Anda di halaman 1dari 47

KULIAH UMUM AUDIT 2

FEB UNIVERSITAS INDONESIA

STANDAR PERIKATAN REVIU (“SPR”) 2400 - 2410

Penyaji: Hendang Tanusdjaja


Dosen FEB Universitas Indonesia
Depok, 23 Mei 2016

1
PART A:
STANDAR PERIKATAN REVIU ( “SPR”) 2400

Perikatan Riviu
atas Laporan Keuangan

Penyaji: Hendang Tanusdjaja


Dosen FEB Universitas Indonesia

2
Konten SPR 2400
1
• Pendahuluan: Struktur SPAP lama dan SPAP Baru

2
• Tujuan Perikatan Reviu

3
• Prinsip Umum Perikatan Reviu

4
• Ruang Lingkup Reviu

5
• Keyakinan Moderat

6
• Syarat-syarat Perikatan

7
• Perencanaan

3
Konten SPR 2400
• Pekerjaan yang Dilaksanakan oleh Pihak Lain
8

• Dokumentasi
9

• Prosedur dan Bukti


10

• Kesimpulan dan Pelaporan


11

12 • Lampiran 1, 2, 3 & 4

4
STRUKTUR STANDAR SPAP
SAAT INI
Perikatan
(Engagement)

Perikatan Atestasi Perikatan Non


Atestasi

Pemeriksaan
Audit atas
(Examination) Tipe Perikatan Atestasi
Laporan
atas Laporan Lain
Keuangan
Keuangan
Historis
Prospektif
• Standar untuk • Standar Jasa
Pelaporan Akuntansi dan
Standar untuk Pengendalian Intern Review
Standar Auditing Prakiraan dan • Perikatan Prosedur • Standar Jasa
Proyeksi yang Disepakati Konsultansi
Keuangan Bersama

5
Struktur Baru Kode Etik Profesi Akuntan Publik dan Standar Profesional Akuntan
Publik yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia

Kode Etik Profesi Akuntan


Publik (Kode Etik)

Standar Pengendalian Mutu 1


(SPM 1)

Kerangka untuk Perikatan Standar Jasa


Asurans (Kerangka) Terkait
(SJT)

Standar Standar
Standar Audit Perikatan Perikatan
(SA) Reviu Asurans
(SPR) (SPA)

6
Tujuan Perikatan Reviu
Tujuan suatu reviu atas laporan keuangan adalah
untuk memungkinkan seorang praktisi menyatakan
apakah, atas dasar prosedur yang tidak
menyediakan semua bukti sebagaimana disyaratkan
dalam suatu audit, terdapat hal-hal yang menjadi
perhatian praktisi yang menyebabkan praktisi yakin
bahwa laporan keuangan tersebut tidak disajikan,
dalam semua hal yang material, sesuai dengan
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku
(keyakinan bentuk negatif)

7
Prinsip Umum Suatu
Perikatan Reviu
Mematuhi Kode Etik yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik
Indonesia. (Independensi; Integritas; Objektivitas; Kompetensi dan
kecermatan profesional; Kerahasiaan; Perilaku profesional; dan
Standar teknis)
Melaksanakan suatu reviu berdasarkan SPR ini
Skeptisisme profesional dengan mengakui bahwa mungkin terdapat
kondisi yang menyebabkan laporan keuangan mengandung kesalahan
penyajian material.
Memperoleh bukti yang cukup dan tepat terutama melalui permintaan
keterangan dan prosedur analitis agar dapat menarik kesimpulan.

8
Keyakinan Moderat
• Suatu perikatan reviu
memberikan tingkat
keyakinan moderat
bahwa informasi yang
direviu adalah bebas
dari kesalahan
penyajian material, hal
ini dinyatakan dalam
keyakinan bentuk
negatif.
9
Syarat-syarat Perikatan Reviu
Tujuan jasa yang akan dilaksanakan.
Tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan. Ruang lingkup reviu, termasuk
pengacuan ke SPR ini (atau standar dan praktik yang relevan untuk perikatan reviu).
Akses tidak terbatas ke catatan, dokumentasi, dan informasi lain yang diminta
berkaitan dengan reviu.
Suatu contoh laporan yang diharapkan akan diserahkan.
Fakta bahwa perikatan tidak dapat diandalkan untuk mengungkapkan kesalahan,
tindakan melanggar hukum, atau ketidakberesan lain, sebagai contoh, kecurangan
atau pemalsuan yang kemungkinan ada.
Pernyataan bahwa suatu audit tidak dilaksanakan dan bahwa opini audit tidak akan
dinyatakan. Untuk menekankan butir ini dan untuk menghindari kebingungan,
praktisi dapat juga mempertimbangkan untuk membuat pernyataan bahwa suatu
perikaatan reviu tidak akan memenuhi ketentuan statutori atau pihak ketiga bagi
suatu audit.
Suatu contoh surat perikatan untuk suatu reviu atas laporan keuangan tercantum
pada Lampiran 1 SPR 2400. (Ref: Para. A10).

10
GUIDE TO
REVIEW

11
FOUR MAJOR ELEMENTS OF
REVIEW
GUIDE TO ENGAGEMENT
REVIEW

12
FOUR MAJOR ELEMENTS OF
REVIEW ENGAGEMENT

13
Perencanaan
merencanakan pekerjaannya sedemikian rupa sehingga suatu perikatan
yang efektif akan dilaksanakan.
harus memperoleh atau memutakhirkan pengetahuannya tentang
bisnis termasuk pertimbangan tentang organisasi entitas, sistem
akuntansi, karakteristik operasi dan sifat aset, liabilitas, pendapatan,
dan bebannya.

14
Pekerjaan yang Dilaksanakan oleh
Pihak Lain & Dokumentasi
Ketika menggunakan pekerjaan yang dilaksanakan
oleh praktisi lain atau pakar, praktisi harus puas
bahwa pekerjaan semacam itu adalah memadai
untuk tujuan reviu.
Praktisi harus mendokumentasikan hal-hal yang
penting dalam penyediaan bukti untuk mendukung
laporan reviu, dan bukti bahwa reviu telah
dilaksanakan berdasarkan SPR ini.

15
PRECONDITIONS FOR ACCEPTING
A REVIEW ENGAGEMENT

16
THE MAIN ELEMENTS OF
PROFESSIONAL SKEPTICISM

Professional skepticism is an attitude of mind that enhances a


practicioner’s ability to identify and respond to conditions that
may indicate possible misstatement.

17
PROFESIONAL SKEPTICISM

18
Prosedur Reviu dan Bukti
menerapkan pertimbangan Inquiry consists of seeking
profesional dalam menentukan sifat, information of knowledgeable
saat, dan luas spesifik prosedur persons inside or outside the entity.
reviu.
Analytical procedures consist of the
menerapkan tingkat pertimbangan analysis of significant ratios and
materialitas trends including the resulting
investigation of fluctuations and
meminta keterangan tentang relationships that are inconsistent
peristiwa setelah tanggal laporan with other relevant information or
keuangan deviate from predictable amounts.
melaksanakan prosedur tambahan Inspection consists of examining
atau lebih luas sebagaimana yang records, documents, or tangible
diperlukan untuk mampu assets, is carried out on a limited
menyatakan keyakinan bentuk basis.
negatif atau untuk mengonfirmasi
bahwa suatu laporan modifikasian
diharuskan.

19
Prosedur Reviu dan Bukti
Memperoleh suatu pemahaman tentang bisnis entitas dan industri yang di dalamnya
entitas beroperasi.
Meminta keterangan tentang prinsip dan praktik akuntansi entitas.
Meminta keterangan tentang prosedur entitas untuk mencatat, menggolongkan, dan
meringkas transaksi, mengumpulkan informasi untuk mengungkapkannya dalam
laporan keuangan dan menyusun laporan keuangan.
Meminta keterangan berkaitan dengan seluruh asersi material dalam laporan
keuangan.
Prosedur analitis dirancang untuk mengidentifikasi hubungan dan unsur-unsur
individual yang tampak tidak biasa. Prosedur tersebut mencakup:
Membandingkan laporan keuangan periode kini dengan periode sebelumnya.
Membandingkan laporan keuangan dengan hasil dan posisi keuangan yang
diharapkan.
Mempelajari hubungan unsur-unsur laporan keuangan yang akan diharapkan sesuai
dengan pola yang dapat diprediksikan berdasarkan pengalaman entitas atau norma
industry
Dalam menerapkan prosedur ini, praktisi akan mempertimbangkan jenis hal-hal
yang memerlukan penyesuaian akuntansi dalam periode yang lalu.

20
Prosedur Reviu dan Bukti
Meminta keterangan tentang tindakan yang diambil pada rapat
pemegang saham, dewan komisaris, komite-komite dalam dewan
komisaris, dan rapat lain yang berdampak terhadap laporan keuangan.
Membaca laporan keuangan untuk mempertimbangkan, berdasarkan
informasi yang menjadi perhatian praktisi, apakah laporan keuangan
tampak sesuai dengan basis akuntansi yang diindikasikan.
Memperoleh laporan dari praktisi lain, jika dan hanya jika
dipertimbangkan perlu, yang telah melakukan audit atau reviu laporan
keuangan komponen entitas.

21
Prosedur Reviu dan Bukti
Meminta keterangan kepada orang-orang yang mempunyai tanggung
jawab atas keuangan dan akuntansi berkaitan dengan hal-hal, sebagai
contoh:
 Apakah semua transaksi telah dicatat. o Apakah laporan keuangan telah
disusun sesuai dengan basis akuntansi yang diindikasikan.
 Perubahan dalam aktivitas bisnis entitas dan prinsip serta praktik akuntansi
entitas.
 Hal-hal yang telah menimbulkan pertanyaan sepanjang penerapan
prosedurprosedur di atas.
 Pemerolehan representasi tertulis dari manajemen bila dipertimbangkan
tepat.
 Lihat SPR 2400 lampiran 2: Ilustrasi Prosedur Reviu

22
PROFFESIONAL JUDGMENT
Professional judgment involves the application of relevant
training, knowledge, and experience (within the context provided
by the assurance, accounting, and ethical standards) in making
informed decisions about the courses of action that are
appropriate in the circumstances.
Professional judgment requires practitioners to apply their
training, knowledge, and experience to the known facts and
circumstances of the particular engagement. Where necessary,
the appropriate consultation with others will help to ensure that
reasonable judgments are made
The use of professional judgment also needs to be documented.
Documentation shall be sufficient to enable an experienced
practitioner having no previous connection with the engagement
to understand the significant judgments made in reaching those
conclusions.

23
PROFFESIONAL JUDGMENT

24
FINANCIAL REPORTING
FRAMEWORKS

25
Kesimpulan dan Pelaporan
berisi suatu pernyataan tertulis yang jelas tentang keyakinan bentuk
negatif. Praktisi harus mereviu dan menilai kesimpulan yang ditarik dari
bukti yang diperoleh sebagai basis untuk menyatakan keyakinan bentuk
negatif.
menilai apakah terdapat informasi yang diperoleh selama reviu
mengindikasikan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara
wajar, dalam semua hal yang material, sesuai dengan kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku.
menjelaskan ruang lingkup perikatan untuk memungkinkan pembaca
memahami sifat pekerjaan yang dilaksanakan dan membuat jelas
bahwa suatu audit tidak dilaksanakan dan, oleh karena itu, suatu opini
audit tidak dinyatakan.

26
Kesimpulan dan Pelaporan
Laporan Reviu

(a) Menyatakan bahwa tidak ada satu pun yang menjadi perhatian praktisi berdasarkan
reviu yang menyebabkan praktisi yakin bahwa laporan keuangan tidak menyajikan
secara wajar, dalam semua hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan
keuangan yang berlaku (keyakinan bentuk negatif); atau
(b) Jika terdapat hal-hal menjadi perhatian praktisi, jelaskan hal-hal yang merusak
penyajian wajar dalam semua hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan
keuangan yang berlaku, termasuk, kecuali jika tidak praktis, suatu kuantifikasi
dampak yang mungkin atas laporan keuangan, atau:
(i) Menyatakan bahwa suatu pengecualian atas keyakinan bentuk negatif
diberikan; atau
(ii) Ketika dampak hal tersebut sedemikian material dan pervasif terhadap
laporan keuangan yang menjadikan praktisi menyimpulkan bahwa suatu
pengecualian tidak cukup untuk mengungkapkan sifat menyesatkan atau
tidak lengkap, memberi suatu pernyataan bahwa laporan keuangan tidak
menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, sesuai dengan
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku; atau
(c) Jika terdapat suatu pembatasan material terhadap ruang lingkup, jelaskan
pembatasan tersebut dan:

27
Kesimpulan dan Pelaporan
Laporan Reviu

iii. Menyatakan bahwa suatu pengecualian atas keyakinan bentuk negatif diberikan
berkaitan dengan kemungkinan penyesuaian terhadap laporan keuangan yang
mungkin perlu dilakukan jika pembatasan tersebut tidak ada; atau
iv. Jika dampak potensial pembatasan tersebut sedemikian signifikan dan pervasif
yang menurut kesimpulan praktisi menyebabkan tidak ada tingkat keyakinan yang
dapat diberikan, praktisi tidak memberikan keyakinan apapun.

28
CONTOH LAPORAN REVIU TANPA PENGECUALIAN
(SPR 2400 LAMPIRAN 3)
LAPORAN REVIU KEPADA….
Kami telah mereviu laporan posisi keuangan Entitas ABC terlampir tanggal 31 Desember 20XX, serta
laporan laba-rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas untuk tahun yang
berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan ini adalah tanggung jawab manajemen Entitas.
Tanggung jawab kami adalah pada penerbitan suatu laporan tentang laporan keuangan tersebut
berdasarkan reviu kami.
Kami melaksanakan reviu berdasarkan Standar Perikatan Reviu 2400 (atau sebutkan standar atau praktik
lain yang relevan untuk perikatan reviu). Standar ini mengharuskan kami untuk merencanakan dan
melaksanakan reviu untuk memperoleh keyakinan moderat tentang apakah laporan keuangan bebas
dari kesalahan penyajian material. Suatu reviu terutama terbatas pada permintaan keterangan dari
personel entitas dan prosedur analitis yang diterapkan pada data keuangan dan dengan demikian
menyediakan keyakinan yang lebih rendah daripada suatu audit. Kami tidak melaksanakan audit dan,
oleh karena itu, kami tidak menyatakan opini audit.
Berdasarkan reviu kami, tidak ada yang menjadi perhatian kami yang menyebabkan kami yakin bahwa
laporan keuangan terlampir tidak menyajikan secara wajar, (dalam semua hal yang material) sesuai
dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.4
Praktisi
Tanggal
Alamat

29
CONTOH LAPORAN REVIU SELAIN
TANPA PENGECUALIAN (SPR 2400 LAMP. 4)
LAPORAN REVIU KEPADA….
Kami telah mereviu laporan posisi keuangan Entitas ABC terlampir tanggal 31
Desember 20XX, serta laporan laba-rugi komprehensif, laporan perubahan
ekuitas, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal
tersebut. Laporan keuangan ini adalah tanggung jawab manajemen Entitas.
Tanggung jawab kami adalah pada penerbitan suatu laporan tentang laporan
keuangan tersebut berdasarkan reviu kami.

Kami melaksanakan reviu berdasarkan Standar Perikatan Reviu 2400 (atau


sebutkan standar atau praktik lain yang relevan untuk perikatan reviu).
Standar ini mengharuskan kami untuk merencanakan dan melaksanakan
reviu untuk memperoleh keyakinan moderat tentang apakah laporan
keuangan bebas dari kesalahan penyajian material. Suatu reviu terutama
terbatas pada permintaan keterangan dari personel entitas dan prosedur
analitis yang diterapkan pada data keuangan dan dengan demikian
menyediakan keyakinan yang lebih rendah daripada suatu audit. Kami tidak
melaksanakan audit dan, oleh karena itu, kami tidak menyatakan opini audit

30
CONTOH LAPORAN REVIU SELAIN
TANPA PENGECUALIAN (SPR 2400 LAMP. 4)

Manajemen telah menginformasikan kami bahwa persediaan telah dicatat pada harga
perolehannya yang melebihi nilai bersih yang dapat direalisasikan. Perhitungan
manajemen, yang telah kami reviu, memperlihatkan bahwa persediaan, jika diukur pada
nilai yang lebih rendah antara harga perolehan dan nilai bersih yang dapat direalisasikan
sebagaimana yang diharuskan oleh Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia5, akan
berkurang sebesar Rpxx, serta laba bersih dan ekuitas pemegang saham akan berkurang
sebesar Rpyy.

Berdasarkan reviu kami, kecuali untuk dampak kesalahan penyajian persediaan yang telah
kami jelaskan dalam paragraf di atas, tidak ada yang menjadi perhatian kami yang
menyebabkan kami yakin bahwa laporan keuangan terlampir tidak menyajikan secara
wajar, dalam semua hal yang material, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di
Indonesia.

Praktisi
Tanggal
Alamat

31
32
PART B:
STANDAR PERIKATAN REVIU ( “SPR”) 2410

Reviu atas informasi keuangan interim


yang dilaksanakan oleh auditor
independen entitas

33
Konten - SPA 2410
1. Pendahuluan

2. Prinsip Umum dari Reviu atas Informasi Keuangan Interim

Tujuan suatu Perikatan Reviu atas Informasi Keuangan


3. Interim

4.
Menyepakati Syarat-Syarat Perikatan

5. Prosedur untuk Reviu atas Informasi Keuangan Interim

6. Pengevaluasian atas Kesalahan Penyajian

34
Konten - SPA 2410
7. Representasi Manajemen

8. Tanggung Jawab Auditor atas Informasi yang Menyertai

9. Representasi oleh Pihak yang Bertanggung Jawab

10. Komunikasi

11. Pelaporan atas Sifat, Luas, dan Hasil Reviu atas Informasi
Keuangan Interim

12. Dokumentasi

35
Prinsip-prinsip Umum Reviu atas Informasi
Keuangan Interim
mematuhi ketentuan etika yang relevan
dengan audit atas laporan keuangan tahunan
entitas.
mengimplementasikan prosedur
pengendalian mutu yang berlaku untuk
setiap perikatan.
merencanakan dan melaksanakan reviu
dengan suatu sikap skeptisisme profesional.

36
Tujuan Suatu Perikatan Reviu atas
Informasi Keuangan Interim
untuk memungkinkan auditor menyatakan kesimpulan apakah, atas
dasar reviu, ada hal-hal yang menjadi perhatian auditor yang
menyebabkan auditor yakin bahwa informasi keuangan interim tidak
disusun, dalam semua hal yang material, sesuai dengan kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku.
Auditor meminta keterangan, dan melaksanakan prosedur analitis dan
prosedur reviu yang lain untuk menurunkan ke tingkat moderat risiko
menyatakan kesimpulan yang tidak tepat ketika informasi keuangan interim
disajikan salah secara material.

Suatu reviu atas informasi keuangan interim tidak menyediakan suatu


basis untuk menyatakan suatu opini apakah informasi keuangan
menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, sesuai dengan
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.

37
Tujuan Suatu Perikatan Reviu atas
Informasi Keuangan Interim
Suatu reviu, yang sangat berbeda dengan suatu audit, tidak dirancang
untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa informasi keuangan
interim adalah bebas dari kesalahan penyajian material.
Suatu reviu terdiri dari permintaan keterangan, terutama dari individu
yang bertanggung jawab atas hal-hal keuangan dan akuntansi, dan
penerapan prosedur analitis dan prosedur reviu lain.
Suatu reviu mungkin saja menghasilkan hal-hal signifikan yang
berdampak terhadap informasi keuangan interim yang menjadi
perhatian auditor, namun hasil tersebut tidak menyediakan semua bukti
yang akan diperlukan dalam suatu audit.

38
Prosedur untuk Reviu atas
Informasi Keuangan Interim
Pemahaman atas Entitas dan
Lingkungannya, Termasuk Pengendalian
Internal
Prosedur Permintaan Keterangan,
Prosedur Analitis, dan
Prosedur Reviu Lainnya

39
Evaluasi atas Kesalahan Penyajian
Auditor harus mengevaluasi, secara individual atau agregasi,
apakah kesalahan penyajian yang tidak dikoreksi yang menjadi perhatian
auditor adalah material terhadap informasi keuangan interim.

Auditor menggunakan pertimbangan profesional dalam mengevaluasi


materialitas kesalahan penyajian yang tidak dikoreksi oleh entitas.
Auditor mempertimbangkan hal-hal seperti
sifat, penyebab, dan jumlah kesalahan penyajian,
apakah kesalahan penyajian tersebut berasal dari tahun sebelumnya atau
periode interim dalam tahun kini, dan
dampak potensial kesalahan penyajian tersebut atas periode interim atau
periode tahunan masa depan.

40
Evaluasi atas Kesalahan Penyajian
Auditor dapat menetapkan suatu jumlah yang di bawah
jumlah tersebut kesalahan penyajian tidak perlu
diagregasikan, karena auditor mengharapkan bahwa
agregasi jumlah tersebut secara jelas tidak akan mempunyai
suatu dampak material terhadap informasi keuangan
interim. Dalam melaksanakan itu,
auditor mempertimbangkan fakta bahwa penentuan
materialitas melibatkan pertimbangan kualitatif maupun
kuantitatif, dan kesalahan penyajian tersebut adalah
relatif kecil jumlahnya meskipun demikian mempunyai
dampak material terhadap informasi keuangan interim.

41
Penyimpangan dari Kerangka
Pelaporan Keuangan yang Berlaku
Auditor harus menyatakan suatu kesimpulan
wajar dengan pengecualian atau tidak wajar ketika
suatu hal menjadi perhatian auditor yang
menyebabkan auditor yakin bahwa
suatu penyesuaian material harus dibuat
terhadap informasi keuangan interim karena
informasi tersebut harus disusun, dalam semua
hal yang material, sesuai dengan kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku.

42
Kelangsungan Usaha dan
Ketidakpastian Signifikan
Jika pengungkapan memadai dibuat dalam informasi keuangan
interim,
auditor harus menambahkan suatu paragraf penekanan suatu hal ke dalam
laporan reviu untuk menekankan suatu ketidakpastian material yang
berkaitan dengan suatu peristiwa atau kondisi yang kemungkinan
menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan entitas dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Auditor dapat telah memodifikasi suatu laporan audit atau laporan
reviu sebelumnya dengan menambahkan paragraf penekanan suatu hal
untuk menekankan suatu ketidakpastian material yang berkaitan
dengan peristiwa atau kondisi yang kemungkinan menyebabkan
keraguan signifikan atas kemampuan entitas dalam mempertahankan
kelangsungan hidupnya. Jika ketidakpastian material tetap ada dan
pengungkapan memadai dibuat dalam informasi keuangan interim,
auditor memodifikasi laporan reviunya atas informasi keuangan interim kini
dengan menambahkan suatu paragraf untuk menekankan ketidakpastian
material yang berkelanjutan.

43
Kelangsungan Usaha dan
Ketidakpastian Signifikan
Jika, sebagai hasil permintaan keterangan atau prosedur reviu yang
lain, suatu ketidakpastian material berkaitan dengan suatu peristiwa
atau kondisi yang menjadi perhatian auditor bahwa kemungkinan
menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan entitas dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya, dan pengungkapan memadai
dibuat dalam informasi keuangan interim,
auditor memodifikasi laporan reviunya dengan menambahkan paragraf
penekanan suatu hal.

Jika suatu ketidakpastian material yang menyebabkan keraguan


signifikan terhadap kemampuan entitas dalam mempertahankan
kelangsungan hidupnya tidak cukup diungkapkan dalam informasi
keuangan interim,
auditor harus menyatakan suatu kesimpulan wajar dengan pengecualian
atau tidak wajar, sebagaimana mestinya. Laporan harus mencakup
pengacuan spesifik ke fakta bahwa terdapat suatu ketidakpastian material.

44
Kelangsungan Usaha dan
Ketidakpastian Signifikan
Auditor harus mempertimbangkan untuk
memodifikasi laporan reviu dengan
menambahkan
suatu paragraf untuk menekankan suatu
ketidakpastian signifikan (selain masalah
kelangsungan hidup) yang menjadi
perhatian auditor, yang penyelesaiannya
tergantung pada peristiwa masa depan dan
yang kemungkinan berdampak terhadap
informasi keuangan interim.

45
Lampiran Penting SPR 2410
oLampiran 1:
◦ Contoh suatu Surat Perikatan untuk Reviu atas Informasi
Keuangan Interim
oLampiran 2:
◦ Prosedur Analitis yang Dapat Dipertimbangkan oleh
Auditor Ketika Melaksanakan suatu Reviu atas Informasi
Keuangan Interim
oLampiran 3:
◦ Contoh Suatu Surat Representasi Manajemen
oLampiran 4:
◦ Contoh Laporan Reviu atas Informasi Keuangan Interim

46
Diskusi dan Tanya Jawab

Thank you

47

Anda mungkin juga menyukai