Anda di halaman 1dari 14

Kelompok 6

MEGAWATI
MERINNA YOZANE
DEWI ANGGRAINI
Pengertian keracunan
1. Keracunan adalah masuknya zat racun ke dalam tubuh baik
melalui saluran pencernaan, saluran pernafasan, atau melalui
kulit atau mukosa yang menimbulkan gejala klinis.
2. Racun adalah zat atau bahan yang bila masuk kedalam tubuh
melalui mulut, hidung, suntikan dan absorpsi melalui kulit
atau digunakan terhadap organisme hidup dengan dosis
relative kecil akan merusak kehidupan atau mengganggu
dengan serius fungsi hati atau lebih organ atau jaringan.
3. Racun adalah zat-zat yang dapat menyebabkan penyakit luka
dan kematian
4. Keracunan pada anak-anak adalah masuknya racun ke dalam
tubuh anak yang akan merusak kehidupan atau mengganggu
dengan serius jaringan bahkan organ tubuh.
Etiologi
 Sumber racun bermacam-macam seperti polusi
limbah industri yang mengandung logam berat, bahan
makanan yang terkontaminasi oleh kuman seperti
salmonella, sthapilococcus clostridiumbotulinum,
jamur beracun.
1. Keracunan singkong
2. Keracunan jamur beracun
3. Keracunan bahan makanan yang
terkontaminasi
4. .Keracunan kerang-kerangan dan ikan laut
4.Keracuna limbah gas dan partikel
5 cemaran primer yang secara total meberikan
sumbangan 90% pencemaran udara global adalah:
 Karbonmonoksida (CO)
 Nitrogen oksida (Nox)
 Hidrokarbon (HC)
 Dulfur oksida (Sox)
 Partikulat
Lanjutan…
 5 cemaran sekunder yang mengakibatkan dampak
penting baik local,regional, maupun global yaitu:
1. CO2 (karbonmonoksida)
2. Cemaran asbut (asap kabut)
3. Hujan asam
4. CFC (chloro-fluoro-carbon/Freon)
5. CH4 (metana)
Lanjutan…
 Dampak yang biasanya timbul akibat keracunan
limbah gas atau partikel yaitu:
 Sesak nafas
 Kematian akibat limbah B3 (berdampak, berakibat, dan
berbahaya )
 Pupil menjadi midriasis
 Kulit terluka, kering atau keriput
 Bibir kering atau pucat
5. Keracunan sengatan lebah
6. Keracunan gigitan ular
7.Keracunan asam atau basa kuat
Zat asam kuat seperti asam sulfat, asam klorida dan
zat basa kuat seperti kalium hidroksida, natrium
hidroksida banyak di pakai sebagai bahan kimia untuk
keperluan rumah tangga, seperti pembersih porselen,
bahan anti sumbat saluran air, pembasmi serangga,
maupun untuk memasak seperti cuka bibit.
3. PATOFISIOLOGI
Makanan yang kita konsumsi dalam
keseharian bermacam-macam baik ragam maupun
jenis makanan itu. Makanan yang sehat dapat
dikatakan makanan yang layak untuk tubuh dan
tidak menyebabkan sakit, baik seketika maupun
mendatang. Dalam menkonsumsi makanan perlu
diperhatikan tentang kebersihan makanan,
kesehatan, serta zat gizi yang terkandung di dalam
makanan tersebut..
4. MANISFESTASI KLINIK
Manifestasi klinis dari keracunan bergantung pada agen yg teringesti. Berikut ini adalah beberapa contoh :
1. Mual
2. Takikardi/bradikardi
3. Salifasi
4. Pupil berdilatasi
5. Diare
6. Asidosis metabolic
7. Hipertermi/hipotermia
8. Kejang
9. Letargi
10. Mulut kering
11. Stupor
12. delirium
13. koma
6. GEJALA KERACUNAN
Pada anak-anak, gejala akan lebih cepat muncul karena kondisi tubuh
lebih rentan. Berkisar dua jam setelah mengonsumsi makanan yang
terkontaminasi akan cepat terlihat. Gejalanya antara lain:
1. Kram perut
2. Demam
3. Muntah-muntah
4. Sering BAB, kadang bercampur darah, nanah atau lendir
5. Rasa lemas dan mengigil
6. Hilang nafsu makan
Gejala keracunan makanan bisa terlihat berkisar empat sampai 24 jam
setelah si kecil terkontaminasi makanan beracun. Gejala ini bisa
berlangsung tiga sampai empat hari.
7. KOMPLIKASI
1. henti nafas
2. henti jantung
3. korosi esophagus/trakea jika substansi penyebabnya teringesti
4. syok,sindrom gawat pernafasan akut
5. edema serebral,konvulsi

8.PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium dengan pemeriksaan lengkap ( urin, gula darah, cairan
lambung, analisa gas darah, darah lengkap, osmolalitas serum, elektrolit, urea N,
kreatinin, glukosa, transaminase hati ), EKG, Foto toraks/ abdomen, Skrining
toksikologi
untuk kelebihan dosis obat, Tes toksikologi kuantitatif
9.PENATALAKSANAAN
1. Rangsangan muntah
2. Berikan norit 1 gram/kg BB
3. Pemberian oksigen kalau ada tanda-tanda distres
nafas atau kalau berat bisa dilakukan intubasi dan
pemberian nafas buatan dengan ventilator.
4. Antibiotika
5. Kortikosteroid
10. PENGOBATAN PENUNJANG (SUPORTIF
TERAPI)

1. Penderita harus istirahat dan jangan sampai


kedinginan.
2. Di rumah sakit dilakukan monitoring terus-
menerus.
3. Bilamana terdapat kejang, pasang infus dan diobati
semestinya.
4. Jika terdapat kesukaran dalam bernafas, berikan
oksigen atau lakukan nafas buatan.
5. Pemakaian antidotum, obat perangsang seperti kopi
atau obat penenang diteruskan dengan hati-hati.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai