Multidrug Resistance Tuberculosis (TB MDR) : salah satu jenis resistensi bakteri
TB terhadap minimal dua obat anti TB lini pertama, yaitu isoniazid dan
rifampisin yang merupakan dua obat TB yang paling efektif.2.5.6.7.8.10
Penularan penyakit ini >> melalui inhalasi basil yang mengandung droplet
nuclei, khusunya yang didapat dari pasien TB paru dengan batuk berdarah atau
berdahak yang mengandung basil tahan asam (BTA).4
Pengobatan TB resisten obat ganda dibagi menjadi dua fase yaitu fase
intensif dan lanjutan. (6 bulan fase intensif dan 18 bulan fase lanjutan)
A. Definisi
Tuberkulosis adalahpenyakit infeksi menular
yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
tuberculosis (kadang-kadang disebabkan oleh M.
bovis dan africanum), yang dapat menyerang
berbagai organ, terutama paru-paru dengan cara
penularan melalui udara.1.2.7.8
B. Epidemiologi
Global: insidens TB resisten obat adalah 3,7% kasus baru dan 20%
kasus dengan riwayat pengobatan. Sekitar 95% kasus TB dan 98%
kematian akibat TB di dunia terjadi di Negara berkembang.1
Rifampisin 150 mg, 300 mg 10 mg/kg, maksimum 600 mg harian atau 3x/minggu
Etambutol 100 mg, 400 mg 15-20 mg/kg harian untuk 1-2 bulan kemudian 15
mg/kg/hari. Maksimal 1600 mg/hari
Tahap Sisipan
Tahap Intensif Tahap Lanjutan
Tiap hari selama
Berat Badan Tiap hari selama 4 Tiap hari selama 2 bulan
bulan 4 bulan
30-37 Kg 2 tablet 4 FDC + inj. 2 tablet 4 FDC 2 tablet 2 FDC + 2
Steptomisin tab Etambutol
Komplikasi dini
• Pleuritid, efusi pleura, laryngitis,
TB usus
Komplikasi lanjutan
• SOPT, fibrosis paru
I. PROGNOSIS
A. Definisi
Multidrug Resistance Tuberculosis(TB MDR)
adalah salah satu jenis resistensi bakteri TB terhadap
minimal dua obat anti TB lini pertama, yaitu isoniazid
dan rifampisin yang merupakan dua obat TB yang
paling efektif.2.5.6.7.8.10
B. Epidemiologi
Pemeriksaan mikroskopis
Biakan M. Tuberculosis
E. Pengobatan
Pemeriksaan penunjang
Kriteria untuk penetapan pasien TB MDR yang
akan diobati3
Kriteria Keterangan
Pendudukan dengan alamat yang jelas dan Dinyatakan dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP)
mempunyai akses serta bersedia untuk dating
setiap hari ke fasyankes TB MDR
Keadaan Umum :
SP : sakit sedang/ composmentis/ gizi kurang
BB: 50 Kg TB: 170 cm IMT: 17,8 Kg/m2
Tanda Vital
- Tekanan darah : 100/60 mmHg
- Denyut nadi : 70 kali/menit
- Suhu : 36,2 o C
- Respirasi : 36 kali/menit
Kepala :
Bentuk :Normocephal
Rambut :Warna hitam, tidak mudah dicabut
Mata :Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), isokor (+/+)
Hidung : Rhinorrhea (-/-)
Telinga :Otorrhea (-/-)
Mulut :Bibir sianosis (-), bibir kering (-), lidah kotor (-), stomatitis
(-)
Leher :
Kelenjar GB : pembesaran (-)
Tiroid : pembesaran (-)
JVP : tidak dilakukan pemeriksaan
Massa lain : tidak didapatkan
Thoraks
Paru-paru
Inspeksi : bentuk dada kiri dan kanan simetris, retraksi dinding dada (-)
Palpasi : krepitasi (-), vocal fremitus sama kanan dan kiri
Perkusi : sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : Rhonki (+/+), Wh (-/-)
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis teraba di SIC V linea midclavicula sinistra
Perkusi :
Batas Atas : SIC II linea parasternal dextra et sinistra
Batas Kanan : SIC IV linea parasternal dextra
Batas Kiri : SIC IV linea midclavicular sinistra
Auskultasi : BJ S1 dan S2 murni regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen :
Inspeksi : perut tampak datar
Auskultasi : peristaltic (+) kesan normal
Perkusi : tympani (+)
Palpasi : Nyeri tekan region epigasterium (+)
Anggota Gerak :
Atas : Akral hangat (+/+), edema (-/-), tidak ada hambatan gerak
Batas : Akral hangat (+/+), edema (-/-),tidak ada hambatan gerak
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
DARAH LENGKAP (16 Agustus 2018) NILAI RUJUKAN
Foto thoraks AP :
Kesan : Bronchopneumonia ec.KP Duplex, Batas cor normal , Segmen tulang
intak
G. Diagnosis Banding
Bronkitis
Pneumonia
H. Penatalaksanaan
O2 2 lpm
IVFD RL 20 tpm
OAT TB MDR
Injeksi omeprazole vial /12 jam/IV
Sucralfat syr 3x2 cth
I. Anjuran Pemeriksaan
Pemeriksaan SGOT dan SGPT
J. Prognosis
Qua ad vitam: dubia ad bonam
Qua ad sonationem: dubia ad bonam
Follow up Hari ke 1
R. Dahlia ( 17 Agustus 2018)
S O A P
- Sesak berkurang - KU:sakit sedang TB MDR - IVFD RL 20 tpm
- Batuk kadang- - Kesadaran: composmentis Dyspepsia - Injeksi omeprazole
kadang - Tanda Vital: vial 1/12 jam/IV
- Lemas TD:100/60 mmHg - Sucralfat syr 3x2 cth
- Nyeri ulu hati N:72x/menit - OAT MDR
- Mual R:20x/menit Kanamisin 750 mg/IM
S:36,4 C Moksifloksasin 400
- PemeriksaanFisik: mg
Mata:konjungtiva anemis -/-, Etionamide 250 mg
sclera ikterus-/-, pupil isokor Isoniazid 300 mg
(+/+) Pryrazinamid 500 mg
Thoraks: Etambutol 400 mg
Paru-paru:
Auskultasi:Rh+/+,Wh-/-
Jantung: normal
Abdomen:nyeri tekan regio
epigsastrium, organomegali (-)
Ekstremitas: akral hangat
ekstremitas superior & inferior
(+/+), edema(-/-)
Follow up Hari ke 2
R. Dahlia ( 18 Agustus 2018)
S O A P
- Sesak - KU:sakitsedang TB MDR - IVFD RL 20 tpm
- Batuk kadang- - Kesadaran: composmentis Dyspepsia - Injeksi omeprazole
kadang - Tanda vital: vial 1/12 jam/IV
- Nyeri ulu hati TD:90/60 mmHg - Sucralfat syr 3x2 cth
N:70x/menit - OAT MDR
R:28x/menit Kanamisin 750 mg/IM
S:36,5 C Moksifloksasin 400 mg
- PemeriksaanFisik: Etionamide 250 mg
Mata:konjungtiva anemis -/-, Isoniazid 300 mg
sclera ikterus-/-, pupil isokor (+/+) Pryrazinamid 500 mg
Thoraks: Etambutol 400 mg
Paru-paru:
Auskultasi:Rh+/+,Wh-/-
Jantung: normal
Abdomen:nyeri tekan regio
epigsastrium, organomegali (-)
Ekstremitas: akral hangat
ekstremitas superior & inferior
(+/+), edema(-/-)
Hasil lab: SGOT 406,2 U/L
SGPT 506,5 U/L
Follow up Hari ke 3
R. Dahlia ( 19 Agustus 2018)
S O A P
- Sesak - KU:sakit sedang TB MDR - IVFD RL 20 tpm
- Batuk kadang- - Kesadaran: composmentis Dyspepsia - Injeksi omeprazole vial
kadang - Tanda vital 1/12 jam/IV
- Nyeri ulu hati TD:100/60 mmHg - Sucralfat syr 3x2 cth
N:74x/menit - OAT MDR
R:40x/menit Kanamisin 750 mg/IM
S:36,2 C Moksifloksasin 400 mg
- PemeriksaanFisik: Etionamide 250 mg
Mata:konjungtiva anemis -/-, sclera Isoniazid 300 mg
ikterus-/-, pupil isokor (+/+) Pryrazinamid 500 mg
Thoraks: Etambutol 400 mg
Paru-paru:
Auskultasi:Rh+/+,Wh-/-
Jantung: normal
Abdomen:nyeri tekan regio
epigsastrium, organomegali (-)
Ekstremitas: akral hangat
ekstremitas superior & inferior
(+/+), edema (-/-)
Follow up Hari ke 4
R. Dahlia ( 20Agustus 2018)
S O A P
- Sesak berkurang - KU:sakit sedang TB MDR - IVFD RL 20 tpm
- Btuk kadang- - Kesadaran: composmentis Dyspepsia - InjeksiOmeprazole vial
kadang - Tanda vital: 1/12 jam/IV
- Lemas TD:100/70 mmHg
- Sucralfat syr 3x2 cth
- Nyeri ulu hati N:80 x/menit
- Hepa Q 2x1
R:20x/menit
S:36,5 C - OAT MDR
Pada kasus ini pasien telah dilakukan pemeriksaan genexpert atau TMC di
RSUD Luwuk tanggal 30/5/2018 hasilnya MTB detected medium, rif
resistance detected dan hasil foto thoraks tanggal 28/5/2018 kesan TB paru
aktif.
Penetapan pasien TB MDR yang akan diobati, pasien TB MDR dengan
kondisi khusus termasuk golongannya antara lain kelainan fungsi hati yaitu
kenaikan SGOT/SGPT > 3 kali nilai normal atau terbukti menderita
penyakit hati kronik.3
Pengelompokkan OAT
Golongan Jenis Obat
Golongan 1 Obat lini pertama Isoniazid (H), Rifampisin (R),
Etambutol (E),Pirazinamid (Z),
Streptomisin (S)
Golongan 2 Obat suntik lini kedua Kanamisin (Km), Amikasin (Am),
Kapreomisin (Cm)
Golongan 3 Golongan florokuinolon Levofloksasin (Lfx), Mofsifloksasin
(Mfx), Ofloksasin (Ofx)
Golongan 4 Obat bakteriostatik lini kedua Etionamid (Eto), Protionamid (Pto),
Sikloserin (Cs), Terizidon (Trd), Para
amino salisilat (PAS)
Golongan 5 Obat yang belum terbukti efikasinya Clofazimin (Cfz), Linezolid (Lzd),
Klaritromisin (Clr), Imipenem (lpm)
Dan tidak direkomendasikan oleh WHO Amoksilin/asam klavulanat
untuk pengobatan rutin TB MDR (Amx/Clv)
Paduan obat standar TB MDR di Indonesia adalah
minimal 6 bulan fase intensif dengan paduan obat
pirazinamid, etambutol, kanamisin, levoloksasin, etionamid,
sikloserin dan dilanjutkan 18 bulan fase lanjutan dengan
paduan obat pirazinamid, etambutol, levoloksasin, etionamid,
sikloserin (6Z-(E)-Kn-Lfx-Eto-Cs / 18Z-(E)-Lfx-Eto-Cs).
Etambutol dan pirazinamid dapat diberikan namun tidak
termasuk obat paduan standar, bila telah terbukti resisten
maka etambutol tidak diberikan.3Pada kasus ini pasien
diberikan OAT golongan 1 berupa Isoniazid (INH),
Pirazinamid (Z), Etambutol (E). Golongan 2 berupa obat
suntik lini kedua yaitu Kanamisin (Km).Golongan 3 golongan
flurokuinolon berupa Mofsifloksasin (Mfx). Golongan 4 obat
bakteriostatik lini kedua berupa Etionamid (Eto).
OAT Berat Badan (BB)
<33kg 33-50kg 51-70kg >70kg
Pirazinamid 20-30 mg/kg/hari 750-1500 mg 1500-1750 mg 1750-2000 mg
Kanamisin 15-20 mg/kg/hari 500-750 mg 1000 mg 1000 mg
Etambutol 20-30 mg/kg/hari 800-1200 mg 1200-1600 mg 1600-2000 mg
Kapreomisin 15-20 mg/kg/hari 500-750 mg 1000 mg 1000 mg
Berat Badan (BB)
14. WHO. WHO treatment guidelines for drug-resistant tuberculosis. Geneva: World Health
Organization, 2016. www.who.int/entity/tb/areas-of -work/drug-resistant-
tb/treatment/MDRTBguidlines_OnlineAppendices.pdf.