAB I
PENDAHULUAN

Status gizi secara langsung disebabkan oleh


penyakit infeksi dan asupan makanan. Meskipun
asupan makanan seorang anak sudah baik, tetapi
masih sering terkena penyakit infeksi seperti diare,
demam, atau penyakit infeksi lainnya, maka hal ini
akan menyebabkan gizi kurang. Jika asupan tidak
cukup baik maka akan mempengaruhi daya tahan
tubuh seseorang akan mudah terserang penyakit,
nafsu makan menurun dan akhirnya menderita gizi
kurang.
BAB I
PENDAHULUAN

Indonesia memiliki lebih dari sepertiga (36,1%)


anak tergolong pendek ketika masuk sekolah, dan
hal ini merupakan indikasi gangguan gizi kronis.
Prevalensi anak pendek ini semakin meningkat dan
berkembang dengan bertambahnya usia. Baik pada
anak perempuan maupun pada anak laki-laki
(Aritonang, 2010).
BAB I
PENDAHULUAN

Data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS)


tahun 2013 menunjukkan bahwa secara nasional
prevalensi pendek pada anak umur 5-12 tahun
adalah 30,7% (12,3% sangat pendek dan 18,4%
pendek), secara nasional prevalensi kurus
(menurut IMT/U) pada anak umur 5-12 tahun
adalah 11,2%, terdiri dari 4,0% sangat kurus dan
7,2% kurus, secara nasional masalah gemuk pada
anak umur 5-12 tahun masih tinggi yaitu 18,8%,
terdiri dari gemuk 10,8% dan sangat gemuk
(obesitas) 8,8%.
BAB I
PENDAHULUAN

Kekurangan dan kelebihan zat gizi sama-sama


berdampak negatif, kekurangan zat gizi
berhubungan erat dengan lambatnya pertumbuhan
tubuh (terutama pada anak), daya tahan tubuh yang
rendah sehingga mudah sakit, kekurangan
kecerdasan, dan produktifitas yang rendah,
kelebihan zat gizi dapat ditandai dengan kelebihan
berat badan dan gemuk beresiko terkena berbagai
penyakit kronis/degenerative (Kurniasih, dkk,
2010).
BAB I
PENDAHULUAN

Faktor kecukupan gizi pada anak ditentukan


oleh kecukupan konsumsi pangan, sedangkan pada
masa tersebut anak cenderung lebih aktif untuk
memilih sendiri makanan yang disukainya. Hal ini
perlu diperhatikan, khususnya karena kebiasaan
makanan yang biasa dikonsumsi sejak masa kanak-
kanak akan membentuk pola kebiasaan makan
selanjutnya. Makanan yang dikonsumsi oleh anak
pra sekolah harus serasi artinya sesuai dengan
tingkat tumbuh kembang, selaras adalah sesuai
dengan kondisi ekonomi, social, budaya dan agama
dari keluarga (Hermina, dkk, 2004).
BAB I
PENDAHULUAN

Upaya pendidikan gizi di sekolah berpeluang besar


untuk berhasil meningkatkan pengetahuan tentang gizi
di kalangan masyarakat karena siswa sekolah diharapkan
menjadi jembatan bagi guru dalam menjangkau orang
tuanya. Guru sebagai tenaga pendidikan dalam proses
belajar mengajar mempunyai kekuatan untuk
memberikan pengaruh terhadap anak didiknya yang
kadang seorang anak lebih menuruti perkataan guru
daripada orang tua. Materi pelajaran gizi yang diberikan
harus menyajikan kenyataan atau masalah yang
dibutuhkan murid. Informasi gizi perlu dinyatakan
dalam istilah-istilah sederhana dan mudah dipahami
sehingga mampu menggunakan pengetahuan tersebut
secara efektif (Dewi, dkk 2011).
BAB I
PENDAHULUAN

Berdasarkan latar belakang atas menarik untuk


melakukan penelitian yang berjudul : Gambaran
Status Gizi Murid Taman Kanak-Kanak
Negeri Pembina Kecamatan Tallo Kota
Makassar.
BAB I
PENDAHULUAN

Berdasarkan latar belakang atas menarik untuk


melakukan penelitian yang berjudul : Gambaran
Status Gizi Murid Taman Kanak-Kanak
Negeri Pembina Kecamatan Tallo Kota
Makassar.
BAB I
PENDAHULUAN

B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah Status Gizi terhadap Murid Taman
Kanak-Kanak Negeri Pembina Kecamatan Tallo Kota
Makassar?
BAB I
PENDAHULUAN

C. Tujuan Penelitian
Tujuan Umum :
 Mengetahui status gizi murid Taman Kanak-kanak Negeri
Pembina Kecamatan Tallo Kota Makassar.
Tujuan Khusus :
 Untuk mengetahui status gizi murid Taman Kanak-kanak
Negeri Pembina Kecamatan Tallo Kota Makassar berdasarkan
BB/U.
 Untuk mengetahui status gizi murid Taman Kanak-kanak
Negeri Pembina Kecamatan Tallo Kota Makassar berdasarkan
TB/U.
 Untuk mengetahui status gizi murid Taman Kanak-kanak
Negeri Pembina Kecamatan Tallo Kota Makassar berdasarkan
IMT/U.
BAB I
PENDAHULUAN

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
 Menambah pengetahuan dan pengalaman meneliti khususnya dalam bidang
gizi serta memberikan informasi kepada masyarakat khususnya anak TK
2. Bagi Peneliti Lain
 Sebagai bahan informasi dan bahan acuan melakukan penelitian serupa di
waktu yang akan datang.
3. Bagi Sekolah
 Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi guru untuk memberikan
informasi dan pengetahuan gizi dalam memilih dan mengonsumsi makanan
yang aman, sehat, dan bergizi dapat terpenuhi dan kesehatannya selalu terjaga
serta dapat meningkatkan status gizi para murid Taman Kanak-kanak Negeri
Pembina Kecamatan Tallo Kota Makassar.
4. Bagi Institusi
 Sebagai tambahan kepustakaan khususnya untuk mahasiswa Jurusan Gizi dan
bahan referensi yang dapat digunakan dalam penelitian selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Status Gizi
1. Pengertian Status Gizi
 Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan
penggunaan zat gizi. Dibedakan antara status gizi kurang, baik dan lebih
(Almatsier, 2009).
 Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel
tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu.
Misalnya, gondok endemik merupakan keadaan tidak seimbangnya pemasukan
dan pengeluaran yodium dalam tubuh (Supariasa, 2012).
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi :
A. Penyebab Langsung
1) Makanan
 Rendahnya asupan makanan yang mengandung zat gizi menyebabkan
gangguan gizi untuk waktu yang lama.
2) Penyakit infeksi
 Infeksi dapat menyebabkan menurunnya nafsu makan atau menimbulkan
kesulitan menelan dan terganggunyafungsi pencernaan makanan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2. Penyebab Tidak Langsung


 Ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai, sehingga setiap
keluarga diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh anggotanya dalam jumlah yang cukup baik maupun jumlah
mutu gizinya.
 Pola pengasuhan anak kurang memadai, sehingga setiap keluarga dan
masyarakat untuk menyediakan waktu. Perhatian dan dukungan
terhadap anak agar dapat tumbuh kembang dengan sebaik-baiknya
secara fisik, mental, dan sosial.
 Layanan kesehatan yang kurang memadai, sehingga sistem pelayanan
kesehatan yang ada diharapkan dapat menjamin penyediaan air bersih
dan pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau oleh setiap keluarga
yang membutuhkan (Aritonang, 2010).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2. Penilaian Status Gizi


Cara penilaian status gizi dapat dikelompokkan menjadi 2
yaitu penilaian status gizi secara langsung (antropometri,
klinis, biokimia, dan biofisik) dan penilaian status gizi secara
tidak langsung (survey konsumsi makanan, statistik vital dan
faktor ekologi).
A) Penilaian Status Gizi Secara Langsung
1) Antropometri
Salah satu metode yang paling umum digunakan adalah
antropometri. Secara umum antropometri artinya ukuran
tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi
berhubungan erat dengan berbagai macam pengukuran
dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat
umur dan tingkat gizi (Supariasa, 2012).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

