Anda di halaman 1dari 19

Kelompok 1

Identitas Nasional Bangsa


Indonesia
Anggota:
Anwar Mufid Ismail (1167070015)
Indri Nurfazri Lestari (1167070037)
Cecep Solehudin (1177070014)
Hendra Noor Aditya (1177070035)
Adzan Ramadhani (1177070087)
LATAR BELAKANG
• Berdasar pada UU RI no. 20 Tahun 2003, tentang Sistem
Pendidikan Nasional dan SK Direktorat Jendral Dikti Departemen
Pendidikan Nasional no. 43/DIKTI/Kep/2006, tentang rambu-
rambu pelaksanaan kelompok mata kuliah pengembangan
kepribadian di Perguruan Tinggi terdiri atas mata kuliah
Pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan. Maka,
berdasarkan ketentuan tersebut wajib diberikan di semua
fakultas dan jurusan di seluruh perguruan tinggi di Indonesia.
IDENTITAS NASIONAL
Identitas Nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh
suatu bangsa, yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa
yang lain. Maka dari itu setiap bangsa di dunia ini memiliki identitas sendiri-sendiri
sesuai dengan keunikan, sifat, ciri-ciri serta karakter bangsa tersebut.

Berdasarkan hakikat pengertian identitas nasional yang dijelaskan di atas


maka dapat disumpulkan identitas nasional suatu bangsa tidak dapat dipisahkan
dengan jati diri suatu bangsa atau lebih popular disebut sebagai kepribadian suatu
bangsa.
BANGSA
Bangsa adalah suatu kelompok manusia yang dianggap memiliki identitas
bersama, dan mempunyai kesamaan bahasa, agama, ideologi, budaya, dan atau sejarah.
Mereka umumnya dianggap memiliki asal-usul keturunan yang sama. Konsep bahwa
semua manusia dibagi menjadi kelompok-kelompok bangsa ini merupakan salah satu
doktrin paling berpengaruh dalam sejarah. Doktrin ini merupakan doktrin etika dan
filsafat, dan merupakan awal dari ideologi nasionalisme.

Parameter artinya suatu ukuran atau patokan yang dapat digunakan untuk
menyatakan sesuatu itu menjadi khas. Parameter identitas nasional berarti suatu
ukuran yang digunakan untuk menyatakan bahwa identitas nasional itu menjadi ciri
khas suatu bangsa..
UNSUR-UNSUR PEMBENTUK IDENTITAS
NASIONAL BERDASARKAN UKURAN PARAMETER
1. Suku Bangsa
Suku bangsa adalah kelompok spesifik yang mempunyai kesamaan latar belakang.
Selanjutnya diterangkan bahwa pengertian suku bangsa, atau kelompok etnik adalah
perkumpulan orang yang mempunyai latar belakang budaya, bahasa, rutinitas, gaya
hidup, dan ciri-ciri fisik yang sama. Masing-masing mereka mengidentifikasikan diri pada
satu dengan yang lain.

