2. Larutan HCl
3. Larutan H2C2O4
4. Larutan Na2B4O7
5. Indikator MO
6. Indikator PP
7. Aquadest
1. Membuat larutan NaOH 0,1N
2. Menentukan Normalitas larutan NaOH 0,1N
3. Membuat larutan HCl 0,1 N
4. Menentukan Normalitas larutan HCl 0,1N
5. Penentuan Sampel untuk dianalisis
4,2 gram
NaOH
1000 mL
0,63 gram
H2C2O4
100
mL
1000 mL 25 mL H2C2O4
2 tetes PP
NaOH 0,1 N
3. Membuat larutan HCl 0,1 N
0,83 mL HCl
pekat
Aquadest
(sampai batas tera)
100 mL
100 mL
Aquadest hingga
batas tera
5. Menentukan Normalitas
Sampel
1000 mL
25 mL sampel
2 tetes PP
NaOH 0,1 N
IDENTIFIKASI BAHAN
Aquadest merupakan bahan yang tidak berbahaya.
M NaOH = 0,15 M
= 0,15 N
Standarisasi HCl
M HCl = 0,26 M
= 0,26 N
Standarisasi Sampel (HCl)
M Sampel = 0,3 M
= 0,3 N
Pada standarisasi NaOH digunakan larutan asam oksalat 0,05 M
sebagai standar primernya sehingga titrasi kali ini merupakan titrasi asidimetri.
PP digunakan sebagai indikatornya, dimana garam hasil reaksi antara NaOH dan
asam oksalat berada pada range pH 8,0 – 9,6 dan pada range pH tersebut
indikator PP dapat berubah warnanya menjadi warna merah muda sehingga titik
akhir titrasi dapat diketahui dengan mudah.
Titik akhir titrasi asa titrasi asidimetri kali ini didapatkan pada saat 16,75
ml NaOH dibutuhkan untuk merubah warna larutan asam oksalat 25 ml dengan
konsentrasi 0,05 M dari yang sebelumnya bening menjadi merah muda.
Berdasarkan perhitungan didapat bahwa konsentrasi sebenarnya dari NaOH
tersebut adalah 0,15N dan bukan 0,1N. Berikut merupakan reaksi pada
penentuan konsentrasi sebenarnya larutan NaOH dengan jalan titrasi asidimetri