Anda di halaman 1dari 26

Transfusi Darah, Terapi Cairan dan Elektrolit

PUTRI AYUNITA
181090-29

Pembimbing :
dr. Benny Chairuddin, Sp.An, M.Kes
dr. Noverio HS

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ABDURRAB
ILMU ANASTESI
RSUD TENGKU RAFIAN SIAK
2019
Pendahuluan
• Sebagian besar tubuh manusia terdiri dari cairan, yang berfungsi
menjadi pengangkut zat makanan ke seluruh sel tubuh dan
mengeluarkan bahan sisa dari hasil metabolisme sel untuk
menunjang berlangsungnya kehidupan
• Tubuh memiliki kemampuan untuk mempertahankan atau
memelihara keseimbangan tubuh yang dikenal dengan homeostasis.
• Jika masukan cairan kedalam tubuh berkurang, tubuh
membutuhkan terapi cairan untuk mengembalikan keseimbangan
tubuh
Komposisi cairan tubuh
• Bayi prematur 80% BB
• Bayi normal 70-75% BB
• Sebelum pubertas 65-70% BB
• Dewasa 50-60% BB
TERAPI CAIRAN
 tindakan untuk memelihara ataupun mengganti cairan
tubuh dengan pemberian cairan infus secara intravena untuk
mengatasi berbagai masalah gangguan keseimbangan cairan
dan elektrolit.
Etiologi Kehilangan Cairan
Klinis Dehidrasi Dehidrasi Dehidrasi
Ringan (5%) Sedang (5-10%) Berat (> 10%)

Keadaan Umum Baik, Compos Mentis Gelisah, rewel,lesu Letargik, tak sadar
Mata cekung, keing Normal Cekung Sangat cekung
Air mata Ada Kering Kering sekali
Mulut atau lidah Lembab Kering Sangat kering, pecah-
kering pecah
Haus Minum normal Haus Tak bisa minum
Turgor Baik Jelek Sangat jelek
Nadi Normal Cepat Cepat sekali
Tekanan darah Normal Turun Turun sekali
Air kemih Normal Kurang, oliguri Kurang sekali
Gangguan keseimbangan cairan pada
pembedahan
Faktor-faktor preoperatif Faktor-faktor intraoperatif Faktor-faktor postoperatif
 Kondisi yang telah ada  Induksi anestesi  Stres akibat operasi dan
 Prosedur diagnostik  Kehilangan darah yang nyeri pasca operasi.
 Pemberian obat abnormal.  Peningkatan katabolisme
 Preparasi bedah  Kehilangan abnormal jaringan.
 Penanganan medis terhadap cairan ekstraselular ke  Penurunan volume
kondisi yang telah ada third space sirkulasi yang efektif.
 Restriksi cairan preoperatif  Kehilangan cairan akibat  Risiko atau adanya ileus
 Defisit cairan yang telah ada evaporasi dari luka postoperatif.
sebelumnya operasi
Tujuan terapi cairan
• Mengganti kekurangan air dan elektrolit.
• Untuk mengatasi syok.
• Untuk mengatasi kelainan yang ditimbulkan karena terapi yang
diberikan. Terapi cairan preoperatif meliputi tindakan terapi
yang dilakukan pada masa pra-bedah, selama pembedahan
dan pasca bedah.
Jenis-jenis cairan yang digunakan

Berdasarkan osmolaritasnya : Berdasarkan kelompoknya :


• Cairan hipotonik • Cairan Kristaloid
• Cairan Isotonik – RL
• Cairan hipertonik – NaCl
• Cairan Koloid
– Koloid alami
– Koloid sintetis : dextran, heta
stach, gelatin.
Nama Kristaloid Koloid
Keuntungan  Tidak mahal  Mempertahankan cairan intravaskular lebih
 Aliran urin lancar (meningkatkan volume baik (1/3 cairan bertahan selama 24 jam)
intravaskular)  Meningkatkan tekanan onkotik plasma
 Pilihan cairan pertama untuk resusitasi  Membutuhkan volume yang lebih sedikit
perdarahan dan trauma  Mengurangi kejadian edema perifer
 Dapat menurunkan tekanan intrakranial

Kerugian  Mengencerkan tekanan osmotik koloid  Mahal


 Menginduksi edema perifer  Menginduksi koagulopati (dextran & helastarch)
 Insidensi terjadinya edema pulmonal lebih  Jika terdapat kerusakan kapiler, dapat berpotensi
tinggi terjadi perpindahan cairan ke interstitial
 Membutuhkan volume yg lebih besar  Mengencerkan faktor pembekuan dan trombosit
 Efeknya sementara  Berpotensi menghambat tubulus renalis dan sel
retikuloendotelial di hepar
 Kemungkinan adanya reaksi anafilaksis (dextran)
Tatalaksana terapi cairan