2. Budaya
Budaya atau kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat
pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia,
sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
3. Bahasa
Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran
yang digunakan untuk berkomunikasi oleh
masyarakat pemakainya. Bahasa yang baik
berkembang berdasarkan suatu sistem, yaitu
seperangkat aturan yang dipatuhi oleh
pemakainya. Bahasa sendiri berfungsi sebagai
sarana komunikasi serta sebagai sarana integrasi
dan adaptasi.
4. Kondisi Geografis
Kondisi Geografis adalah keadaan
permukaan bumi pada suatu wilayah tertentu.
Kondisi geografis suatu wilayah berbeda dengan
wilayah lainnya.
IDENTITAS NASIONAL INDONESIA
Identitas kebangsaan (political unity) merujuk pada bangsa
dalam pengertian politik, yaitu bangsa negara. Bisa saja dalam negara
hanya ada satu bangsa (homogen), tetapi umumnya terdiri dari banyak
bangsa (heterogen). Karena itu negara perlu menciptakan identitas
kebangsaan atau identitas nasional, yang merupakan kesepakatan dari
banyak bangsa di dalamnya. Identitas nasional dapat berasal dari
identitas satu bangsa yang kemudian disepakati oleh bangsa-bangsa
lainnya yang ada dalam negara itu atau juga dari identitas beberapa
bangsa-negara. Kesediaan dan kesetiaan warga bangsa dari suatu
negara untuk mendukung identitas nasional perlu ditanamkan, dipupuk,
dan dikembangkan terus-menerus.
Continued
1. Warga lebih dulu memiliki identitas kelompoknya, sehingga jangan
sampai melunturkan identitas nasional. Di sini perlu ditekankan bahwa
kesetiaan pada identitas nasional akan mempersatukan warga bangsa itu
sebagai ”satu bangsa” dalam negara. Bentuk identitas kebangsaan bisa
berupa adat istiadat, bahasa nasional, lambang nasional, bendera
nasional, termasuk juga ideologi nasional.
2. Proses pembentukan identitas nasional di Indonesia cukup panjang,
dimulai dengan kesadaran adanya perasaan senasib sepenanggungan
“bangsa Indonesia” akibat kekejaman penjajah Belanda, kemudian
memunculkan komitmen bangsa (tekad, dan kemudian menjadi
kesepakatan bersama) untuk berjuang dengan upaya yang lebih teratur
melalui organisasi-organisasi perjuangan ( pergerakan ) Kemerdekaan
mengusir penjajah sampai akhirnya Indonesia merdeka pada tanggal 17
Agustus 1945 dan membentuk negara.
UNSUR-UNSUR PEMBENTUKAN
IDENTITAS NASIONAL INDONESIA
1. Sejarah, sebelum menjadi Negara yang modern Indonesia pernah
mengalami masa kejayaan yang gemilang pada masa kerajaan
Majapahit dan sriwijaya. Pada dua kerajaan tersebut telah membekas
pada semangat perjuangan bangsa Indonesia pada abat-abat
berikutnya.
2. Kebudayaan, kebudayaan adalah aspek yang tertanam dalam jiwa dan
raga bangsa, yang menjadi unsur pembentuk indentitas nasional
meliputi: akal budi, peradaban, dan pengetahuan. Misalnya sikap ramah
dan santun bangsa Indonesia.
3. Suku bangsa, suku bangsa adalah suatu kemajemukan atau merupakan
indentitas lain bangsa Indonesia. tradisi bangsa Indonesia untuk hidup
bersama dalam kemajemukan yang bersifat alamiah tersebut. tradisi
bangsa Indonesia untuk hidup bersama dalam kemajemukan
merupakan hal lain yang harus dikembangkan dan di budayakan.
Continued
4. Agama, keanekaragaman agama merupakan indentitas lain
dari kemajemukan dengan kata lain, agama dan keyakinan
Indonesia tidak hanya dijamin oleh konstitusi Negara, tetapi
juga merupakan suatu Rahmat Tuhan Yang Maha Esa yang
harus tetap dipelihara dan disyukuri bangsa Indonesia..
5. Bahasa adalah salah satu atribut indentitas nasional
Indonesia. Sekalipun Indonesia memiliki ribuan bahasa
daerah, kedudukan bahasa Indonesia (bahasa yang digunakan
bangsa melayu) sebagai bahasa penghubung (lingua franca)
peristiwa sumpah pemuda tahun 1982, yang menyatakan
bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan bangsa
Indonesia.
Continued
6. Kasta adalah pembagian sosial atas dasar agama. Dalam agama
hindu para penganutnya dikelompokkan kedalam beberapa kasta. Kasta
yang tertinggi adalah kasta Brahmana (kelompok rohanian) dan kasta yang
terendah adalah kasta Sudra (orang biasa atau masyarakat biasa). Kasta
yang rendah tidak bisa kawin dengan kasta yang lebih tingi dan begitu juga
sebaliknya. Kelas menurut Weber ialah suatu kelompok orang-orang dalam
situasi kelas yang sama, yaitu kesempatan untuk memperoleh barang-
barang dan untuk dapat menentukan sendiri keadaan kehidupan ekstern dan
nasib pribadi. Kekuasaan dan milik merupakan komponen-komponen
terpenting: berkat kekuasaan, mka milik mengakibatkan monopolisasi dan
kesempatan-kesempatan.
Keterkaitan Globalisasi dengan
Identitas Nasional
Dengan adanya globalisasi, identitas hubungan masyarakat antara satu
negara dengan negara yang lain menjadi semakin tinggi. Dengan demikian
kecenderungan munculnya kejahatan yang bersifat transnasional menjadi semakin
sering terjadi. Kejahatan-kejahatan tersebut antara lain terkait dengan masalah
narkotika, pencucian uang (money laundering), peredaran dokumen keimigrasian
palsu dan terorisme. Masalah-masalah tersebut berpengaruh terhadap nilai-nilai
budaya bangsa yang selama ini dijunjung tinggi mulai memudar. Hal ini ditunjukkan
dengan semakin merajalelanya peredaran narkotika dan psikotropika sehingga
sangat merusak kepribadian dan moral bangsa khususnya bagi penerus bangsa. Jika
hal tersebut tidak dapat dibendung maka akan mengganggu terhadap ketahanan
nasional di segala aspek kehidupan bahkan akan menyebabkan lunturnya nilai-nilai
identitas nasional.
Keterkaitan Integrasi Nasional
dengan Identitas Nasional
Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan-perbedaan
yang ada pada suatu negara, sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara
nasional. Sedangkan Identitas nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki
oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang
lain. Antara Integrasi nasional dan identitas nasional negara Indonesia sangatlah tekait.
Mengapa? Karena Indonesia terdiri dari berbagai macam suku yang disatukan melalui
persatuan dibawah bendera merah putih dan “Bhinneka Tunggal Ika”. Melalui proses ini
terjadi proses integrasi nasional dimana perbedaan yang ada dipersatukan sehingga tercipta
keselarasan. Persatuan dari kemajemukan suku inilah yang menjadi salah satu ciri khas
bangsa Indonesia yang membedakannya dengan bangsa lain. Sehingga adanya kompleksitas
perbedaan suku yang bersatu di Indonesia dijadikan sebagai identitas bangsa sebagai bangsa
yang majemuk yang kaya akan suku, tradisi dan bahasa dalam wujud semboyang ‘Bhineka
Tunggal Ika’,
Continued
Masalah integrasi nasional di Indonesia sangat kompleks dan multi dimensional.
Untuk mewujudkannya diperlukan keadilan, kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah
dengan tidak membedakan ras, suku, agama, bahasa dan sebagainya. Sebenarnya upaya
membangun keadilan, kesatuan dan persatuan bangsa merupakan bagian dari upaya
membangun dan membina stabilitas politik disamping upaya lain seperti banyaknya
keterlibatan pemerintah dalam menentukan komposisi dan mekanisme parlemen.
Dengan demikian upaya integrasi nasional dengan strategi yang mantap perlu
terus dilakukan agar terwujud integrasi bangsa Indonesia yang diinginkan. Upaya
pembangunan dan pembinaan integrasi nasional ini perlu karena pada hakekatnya
integrasi nasional tidak lain menunjukkan tingkat kuatnya persatuan dan kesatuan bangsa
yang diinginkan. Pada akhirnya persatuan dan kesatuan bangsa inilah yang dapat lebih
menjamin terwujudnya negara yang makmur, aman dan tentram. Jika melihat konflik yang
terjadi di Aceh, Ambon, Kalimantan Barat dan Papua merupakan cermin dan belum
terwujudnya Integrasi Nasional yang diharapkan. Sedangkan kaitannya dengan Identitas
Nasional adalah bahwa adanya integrasi nasional dapat menguatkan akar dari Identitas
Nasional yang sedang dibangun.
Revitalisasi Pancasila sebagai
Pemberdayaan Identitas Nasional
Revitalisasi Pancasila sebagaimana manifestasi Identitas Nasional
pada gilirannya harus diarahkan juga pada pembinaan dan pengembangan
moral, sedemikian rupa sehingga moralitas pancasila dapat dijadikan dasar dan
arah dalam upaya untuk mengatasi krisis dan disintegrasi yang cenderung
sudah menyentuh ke semua segi dan sendi kehidupan. dan harus kita sadari
bahwa moralitas Pancasila akan menjadi tanpa makna. menjadi sebuah
“karikatur” apabila tidak disertai dukungan suasana kehidupan di bidang hukum
secara kondusif. Antara moralitas dan hukum memang terdapat korelasi yang
sangat erat, dalam arti bahwa moralitas yang tidak didukung oleh kehidupan
hukum yang kondusif akan menjadi subjektivitas yang satu sama lain akan
saling berbenturan, sebaliknya ketentuan hukum yang disusun tanpa disertai
dasar dan alasan moral akan melahirkan suatu legalisme yang represif, kontra
produktif dan bertentangan dengan nilai- nilai Pancasila itu sendiri.
Continued
Dalam merevitalisasi Pancasila sebagai manifestasi Identitas Nasional,
penyelenggaraan MPK hendaknya dikaitkan dengan wawasan:
1. Spiritual, untuk meletakkan landasan etik, moral, religiusitas, sebagai dasar dan
arah pengembangan sesuatu profesi.
2. Akademis, untuk menunjukkan bahwa MPK merupakan aspek being yang tidak kalah
pentingnya bahkan lebih penting daripada aspek having dalam kerangka penyiapan
sumber daya manusia (SDM) yang bukan sekedar instrumen melainkan adalah
subjek pembaharuan dan pencerahan.
3. Kebangsaan, untuk menumbuhkan kesadaran nasionalismenya agar dalam
pergaulan antar bangsa tetap setia kepada kepentingan bangsanya, bangga dan
respek kepada jati diri bangsanya yang memilki ideologi tersendiri.
4. Mondial, untuk menyadarkan bahwa manusia dan bangsa di masa kini siap
menghadapi dialektikanya perkembangan dalam masyarakat dunia yang “terbuka”.
Mampu untuk segera beradaptasi dengan perubahan yang terus menerus terjadi
dengan cepat, dan mampu pula mencari jalan keluarnya sendiri dalam mengatasi
setiap tantangan yang dihadapi, sebab dampak dan pengaruh perkembangan Iptek
yang bukan lagi hanya sekedar sarana, melainkan telah menjadi sesuatu yang
substantif yang dalam kehidupan umat manusia bukan hanya sebagai tantangan
melainkan juga peluang untuk berkarya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai