Anda di halaman 1dari 40

Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan Minat

Masyarakat Dalam Keikutsertaan Sebagai Peserta


BPJS Kesehatan di Kecamatan Lubai
Kabupaten Muara Enim Tahun 2019

Sandy Kurniawan
NIM. 17120047P

PENGUJI
Heru Listiono, SKM, M.Kes
Leni Novianti, SE, SKM, M.Kes
Nur Asbon, SE, SKM,M.Kes
Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan Minat Masyarakat
Dalam Keikutsertaan Sebagai Peserta BPJS Kesehatan di
Kecamatan Lubai Kabupaten Muara Enim Tahun 2019

BAB I BAB III BAB V

BAB II BAB IV BAB VI


BAB I
PENDAHULUAN
 Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) adalah program pemerintah yang
memberikan kepastian jaminan kesehatan yang menyeluruh bagi
seluruh rakyat Indonesia untuk dapat hidup sehat, produktif dan
sejahtera.
 Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 24 Tahun 2011
tentang BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) adalah badan
hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan
sosial yang bertujuan untuk mewujudkan terselenggaranya
pemberian jaminan kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap
peserta dan/atau anggota keluarganya. Jaminan Sosial yang
diselenggarakan oleh BPJS, yaitu terdiri dari BPJS Kesehatan dan BPJS
Ketenagakerjaan.
 BPJS Kesehatan menargetkan pada tahun 2017 akan terdapat 90%
lebih rakyat Indonesia sudah mengikuti program JKN. Namun, pada
kenyataannya peserta JKN yang sudah terdaftar di Indonesia
berjumlah 179.474.296 jiwa dengan proporsi 68,53% (per 1 Agustus
2017). Jadi, jumlah peserta JKN yang ditargetkan oleh BPJS Kesehatan
saat ini masih belum mencapai target (BPJS Kesehatan, 2017).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)

1. Definisi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)


Jaminan kesehatan nasoinal adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan
agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan
dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap
orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah
(Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013).

2. Manfaat JKN
1. Manfaat medis : pelayanan kesehatan
2. Manfaat non medis : akomodasi dan ambulans
Manfaat JKN mencakup pelayana promotif, preventif kuratif dan rehabilatif,
Mnfaat pelayanan promotif dan preventif meliputi pemberian pelayanan
penyuluhan, imunisasi dasar, KB, vaksin imunisasi dasar dan alat kontrasepsi
disediakan oleh pemeritah, dan skrining kesehatan
A. JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)

3. Mekanisme JKN
a. Asuransi sosial
b. Sistem janinan sosial nasional
c. Jaminan sosial

4. Prinsip JKN
a. Prinsi kegotong royongan
b. Prinsip nirlaba
c. Prinsip transparasi manajemen
d. Prinsip portabilitas
e. Prinsip kepesertaan sebai kewajiban

D. Kepersertaan
Kepesertaan jaminan kesehatan nasional bersifat wajib dan
dilakukan secara bertahap sehingga mencakup seluruh penduduk.
Peserta jaminan kesehatan meliputi PBI Jaminan kesehatan, Peserta
bukan PBI jaminan kesehatan
A. JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)
Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)

 Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) adalah sistem yang


dijalankan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS),
yakni sebuah sistem gotong royong untuk kesehatan seluruh
rakyat Indonesia.

 SJSN dibuat sesuai dengan “Paradigma Tiga Pilar” , ketiga


pilar tersebut : program bantuan sosial, program asuransi
sosial yang bersifat wajib, dan asuransi yang ditawarkan
oleh sektor swasta secara sukarela.

 Pada tahun 2019, Indonesia di rencanakan akan


menyelesaikan program SJSN dalam cakupan semesta atau
yang sering disebut dengan Universal Health Coverage. UHC
adalah suatu konsep transformasi pelayanan kesehatan yang
mencakup beberapa aspek.
B. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
1. Pengertian BPJS
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah suatu
badan penyelenggaraan Jaminan yang dibentuk pemerintah
untuk memberikan jaminan kesehatan untuk masyarakat dan
seluruh warga Indonesia BPJS kesehatan akan menjadi solusi
kesehatan bagi masyarakat karena berbagai manfaat dan
fasilitasnya. Manfaat yang didapat oleh peserta BPJS kesehatan
mencakup pelayanan,pencegahan,pengobatan termasuk
pelayanan obat dan bahan habis pakai sesuai dengan
kebutuhan medis ( Hamizan, 2015).

2. Fungsi, Tugas dan Wewenang BPJS

Fungsi badan penyelenggara jaminan sosial (BPJS) kesehatan


yaitu menyelenggarakan program jaminan kesehatan,
sedangkan BPJS Ketenagakerjaan berfungsi menyelenggarakan
program jaminan kecelakaan kerja, program jaminan
kematian, program jaminan pensiun, dan jaminan hari tua
(Undang-Undang Republik Indonesia No. 24 Tahun 2011).
B. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

Tugas dan wewenang BPJS sebagaimana tercantum dalam


Undang-Undang Republik Indonesia No. 24 Tahun 2011.

3. Hak dan Kewajiban BPJS


Hak : Memperoleh dana operasional, Memperoleh hasil
monitoring dan evaluasi penyelenggaraan program
jaminan sosial dari DJSN setiap 6 (enam) bulan
(Undang-Undang Republik Indonesia No. 24 Tahun
2011).

Kewajiban: Memberikan nomor identitas tunggal,


memberikan informasi kepada peserta
mengenai prosedur, hak dan kewajiban
sebagaimana bisa dilihat di Undang-
Undang Republik Indonesia No. 24 Tahun
2011.
B. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
4. Asas dan Prinsip BPJS
a. Asas
Kemanusiaan, manfaat, keadilan bagiseluruh rakyat
Indonesia.
b. Prinsip
Kegotongroyongan, Nirlaba, Keterbukaan, Kehati- hatian,
Akuntabilitas, Portabilitas, Kepesertaan bersifat wajib,
Dana amanat, Hasil pengelolaan Dana Jaminan Sosial

5. Pelayanan BPJS Kesehatan


a. Pelayanan kesehatan tingkat pertama (puskesmas
atau yang setara, praktik dokter, praktek dokter gigi, klinik
pratama atau yang setara, rumah sakit kelas D pratama
atau yang setara) pelayanan kesehatan non spesialistik.
b. Pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan (klinik
utama atau yang setara, rumah sakit umum, rumah sakit
khusus)
Peserta BPJS Kesehatan Mandiri
 Peserta mandiri yaitu seluruh masyarakat yang termasuk
dalam golongan peserta bukan PBI.

 Peserta mandiri yaitu seluruh masyarakat yang termasuk


dalam golongan peserta bukan PBI yang terdiri atas :
- Pekerja penerima upah dan anggota keluarganya
- Pekerja Bukan Penerima Upah dan anggota keluarganya
- Bukan pekerja dan anggota keluarganya
- Penerima pensiun.

 Pendaftaran dapat dilakukan secara :


- Pendaftaran secara kolektif
- Pendaftaran secara perorangan
Minat Masyarakat
A. Pengertian Minat
Minat dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan
sebagai sebuah kecenderungan hati yang tinggi terhadap
sesuatu gairah atau keinginan.
Dalam melakukan fungsinya kehendak itu berhubungan
erat dengan pikiran dan perasaan.
B. Macam - Macam Minat
1. Berdasarkan timbulnya, minat dapat dibedakan
menjadi
minat primitif dan minat kultural.
2. Berdasarkan arahnya, minat dapat dibedakan menjadi
minat intrinsik dan ekstrinsik.
3. Berdasarkan cara mengungkapkan, minat dapat di
bedakan menjadi Expressed Interest, Manifest Interest,
Tested Interest, dan Inventoried Interest.
Fungsi Minat
1. Minat mempengaruhi intensitas cita-cita.
2. Minat sebagai tenaga pendorong yang kuat.
3. Prestasi selalu dipengaruhi jenis dan intensitas minat.
4. Minat yang terbentuk seumur hidup membawa
kepuasan.
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Minat
Masyarakat Dalam Keikutsertaan Sebagai Peserta BPJS
Kesehatan

1. Pengetahuan
Pengetahuan atau kognitif adalah domain yang sangat
penting dalam membentuk tindakan seseorang,
pengetahuan masyarakat mengenai program BPJS akan
berpengaruh terhadap minat keikutsertaan Program BPJS
(Notoadmodjo, 2003).

2. Sikap
Sikap masyarakat kurang mampu ketika mereka sehat
dapat bersifat positif dan juga negatif.
- Sikap positif masyarakat ketika sehat mereka
menjaga kesehatanya dengan baik dan mendaftarkan
dirinya kedalam
kepesertaan program BPJS.
- sikap negatif masyarakat tidak mendaftarkan dirinya
kedalam program BPJS kesehatan.
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Minat
Masyarakat Dalam Keikutsertaan Sebagai Peserta BPJS
Kesehatan

1. Jarak
Bahwa jarak yang semakin jauh maka semakin lama
waktu tempuhnya dan semakin mahal biaya
angkutannya, tentunya dengan sarana untuk
menempuh jarak yang sama penduduk yang tingal di
desa terpencil dengan tidak didukung oleh sarana yang
lebih lama dan biaya angkutan semakin mahal
sehingga hal ini akan memberikan pertimbangan
tersendiri bagi masyarakat yang tidak mampu.
2. Pembiayaan
Pembiayaan kesehatan terbagi menjai dua, yaitu :
- Penyedia Pelayanan Kesehatan
- Pemakai Jasa Pelayanan
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Minat
Masyarakat Dalam Keikutsertaan Sebagai Peserta BPJS
Kesehatan

2. Pembiayaan
Sumber biaya kesehatan dapat dibedakan sebagai
berikut :
- Bersumber dari Anggaran Pemerintah
- Bersumber dari Anggaran Masyarakat
- Bantuan Biaya dari Dalam dan Luar Negeri
- Gabungan Anggaran Pemerintah dan Masyarakat
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

1. Kerangka Konsep

Pengetahuan

Sikap Minat Masyarakat


dalam Keikutsertaan
Jarak BPJS Kesehatan

Pembiayaan

Variabel Independen Variabel Dependen


2. Hipotesis

- Hipotesis Mayor
Ada hubungan antara pengetahuan, sikap, jarak, dan
pembiayaan secara simultan dengan minat masyarakat
dalam keikutsertaan BPJS kesehatan di Kecamatan Lubai
Kabupaten Muara Enim Tahun 2019.

- Hipotesis Minor
1. Ada hubungan antara pengetahuan secara parsial
dengan minat masyarakat dalam keikutsertaan BPJS
kesehatan di Kecamatan Lubai Kabupaten Muara
Enim Tahun 2019.
2. Ada hubungan antara sikap secara parsial dengan
minat masyarakat dalam keikutsertaan BPJS
kesehatan di Kecamatan Lubai Kabupaten Muara Enim
Tahun 2019.
1. Ada hubungan antara jarak secara parsial
dengan minat masyarakat dalam keikutsertaan
BPJS kesehatan di Kecamatan Lubai Kabupaten
Muara Enim Tahun 2019.

2. Ada hubungan antara pembiayaan secara


parsial dengan minat masyarakat dalam
keikutsertaan BPJS kesehatan di Kecamatan
Lubai Kabupaten Muara Enim Tahun 2019..
BAB IV
METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian
- Metode penelitian yang digunakan adalah survei analitik.
- Survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana
dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi, dengan
menggunakan pendekatan Cross Sectional yakni dimana pada
waktu pengumpulan data variabel dependen dan independen
dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan.
- Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
pemberian pengetahuan, sikap, jarak, sosialisasi, dan
pembiayaan dengan minat masyarakat dalam keikutsertaan
sebagai peserta BPJS kesehatan di Kecamatan Lubai Muara Enim.
BAB IV
METODE PENELITIAN

2. Waktu dan Tempat Penelitian


Waktu penelitian ini direncanakan selama satu
semester tahun 2019 dan tempat penelitian
direncanakan di Kecamatan Lubai Muara Enim.

3. Populasi dan Sampel Penelitian


Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
masyarakat yang berada di Kecamatan Lubai Muara
Enim Tahun 2019.
Sampel adalah sebagian masyarakat yang berada di
Wilayah Kerja Kantor BPJS Muara Enim Tahun 2019.
BAB IV
METODE PENELITIAN

4. Pengumpulan Data
- Data primer yang diperoleh dengan cara wawancara
menggunakan kuesioner kepada masyarakat yang
terpilih menjadi responden penelitian di Wilayah Kerja
Kantor BPJS Muara Enim Tahun 2019.
- Data sekunder yang diperoleh dari laporan dan profil
BPJS Kabupaten Muara Enim beserta dokumen
penunjang lainnya dalam penelitian ini.
BAB IV
METODE PENELITIAN

5. Pengolahan Data
- Editing (Pengeditan Data)
- Coding (Pengkodean)
- Entry (Pemasukan Data)
- Cleaning (Pembersihan Data)
6. Analisa Data
a. Univariat
- Analisis univariat dilakukan terhadap variabel dari hasil
penelitian yaitu variabel dependen pada penelitian ini adalah
minat masyarakat dalam keikutsertaan sebagai peserta BPJS
kesehatan.
- variabel independen yang terdiri dari pengetahuan, sikap,
jarak, dan pembiayaan yang dianalisis dengan menggunakan
tabel distribusi frekuensi.
BAB IV
METODE PENELITIAN
6. Analisa Data
b. Bivariat
Analisis bivariat yakni dilakukan tabulasi silang yang
bertujuan melihat hubungan antara variabel dependen
pada penelitian ini adalah minat masyarakat dalam
keikutsertaan sebagai peserta BPJS kesehatan,
kemudian variabel independen yang terdiri dari
pengetahuan, sikap, jarak, dan pembiayaan dengan
menggunakan uji statistik “Chi-Square”.

Kriteria Hasil :
- Bila p-value ≤ 0,05 berarti ada hubungan antara variabel
independen dan variabel dependen.
- Bila p-value > 0,05 tidak ada hubungan antara variabel
independen dengan dependen.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Lubai adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Muara Enim,
Sumatera Selatan, Indonesia. Alamat Kantor Camat Lubai : Jl. Raya
Beringin No.1, Sumatera Selatan 31173. Camat: Drs. Eddy Susanto.
Kata Lubai diambil dari nama sebuah sunggai terletak di
Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan. Kecamatan
Lubai terdiri dari 18 desa difinitif dan 3 desa pemekaran. Jumlah
Penduduk +- 43.655 jiwa.
Masyarakat Lubai sangat menjunjung tinggi hak milik :
perorangan, keluarga, kekerabatan dan hak pedesaan, sangat taat
terhadap ajaran islam, dan menganut sistem kekerabatan
patrilineal yaitu sistem kekerabatan pihak ayah.
Masyarakat Lubai pada awal kemerdekaan ada sistem hukum
Marga Lubai, menggangap sistem pendidikan ini sangat penting
dan Bahasa yang dipergunakan masyakat Lubai adalah bahasa
Melayu Palembang yaitu bahasa Indonesia dialek akhiran e.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
B. Hasil Penelitian
1. Analisis Univariat
Analisis ini bertujuan untuk melihat distribusi
frekuensi dan persentase dari tiap-tiap variabel,
baik variabel dependen (Minat Keikutsertaan BPJS)
dan variabel independen (Pengetahuan, Sikap, Jarak
dan Pembiayaan).
Sampel yang diambil dalam penelitian berjumlah
100 responden yang berada di Kecamatan Lubai
Muara Enim Tahun 2019.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Minat Keikutssertaan BPJS
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Minat Keikutsertaan BPJS Pada
Masyarakat di Kecamatan Lubai Muara Enim Tahun 2019

Minat Persentase
No Jumlah (N)
Keikutsertaan BPJS (%)

1. Ya 68 68.0

2. Tidak 32 32.0

Total 100 100


b. Pengetahuan
Tabel 5.2
Distribusi Pengetahuan Pada Masyarakat Tentang BPJS
di Kecamatan Lubai Muara Enim Tahun 2019

No Pengetahuan Jumlah (N) Persentase (%)


1. Tinggi 61 61,0
2. Rendah 39 39,0
Total 100 100
c. Pengetahuan
Tabel 5.3
Distribusi Sikap Pada Masyarakat Tentang BPJS
di Kecamatan Lubai Muara Enim Tahun 2019
No Sikap Jumlah (N) Persentase (%)
1. Baik 64 64,0
2. Kurang Baik 36 36,0
d. Jarak
Tabel 5.4
Distribusi Jarak Tempat Tinggal Masyarakat Tentang BPJS
di Kecamatan Lubai Muara Enim Tahun 2019

No Jarak Jumlah (N) Persentase (%)


1. Mudah ditempuh 63 63,0
2. Sulit ditempuh 37 37,0
Total 100 100
b. Pengetahuan
Tabel 5.5
Distribusi Pembiayaan Masyarakat Tentang BPJS
di Kecamatan Lubai Muara Enim Tahun 2019
No Pembiayaan Jumlah (N) Persentase (%)
1. Bayar 40 40,0
2. Tidak Membayar 60 60,0
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
2. Analisis Bivariat
Analisa ini bertujuan melihat hubungan kemaknaan
antara variabel dependen (Minat Keikutsertaan
BPJS) dan variabel independen (Pengetahuan, Sikap,
Jarak dan Pembiayaan), dimana dilakukan uji
hubungan kedua variabel dengan uji chi-square
dengan batas kemaknaan nilai α (0,05).
a. Hubungan Pengetahuan dengan Minat Keikutsertaan BPJS
Tabel 5.6
Distribusi Hubungan Pengetahuan dengan Minat Keikutsertaan BPJS Pada
Masyarakat di Kecamatan Lubai Muara Enim Tahun 2019

Minat Keikutsertaan BPJSD


Jumlah
Pengetahuan Ya Tidak p-value OR
n % n % N %
Tinggi 48 78,7 13 21,3 61 100
Rendah 20 51,3 19 48,7 39 100 0,008 3,508
Jumlah 68 32 100
Hasil analisis diketahui bahwa ada hubungan antara pengetahuan
dengan minat keikutsertaan BPJS pada masyarakat di Kecamatan Lubai
Muara Enim Tahun 2019. Hubungan ini dapat diketahui dari hasil uji
diperoleh nilai p-value = 0,008  α (0,05) yang artinya ada hubungan
yang bermakna (signifikan) antara pengetahuan dengan minat
keikutsertaan BPJS. Selain itu pada hasil uji diketahui juga adanya nilai
OR= 3,508, yang dapat disimpulkan bahwa responden mempunyai
pengetahuan tinggi mempunyai minat keikutsertaan BPJS lebih tinggi
3,508 kali dibandingkan dengan responden yang pengetahuannya
rendah.
b. Hubungan Sikap dengan Minat Keikutsertaan BPJS
Tabel 5.7
Distribusi Hubungan Sikap dengan Minat Keikutsertaan BPJS Pada
Masyarakat di Kecamatan Lubai Muara Enim Tahun 2019
Minat Keikutsertaan BPJSD
Jumlah
Pengetahuan Ya Tidak p-value OR
n % n % N %
Baik 49 76,6 15 23,4 64 100
Kurang Baik 19 52,8 17 47,2 36 100 0,026 2,923
Jumlah 68 32 100
Hasil analisis diketahui bahwa ada hubungan antara sikap dengan minat
keikutsertaan BPJS pada masyarakat di Kecamatan Lubai Muara Enim
Tahun 2019. Hubungan ini dapat diketahui dari hasil uji diperoleh nilai
p-value = 0,026  α (0,05) yang artinya ada hubungan yang bermakna
(signifikan) antara sikap dengan minat keikutsertaan BPJS. Selain itu
pada hasil uji diketahui juga adanya nilai OR= 2,923, yang dapat
disimpulkan bahwa responden memiliki sikap yang baik mempunyai
minat keikutsertaan BPJS lebih tinggi 2,923 kali dibandingkan dengan
responden yang sikapnya kurang baik.
c. Hubungan Jarak dengan Minat Keikutsertaan BPJS
Tabel 5.8
Distribusi Hubungan Jarak dengan Minat Keikutsertaan BPJS Pada
Masyarakat di Kecamatan Lubai Muara Enim Tahun 2019
Minat Keikutsertaan BPJSD
Jumlah
Pengetahuan Ya Tidak p-value OR
n % n % N %
Mudah 49 77,8 14 22,2 63 100
Sulit 19 51,4 18 48,6 37 100 0,012 3,316
Jumlah 68 32 100
Hasil analisis diketahui bahwa ada hubungan antara jarak dengan minat
keikutsertaan BPJS pada masyarakat di Kecamatan Lubai Muara Enim
Tahun 2019. Hubungan ini dapat diketahui dari hasil uji diperoleh nilai
p-value = 0,012  α (0,05) yang artinya ada hubungan yang bermakna
(signifikan) antara jarak dengan minat keikutsertaan BPJS. Selain itu
pada hasil uji diketahui juga adanya nilai OR= 3,316 yang dapat
disimpulkan bahwa responden menyatakan bahwa jarak mudah
ditempuh mempunyai minat keikutsertaan BPJS lebih tinggi 3,316 kali
dibandingkan dengan responden yang jarak sulit ditempuh.
d. Hubungan Pembiayaan dengan Minat Keikutsertaan BPJS
Tabel 5.9
Distribusi Hubungan Pembiayaan dengan Minat Keikutsertaan BPJS Pada
Masyarakat di Kecamatan Lubai Muara Enim Tahun 2019
Minat Keikutsertaan BPJSD
Jumlah
Pengetahuan Ya Tidak p-value OR
n % n % N %
Bayar 36 90,0 4 10,0 40 100
Tidak Bayar 32 53,3 28 46,7 60 100 0,001 7,875
Jumlah 68 32 100
Hasil analisis diketahui bahwa ada hubungan antara pembiayaan
dengan minat keikutsertaan BPJS pada masyarakat di Kecamatan Lubai
Muara Enim Tahun 2019. Hubungan ini dapat diketahui dari hasil uji
diperoleh nilai p-value = 0,001  α (0,05) yang artinya ada hubungan
yang bermakna (signifikan) antara pembiayaan dengan minat
keikutsertaan BPJS. Selain itu pada hasil uji diketahui juga adanya nilai
OR= 7,875 yang dapat disimpulkan bahwa responden menyatakan
bahwa responden mempunyai pembiayaanya bayar mempunyai minat
keikutsertaan BPJS 7,875 kali dibandingkan dengan responden yang
pembiayaanya tidak bayar.
C. Pembahasan
1. Hubungan Pengetahuan dengan Minat Keikutsertaan BPJS
Hubungan ini dapat diketahui dari hasil uji diperoleh nilai p-
value = 0,008  α (0,05) yang artinya ada hubungan yang
bermakna (signifikan) antara pengetahuan dengan minat
keikutsertaan BPJS. Selain itu pada hasil uji diketahui juga
adanya nilai OR= 3,508, yang dapat disimpulkan bahwa
responden mempunyai pengetahuan tinggi mempunyai minat
keikutsertaan BPJS lebih tinggi 3,508 kali dibandingkan dengan
responden yang pengetahuannya rendah.
Pengetahuan atau kognitif adalah domain yang sangat penting
dalam membentuk tindakan seseorang, pengetahuan
masyarakat mengenai program BPJS akan berpengaruh
terhadap minat keikutsertaan Program BPJS (Notoadmodjo,
2003).
Semakin tinggi pengetahuan tentang BPJS kesehatan semakin
tinggi juga minat keikutsertaan BPJS kesehatan. Hal ini bisa jadi
sebabkan karena makin sadarnya masyarakat akan pentingnya
jaminan kesehatan ketika sakit dan salah satu upaya menjamin
kesehatan yaitu dengan ikut serta sebagai peserta BPJS
kesehatan.
2. Hubungan Sikap dengan Minat Keikutsertaan BPJS

Hubungan ini dapat diketahui dari hasil uji diperoleh nilai


p-value = 0,026 lebih kecil dari nilai α (0,05) yang artinya ada
hubungan yang bermakna (signifikan) antara sikap dengan
minat keikutsertaan BPJS. Selain itu pada hasil uji diketahui
juga adanya nilai OR= 2,923, yang dapat disimpulkan bahwa
responden memiliki sikap yang baik mempunyai minat
keikutsertaan BPJS lebih tinggi 2,923 kali dibandingkan dengan
responden yang sikapnya kurang baik.

Sikap masyarakat kurang mampu ketika mereka sehat dapat


bersifat positif dan juga negatif, dimana sikap positif
masyarakat ketika sehat mereka menjaga kesehatanya dengan
baik dan mendaftarkan dirinya kedalam kepesertaan program
BPJS untuk meringankan beban mereka jika suatu hari mereka
memerlukan pengobatan dan perawatan di tempat pelayanan
kesehatan karena dengan mengikuti program BPJS kesehatan
mereka tidak dikenakan biaya untuk pengobatan dan
perawatan di tempat pelayanan kesehatan, dan yang negatif
masyarakat tidak mendaftarkan dirinya kedalam program BPJS
kesehatan
4. Hubungan Jarak dengan Minat Keikutsertaan BPJS

Hubungan ini dapat diketahui dari hasil uji diperoleh nilai p-value =
0,001 lebih kecil dari nilai α (0,05) yang artinya ada hubungan yang
bermakna (signifikan) antara pembiayaan dengan minat
keikutsertaan BPJS. Selain itu pada hasil uji diketahui juga adanya
nilai OR= 7,875, yang dapat disimpulkan bahwa responden
mempunyai pembiayaanya bayar mempunyai minat keikutsertaan
BPJS 7,875 kali dibandingkan dengan responden yang pembiayaanya
tidak bayar..

Pembiayaan BPJS kesehatan ada yang ditanggung oleh pemerinta dan


ada juga yang ditanggung oleh masyarakat atau individu. Pembiayaan
BPJS kesehatan yang ditanggung oleh pemerintah biasanya dimiliki
oleh masyarakat dengan kriteria tertentu, slah satunya masyarakat
yang kurang mampu. Sedangkan pembiayaan BPJS kesehatan yang
dibayar oleh individu biasanya oleh masyarakat yang mampu
membayar iuran yang dibayar setiap bulan. Biasanya juga masyarakat
yang ikut BPJS kesehatan dengan pembayaran individu merupakan
kelompok masyarakat yang memang memiliki kesadaran akan
manfaat dan pentingnya mengikuti sebagai peserta BPJS kesehatan
yang dapat menjamin kesehatan ketika berobat ke pusat pelayanan
kesehatan baik itu klinik, puskesmas rumah sakit dan pusat
kesehatan lainnya.
3. Hubungan Jarak dengan Minat Keikutsertaan BPJS

Hubungan ini dapat diketahui dari hasil uji diperoleh nilai p-value =
0,012 lebih kecil dari nilai α (0,05) yang artinya ada hubungan yang
bermakna (signifikan) antara jarak dengan minat keikutsertaan BPJS.
Selain itu pada hasil uji diketahui juga adanya nilai OR= 3,316 yang
dapat disimpulkan bahwa responden menyatakan bahwa jarak mudah
ditempuh mempunyai minat keikutsertaan BPJS lebih tinggi 3,316 kali
dibandingkan dengan responden yang jarak sulit ditempuh.

Pengaruh jarak tempat tinggal dengan tempat kegiatan tak terlepas


dari adanya besarnya biaya yang digunakan dan waktu yang lama.
Kaitannya dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan
masih rendah, sehingga jarak antara rumah tinggal dan tempat
pelayanan kesehatan mempengaruhi perilaku mereka.

Berdasarkan hasil penelitian dan penjelasan tersebut maka dapat


disimpulkan bahwa jarak yang semakin jauh maka semakin lama
waktu tempuhnya dan semakin mahal biaya angkutannya, tentunya
dengan sarana untuk menempuh jarak yang sama penduduk yang
tingal di desa terpencil dengan tidak didukung oleh sarana yang lebih
lama dan biaya angkutan semakin mahal sehingga hal ini akan
memberikan pertimbangan tersendiri bagi masyarakat yang tidak
mampu.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan
dengan minat masyarakat dalam keikutsertaan BPJS
kesehatan di Kecamatan Lubai Kabupaten Muara Enim
Tahun 2019.
2. Ada hubungan yang bermakna antara sikap dengan minat
masyarakat dalam keikutsertaan BPJS kesehatan di
Kecamatan Lubai Kabupaten Muara Enim Tahun 2019.
3. Ada hubungan yang bermakna antara jarak dengan minat
masyarakat dalam keikutsertaan BPJS kesehatan di
Kecamatan Lubai Kabupaten Muara Enim Tahun 2019.
4. Ada hubungan yang bermakna antara pembiayaan
dengan minat masyarakat dalam keikutsertaan BPJS
kesehatan di Kecamatan Lubai Kabupaten Muara Enim
Tahun 2019.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
B. Saran
1. Kepada Rektor Universitas Kader Bangsa, diharapkan dapat
memberi dorongan pada institusi untuk lebih memperbanyak
kepustakaan tentang BPJS atau asuransi kesehatan dan bidang
ilmu kesehatan masyarakat.
2. Kepada Kepala BPJS Kabupaten Muara Enim, diharapkan
melakukan sosialisasi secara terus menerus kepada
masyarakat yang berada di wilayah kerja BPJS Kabupaten
Muara Enim akan pentingnya keikutsertaan BPJS kesehatan.
3. Kepada Masyarakat, diharapkan masyarakat ikut sebagai
peserta BPJS kesehatan karena penting akan manfaat dan
jaminan kesehatan yang diberikan oleh BPJS kesehatan..
4. Kepada penelitian selanjutnya, diharapkan lebih
mengembangkan penelitian dengan tema BPJS kesehatan baik
itu dari variabel-variabel yang digunakan maupun metode
penelitian yang lebih menarik.

Anda mungkin juga menyukai