Anda di halaman 1dari 49

ASSAAMU’ALAIKUM

EEKTROKIMIA
KELOMPOK 5:

MUHAMMAD IQBAL
NURUL MILAH
ROSI CINDITYA T.P
VIVIN S.Y. SARJANI
• Energi listrik merupakan salah satu bentuk energi yang palin
g banyak dibutuhkan, baik untuk sekarang maupun masa ya
ng akan datang, listrik tidak dapat dipisahkan dari kehidup
an kita. Bahkan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekno
logi saat ini tidak dapat lepas dari peranan listrik itu sendiri
walaupun berbagai usaha dilakukan untuk mencari pengga
nti energi listrik itu, misal energi tenaga surya, dan lain seba
gainya.
• Salah satu cabang ilmu kimia yang mempelajari dan menelit
i tentang penggunaan pengubahan energi kimia menjadi en
ergi listrik atau sebaliknya, energi listrik digunakan untuk me
njalankan reaksi kimia adalah elektrokimia, yang salah satu
nya mempelajari tentang sel elektrokimia.
SEL ELEKTROKIMIA
MEMPELAJARI :
• HUBUNGAN ANTARA ENERGI KIMIA

(REAKSI REDOKS ) DENGAN ENERGI


LISTRIK ATAU SEBALIKNYA
•MERUPAKAN SUATU SISTEM YANG TERDIRI ATAS

2 ELEKTRODE : YAITU KATODE DAN ANODE,


DAN LARUTAN ELEKTROLIT
•PADA KATODE TERJADI REAKSI REDUKSI DAN

PADA ANODE TERJADI REAKSI OKSIDASI.


• (Maron & Lando,”Fundamental of Physical Chemistry”.p553)
• Pada dasarnya, sel elektrokimia yang digunakan mempunyai dua fungsi penting, ya
itu :
• a. mengubah energi kimia menjadi energi listrik
• Contoh: accumulator, cell kering.
• b. mengubah energi listrik menjadi energi kimia
• Contoh: pengisian accu, elektrolisis.
• ( Soekardjo.”Kimia Fisika”.p391)
• Dalam elektrokimia, dikenal istilah sel dan baterai. Keduanya mempunyai pengertia
n yang berbeda. Sel adalah suatu susunan tunggal dari dua elektroda dan sebuah
elektrolit yang mampu menghasilkan listrik dari aksi kimia dalam sel atau menghasil
kan aksi kimia dari listrik yang melalui sel.Sedangkan baterai adalah kombinasi dar
i dua atau lebih sel –
sel yang disusun secara seri atau paralel. Misal, pada baterai 6 volt yang sering ki
ta lihat dalam kehidupan sehari –
hari merupakan sebuah kombinasi dari 3 sel 2 volt yang dihubungkan secara seri.
• (Dogra, ”Kimia Fisika dan Soal-Soal”.p511)
• Dalam elektrokimia , kerja dari sel dihitung berdasarkan macam elektrodanya. Macam elektroda dapat digolongkan menjadi beb
erapa macam, yaitu :
• Elektroda yang termasuk dalam tipe ini adalah logam–logam dalam kesetimbangan dengan ion–
ion dari logamnya. Semua elektroda ini beroperasi dalam reaksi umum berikut :
• 1. Elektroda Logam- Ion Logam
• M = M+n + e-
• Misalnya elektroda Zn, Cu, Cd, Na, dan lain – lain.
• 2. Elektroda Amalgama
• Elektroda ini hampir sama dengan elektroda Logam-
Ion Logam, tetapi amalgama lebih aktif dan aktifitas logamnya lebih rendah sebab diencerkan oleh Hg. Misalnya elektroda Pb(Hg
) dalam larutan Pb++ reaksinya adalah sebagai berikut:
• Pb(Hg) Pb++ (apb++) + 2e + Hg
• 3. Elektroda Gas
• Elektroda gas terdiri dari gelembung gas dari kawat atau foil logam yang inert yang dicelupkan dalam larutan yang berisi ion. El
ektroda gas yang umum digunakan adalah elektroda hidrogen, elektroda chlorine, dan elektroda oksigen. Elektroda gas terdiri at
as gas yang dimasukkan bergelembung ke dalam larutan yang berisi in yang setimbang dengannya, sebagai hubungan luar biasa
dipakai Pt dilapisi Pt hitam.
• 4. Elektroda Logam-Garam Tidak Larut
• Elektroda ini setimbang dengan ion-ion sisa asam dari garam yang bersangkutan.
• Misalnyaelektroda : Ag/AgCl(s), Cl-
• 5. Elektroda Logam-Oksigen Logam
• Elektroda-elektrooda ini setimbang dengan ini ion OH- dalam larutan. Dari ini yang penting ialah elektroda Sb/Sb2O3(s), OH-:
• 2Sb + 6H- = Sb2O3(s) + 3H2O + 6e
• Karena : 6H2O = 6H+ + 6OH-
• Maka, Sb(s) + 3H2O Sb2O3(s) + 6H+
• (Soekardjo.”Kimia Fisika”.p403-408)
• Pada sel elektrokimia, baik itu sel Volta maupun sel elektrolisis, berlangsung reaksi redoks pa
da bagian-bagian sel yang disebut dengan elektroda. Ada dua jenis elektroda, yaitu :
• · Anoda
• Adalah elektroda tempat terjadinya proses oksidasi. Pada sel Volta, karena adanya reaksi y
ang spontan dan karena adanya pelepasan elektron dari elektroda ini, maka anoda bermuat
an negatif. Sedangkan pada sel elektrolisis, sumber eksternal tegangan didapat dari luar sehi
ngga anoda bermuatan positif bila dihubungkan dengan katoda. Dengan demikian ion–
