PENGERTIAN
Rahn/gadai adalah penguasaan barang milik peminjam oleh
pemberi pinjaman sebagai jaminan.
Sumber KHES Pasal 20
Harga komoditas gandum saat ini sekitar Rp 5.986 per kg, jika
disetarakan dengan nilai sekarang gandum yang dipinjam oleh
Rasulullah setara dengan nilai Rp32.324.400 Sumber :
Abu Ja’far Muhamad bin Jarir Ath Thabari, Tafsir Ath Thabari, 2009
Syaikh Shaffyurahman Al Mubarakfuri, Shahih Tafsir Ibnu Katsir, 2006
Sejarah Pegadaian di Indonesia
4
Rukun Rahn
Marhun dan manfaatnya tetap menjadi milik Rahin. Pada prinsipnya, Marhun tidak
boleh dimanfaatkan oleh Murtahin kecuali seizin Rahin, dengan tidak mengurangi
nilai Marhun dan pemanfaatannya itu sekedar pengganti biaya pemeliharaan dan
perawatannya.
Rahin dapat meminta penundaan lelang sebelum RAHIN berkewajiban untuk membayar pelunasan yang terdiri
jatuh tempo dengan mengisi formulir yang telah dari Marhun Bih, Mu’nah dan biaya proses lelang (jika ada).
disediakan. Penundaan lelang dikenakan biaya sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di MURTAHIN. Membayar jasa penitipan, apabila marhun bih telah dilunasi,
namun rahin belum mengambil marhun 10 hari setelah
tanggal pelunasan
Rahin berhak memperoleh uang kelebihan dari hasil lelang
(apabila ada) selama 12 bulan, jika tidak diambil lebih dari 12 Jika hasil penjualan lelang tidak mencukupi untuk melunasi
bulan, disepakati menjadi dana sedekah. kewajiban kepadda MURTAHIN , maka RAHIN wajib membayar
kekurangan tersebut.
Rahin berhak mendapat penggantian atas Apabila RAHIN meninggal dunia dan terdapat hak dan kewajiban
kerusakan atau hilang yang tidak disebabkan oleh terhadap MURTAHIN atapun sebaliknya, maka hak dan
suatu bencana alam (force majeur) yang ditetapkan kewajiban tersebut dibebankan kepada ahli waris RAHIN sesuai
pemerintah.. dengan ketentuan waris dalam hukum Republik Indonesia.
Akad Perjanjian Transaksi Rahn
Penjualan Marhun
1. Apabila jatuh tempo, Murtahin harus memperingatkan Rahin untuk
segera melunasi utangnya.
2. Apabila Rahin tetap tidak dapat melunasi utangnya, maka Marhun dijual
paksa/dieksekusi melalui lelang sesuai syariah.
3. Hasil penjualan Marhun digunakan untuk melunasi utang, biaya
pemeliharaan dan penyimpanan yang belum dibayar serta biaya
penjualan
4. Kelebihan hasil penjualan menjadi milik Rahin dan kekurangannya
menjadi kewajiban Rahin.
Apabila terjadi wanprestasi atau tidak dapat melunasi utangnya, Marhun dapat
dijual paksa/dieksekusi langsung baik melalui lelang atau dijual ke pihak lain
sesuai prinsip syariah;
Apabila telah jatuh tempo, pemberi gadai dapat mewakilkan kepada penerima gadai atau
penyimpan atau pihak ketiga untuk menjual harta gadainya.
Apabila jatuh tempo, penerima gadai harus memperingatkan pemberi gadai untuk segera
melunasi utangnya.
Apabila pemberi gadai tidak dapat melunasi utangnya maka harta gadai dijual paksa melalui
lelang syariah.
Hasil penjualan harta gadai digunakan untuk melunasi utang, biaya penyimpanan dan
pemeliharaan yang belum dibayar serta biaya penjualan.
Kelebihan hasil penjualan menjadi milik pemberi gadai dan kekurangannya menjadi kewajiban
pemberi gadai.
Jika pemberi gadai tidak diketahui keberadaannya, maka penerima gadai boleh mengajukan
kepada pengadilan agar pengadilan menetapkan bahwa penerima gadai boleh menjual harta
gadai untuk melunasi utang pemberi gadai.
Jika penerima gadai tidak menyimpan dan atau memelihara harta gadai sesuai dengan akad,
maka pemberi gadai dapat menuntut ganti rugi
Perbedaan Akad Rahn dengan
Gadai Konvensional
Aspek Gadai Syariah Gadai Konvensional
Landasan Hukum Al Quran, Hadist, Ijtihad Ulama, POJK, KHEI KUH Perdata
Cara memperoleh dari biaya pemeliharaan barang jaminan, Dihitung dari uang pinjaman
pendapatan
13