Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

DENGAN ISPA
OLEH
Kelompok IX
Siska yulianti
Ringki triotama bakri
Wahyu teguh prasetio

Akademi keperawatan baiturrahmah padang


Ta 2018/2019
pengertian
Infeksi saluran pernafasan adalah suatu keadaan dimana saluran
Pernafasan (hidung, pharing dan laring) mengalami inflamasi
yang menyebabkan terjadinya obstruksi jalan nafas dan akan
menyebabkan retraksi dinding dada pada saat melakukan
pernafasan (Pincus Catzel & Ian Roberts; 1990; 450).

Infeksi saluran nafas adalah penurunan kemampuan pertahanan


alami jalan nafas dalam menghadapi organisme asing (Whaley
and Wong; 1991; 1418)
lanjutan
Infeksi saluran pernafasan akut adalah suatu keadaan
dimana saluran pernafasan (hidung, pharing dan
laring) mengalami inflamasi yang menyebabkan
terjadinya obstruksi jalan nafas dan akan
menyebabkan retraksi dinding dada pasa saat
melakukan pernafasan.( Pincus Catzel & Ian Roberts ).

ISPA adalah radang akut saluran pernafasan atas


maupun bawah yang disebabkan oleh infeksi jasad
renik bakteri, virus maupun riketsia, tanpa / disertai
radang parenkim paru. (Mohamad, 35).
Jenis – jenis ISPA
Pneumonia berat Bukan Pneumonia

 Adanya tarikan dinding dada Tidak ada nafas cepat (nafas


kedalam (chest indrawing). kurang dari 60 x/menit

Adanya napas cepat lebih Tidak ada tarikan dinding


dari 60x/menit. dada / bagian bawah ke dalam
yang kuat
Untuk golongan umur 2 bulan sampai 5
tahun ada 3 klasifikasi penyakit yaitu :
 Pneumonia berat
Bila disertai napas sesak yaitu adanya tarikan dinding dada
bagian bawah kedalam pada waktu anak menarik napas (pada
saat diperiksa anak harus dalam keadaan tenang tldak menangis
atau meronta).
lanjutan
 Pneumonia
Bila disertai napas cepat. Batas napas cepat ialah untuk usia 2 -
12 bulan adalah 50 kali per menit atau lebih dan untuk usia 1 -4
tahun adalah 40 kali per menit atau lebih.

 Bukan pneumonia
Batuk pilek biasa, bila tidak ditemukan tarikan dinding dada
bagian bawah dan tidak ada napas cepat.
Tanda dan gejala ISPA

 Batuk
 Nafas cepat
 Bersin bersin
 Pengeluaran sekret atau lendir dari hidung
 Nyeri kepala
 Demam ringan
 Tidak enak badan
 Hidung tersumbat
 Kadang-kadang sakit saat menelan
ETIOLOGI
 ISPA lebih dari 300 jenis bakteri, virus, dan jamur. Bakteri
penyebabnya antara lain dari genus streptokokus, stafilokokus,
pnemokokus, hemofilus, bordetella, dan korinebacterium. Virus
penyebabnya antara lain golongan mikovirus, adenovirus,
koronavirus, pikornavirus, mikoplasma, herpesvirus.

 Bakteri dan virus yang paling sering menjadi penyebab ISPA


diantaranya bakteri stafilokokus dan streptokokus serta virus
influenza yang di udara bebas akan masuk dan menempel pada
saluran pernafasan bagian atas yaitu tenggorokan dan hidung.
LANJUTAN
 Biasanya bakteri dan virus tersebut menyerang anak-anak usia
dibawah 2 tahun yang kekebalan tubuhnya lemah atau belum
sempurna. Peralihan musim kemarau ke musim hujan juga
menimbulkan risiko serangan ISPA.

 Beberapa faktor lain yang diperkirakan berkontribusi terhadap


kejadian ISPA pada anak adalah rendahnya asupan antioksidan,
status gizi kurang, dan buruknya sanitasi lingkungan.
Manifestasi Klinik
Gambaran klinis secara umum yang sering didapat adalah rinitis,
nyeri tenggorokan, batuk dengan dahak kuning/ putih kental,
nyeri retrosternal dan konjungtivitis. Suhu badan meningkat
antara 4-7 hari disertai malaise, mialgia, nyeri kepala,
anoreksia, mual, muntah dan insomnia. Bila peningkatan suhu
berlangsung lama biasanya menunjukkan adanya penyulit.
PATOFISIOLOGI
Perjalanan alamiah penyakit ISPA dibagi 4 tahap yaitu
 Tahap prepatogenesis : penyebab telah ada tetapi belum
menunjukkan reaksi apa-apa.

 Tahap inkubasi : virus merusak lapisan epitel dan lapisan


mukosa. Tubuh menjadi lemah apalagi bila keadaan gizi dan
daya tahan sebelumnya rendah.
LANJUTAN
 Tahap dini penyakit : dimulai dari munculnya gejala
penyakit,timbul gejala demam dan batuk.

 Tahap lanjut penyaklit,dibagi menjadi empat yaitu dapat


sembuh sempurna,sembuh dengan atelektasis,menjadi kronos
dan meninggal akibat pneumonia.
WOC
PENCEGAHAN ISPA
Pencegahan dapat dilakukan dengan :
 Menjaga keadaan gizi agar tetap baik.
 Immunisasi.
 Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan.
 Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA
Prinsip perawatan ISPA antara lain :

 Meningkatkan istirahat minimal 8 jam perhari


 Meningkatkan makanan bergizi.
 Bila demam beri kompres dan banyak minum
 Bila hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang hidung
dengan sapu tangan yang bersih
 Bila badan seseorang demam gunakan pakaian yang cukup
tipis tidak terlalu ketat.
 Bila terserang pada anak tetap berikan makanan dan ASI bila
anak tersebut masih menetek
Pengobatan antara lain :

Suportif : meningkatkan daya tahan tubuh berupa nutrisi


yang adekuat, pemberian multivitamin dll.

Antibiotik :
 Idealnya berdasarkan jenis kuman penyebab
 Utama ditujukan pada S.pneumonia,H.Influensa dan S.Aureus
 Menurut WHO : Pneumonia rawat jalan yaitu kotrimoksasol,
Amoksisillin, Ampisillin, Penisillin Prokain,Pnemonia berat :
Benzil penicillin, klorampenikol, kloksasilin, gentamisin.
ASUHAN KEPERAWATAN TEORI
Pengkajian
 Identitas klien
Meliputi nama lengkap, tempat tinggal, umur, suku bangsa,
pendidikan agama dan alamat
 Identitas penanggung jawab
Meliputi nama, umur, pekerjaan, hubungan dengan klien,
alamat.
Riwayat kesehatan
 Keluhan utama : biasanya keluarga klien mengeluh anaknya
demam, batuk, pilek, anoreksia, badan lemah/tidak bergairah.

 Riwayat kesehatan : biasanya klien mengalami demam


mendadak, sakit kepala, badan lemah, nyeri otot dan sendi,
nafsu makan menurun, batuk, filek dan sakit tenggorokan.
lanjutan
 Riwayat kesehatan dahulu: apakah klien pernah
mengalami penyakit seperti yang dialaminya sekarang dan
penyakit berat lainnya.

 Riwayat kwsehatan keluarga : adakah anggota keluarga


yang pernah mengalami penyakit seperti yang diderita
klien
Pemeriksaan fisik

Inspeksi
 Biasanya membran mukosa hidung – faring tampak
kemerahan
 Biasanya tonsil tampak kemerahan dan edema
 Biasanya tampak batuk tidak produktif
Palpasi
 Biasanya teraba adanya pembesaran kelenjer limfe
pada daerah leher/ terdapat nyeri tekan pada nodus
limfe servikal
 Biasanya tidak teraba pembesaran tyroid
lanjutan
Perkusi:
 Biasanya suara paru normal(resonance)
Auskultasi:
 biasanya suara nafas vesikuler/tidak terdengar ronchi
pada kedua sisi paru.
Diagnosa Keperawatan yang sering muncul

 Peningkatan suhu tubuh b/d proses inspeksi


 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d
anoreksia
 Nyeri akut b/d inflamasi pada membran mukosa
faring dan tonsil
Intervensi
no Diagnosa Noc nic
1 Peningkatan •Thermoregulation Fever treatment
suhu tubuh Setelah dilakukan Aktivitas aktivitas
bd proses tindakan keperawatan 1. Monitor suhu sesering
inspeksi 1x 24 jam diharapkan mungkin
Defenisi: suhu tubuh kembali 2. Monitor tekanan darah,
Suhu tubuh normal dg KH: nadi dan RR
naik diatas 1. Suhu tubuh dalam 3. Kompres pasien pada
rentangan rentangan normal lipatan paha dan aksila
normal 2.Nadi dan pernafasan 4. Atur sirkulasi udara
dalam rentangan 5. Anjurkan klien untuk
normal menggunakan pakaian yang
3. Tidak ada perubahan tipis dan dapat
warna kulit dan tidak menyerap keringa
pusing 6. Anjurkan klien untuk
minum banyak
7. Kolaborasi dengan dokter
dalam pemberian obat
2 Ketidakseimbanga Setelah dilakukan tindakan •Nutrition management
n nutrisi kurang keperawatan 2x24 jam klien Aktivitas aktivitas
dari kebutuhan b. menunjukkan nutrisi sesuai 1. Kaji makanan yang
d anoreksia dengan kebutuhan tubuh di sukai klien
Defenisi: dengan KH: 2. Kaji adanya alergi
ketidakseimbangan 1. Melaporkan nutrisi makanan
nutrisi adalah adekuat 3. Pantau adanya mual
asupan nutrisi 2. Masukan makanan dan muntah
yang tidak 3.Cairan adekuat 4. Yakinkan diet yang
mencukupi 4. Energi adekuat dimakan
kebutuhan 5.Tidak menunjukkan tanda mengandung tinggi
metabolik malnutrisi serat dan mencegah
konsripasi
5. Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kaloridan nutrisi
yang di butuhkan
pasien.
3 Nyeri akut b.d •Pain level •Pain manajemen
inflamasi pada •Pain control Aktivitas aktivitas
membran •Comport level 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
mukosa faring Setelah dilakukan komprehensif, termasuk lokasi
dan tonsil tindakan keperawatan ,karakteristik, durasi, frekuensi,
serangan 3x24 jam diharapkan kualitas, dan faktor presipitasi
mendadak nyeri dapat bekurang 2. Monitor tanda tanda vital
atau pelan tercontrol dengan KH: 3. Kontol linkungan yang dapat
intensitasnya 1. Nyeri yang di mempengaruhi nyeri seperti suhu
dari ringan rasakan klien ruangan, pencahayaan, dan
sampai berat berkurang kebisingan
Yang dapat di 2.Klien menyatakan 4. Obsevasi reaksi non verbal dari
antisipasi nyaman setelah nyeri ketidak nyamanan
dengan akhir berkurang 5. Kaji kultur yang mempengaruhi
yang dapat di 3. Tanda tanda vital respon nyeri
prediksi dalam batas normal 6. Berikan analgetik untuk
dengan durasi TD: 120/80mmHg mengurangi nyeri
kurang dari 6 N: 60-100 x/i 7. Kolaborasikan dengan dokter
bulan S: 36-370C jika ada keluhan dan tindakan
P:16-20x/i nyeri tidak berhasil
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai