Anda di halaman 1dari 10

A.

Pengertian

Pada Pasal 4 dikatakan bahwa, Peradilan Tata Usaha Negara adalah


salah satu pelaku kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan
terhadap sengketa Tata Usaha Negara. Pasal 6 ayat (1) Pengadilan
TUN berkedudukan di ibukota Kabupaten/Kota, dan daerah hukumnya
meliputi wilayah Kabupaten/Kota. Pasal 6 ayat (2) Pengadilan Tinggi
TUN berkedudukan di ibukota Provinsi dan daerah hukumnya meliputi
daerah Provinsi.

Menurut Rozali Abdullah, Hukum Acara PTUN rangkaian peraturan-


peraturan yang memuat cara bagaimana harus bertindak satu sama lain,
untuk melaksanakan berjalannya peraturan Tata Usaha Negara atau
Administrasi Negara. Hukum ini mengatur cara bersengketa di Peradilan
TUN serta mengatur hak dan kewajibandari pihak terkait dalam proses
penyelesaian sengketa.

Jens Martensson 2
SUBYEK PTUN
Para pihak yang berperkara di Pengadilan Tata Usaha Negara adalah:

1. pihak penggugat.
2. pihak tergugat
3. Pihak Ketiga yang berkepentingan

Jens Martensson 3
OBJEK PTUN

Berdasarkan ketentuan Pasal 53 ayat (1), Pasal 1 angka 4, Pasal 3 UU no. 5 tahun 1986, dapat
disimpulkan yang dapat menjadi objek gugatan dalam sengketa Tata Usaha Negara adalah:

1. Keputusan Tata Usaha Negara


“suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang berisi
tindakan Hukum Tata Usaha Negara berdasarkan Peraturan perundang-undangan yang berlaku yang
bersifat konkret, individual dan final yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau Badan
Hukum Perdata.” (Pasal 1 angka 3 UU no. 5 tahun 1986).

Jens Martensson 4
OBJEK PTUN
2. yang dipersamakan dengan Keputusan Tata Usaha Negara
yang dimaksud diatas adalah sebagaimana yang disebut dalam ketentuan Pasal 3 Uu no. 5 tahun 1986:
• apabila Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara tidak mengeluarkan keputusan, sedangkan hal ini
menjadi kewajiban, maka hal tersebut disamakan dengan Keputusan Tata Usaha Negara.
• jika suatu Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara tidak mengeluarkan keputusan yang dimohon,
sedangkan jangka waktu sebagaimana ditentukan dalam Peraruran perundang-undangan dimaksud telah
lewat, maka Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara tersebut dianggap telah menolak mengeluarkan
keputusan yang dimaksud.
• dalam hal Peraturan perundang-undangan yang bersangkutan tidak menentukan jangka waktu
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) : “maka setelah lewat waktu 2 (empat) bulan sejak diterimanya
permohonan, Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang bersangkutan dianggap telah mengeluarkan
Keputusan Penolakan.”

Jens Martensson 5
ASAS PTUN
Dalam hukum acara PTUN dikenal beberapa landasan normatif operasional hukum, yaitu;

• Asas praduga rectmatig (vermoeden van

• Asas pembuktian bebas

• Asas hakim aktif

• Asas putusan pengadilan

• Asas acara dengan tulisan

• Sidang terbuka untuk umum

• Peradilan yang berjenjang

Jens Martensson 6
KARAKTERISTIK PTUN

a. Adanya tenggang waktu mengajukan gugatan (Pasal e. Peranan hakim TUN yang aktif (dominus litis) untuk
mencari kebenaran materiil (Pasal 63,80,85,95, dan 103)
55)
f. Kedudukan yang tidak seimbang antara penggugat dan
b. Terbatasnya tuntutan yang dapat diajukan dalam tergugat, oleh karenanya “kompensasi” perlu diberikan
karena kedudukan penggugat diasumsikan dalam posisi
Pelitum gugatan penggugat (Pasal 53) yang lebih lemah dibandingkan dengan tergugat selaku
pemegang kekuasaan publik.
c. Adanya proses dismisal (rapat permusyawaratan) oleh
g. Sistem pembuktian yang mengarah pada pembuktian
Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) (Pasal bebas yang terbatas (Pasal 107).
62). h. Gugatan di pengadilan tidak mutlak menunda
pelaksanaan Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat
d. Dilakukannya pemeriksaan persiapan sebelum (Pasal 67).
diperiksa di persidangan yang terbuka untuk umum
(Pasal 63)

Jens Martensson 7
KARAKTERISTIK PTUN

i. Putusan hakim yang tidak boleh bersifat ultra petita yaitu melebihi
apa yang dituntut dalam gugatan penggugat, akan tetapi dimungkinkan
adanya reformatio in peius (membawa penggugat pada keadaan yang
lebih buruk) sepanjang diatur dalam perundang-undangan.

j. Putusan hakim TUN yang bersifat erga omnes, artinya putusan


tersebut tidak hanya berlaku bagi para pihak yang bersengketa, akan
tetapi berlaku juga bagi pihak-pihak lainnya yang terkait.

k. Berlakunya asas audit alteram partem, yaitu para pihak yang


terlibat dalam sengketa harus didengar penjelasannya sebelum hakim
menjatuhkan putusan.

Jens Martensson 8
Penyelesaian Sengketa TUN

• Tidak ada rekonvensi


• pengakuan
• Sangkalan/bantahan pokok perkara
• Eksepsi atau tangkisan
• Internesi

Jens Martensson 9
Launch

Anda mungkin juga menyukai