Anda di halaman 1dari 40

Proteksi pada Saluran Kompleks

Marshella Adhitya Giofanny


M. Aljan Aris
7.1 Pendahuluan
Proteksi diferential maupun skema proteksi rele jarak pada saluran yang
menghubungkan dua gardu induk dimana impedansi saluran hanya dicirikan oleh
jenis dan ukuran konduktor yang digunakan.

Dalam praktiknya, konfigurasi saluran transmisi yang banyak ditemukan adalah


saluran-saluran paralel, baik yang berjalan pada menara listrik yang sama atau atau
saluran paralel lain yang berjalan pada menara yang berbeda.

Pada berbagai utilitas terdapat juga saluran transmisi paralel yang terhubung
secara lebih kompleks, misal dengan tiga atau lebih gardu seperti pada gambar 7.1

Secara umum proteksi saluran kompleks boleh dikatakan tidak sesederhana sistem
proteksi saluran tunggal yang hanya menghubungkan dua gardu.
7.2 Saluran Paralel
Bila dua atau lebih saluran transmisi dijalankan pada satu menara pendukung
yang sama atau beberapa saluran pada tiang pendukung yang berbeda namun
berdekatan maka di antara saluran-saluran tersebut akan ada kopling bersama.
Besaran kopling bersama urutan positif maupun negatif antara dua saluran
paralel adalah relatif kecil. Yang perlu diperhatikan pengaruh kopling bersama
urutan nol antara saluran paralel yang bernilai cukup besar.

Kondisi lain yang perlu diperhatikan yaitu bila salah satu saluran tetangga
tidak beroperasi dan kedua ujung-ujungnya ditanahkan sengaja. Pada kondisi
jaringan ini jika terjadi gangguan tanah pada saluran yang beroperasi maka
arus gangguan tanah yang mengalir akan menginduksikan arus pada saluran
tetangga yang ditanahkan. Arus ini mengalir sepanjang saluran, mengalir ke
tanah dan balik ke saluran melalui ujung jauh menjadi arus sirkulasi dapat
menyebabkan kesalahan operasi rele.
7.2.1 Sistem Unit Proteksi
Unit Proteksi diferensial yang dilengkapi dengan fitur elemen-elemen
jarak dimana prinsip kerja rele tidak ditentukan hanya oleh besarnya arus
gangguan tapi ditentukan juga oleh gabungan arus bersama dengan
tegangan sebagaimana pada jarak rele biasa maka pengaruh kopling
bersama antara saluran-saluran paralel tersebut harus diperhitungkan,
khususnya pengaruh kopling bersama urutan nol pada saat gangguan
tanah.
7.2.2 Proteksi Jarak
Pada uraian berikut akan dibahan beberapa permasalahan aplikasi
penerapan skema rele jarak, khususnya pada saluran-saluran paralel dan
kompleks dengan banyak terminal.

Gejala Arus Balik

Gejala arus balik pada saluran paralel dapat menyebabkan kesalahan


operasi sistem proteksi. Gambar 7.2 memperlihatkan dua sistem
pembangkit yang terhubung pada kedua ujung saluran.
Capaian Rendah pada Saluran Paralel
Gangguan yang terjadi pada saluran diluar daerah skema proteksi, misal
gangguan yang terjadi di luar terminal ujung remote bisa menyebabkan rele
mengalami capaian kurang meskipun Rele disetel mampu mencapai titik
gangguan diluar ujung remote.

Karena gangguan terjadi diluar ujung remote saluran maka Rele A dan C
hanya merasakan setengah arus gangguan. Dengan demikian Rele A dan C
akan melihat impedansi gangguan sebesar dua kali dari impedansi sebenarnya.

Gangguan bagian luar ujung remote dapat dilihat oleh elemen Zona 2 dan
Zona 3 maka kemungkinan gangguan berada diluar daerah proteksi, mestinya
dipertimbangkan pada waktu setelan waktu Zona 2 dan Zona 3 secara khusus
diluar setelan dasar. Setelan capaian minimum Zona 2 harus paling dikit
sampai ujung remote saluran yang diproteksi. Yang perlu diperhatikan adalah
kompensasi capaian kurang yang diberikan pada elemen Zona 3. karena
daerah proteksi yang bisa dicapai elemen Zona 3 relatif sangat panjang, yaitu
yang hampir mencapai seluruh jaringan berdekatan.
7.3 SKEMA UNIT PROTEKSI SALURAN
BANYAK GARDU
Saluran banyak gardu adalah saluran transmisi yang mempunyai tiga atau
lebih terminal dimana masing-masing terminal bisa terhubung dengan
beban, pembangkit-pembangkit atau kombinasi beban dan pembangkit.
Terminal yang tersambung dengan beban dikenal sebagai gardu taps.

Saluran banyak gardu sederhana dan yang umum ditemukan terdiri dari
tiga gardu yang dikenal konfigurasi saluran T. pada dasarnya skema
proteksi yang digunakan pada sistem saluran standar dua terminal dapat
juga digunakan pada sistem saluran banyak terminal. Untuk mendapatkan
sistem proteksi terintegrasi dan efektif maka masing-masing skema rele
proteksi perlu dilengkapi berbagai kanal signaling seperti kabel optik,
power line carrier atau kabel pilot.
7.3.1 Skema Kabel Pilot
Proteksi menggunakan kabel pilot adalah sistem proteksi dengan biaya
rendah, tidak sensitif terhadap ayunan daya, relatif sederhana namun
mempunyai keandalan yang tinggi. Terdapat juga keterbatasan kabel pilot
pada proteksi saluran yang tidak bercabang yang ditarik langsung dari satu
terminal ke terminal lain tanpa singgah di percabangan saluran.

Rele proteksi akan melihat kenaikan tahanan kabel pilot sehingga bisa di
pandang rangkaian terbuka (open circuit) sedang kapasitansi shunt akan
terlihat sebagai jalur hubung singkat sepanjang kabel pilot. Bila batas
harga terlampaui maka rele proteksi bisa kehilangan sensitivitasnya
terhadap gangguan internal maupun eksternal

Akibatnya adalah bahwa tegangan dalam kabel pilot khususnya dalam


kondisi gangguan bisa mencapai nilai yang cukup tinggi yang bisa
membahayakan peralatan maupun manusia.
7.3.2 Skema Tegangan Balans Translay
Untuk mempertahankan linieritas rangkaian balansmaka tegangan acuan
di ambil dari trafo arus kuadran terpisah terlihat pada gambar 7.3. terlihat
bahwa unit-unit auxiliary terhubung dengan kumparan penjumlah yang
dipasok (energised) dari trafo arus utama yang tehubung seri dengan
rangkaian elektromagnetis bagian atas masing-masing elemen sensing.

Kumparan-kumparan sekunder rele digunakan sebagai rangkaian bias


sebagaimana pada rele standar. Bila digunakan untuk memproteksi saluran
dengan satu pencabangan T, maka secara empiris nilai setelan rele pada
saluran lurus standar biasanyanya dinaikkan sebesar 50% sedanng untuk
dua cabang T, nilai setelannya dinaikkan hingga 75%.
7.3.3 Skema Perbandingan Fasa dengan
Power Line Carrier
Proteksi dengan perbandingan fasa dilakukan untuk setiap fasa termasuk
perbandingan sudut fasa yang diperleh dari kombinasi arus urutan-urutan
pada masing-masing ujung saluran. Bila perbedaan sudut fasa meleihi
harga yang sudah ditentukan (disetel sebelumnya),maka sudut trip (trip-
angel) akan mengirim signal trip pada CB terkait.
Terdapat dua detektor yang perlu disetel pada level yang berbeda, yaitu
setelan tinggi (high set) dan setelan rendah (low set). Detektor yang disetel
rendah akan mengirim signal untuk men-start transmisi signal carrier,
sementara itu detector yang disetel tinggi akan mengendalikan output
keluaran tripping. Selisih antara setelan rendah dengan setelan tinggi ini
adalah safeyguard yang nilainya diatur sedemikian rupa sehingga skema
proteksi tiak akan salah kerja terhadap gangguan eksternal.
Sebagai contoh, untuk menghindarkan salah kerja pada sistem proteksi
saluran tiga terminal seperti pada gambar 7.4.
Kondisi yang paling tidak diinginkan adalah bila arus IA dan IB sama besar
karena untuk mempertahankan stabilitas pada kondisi ini maka safeguard,
yaitu selisih antara setelan tinggi dan rendah, perli dibuat sebesar dua kali dari
safeguard yang diperlukan pada setelan saluran lurus. Tetapi beda setelan
tinggi dan setelan rendah yang terlalu jauh perlu bias mengakibatkan sensivitas
rele proteksi berkurang yang pada akhirnya bias berakibat lebih jauh bahwa
rele tersebut tidak lagi cocok pada level gangguan system tenaga yang rendah.
Kesulitan lain yang bisa ditemukan pada saluran banyak terminal dapat dilihat
pada kejadian pada gambar 7.5
7.3.4 Skema Diferensial dengan Serat Optik
suatu rele arus diferensial dapat digunakan sebagai unit proteksi untuk
memproteksi saluran banyak terminal tanpa mengurangi fungsi skema
proteksi lain yang mungkin sudah terpasang.
Penerapan unti proteksi menggunakan kanal-kanal serat optik pada sistem
tiga teminal dapat dilhat pada gambar 7.6. rele pada masing-masing ujung
saluran terdiri dari jenis rele digital atau rele numerik yang bisa saling
berkomunikasi melalui saluran kabel optik yang dibuat secara khusus
untuk proteksi ataupun ditumpangkan s=melalui terminal yang digunakan
kebutuhan umum.
Masing-masing rele kemudian melakukan perhitungan setiap arus fasa, jumlah
arus diferensial dan juga arus bias yang diperlukan untuk me-restrain rele
sebagaimana pada cara konvesional untuk membias unit proteksi diferensial.
Maka karakteristik rele yang diterapkan perlu disetel dengan tepat sehingga
tetap stabil dan selektif.
Bila besar arus diferensial sudah mencapai nila sedemikian besar yang bisa
mengindikasikan ganggua yang terjadi, maka rele akan mentriokan PMT
dengan menggunakan rangaian trip lokal.
Modul-modul sistem diferensial melakukan pengukuran masing-masing arus
fasa secara sendiri-sendiri sehingga pada jaingan yan menggunakan PMT satu
kutub dapat digunakan untuk melakukan tripping fasa tunggal.
Demikia juga dengan menggunakan kanal komunikasi secara redundan dimana
bila salah satu kanal terganggu sistem masih tetap kerja dengan baik tanpa
kehilangan fungsinya sebagai proteksi utama. Rele umerik juga sudah
dilengkapi dengan modul yang dapat mendeteksi kehilangan sinyal
komunikasi dengan baik sehingga secara otomatis sistem komunikasi dapat
dialihkan menggunakan kanal kounikasi stand-bye
Impedansi Real dilihat Rele Jarak
Dipengaruhi oleh arus infeed pada setiap titik
percabangan yang terdapat pada saluran yang mau
diproteksi.

VA  I A Z LA  I B Z LB

Sehingga impedansi ZA dilihat dari rele jarak pada terminal A adalah:


Atau dengan mensubtitusikan IB = IA+IC maka

Dalam hal ini impedansi real yang diperlihatkan dapat


dinyatakan dalam impedansi sumber sebagai berikut :

Besar suku ketiga persamaan diatas adalah fungsi


impedansi total cabang A & B dan dapat mencapainilai
relatif tingi khususnya bila ukuran pembangkit C jauh
lebih besar drpd pembangkit A.
Gangguan busbar gardu B
Impedansi Real yang diperlihatkan pada Rele Jarak di
Gardu A pada ganguan busbar yang terjadi di Gardu B
Saluran yang ditap dengan Trafo dengan
Netral terhubung langsung dengan tanah
Jaringan urutan2 gangguan busbar
fasa A ke tanah
 Pada Gambar 7.11 dapat dilihat bahwa pengaruh
pencabangan T pada impedansi urutan positif dan negatif
ternyata hanya sedikit. Sebaliknya, impedansi urutan nol
titik pencabangan (Ico ) aktualnya akan cabang A (IAo)
mempengaruhi besarnya arus urutan nol rangkainan.
Akibatnya, rele jarak yang ditempatkna di terminal A
akan cenderung mengarah ke capaian rendah.
Namun arus kompensasi ini bisa berdampak kerugian,
khususnya bila terjadi perubahan konfigurasi jaringan
sbb:
 Capaian lebih akan terjadi bila trafo tidak dihubungkan
dengan sistem
 Kesalahan kerja
Pengaruh Beban sebelum Gangguan
Pada gangguan yang terjadi seperti Gambar 7.8 &
Gambar 7.10 impedansi beban sebelum gangguan bisa
menggeser impedansi yang dilihat oleh rele jarak
seperti pada titik B’1 dan B’2 pada Gambar 7.12

Menunjukan bahwa rele jarak konvensional tidak mudah disetel, khususnya pada saluran banyak gardu
Pengaruh Arus Gangguan yang
Mengalir Keluar dari Satu Gardu
Salah Kerja terhadap Gangguan di
belakang Rele
Setelan rele dan arus gangguan reverse saling terkait. Pertama,
sebagai fungsi panjang saluran maksimum dan kedua tergantung
dari impedansi saluran terdekat dan level gangguan pada gardu
tersebut. Secara umum kasus penting yang mungkin dihadapi
adalah :
1. Pengaruh capaian rendah pada gangguan internal akibat arus
yang masuk pada titik pencabangan T
2. Pengaruh beban pada impedansi gangguan
3. Pengaruh capaian rendah pada gangguan eksternal akibat arus
yang mengalir keluar dari nominal
4. Kegagalan kerja terhadap gangguan internal akibat arus yang
mengalir keluar dari terminal
5. Kesalahan kerja pada gangguan eksternal akibat arus tinggi yang
dipasok dari terminal terdekat
Skema Proteksi Jarak Saluran Banyak
Gardu
 Skema Transfer Trip Capaian Rendah
 Skema Transfer Trip Capaian Lebih
 Skema Bloking
 Pertimbangan Kanal Sinyaling
 Skema Bloking Perbandingan Arah
Skema Transfer Trip Capaian Rendah
Agar proteksi Zona 1 pada satu gardu harus melihat gangguan
pada saluran. Untuk mencapai ini, karakteristik Zona 1 rele
pada ujung berbeda harus overlap, baik antara ketiga gardu
atau antara dua pasang antara mereka.
Skema Transfer trip dapat diterapkan pada saluran yang
mempunyai panjang sama. Bila satu atau dua cabang sangat
pendek seperti yang sering terjadi pada jaringan T makan
akan sulit untuk oveerlap.
Skema Transfer Trip Capaian Lebih

Agar dapat bekerja, maka rele yang terpasang pada ketiga


ujung saluran harus dapat melihat setiap gangguan dimanapun
pada saluran. Tetapi halini sulit dilakukan, karena impedansi
yang bisa sangat besar (masalah 1)
Skema Bloking

Sistem berkecepatan tinggi dapat diterapkan meskipun tidak


terdapat arus infeed pada satu atau lebih terminal
sebagaimana diperlukan dalam skema transfer tripping.
Kerugiannya hanya bila ada arus gangguan yang keluar
(outfeed) dari terminal seperti masalah 4
Pertimbangan Kanal Sinyaling

Jumlah kanal sinyaling yang diperlukan dalam


mengimplementasikan skema proteksi tergantung pada
konfigurasi jaringan dan jenis skema proteksi yang mau
diterapkan.
Untuk memperoleh skema proteksi yang andal, biasanya
sinyaling dibuat berdasarkan prinsip pergeseran frekuensi.
Pada keperluan ini dibutuhkan sejumah N frekuensi yang
diperlukan untuk membentuk kode atau perintah.
Skema Bloking Perbandingan Arah

Sama prinsip kerjanya dengan prinsip kerja sebagaimana pada


skema bloking rele jarak biasa.Keuntungan utama skema ini,
skema jarak standar terletak pada kemampuannya yang jauh
lebih tinggi untuk mendeteksi gangguan tanah tahanan tinggi.
Saluran Kompensasi Seri
 Dimaksudkan untuk memperbesar kapasitas penyaluran daya,
baik untuk kebutuhan penyaluran beban maupun untuk
keperluan stabilitas. Kompensasi seri dengan menggunakan
kapasitor akan mengurangi impedansi induktif total saluran
sehingga akan memperbesar kemampuan aliran daya.
Transfer Daya pada saluran transmisi
Tegangan Invers pada Saluran
Transmisi
Inversi Arus Pada Saluran Transmisi
Kesimpulan
 Perlu pertimbangan yang matang dan hati2 untuk memilih
skema proteksi yang sesuai
 Belum ada pegangan umum untuk menentukan skema
proteksi untuk tiap kondisi jaringan spesifik
 kondisi real lapangan jarang jaringan yang persis sama

Anda mungkin juga menyukai