ion bermuatan negatif mengalir ke anoda untuk dioksidasi.
• · Katoda
• Adalah elektroda tempat terjadinya proses reduksi. Pada sel Volta, katoda bermuatan positif
bila dihubungkan dengan anoda. Ion –
ion bermuatan positif mengalir ke elektroda ini ( katoda ) untuk direduksi oleh elektron –
elektron yang datang dari anoda. Sedangkan pada sel elektrolisis, katoda bermuatan negat
if. Ion –
ion bermuatan positif (kation) mengalir ke elektroda ini untuk direduksi. Dengan demikian, pa
da sel Volta, elektron bergerak dari anoda ke katoda dalam sirkuit eksternal. Sedangkan pa
da sel elektrolisis, elektron didapat dari aki atau baterai eksternal masuk melalui katoda dan
keluar lewat anoda.
• Potensial Elektroda Standar
• Untuk mengetahui peristiwa reduksi – oksidasi yang terjadi didalam sel-
sel elektrokimia perlu mengetahui tentang potensial reduksi atau potensial elektroda standar atau Eo. Harga Eo dari suatu reaksi r
eduksi sebenarnya tidak dapat dihitung, sebab reaksi ini selalu disertai oleh reaksi oksidasi. Sehingga harga Eo tidak dapat dihitun
g dari setengah reaksi saja (reaksi yang penuh adalah reaksi oksidasi -
reduksi ). Harga Eo yang dipakai adalah harga Eo relatif yang dibandingkan dengan elektroda standar yaitu elektroda Hidroge
n.
• (Maron & Lando.“Fundamental of Physical Chemistry”.p568)
• Harga Eo diatas lebih tepat disebut potensial reduksi standard atau potensial elektroda standard. Harga Eo atau potensial elektro
da standart (elektroda hidrogen) adalah 0 volt. Elektroda pembanding ini terdiri dari gas hidrogen murni bertekanan 1 atmosfer
dan suhu 25o C, yang dialirkan pada elektroda platina (Pt), yang bersentuhan dengan larutan asam (H+) yang mengandung 1 M (
H+). Reaksi yang terjadi pada permukaan platina adalah reaksi reduksi.
• 2 H+ + 2 e - H2(g) Eo = 0 volt
• Dengan membandingkan potensial elektroda lain dengan potensial elektroda standard maka kita dapat menentukan potensial ele
ktroda tersebut.
• Keadaan standar elektrokimia dinyatakan :
• 1. Untuk semua senyawa yang dapat larut, aktivitasnya (konsentrasi) sama dengan 1 molar.
• 2. Untuk semua gas, tekanan parsialnya adalah 1 atm.
• 3. Untuk semua zat cair dan zat padat murni keadaannya stabil pada 25 °C.
• (Maron & Lando.”Fundamental of Physical Chemistry”.p569)
• Potensial Elektroda
• Muatan pada suatu elektroda, karena adanya kelebihan atau kekurangan elektron pada logam. Muatan negatif yang besar, men
unjukkkan adanya senyawa pereduksi yang kuat (elektron donor yang bagus). Potensial suatu elektroda adalah beda potensial ant
ara dua titik, yaitu elektrode dari suatu sel.Suatu titik yang memiliki potensial listrik yang tinggi juga punya muata positif (+) yang
tinggi. Beda potensial merupakan beda muatan pada dua titik.
• Potensial elektrode adalah beda potensial terhadap elektroda standar reference, sedangkan potensial sel adalah beda potensial
antara dua elektroda dan lebih sering disebut voltage sel / ElektroMotive Force (EMF) dinyatakan sebagai Esel atau DE.
• (Maron & Lando.”Fundamental of Physical Chemistry”.p573)

• Sel elektrokimia terdiri dari beberapa macam, yait


u:
• 1. Sel Volta atau Sel Galvanik
• SEL dimana terjadi perubahan energi kimia (reaksi
redoks ) menjadi energi listrik.
• 2. Sel Elektrolisis
• SEL dimana terjadi perubahan energi listrik menjadi
energi kimia ( reaksi redoks)
SEL VOLTA
• 1. Sel Volta atau Sel Galvanik
• SEL dimana terjadi perubahan energi kimia (reaksi redoks ) menjadi energi listrik.
• Adalah sel dimana energi bebas dari reaksi kimia diubah menjadi energi listrik. Hubungan antara energi b
ebas dari reaksi kimia dengan tegangan dinyatakan dengan persamaan berikut :
• DG = -nFE
• dimana :
• DG = energi bebas Gibbs
• F = Faraday
• E = electromotive force cell ( volt )
• n = jumlah molekul elektron yang berperan pada reaksi kesetimbangan
• Contoh : batu baterai dan aki

• SEL VOLTA adalah sel elektrokimia yang menghasilkan listrik dari reaksi redoks.
Karena pada reaksi redoks terjadi transfer elektron dari reduktor ke oksidator,dan berlangsung secara
spontan.
• SEMUA REAKSI REDOKS dapat menghasilkan energi listrik
Zn(s) + CuSO4 (aq) ZnSO4 (aq)+
Cu(s)
• ELEKTRODE (KATODE DAN ANODE)
Logam Zn disebut sebagai ANODE.
Karena Zn mengalami oksidasi.
Logam Cu disebut sebagai KATODE.
Karena Cu mengalami reduksi.
• ALIRAN ELEKTRON
ANODE : Zn  Zn2+ + 2e
elektron yang dihasilkan dari proses oksidasi di anode
akan mengalir melalui kawat penghantar ke
katode,sehingga ion Cu2+ dalam katode mengalami
reaksi KATODE : Cu2+ + 2e  Cu
 Berdasarkan proses tersebut,jumlah ion Zn2+ di
anode lebih banyak daripada ion SO42-
,sedangkan jumlah ion Cu2+ lebih sedikit daripada
ion SO42- di katode.
Hal ini menyebabkan ketidakseimbangan jumlah ion
dalam setiap larutan elektrolit.
Maka diperlukan JEMBATAN GARAM.
JEMBATAN GARAM
• Dibuat dengan melarutkan garam-garam yang
sangat mudah larut dalam air pada larutan agar-
agar misalnya,KNO3 , NaNO3
• Berfungsi untuk menyeimbangkan jumlah kelebihan
muatan ion negatif ( SO42- )di katode dengan
reaksi : K+(aq)+ SO42-(aq)  K2SO4 (aq) dan
menyeimbangkan jumlah kelebihan muatan ion
positif di anode dengan reaksi:
Zn2+ (aq) + 2NO32- (aq)  Zn(NO3 )2 (aq)
PENULISAN SEL VOLTA
• ANODE | lar. eleketrolit || lar.elektrolit | KAT
(-) pada anode pada katode ( +)
Aturan penulisan sel volta:
1. Anode adalah elektrode (-) dan katode (+)
2. Anode ditulis di sebelah kiri dan katode di sebelah
kanan
3. Garis tunggal menyatakan batas zat yang mengalami
oksidasi dan reduksi.
4. Dua garis sejajar (||) menyatakan jembatan garam.
Contoh:
 Zn (s) + Cu2+ (aq)  Zn2+ (aq) + Cu(s)
Maka ditulis :
Zn(s) | Zn2+ (aq) || Cu2+ (aq)|Cu (s)
POTENSIAL ELEKTRODE STANDAR ( E0 )

• Pengukuran potensial reduksi atau potensial oksidasi


standart dari suatu zat harus dilakukan pada keadaan
standart ,yaitu konsentrasi 1 M dan pada suhu 250 C.
Hal ini disebabkan pengukuran potensial zat
bergantung pada konsentrasi dan suhu selain
jenisnya.
• Untuk mengukur potensial suatu elektrode digunakan
elektrode lain sebagai pembanding atau standart.
Elektrode hidrogen digunakan sebagai elektrode
standar karena harga potensialnya = 0
• Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan pada keadaan
standar ,maka diperoleh data berbagai potensial elektrode standar
( potensial reduksi)
• DERET VOLTA
Li K Ba Ca Na Mg Al Mn Zn Cr Fe Ni Cd Sn Pb H Cu Hg Ag Pt Au

Li K Bagong Cari Nangka Margono Alias Min Zaini Cromo Fe Ni Cd


Senang Pergibersama Hartini Crupuk Hangus Agak Pahit Mas.
Lihat Kanan Banyak Calon Nangis Manggil Ali Minta IZin Cari Fe Ni
Cowok Simpanan Prabu Habis Cukur Hingga Agak bAu.
bLi Kaos Baju Clana Namun Mengapa Ali Minta Zain Cari Fembantu
Cadangan Coz Nanti Senin Pembantu Harus Bisa Cuci Harga Perak
Platina Emas
POTENSIAL REAKSI REDOKS ( E sel)
 Potensial sel volta dapat ditentukan melalui
eksperimen ( voltmeter) atau dapat dihitung
berdasarkan data potensial elektrode positif dan
potensial elektrode negatif (anode), sehingga
dapat dirumuskan:
E SEL = E0 reduksi – E0 oksidasi
= E0 katode – E0 anode
JENIS-JENIS SEL VOLTA
• SEL PRIMER reaksi yang searah, bila di
pakai tidak digunakan lagi
TERMASUK SEL PRIMER :
 Baterai kering atau sel Leclanche
 Baterai alkaline
 Baterai litium
 Baterai merkuri oksida –Zn
 Baterai perak Oksida
 SEL SEKUNDER sel yang dapat digunakan
lagi setelah dipakai.
TERMASUK SEL SEKUNDER:
 AKI
 BATERAI NIKEL KADMIUM
 FUEL CELL ( SEL BAHAN BAKAR)
 SEL EDISON
SEL ELEKTROLISIS
• 2. Sel Elektrolisis
• SEL dimana terjadi perubahan energi listrik menjadi energi kimia ( reaksi redoks)
• Adalah sel dimana energi listrik digunakan untuk berlangsungnya suatu reaksi kimia
. Sel ini merupakan kebalikan dari sel Galvanik. Emf, perbedaan potensial yang dis
ebabkan karena adanya arus yang mengalir dari elektroda berpotensial tinggi me
nuju elektroda berpotensial rendah, yang diperlukan untuk berlangsungnya proses i
ni akan sedikit lebih tinggi daripada emf yang dihasilkan oleh reaksi kimia, dan ini
didapat dari lingkungannya. Reaksi kimia spontan menghendaki G menjadi negatif.
Kesetimbangan akan terjadi bila DG dan E sama dengan nol. Reaksi dengan nilai
E lebih positif akan terjadi lebih dahulu daripada reaksi –
reaksi dengan kepositifan yang lebih rendah.
• Contoh : peristiwa penyepuhan logam dan penanganan korosi.

• Merupakan reaksi redoks yang tidak spontan ,maka memerlukan energi.


• Berlangsung pada suatu rangkaian elektrode dan sumber arus listrik searah yang
disebut sel elektrolisis.
Perbedaan sel volta dan sel elektrolisis
NO SEL VOLTA ELEKTROLISIS

1 Anode adalah kutub positif (+) Anode adalah kutub positif (+)
Katode adalah kutub negatif(-) Katode adalah kutub negatif (-)

2 Mengubah redoks menjadi listrik Mengubah listrik menjadi redoks

3 Reaksi spontan Reaksi tidak spontan

4 Menghasilkan energi Memerlukan energi


KOMPONEN PADA SEL ELEKTROLISIS

• ELEKTRODE AKTIF ( TERLIBAT DALAM


BEREAKSI)
INERT ( TIDAK TERLIBAT
DALAM REAKSI)
Pt,C, Au
• LARUTAN ELEKTROLIT / LEBURAN ( CAIRAN)
• SUMBER ARUS LISTRIK SEARAH
REAKSI PADA KATODE
1. Ion H+ (dari asam ) dapat tereduksi menjadi gas
hidrogen (H2 )
2 H2+ (aq) + 2 e  H2 (g)
2. Kation dari logam alkali ,alkali tanah,Mn,Al maka
tidak dapat tereduksi, yang tereduksi adalah air
H2 O + 2e  H2 (g) + 2 OH- (aq)
3. Kation logam lainnya ,tereduksi menjadi logamnya.
Zn2+ (aq) +2e  Zn (s)
Cu2+ (aq) + 2e  Cu(s)
Ag+ (aq) + 2e  Ag (s)
REAKSI PADA ANODE
• Anion basa ( OH- ) tidak dapat teroksidasi ,yang
teroksidasi adalah air.
4OH-  2H2O + O2 (g) + 4e
• Ion sisa asam ( NO3- ,SO42- , PO43- ) tidak
teroksidasi,yang teroksidasi air.
2H2 O  4H+ (aq) + O2 (g) + 4e
• Ion sisa asam halida (F,Cl,Br,I) dapat teroksidasi
2 F-  F2 (g) + 2e
2 Cl-  Cl2 (g) + 2e
2 I-  I2 (g) + 2e
• Setelah kita mempelajari aspek kualitatif reaksi elektrolisis, kini kita
akan melanjutkan dengan aspek kuantitatif sel elektrolisis. Seperti
yang telah disebutkan di awal, tujuan utama elektrolisis adalah
untuk mengendapkan logam dan mengumpulkan gas dari larutan
yang dielektrolisis. Kita dapat menentukan kuantitas produk yang
terbentuk melalui konsep mol dan stoikiometri.
• Satuan yang sering ditemukan dalam aspek kuantitatif sel
elektrolisis adalah Faraday (F). Faraday didefinisikan sebagai
muatan (dalam Coulomb) mol elektron. Satu Faraday equivalen
dengan satu mol elektron. Demikian halnya, setengah Faraday
equivalen dengan setengah mol elektron. Sebagaimana yang telah
kita ketahui, setiap satu mol partikel mengandung 6,02 x 1023
partikel. Sementara setiap elektron mengemban muatan
sebesar 1,6 x 10-19 C. Dengan demikian :
HUKUM FARADAY
• Faraday seorang ilmuwan fisika dan kimia di
Inggris, menemukan hubungan kuantitatif antara
massa zat yang dihasilkan dengan jumlah listrik
yang digunakan pada reaksi elektrolisis.
Penemuannya dikenal dengan hukum Faraday.
• HUKUM FARADAY I
“Jumlah massa zat yang dihasilkan selama
elektrolisis berbanding lurus dengan jumlah listrik
yang dilewatkan pada larutan selama elektrolisis”
• Hukum Faraday
• Michael Faraday mengemukakan bahwa jumlah zat pada k
atoda dan anoda sebagai produk elektrolisis. Contoh :
• Elektrolisis larutan AgNO3 akan diperoleh endapan perak (
Ag) dikatoda.
• Ag + + e - Ag(S)
• 1 mol Ag + 1 mol elektron
• Muatan 1 elektron adalah 1,6 ´ 10-
19 Coulomb. Maka muatan 1 mol elektron adalah (1,6 ´ 10-
19) ´ (6,02 ´ 1023) Coulomb atau 96500 Coulomb = 1 Fara
day.
• Jadi 1 Faraday = 1 mol elektron = 96500 Coulomb.
• (Glasstone,”Textbook of Physical Chemistry”.p885)
• Hukum Faraday I
• Faraday menyatakan : “ Banyaknya zat yang dihasilkan pada elektroda sebanding
dengan jumlah arus yang dialirkan pada zat tersebut”.
• Hal ini dapat dirumuskan :
• dimana :
• G = Berat zat dalam gram
• e = Berat ekivalen
• I = Kuat arus dalam ampere
• t = Waktu dalam detik
• Jika arus yang dialirkan dinyatakan dalam Faraday, maka :
• F=
• dimana : I ´ t = muatan dalam satuan Coulomb
• G =e´F
• Maka didapatkan rumus dari hk faraday I
w = e.F w= massa zat
e= massa ekivalen ( Ar/val
F = tetapan faraday ( 1 F =
96500 Coulumb.
w = e.i.t/96500
I = kuat arus (ampere)
e = massa ekevalen
t = waktu ( detik)
HUKUM FARADAY II
“ apabila terdapat 2 atau lebih sel elektrolisis
dialiri oleh arus listrik dalam jumlah yang
sama,maka perbandingan massa zat yang
dihasilkan sama dengan massa ekuivalen zat –zat
tersebut”
w ~ e w1 : w2 = e2 :e2
• (Glasstone,”Fundamental of Physical Chemistry”.p885)
• Hukum Faraday II
• Faraday mengatakan, “ Jumlah zat-
zat yang dihasilkan oleh arus yang sama didalam beberapa sel yang berbeda, sebanding dengan berat e
kivalen (BE) zat-zat tersebut”.
• Contoh :
• Jika arus sebesar 1 Faraday dialirkan kedalam larutan CuSO4, AgNO3, dan AuCl3, maka berat Cu : Ag : A
u sebanding dengan BE Cu : BE Ag : BE Au = 63.5/2 : 108/1 : 197/3.
• Hukum ini dapat dibuktikan dengan memberikan arus yang sama melalui beberapa larutan misalnya laruta
n asam sulfat, perak nitrat dan tembaga sulfat dimana banyaknya material yang diendapkan pada katod
a, yaitu hidrogen, perak, dan tembaga, akan sebanding dengan berat ekivalen masing –
masing, yaitu 1 : 107.88 : 31.78. Hal ini sesuai dengan hukum kedua. Untuk membuktikan hukum yang pert
ama, dapat diberikan arus yang berbeda – beda untuk waktu yang berbeda –
beda pula dan menentukan banyaknya material yang diendapkan pada katoda atau yang dibebaskan d
ari anoda. Kuantitas elektrik sebanding dengan produk. Jika arus I amp. mengalir untuk t detik, maka jumla
h coulombnya adalah Ixt. Dari hasil percobaan bahwa satu coulomb dapat mengendapkan 0.001118 gra
m perak atau 0.001118/107.88 gram ekivalen perak. Ini berarti dibutuhkan 96494 coulomb untuk menge
ndapkan 1gram ekivalen perak. Jadi banyaknya material yang diendapkan pada elektrode adalah Ixt /
96500 g.ekuiv. Bila substansi mempunyai berat ekuivalen e, maka berat total yang diendapkan adalah Ite
/ 96500.
Kegunaan elektrolisis dalam industri

 Produksi zat
 pembuatan Na,O2, Cl2
 Pemurnian logam
 Penyepuhan logam (elektroplating)
 penyepuhan besi dengan seng
 penyepuhan tembaga dengan perak
 penyepuhan besi dengan tembaga
• (Glasstone.”Fundamental of Physical Chemistry”.p885-886)
• Aplikasi Dalam Industri
• Terdapat beberapa proses elektrokimia yang penting artinya bagi ilmu pengetahuan dan ind
ustri. Penggunaan energi listrik pada produksi komersial dari hidrogen, oksigen, ozon, hidrog
en peroksida, sodium hidrksida, senyawa oksigen dan halogen. Aplikasi lainnya dari elektroki
mia termasuk produksi dari bahan kimia lainnya, seperti elektrorefining dari metal, elektropla
ting dari metal dan campuran metal, serta prduksi peralatan dari metal dengan elektrodepos
isi.
• Elektrolisis banyak diaplikasikan pada berbagai produksi, antara lain :
• 1. ekstraksi berbagai logam dari senyawanya seperti alumunium, natrium, kalium, magnesium,
seng dan kalsium.
• 2. Pemurnian tembaga.
• 3. Produksi natrium hidroksida dan klor dari larutan natrium klorida.
• 4. Pelapisan kromium, nekel, timah, seng pada baja.
• 5. Penyepuhan emas dan perak.
• 6. Mengisi ”AKI”.
• 7. Pelapisan alumuniun oksida pada permukaan alumunium (anodasi).
KOROSI
 PROSES TERJADINYA KOROSI(perkaratan)
Karat pada besi sebenarnya merupakan reaksi
kimia yang terjadi pada permukaan logam.
Korosi disebabkan oleh oksidasi oksigen di udara
terhadap logam.
Logam yang mengalami korosi adalah logam yang
mempunyai potensial reduksi lebih rendah dari
oksigen
• Besi merupakan logam yang paling mudah
terkorosi oleh oksigen membentuk oksida besi.
Jika alumunium teroksidasi akan terbentuk
alumunium oksida yang membentuk lapisan pada
permukaan alumunium,sehingga menghambat
oksidasi selanjutnya.
• Pemicu korosi adalah tetesan air di permukaan
logam yang mengandung oksigen.
air dengan oksigen cenderung
tereduksi,sedangkan besi cenderung teroksidasi.
 Reaksi yang terjadi:
anode : Fe (s)  Fe2+ (aq) +2e
Katode : O2 (g) + H2O(l) +2e  4 OH-
------------------------------------------------------------
Fe(s) +O2(g)+2H2O(l)+2eFe2+(aq) + 4OH- (aq)
Ion Fe2+ yang terbentuk pada anode juga akan
bereaksi dengan oksigen dan uap air membentuk
karat ( Fe2O3 x H2O )
Faktor yang mempengaruhi terjadinya
korosi
 Tingkat keasaman
 Kawasan industri banyak mengandung oksida
asam seperti CO2 , SO2
 Kontak dengan elektrolit
 Keadaan logam besi itu sendiri
kerapatan,kasar/halusnya permukaan logam
 Keaktifan logam
 Kontak dengan logam lain
CARA MENCEGAH KOROSI
• Mencegah kontak dengan oksigen dan atau air
dengan memberikanlapisan pada permukaan besi
seperti cat,minyak.
• Penyepuhan
 melapisi dengan seng
 melapisi dengan timah
 penghubung magnesium
• Pencampuran logam ( alloy)
stainless steel
DALAM INDUSTRI
Reaktor elektrokimia disebut sel elektrolisa. Sel ini terdiri atas: (i)
sebuah bejana, badan sel, (ii) dua elektroda, anoda dan katoda,
dimana reaksi elektrokimia berlangsung, dan (iii) elektrolit.
Beberapa sel memiliki diafragma atau membran antara
kompartemen anoda dan katoda untuk memisahkan produk anodik
dan katodik. Produk awal yang menggunakan proses elektrolisa
meliputi: (i) logam aluminium, kalium dan natrium, (ii) bahan kimia
kuat seperti pemutih, khlorin, bromin dan natrium hidroksida. Selama
bertahun-tahun, berbagai macam bahan, terutama logam dan agen
perngoksidasi kuat, telah diproduksi secara elektrolisa. Diantara
produk-produk tersebut yang masih diproduksi sampai sekarang
adalah khlorin, natrium hidroksida, natrium khlorat, hidrogen,
oksigen, alumunium, tembaga, magnesium, seng dan adiponitril,
bahan baku untuk membuat nylon.
• Khlorin dan natrium hidroksida
• Dua bahan kimia yang umumnya dihasilkan dengan elektrolisa larutan garam adalah khlorin (Cl2) dan
natrium hidroksida (NaOH). Pabrik pada awalnya dibangun ditempat dimana daya listrik dari pembangkit
listrik tenaga air (PLTA) atau uap dan deposit garam padat atau brine tersedia. Selama bertahun-tahun,
dua proses muncul. Pertama adalah sel diafragma dimana lembaran asbes berpori memisahkan
kompartemen anoda dan katoda. Kedua adalah sel merkuri dimana katoda berupa genangan merkuri
cair. Reaksi katoda melibatkan pembentukan natrium amalgam yang dipisahkan dalam sel kedua (sel
pemisah). Sel merkuri menggunakan lebih banyak energi listrik tetapi menghasilkan produk dengan
kemurnian lebih tinggi daripada sel diafragma.
• Instalasi sel produksi khlorin modern menggunakan sel membran pertukaran ion.
• Beberapa faktor, termasuk keprihatinan lingkungan terhadap merkuri dan asbes, kemurnian produk sel
difragma dan ketersediaan elektroda dan bahan baru, mendorong ditemukannya sistem ketiga saat ini,
yakni: sel membran. Membran adalah pemisah semipermeabel yang hanya mengijinkan ion natrium lewat
antara kompartemen anoda dan katoda. Ini mengakibatkan kemurnian produk yang lebih besar daripada
sel diafragma dan konsumsi energi yang lebih rendah daripada sel merkuri. Membran adalah serangkaian
pengembangan paling mutakhir, yang meliputi anoda terlapisi titanium katalitik, katoda tegangan rendah
dan polimer tahan korosi yang digunakan untuk badan sel, yang telah dimasukkan dalam sel khlor-alkali
dalam 30 tahun terakhir. Pengalaman telah menunjukkan bahwa rancangan sel berkembang terus dan
diharapkan bahwa teknologi baru akan dimasukkan kedalam sel membran pada tahun-tahun mendatang.
• Alumunium
• Sebelum pembuatannya dengan elektrolisa, logam aluminium sangat
jarang dan harganya semahal perak. Sekarang aluminium
merupakan bahan yang murah dan mudah didapat yang berharga
karena sifat ketahanannya terhadap korosi. Dalam proses
produksinya, salah satu elektroda dalam sel dibuat dari karbon dan
dikonsumsi dalam proses yang bersuhu tinggi. Beberapa reaksi
samping yang tak diinginkan juga terjadi sehingga efisiensi produksi
yang didasarkan pada konsumsi listrik lebih kecil daripada 100%.
Diantara pertimbangan yang memengaruhi efisiensi sel dan
konsumsi yang lebih rendah adalah suhu, jarak antar elektroda,
bahan elektroda, konsumsi elektrolit, ukuran sel, sumber bahan baku
dan kapasitas produksi. Jelas dibutuhkan ketrampilan teknik untuk
memahami pengaruh ini dan untuk mencapai kondisi produksi yang
optimum.
• Pengambilan dan pemurnian logam
• Banyak logam lain diperoleh dari biji mineralnya atau dimurnikan
dari persediaan yang tidak murni dengan proses elektrokimia.
Diantara contoh yang sangat banyak adalah tembaga, nikel, seng,
magnesium dan titanium. Dalam industri tembaga, misalnya,
elektrorefining dilakukan dengan menempatkan lembaran tembaga
tak murni dalam sel, melarutkannya dengan elektrolisa dalam asam
sulfat, dan elektroplating tembaga murni pada elektroda yang lain.
Dengan pengendalian kondisi sel, pengotor tertinggal, sebagai
padatan tak larut atau sebagai spesies tak larut yang tidak
menempel. Dasar ilmiah yang mendasari elektrorefining tenbaga
meliputi thermodinamika, kinetika, perpindahan massa dan
fenomena distribusi arus dan potensial. Akan tetapi, konsep dasar
harus ditransformasi kedalam perancangan teknik untuk mencapai
operasi yang hemat dan produk berkualitas tinggi.
• Sintesis elektro-organik
• Proses komersial untuk memproduksi bahan kimia organik yang saat
ini dipraktekkan pada skala yang dapat dibandingkan dengan
bahan kimia anorganik dan logam yang diuraikan diatas adalah
elektrohidrodimerisasi acrylonitrile menjadi adiponitrile. Bahan kimia
organik spesialty yang diproduksi secara elektrokimia meliputi
perfluorooctanoic acid [CF3(CF2)6COOH] dan
perfluorooctanesulfonic acid [CF3(CF2)7SO3H]. Beberapa proses
elektro-organik telah dipraktekkan pada skala semikomersial.
Contohnya adalah oksidasi benzena menjadi benzoquinone dan
epoksidasi propylene menjadi propylene oksida. Banyak reaksi
elektro-organik adalah mudah dan murah dan pemahaman ilmiah
terus semakin baik. Alasan untuk keterlambatan proses elektro-
organik skala besar terutama adalah ekonomi. Ketika bahan baku
dan kondisi energi berubah, proses elektro-organik mungkin
mencapai kelayakan ekonomi.
• Masa depan teknologi elektrokimia
• Pengembangan, perancangan dan operasi proses
elektrokimia telah sangat maju dalam beberapa dekade
terakhir. Pengenalan bahan baru dalam sel elektrolisa telah
mengarah kepada evolusi sel dan sistem baru.
Kecenderungan ini, yang telah diikuti dengan pematangan
dan pendalaman prinsip dasar teknik dan sains
elektrokimia, telah menghasilkan banyak sekali pilihan
proses baru dan teknologi. Sebagai contoh, pengenalan
elektroda berpori dengan luas permukaan besar dalam sel
elektrolisa secara signifikan meningkatkan rekoveri logam
dari larutan yang sangat encer seperti terjadi dalam aliran
pembilasan operasi elektroplating. Peluang untuk masa
depan sangat menantang.
WASSAAMU’ALAIKUM
Pertanyaan:
1. Elektrokimia mempelajari tentang apa?
HUBUNGAN ANTARA ENERGI KIMIA
(REAKSI REDOKS ) DENGAN ENERGI
LISTRIK ATAU SEBALIKNYA

2. Perbedaan sel volta dan elektrolisis


3. Sebutkan yang diketahui elektrokimia bidang
industri?
Seta:
Dalam penerapan industri, proses penyepuhan logam?
Sandy:
Elektolisis, cu2+ di berikan dianoda atau katoda
Shasa:
Dalam melapisi tinggal ambil ion saja, ato bagaimana.
Ketentuan penggabungan antar logam pelapisan
Syamsul:
Baterray volta. Tampilkan gambar batterai yg ubah kimia
ke listrik

Anda mungkin juga menyukai