Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Febriyan Mulyanto
Miranda
Nur Aliah
Siti Rahayu
1. Terapi Non-Farmakologi
2. Terapi Farmakologi
3. Terapi Pemeliharaan
4. Terapi Pembedahan
1. Terapi Non-Farmakologi
• Terapi Farmakologi
Obat-obat yang digunakan dalam
penatalaksanaan GERD antara lain :
Golongan penghambat pompa proton (proton pump
inhibitors, PPIs) dan penghambat H2 [H2 blockers
atau antagonis reseptor H2 (H2-receptor antagonists,
H2RAs)].
Antasida dan Turunan Asam Alginat
Antasida
Antasida adalah komponen yang tepat untuk
mengobati GERD ringan, meskipun dokumentasi
keberhasilan antasida dalam uji klinis terkontrol
plasebo kurang.
Secara umum, antasida memiliki durasi obat
yang singkat sehingga memerlukan administrasi
sering sepanjang hari untuk memberikan netralisasi
asam terus menerus. Mengonsumsi antasida setelah
makan dapat meningkatkan durasi obat dari sekitar 1
jam sampai 3 jam.
Penghambat Pompa Proton (PPIs/
Proton Pump Inhibitor)
Obat-obat dari golongan penghambat pompa proton
bekerja dengan cara memblok pompa proton (H+,K+-
ATPase) yang terdapat di membran sel parietal lambung
sehingga menghambat sekresi asam lambung oleh sel parietal
secara irreversibel.
Inhibitor proton pump lebih unggul daripada antagonis
reseptor H2 dalam mengobati pasien dengan GERD parah.
Tidak hanya pasien dengan esofagitis erosif atau komplikasi
(Misalnya, Barrett esophagus), tetapi juga pasien dengan
GERD nonerosive yang memiliki gejala sedang sampai berat.
Antagonis Reseptor H2
Obat-obat dari golongan antagonis
reseptor H2 bekerja dengan cara memblok
reseptor histamin di membran sel parietal
lambung. Selain hormon gastrin dan
asetilkolin, histamin adalah salah satu senyawa
yang menstimulasi H+,K+-ATPase untuk
mensekresi asam lambung.
Tabel 2. Obat golongan PPIs dan H2-RAs
Gambar 1. Algoritme penatalaksanaan GERD
Prokinetik
Obat-obat prokinetik, dalam hal ini
Metoclopramide, bekerja dengan meningkatkan
kekuatan sfingter esofagus bagian bawah, peristaltis
esofagus, dan mempercepat pengosongan lambung.
Terapi Pemeliharaan
Tanpa terapi pemeliharaan, risiko kekambuhan
diperkirakan 60-80% dalam satu tahun. Berdasarkan
penelitian, terapi yang paling efektif mencegah
kekambuhan adalah PPIs full dose, diikuti oleh PPIs
low dose, dan terakhir H2RAs.
Terapi pemeliharaan PPIs diberikan dalam dosis
terkecil yang masih efektif, termasuk diberikan sesuai
permintaan/kebutuhan (on demand) atau terapi
intermittent.
Terimakasih