• Terapi cairan resusitasi


Ditujukan untuk menggantikan kehilangan akut
cairan tubuh atau ekspansi cepat dari cairan
intravaskuler untuk memperbaiki perfusi jaringan.
sebanyak 20 ml/kg selama 30-60 menit.
Pada syok hemoragik diberi 2-3L /10 menit.
Tatalaksana terapi cairan
• Terapi rumatan
Digunakan rumus Holiday Segar 4:2:1, yaitu:
Tatalaksana terapi cairan
• Pada pembedahan akan menyebabkan cairan
pindah ke ruang ketiga, ke ruang peritoneum, ke
luar tubuh. Untuk menggantinya tergantung
besar kecilnya pembedahan,yaitu :

6-8 ml/kg untuk bedah besar.


4-6 ml/kg untuk bedah sedang.
2-4 ml/kg untuk bedah kecil.
Tatalaksana terapi cairan
• Terapi Cairan Preoperatif
akibat dipuasakannya penderita terutama pada kasus bedah
elektif (sekitar 6-12 jam), dikoreksi dengan cairan rumatan.
• Terapi Cairan Intraoperatif
dihitung berdasarkan kebutuhan dasar ditambah dengan
kehilangan cairan akibat pembedahan (perdarahan,
translokasi cairan dan penguapan atau evaporasi).
• Terapi Cairan Postoperatif
Pemenuhan kebutuhan dasar/harian air, elektrolit dan
kalori/nutrisi.
Elektrolit
• Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel
bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan
Anorexia, mual, muntah,
Hiponatremi kelemahan otot, letargi

Natrium

Hipernatremi Tidak spesifikAnorexia

Hipokalemi Kelemahan otot, kejang 


lumpuh
Elektrolit Kalium

Hiperkalemi Asimtomatik  kebas

Hipomagnesemia Asimtom/ parstesi, fasikulasi


Magnesium

Hipermagnesemia
Hiporefleksi, sedasi bradikardi
Sensasi kebas, spasme otot
Hipokalsemi ekstremitas dan wajah
Calsium
Hiperkalsemi Nyeri epigastrik, anoreksia,
penurunan BB

Hipofosfatemia Parestesi, miopati,


ensefalopati, delirium
Elektrolit Fosfat
Hiperfosfatemia

Hipoklorinemia
Klorida
Hiperklorinemia
TRANFUSI DARAH
 pemberian darah atau komponen darah dari satu individu
(donor) ke individu lainnya (resipien), dimana dapat menjadi
penyelamat nyawa, tetapi dapat pula berbahaya dengan
berbagai komplikasi
Indikasi tranfusi darah
• kadar hemoglobin dibawah 7,0 atau 8,0 g/dl, kecuali untuk
pasien dengan penyakit kritis.
• kehilangan darah sebanyak 10-15% volume darah pada bayi
dan anak.
• kehilangan darah sebanyak 20% volume darah pada orang
dewasa.
Jenis tranfusi darah
• Darah utuh (whole blood)
• Sel darah merah pekat (packed red blood cell)
– Sel darah merah pekat dengan sedikit leukosit (packed red blood cell
leukocytes reduced)
– Sel darah merah pekat cuci (packed red blood cell washed)
– Sel darah merah pekat beku (packed red blood cell washed)
• Trombosit konsentrat (concentrate platelets)
• Granulosit feresis (granulocytes pheresis)
Darah lengkap (whole blood)

• Indikasi : Kehilangan darah lebih dari 25-30% volume darah


total.
Sel darah merah pekat (packed red blood cell)
• Indikasi : pasien dengan anemia, yang hanya memerlukan
massa sel darah merah pembawa oksigen saja.
Trombosit pekat
( concentrate platelets)
• Indikasi : Setiap perdarahan spontan atau suatu operasi besar
dengan jumlah trombositnya kurang dari 50.000/mm3.
Komplikasi yang dapat timbul
• Reaksi Transfusi Hemolitik
• Reaksi Transfusi Non Hemilitik
• Reaksi Non Imunologi

Untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya reaksi selama


transfusi, dilakukan beberapa tindakan pencegahan.
Pemberian biasanya selama 2 jam atau lebih untuk setiap unit
darah
Simpulan
• Terapi cairan ialah tindakan untuk memelihara ataupun
mengganti cairan tubuh dengan pemberian cairan infus
kristaloid (elektrolit) atau koloid (plasma ekspander) secara
intravena
• Sedangkan Tranfusi darah adalah pemberian darah atau
komponen darah dari satu individu (donor) ke individu lainnya
(resipien)

Anda mungkin juga menyukai