b. Penilaian Status Gizi Secara Tidak Langsung


 Salah satu metode yang sering digunakan dalam
penentuan status gizi perorangan dan kelompok adalah
survey konsumsi makanan (Supariasa, 2012). Penilaian
status gizi secara tidak langsung dapat dibagi menjadi
tiga penilaian, yaitu sebagai berikut :
1. Survei Konsumsi
 Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan
status gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah
dan jenis zat gizi yang dikonsumsi. Pengumpulan data
konsumsi makanan dapat memberikan gambaran
tentang konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat,
keluarga, dan individu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2. Statistik Vital
 Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan
menganalisis data beberapa statistik kesehatan seperti angka
kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian
akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan
dengan gizi. Penggunaan metode ini di pertimbangkan
sebagai bagian dari indikator tidak langsung pengukuran
status gizi masyarakat.
3. Faktor Ekologi
 Malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi
beberapa faktor fisik, biologis, dan lingkungan budaya.
Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari
keadaan Ekologi seperti iklim, tanah, irigasi dan lain-lain.
BAB III
KERANGKA KONSEP PENELITIAN

A. Dasar Pemikiran
Status gizi dapat diukur dengan 2 cara yaitu secara
langsung dan tidak langsung. Penentuan status gizi
secara langsung meliputi Antropometri, Klinis, Biokimia,
dan Biofisik. Penentuan status gizi Anak Balita secara
Antropometri meliputi pengukuran berat badan dan
tinggi badan. Penentuan status gizi dapat ditentukan
dengan menggunakan indeks BB/U, TB/U, dan IMT/U.
Oleh karena itu, dalam penelitian ini dimaksudkan untuk
mengetahui status gizi murid Taman Kanak-kanak
Negeri Pembina Kecamatan Tallo Kota Makassar.
Kerangka konseptual penelitian disajikan pada Gambar
1.
BAB III
KERANGKA KONSEP PENELITIAN

B.
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
 Jenis penelitian ini untuk mendapatkan gambaran status
gizi murid Taman Kanak-kanak Negeri Pembina
Kecamatan Tallo Kota Makassar.
B. Tempat dan Waktu
 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Taman Kanak-Kanak
Negeri Pembina yang berlokasi di Jl Sunu Komp UNHAS
Baraya, Makassar.
 Waktu Penelitian
Kegiatan ini dilaksanakan mulai bulan Mei 2019.
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN

C. Populasi dan Sampel


 Populasi
Semua murid Taman Kanak-kanak Negeri Pembina
Kecamatan Tallo Kota Makassar.
 Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah murid yang hadir pada
saat penelitian di Taman Kanak-kanak Negeri Pembina
Kecamatan Tallo Kota Makassar tahun ajaran 2019
dengan memenuhi kriteria sampel sebagai berikut :
a) Murid Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Kecamatan
Tallo Kota Makassar yang hadir pada saat penelitian.
b) Tidak Menderita Sakit
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN

D. Teknik Pengambilan Sampel


 Pengambilan sampel dilakukan menggunakan metode purposive
sampling dimana pemilihan sampel berdasarkan kriteria yang
sudah ditetapkan oleh peneliti.
E.Prosedur Pengambilan Sampel
 Memilih kelas yang terdapat di Taman Kanak-kanak Negeri
 Pembina Kecamatan Tallo Kota Makassar yang menjadi prioritas
 pemilihan lokasi.
 Mencatat data siswa-siswi yang terdapat dilokasi pengumpulan
 data penelitian.
 Melakukan verifikasi data berdasarkan kriteria sampel.
 Melakukan pengumpulan data
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN

F.Jenis dan Cara Pengumpulan Data


 Data Primer
Data status gizi diperolah dengan melakukan
pengukuran antropometri yaitu tingggi badan diperoleh
dengan mengukur sampel dengan menggunakan alat
microtoice yang mempunyai ketelitian 0,1 cm, sedangkan
data berat badan dengan menimbang sampel dengan
menggunakan timbangan injak dengan ketelitian 0,1 kg.
 Data sekunder
Data mengenai profil murid Taman Kanak-kanak Negeri
Pembina Kecamatan Tallo Kota Makassar tahun 2019.
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN

H. Pengolahan, Analisis, dan Penyajian Data


1. Cara Pengolahan Data
Pengolahan data status gizi diperoleh dari penimbangan berat
badan dengan menggunakan timbangan digital dan pengukuran
tinggi badan dengan menggunakan microtoice. Setelah hasil
penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan diperoleh
maka status gizi dapat ditentukan dengan menghitung
menggunakan indeks BB/U, TB/U, dan IMT/U.
2. Cara Analisis Data
Data-data primer yang telah dikumpulkan diolah dan di analisis
dengan program komputer menggunakan Statistik Deskriptif.
3. Cara Penyajian Data
Saat pengolahan data terselesaikan maka semua data yang
diperoleh dalam bentuk tabel dan narasi.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Taman Kanak – Kanak (TK) Negeri Pembina
Kecamatan Tallo berada di Jalan Sunu Kompleks Unhas
Baraya Kelurahan Lembo Kecamatan Tallo Kota
Makassar. Luas tanah bangunan Taman Kanak – Kanan
Negeri Pembina ini yaitu sebesar 305 m2. Taman Kanak–
Kanak Negeri Pembina Kota Makassar ini berstatus
sekolah Negeri dengan jumlah Murid sebanyak 30 orang.
Taman Kanak – Kanak Negeri Pembina Kecamatan
Tallko Kota Makassar ini memiliki 6 ruangan yaitu 5
ruang kelas dan 1 perpustakaan.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa kebanyakan anak


yang menjadi sampel dalam penelitian ini berada pada umur
6 tahun (95,88%).
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa murid TK Negeri


Pembina yang dijadikan sampel penelitian adalah Laki-Laki
sebanyak 12 orang (50,0%) , dan jumlah sampel perempuan yaitu
12 siswa (50,0%).
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 5.3 menunjukkan sebagian


besar sampel berstatus gizi (BB/U) Normal sebanyak 23 orang
(91,76%), dan 1 orang lebihnya kurus (4,12%).
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 5.4 menunjukkan


sebagian besar sampel berstatus gizi normal 24 sampel
(100,0%).
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 5.4 menunjukkan


sebagian besar sampel berstatus gizi normal 24 sampel
(100,0%).
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

 Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 5.5


menunjukkan sebagian besar sampel berstatus gizi
(IMT/U) normal sebanyak 19 orang (79,12%) , dan
sampel yang berstatus gizi (IMT/U) kurus sebanyak
5 orang (20,88%).
 Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat
konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi
yang diukur dengan metode antropometri
menggunakan indeks BB/U, TB/U, dan IMT/U.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

 Dalam penelitian ini, peneliti melihat gambaran status gizi anak


TK Pembina Kecamatan Tallo Kota Makassar pada tahun 2019
dengan melihat status gigi berdasarkan umur anak terdiri atas 5
dan 6 tahun, jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan,
indeks BB/U, indeks TB/U, dan indeks IMT/U. Penggunaan
indeks ini dapat mendeteksi kedalam beberapa kelompok status
gizi yaitu sangat kurus, kurus, normal, gemuk dan obesitas.
Penentuan status gizi pada anak usia 5 tahun keatas berdasarkan
standar WHO Antro 2005 (Adriana dan Bambang, 2012), yaitu:
klinis yang didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi
yang dihubungkan dengan ketidak cukupan zat gizi. Penggunaan
metode ini umumnya untuk survey klinis secara cepat (rapid
clinical surveys). Survey ini dirancang untuk mendeteksi secara
cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau
lebih pada status gizi.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

 Selain itu, biokimia, yaitu penilaian status gizi dengan


biokimia adalah pemeriksaan specimen yang diuji secara
laboratorium yang dilakukan pada berbagai macam
jaringan tubuh. Metode ini digunakan untuk suatu
peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan
malnutrisi yang lebih parah lagi. Selain itu, biofisik, yaitu
metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan
fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan
struktur dari jaringan. Metode ini umumnya digunakan
dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja epidemik,
tes yang digunakan adalah tes adaptasi gelap (WHO, 2007),
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

 Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi


adalah makanan, yaitu rendahnya asupan makanan yang
mengandung zat gizi menyebabkan gangguan gizi untuk
waktu yang lama. Selain itu, penyakit infeksi dapat
menyebabkan menurunnya nafsu makan atau
menimbulkan kesulitan menelan dan terganggunyafungsi
pencernaan makanan.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

 Ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai juga


mempengaruhi, sehingga setiap keluarga diharapkan
mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh
anggotanya dalam jumlah yang cukup baik maupun jumlah
mutu gizinya. Pola pengasuhan anak kurang memadai
setiap keluarga dan masyarakat untuk menyediakan waktu.
Perhatian dan dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh
kembang dengan sebaik-baiknya secara fisik, mental, dan
sosial. Selain itu, layanan kesehatan yang kurang memadai,
sehingga sistem pelayanan kesehatan yang ada diharapkan
dapat menjamin penyediaan air bersih dan pelayanan
kesehatan dasar yang terjangkau oleh setiap keluarga yang
membutuhkan (Aritonang, 2010).
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
a.) Status gizi Murid Taman Kanak-Kanak Negeri Pembina
Kecamatan Tallo Kota Makassar berdasarkan indeks BB/U
terdapat sebanyak 23 orang (91,76%) berstatus gizi Normal dan 1
orang lebihnya Gizi Kurang (4,12%).
b.) Status gizi Murid Taman Kanak-Kanak Negeri Pembina
Kecamatan Tallo Kota Makassar berdasarkan indeks TB/U
terdapat Sebagian besar sampel berstatus gizi (TB/U) Normal 24
sampel (100,0%).
c.) Status gizi Murid Taman Kanak-Kanak Negeri Pembina
Kecamatan Tallo Kota Makassar berdasarkan indeks IMT/U
terdapat sebanyak 19 orang (79,12%) yang berstatus gizi Normal
dan sampel yang berstatus gizi (IMT/U) kurus sebanyak 5 orang
(20,88%).
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

B. SARAN
 Perlunya penelitian dan pengembangan lebih lanjut
mengenai penelitian gambaran status gizi pada Murid
Taman Kanak-Kanak agar data yang dihasilkan dapat
digunakan sebagai acuan penelitian lanjutan.
DAFTAR PUSTAKA

1) Adriani M. dan Bambang Wirjatmadi. (2012). Gizi Masyarakat. Jakarta;


2) Almatsier S., 2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
3) Almatsier S., 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
4) Aritonang I. (2010). Menilai Status Gizi Untuk Mencapai Sehat Optimal. Jakarta;
Grafina Media Cipta.
5) Aritonang I. (2012). Menilai Status Gizi Untuk Mencapai Sehat Optimal. Jakarta;
Grafina Media Cipta.
6) Dewi AL, dkk. (2011). Peningkatan Pengetahuan Gizi Anak Usia Sekolah Melalui
Pengoptimalan Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan (PENJASKES) Menggunakan
Media Ular Tangga. Bogor; Institut Pertanian Bogor.
7) Hermina, Nufri Afriansyah, tjeptjep S. Hidayat dan Trintin T. Mudjianto. (2004).
Dampak Pendidikan Gizi Melalui Guru di Sekolah Dasar Terhadap Pola Makan dan
Perilaku Gizi orang Tua Murid di pedesaan. Media Gizi & Keluarga, juli, 28 (1).
8) Indawani, Vyonne. (2011). Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta; FKMUI
9) Kementerian Kesehatan (2010). Riset Kesehatan Dasar 2010. Badan Penelitian Dan
Pembangunan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.Jakarta
10) Khomsan, Ali. (2010). Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan. Jakarta; PT.Rajagrafindo
DAFTAR PUSTAKA

11) Kurniasih D, Hilmansyah H, Astuti MP, dkk. (2010). Sehat dan Bugar
Berkat Gizi Seimbang. Jakarta; PT. Penerbitan Sarana Bobo.
12) Proverawati, Atika dan Erna Kusumawati. (2011). Ilmu Gizi untuk
Keperawatan dan Gizi Kesehatan. Yogyakarta Nuha Medika.
13) Soetarjo, Susirah, dkk. (2011). Gizi Seimbang Dalam Daur
Kehidupan. Jakarta; Gramedia Pustaka.
14) Supariasa, IDN. Dkk. (2012). Penilaian Status Gizi. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.
15) WHO ANTRO, (2005). Standar Antropometri Penilaian Status Gizi
Anak. Penerbit Kementerian Kesehatan RI Direktorat Jendral Bina
Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Direktorat Bina Gizi. Jakarta
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai