Anda di halaman 1dari 24

A.

Pengertian Kondisi Terminal


 Kondisi terminal adalah suatu proses yang
progresif menuju kematian berjalan melalui
suatu tahapan proses penurunan fisik,
psikososial dan spiritual bagi individu
(Kubler-Rosa, 1969).

 Kondisi terminal adalah suatu proses yang


progresif menuju kematian berjalan melalui
suatu tahapan proses penurunan fisik,
psikososial dan spiritual bagi individu
(Carpenito, 1999).
B. Jenis Penyakit Terminal
Beberapa jenis penyakit terminal
 Penyakit-penyakit kanker.
 Penyakit-penyakit infeksi.
 Congestif Renal Falure (CRF).
 Stroke Multiple Sklerosis.
 Akibat kecelakaan fatal.
 AIDS.

C. Manifestasi Klinik Fisik Kondisi Terminal


 Gerakan pengindaran menghilang secara
berangsur-angsur dimulai dari ujung kaki dan ujung
jari
 Reflek mulai menghilang.
 Suhu klien biasanya tinggi tapi merasa dingin
dan lembab terutama pada kaki dan tangan
dan ujung-ujung ekstremitas.
 Kulit kelihatan kebiruan dan pucat.
 Denyut nadi tidak teratur dan lemah.
 Nafas berbunyi, keras dan cepat ngorok.
 Penglihatan mulai kabur.
 Klien kadang-kadang kelihatan rasa nyeri.
 Klien dapat tidak sadarkan diri.
D. Tahap Berduka
Dr.Elisabeth Kublerr-Ross telah mengidentifikasi
lima tahap berduka yang dapat terjadi pada
pasien dengan penyakit terminal:
1. Denial ( penolakan )
 Dimulai ketika orang disadarkan bahwa ia
akan meninggal dan dia tidak dapat
menerima informasi ini sebagai kebenaran
dan bahkan mungkin mengingkarinya.
 Gejala umum fase denial antara lain :
 Reaksi pertama adalah syok, tidak
mempercayai kenyataan
 Verbalisasi: ”itu tidak mungkin”, “ saya tidak
percaya itu terjadi ”.
 Perubahan fisik: letih, lemah, pucat, mual,
diare, gangguan pernafasan, detak jantung
cepat, menangis, gelisah.
2. Anger ( Marah )
Terjadi ketika pasien tidak dapat lagi
mengingkari kenyataan bahwa ia akan
meninggal.
Gejala umum fase anger antara lain:
 Mulai sadar akan kenyataan
 Marah diproyeksikan pada orang lain
 Reaksi fisik; muka merah, nadi cepat,
gelisah, susah tidur, tangan mengepal
 Perilaku agresif.
3. Bergaining ( tawar-menawar )
 Merupakan tahapan proses berduka dimana
pasien mencoba menawar waktu untuk hidup.
 Gejala umum fase bergaining antara lain:
Verbalisasi; “ kenapa harus terjadi pada saya ?
“ kalau saja yang sakit bukan saya “
seandainya saya hati-hati “.
4. Depretion ( depresi )
 Tahap dimana pasien datang dengan
kesadaran penuh bahwa ia akan segera mati.
 Gejala umum fase ini antara lain:
• Menunjukan sikap menarik diri, tidak mau
bicara atau putus asa.
• menolak makan, susah tidur, letih,
dorongan libido menurun.
5. Acceptance ( penerimaan)
Merupakan tahap selama pasien memahami
dan menerima kenyataan bahwa ia akan
meninggal. Ia akan berusaha keras untuk
menyelesaikan tugas-tugasnya yang belum
terselesaikan. Gejala umum fase ini antara
lain:
 Pikiran pada objek yang hilang berkurang.
 Verbalisasi ;” apa yang dapat saya lakukan
agar saya cepat sembuh”, “ yah, akhirnya
saya harus operasi.
E. Tipe-tipe Perjalanan Menjelang Kematian
Ada 4 type dari perjalanan proses kematian,
yaitu:
1. Kematian yang pasti dengan waktu yang
diketahui, yaitu adanya perubahan yang cepat
dari fase akut ke kronik.
2. Kematian yang pasti dengan waktu tidak bisa
diketahui, biasanya terjadi pada kondisi
penyakit yang kronik.
3. Kematian yang belum pasti, kemungkinan
sembuh belum pasti, biasanya terjadi pada
pasien dengan operasi radikal karena adanya
kanker.
4. Kemungkinan mati dan sembuh yang tidak
tentu. Terjadi pada pasien dengan sakit kronik
dan telah berjalan lama.
F. Tingkat Kesadaran Pasien dan Keluarganya
Terhadap Kematian
Strause et all (1970), membagi kesadaran ini dalam
3 type:
1. Closed Awareness/Tidak Mengerti.
2. Matual Pretense/Kesadaran/Pengertian yang
Ditutupi
3. Open Awareness/Sadar akan keadaan dan Terbuka
5. Pemeriksaan Fisik : Head To Toe
 Pasien kurang rensponsif
 Fungsi tubuh melamban
 Pasien berkemih dan defekasi secara tidak
sengaja
 Rahang cendrung jatuh
 Pernafasan tidak teratur dan dangkal
 Sirkulasi melambat dan ektremitas dingin,
nadi cepat dan melemah.
 Kulit pucat
 Mata memelalak dan tidak ada respon
terhadap cahaya
B. Kondisi psikologis

1. Ansietas, ketakutan/kekhawatiran individu dan


keluarga dalam mengahadapi kematian.
Merasakan tension (stressor) selama proses
menghadapi kematian.
2. Berduka yang behubungan dengan penyakit
terminal dan kematian yang dihadapi, penurunan
fungsi perubahan konsep diri dan menarik diri
dari orang lain
3. Perubahan emosional keluarga yang
berhubungan dengan kondisi kehidupan
keluarga setelah kematian dengan
lingkungan perawatan yang menjadi
stressor
4. Resiko terhadap distres spiritual yang
berhubungan dengan perpisahan dari
system pendukung keagamaan, kurang
pripasi atau ketidak mampuan diri dalam
menghadapi ancaman kematian
C. Intervensi
N KONDISI PSIKHIS INTERVENSI DINAMIKA PSIKOLOGIS,
O SOSIAL & SPIRITUAL
1 Ansietas,  Bantu klien untuk mengurangi  Klien yang cemas
ketakutan/kekhawatir ansietasnya : mempunyai penyempitan
an individu dan • berikan kepastian dan lapang persepsi dengan
keluarga dalam kenyamanan penurunan kemampuan
mengahadapi • tunjukkan perasaan tentang untuk belajar. Ansietas
kematian. Merasakan pemahaman dan empati, cenderung untuk
tension (stressor) jangan menghindari memperburuk masalah.
selama proses pertanyaan Menjebak klien pada
menghadapi • dorong klien untuk lingkaran peningkatan
kematian. mengungkapkan setiap ansietas tegang,
ketakutan permasalahan yang emosional dan nyeri fisik
berhubungan dengan
pengobatannya
• identifikasi dan dukung
mekanisme koping efektif  Beberapa rasa takut
didasari oleh informasi
 Kaji tingkat ansietas klien : yang tidak akurat dan
rencanakan penyuluhan bila dapat dihilangkan denga
tingkat ansietas rendah atau memberikan informasi
sedang akurat. Klien dengan
ansietas berat atauparah
N KONDISI PSIKHIS INTERVENSI DINAMIKA PSIKOLOGIS,
O SOSIAL & SPIRITUAL
 Dorong keluarga dan teman  Pengungkapan
untuk mengungkapkan memungkinkan untuk saling
ketakutan-ketakutan mereka berbagi dan memberiakn
kesempatan untuk
memperbaiki konsep yang
tidak benar
 Berika klien dan keluarga
kesempatan dan penguatan  Menghargai klien untuk
koping positif koping efektif dapat
menguatkan renson koping
positif yang akan datang

2 Berduka yang  Berikan kesempatan pada  Pengetahuan bahwa tidak ada


berhubungan klien dan keluarga untuk lagi pengobatan yang
penyakit terminal mengungkapkan perasaan, dibutuhkan dan bahwa
dan kematian yang didiskusikan kehilangan kematian sedang menanti
akan dihadapi secara terbuka , dan gali dapat menyebabkan
penurunan fungsi, makna pribadi dari menimbulkan perasaan
perubahan konsep kehilangan.jelaskan bahwa ketidak berdayaan, marah
diri dan menark diri berduka adalah reaksi yang dan kesedihan yang dalam
dari orang lain umum dan sehat dan respon berduka yang
lainnya. Diskusi terbuka dan
jujur dapat membantu klien
dan anggota keluarga
N KONDISI PSIKHIS INTERVENSI DINAMIKA PSIKOLOGIS,
O SOSIAL & SPIRITUAL
 Berikan dorongan penggunaan  Stategi koping fositif membantu
strategi koping positif yang penerimaan dan pemecahan
terbukti yang memberikan masalah
keberhasilan pada masa lalu
 Memfokuskan pada atribut yang
positif meningkatkan
 Berikan dorongan pada klien penerimaan diri dan penerimaan
untuk mengekpresikan atribut kematian yang terjadi
diri yang positif
 Proses berduka, proses
 Bantu klien mengatakan dan berkabung adaptif tidak dapat
menerima kematian yang akan dimulai sampai kematian yang
terjadi, jawab semua pertanyaan akan terjadi di terima
dengan jujur

 Tingkatkan harapan dengan  Penelitian menunjukkan bahwa


perawatan penuh perhatian, klien sakit terminal paling
menghilangkan ketidak menghargai tindakan
nyamanan dan dukungan keperawatan berikut :
a. Membantu berdandan
b. Mendukung fungsi
kemandirian
c. Memberikan obat nyeri saat
diperlukandan
d. meningkatkan kenyamanan
fisik (skoruka, 1982)
N DIAGNOSA INTERVENSI DINAMIKA PSIKOLOGIS,
O KEPERAWATAN SOSIAL & SPIRITUAL
3 Perubahan emosional  Luangkan waktu bersama  Kontak yang sering dan me
keluarga yang keluarga atau orang ngkmuikasikan sikap
berhubungan dengan terdekat klien dan perhatian dan peduli dapat
kondisi kehidupan tunjukkan pengertian yang membantu mengurangi
keluarga setelah empati kecemasan dan
kematian dengan meningkatkan pembelajaran
lingkungan perawatan  Izinkan keluarga klien atau
yang menjadi stressor orang terdekat untuk  Saling berbagi
mengekspresikan perasaan, memungkinkan perawat
ketakutan dan kekawatiran. untuk mengidentifikasi
ketakutan dan
 Jelaskan lingkungan dan kekhawatiran kemudian
peralatan ICU merencanakan intervensi
untuk mengatasinya

 Informasi ini dapat


membantumengurangi
ansietas
N DIAGNOSA INTERVENSI DINAMIKA PSIKOLOGIS,
O KEPERAWATAN SOSIAL & SPIRITUAL
 Jelaskan tindakan  Informasi ini dapat
keperawatan dan kemajuan membantumengurangi
postoperasi yang dipikirkan ansietas
dan berikan informasi
spesifik tentang kemajuan
klien

 Anjurkan untuk sering  Kunjungan dan partisipasi


berkunjung dan yang sering dapat
berpartisipasi dalam meningakatkan interaksi
tindakan perawatan keluarga berkelanjutan

 Konsul dengan atau berikan  Keluarga denagan masalah-


rujukan kesumber masalh seperti kebutuhan
komunitas dan sumber financial , koping yang tidak
lainnya berhasil atau konflik yang
tidak selesai memerlukan
sumber-sumber tambahan
untuk membantu
mempertahankankan fungsi
keluarga
N KONDISI PSIKHIS INTERVENSI DINAMIKA PSIKOLOGIS,
O SOSIAL & SPIRITUAL
4 Resiko terhadap  Gali apakah klien  Bagi klien yang memiliki
distres spiritual menginginkan untuk keyakinan yang tinggi pada
yang berhubungan melaksanakan praktek atau do,a atau praktek spiritual
dengan perpisahan ritual keagamaan atau lainnya , praktek ini dapat
dari system spiritual yang diinginkan bila memberikan arti dan tujuan
pendukung yang memberi kesemptan dan dapat menjadi sumber
keagamaan, pada klien untuk kenyamanan dan kekuatan
kurang privasi melakukannya
atau ketidak
mampuan diri  Ekspesikan pengertrian dan  Menunjukkan sikap tak
dalam menghadapi penerimaan anda tentang menilai dapat membantu
ancaman pentingnya keyakinan dan mengurangi kesulitan klien
kematian praktik religius atau spiritual dalam mengekspresikan
klien keyakinan dan prakteknya
N DIAGNOSA INTERVENSI DINAMIKA PSIKOLOGIS,
O KEPERAWATAN SOSIAL & SPIRITUAL

 Berikan prifasi dan  Privasi dan ketenangan


ketenangan untuk ritual memberikan lingkungan
spiritual sesuai kebutuhan yang memudahkan refresi
klien dapat dilaksanakan dan perenungan

 Bila anda menginginkan  Perawat meskipun yang


tawarkan untuk berdo,a tidak menganut agama atau
bersama klien lainnya atau keyakinan yang sama
membaca buku keagamaan dengan klien dapat
membantu klien memenuhi
kebutuhan spritualnya

 Tawarkan untuk  Tindakan ini dapat


menghubungkan pemimpin membantu klien
religius atau rohaniwan mempertahankan ikatan
rumah sakit untuk mengatur spiritual dan
kunjungan. Jelaskan ketidak mempraktikkan ritual yang
setiaan pelayanan penting (Carson 1989)
B. Evaluasi

1. Klien merasa nyaman dan mengekpresikan


perasaannya pada perawat
2. Klien tidak merasa sedih dan siap menerima
kenyataan
3. Klien selalu ingat kepada Allah dan selalu
bertawakkal
4. Klien sadar bahwa setiap apa yang diciptakan
Allah SWT akan kembali kepadanya
 Respon klien dalam kondisi terminal sangat individual
tergantung kondisi fisik, psikologis dan sosial yang
dialami, sehingga dampak yang ditimbulkan pada tiap
individu juga berbeda. Hal ini mempengaruhi tingkat
kebutuhan dasar yang ditunjukan oleh masing-
masing pasien terminal.
 Perhatian utama pasien terminal sering bukan pada
kematian itu sendiri tetapi lebih pada kehilangan
kontrol terhadap fungsi tubuh, pengalaman nyeri
yang menyakitkan atau tekanan psikologis yang
diakibatkan ketakutan akan perpisahan, kehilangan
orang yang dicintai.
 Perawat harus memahami apa yang dialami klien
dengan kondisi terminal, tujuannya untuk dapat
menyiapkan dukungan dan bantuan bagi klien
sehingga pada saat-saat terakhir dalam hidup bisa
bermakna dan akhirnya dapat meninggal dengan
tenang dan damai.

 Ketika merawat klien menjelang ajal atau terminal,


tanggung jawab perawat harus mempertimbangkan
kebutuhan fisik, psikologis, dan social yang unik.
 Perawat harus lebih toleran dan rela meluangkan
waktu lebih banyak dengan klien menjelang ajal,
untuk mendengarkan klien mengekspresikan duka
citanya dan untuk mempertahankan kualitas hidup
pasien

Anda mungkin juga menyukai