Anda di halaman 1dari 28

Ns. ELLY FADLY S.

KeP,Ns
Pemberian oksigen dengan konsetrasi yang lebih tinggi
dari yang ditemukan dalam atmosfer lingkungan. Pada
ketinggian air laut konsetrasi oksigen dalam ruangan adalah
21 % (Hidayat, 2007)
Terapi oksigen adalah memasukkan oksigen tambahan
dari luar ke paru melalui saluran pernafasan dengan
menggunakan alat sesuai kebutuhan (Depkes RI, 2005)
 Mempetahankan oksigen yang adekuat pada
jaringan
 Untuk menurunkan kerja paru-paru dan jantung
 Mencegah terjadinya hipoksia
Umur Normal kecepatan nafas

0-1 tahun 30-60 x/menit


1-3 tahun 24-40 x/ menit
3-5 tahun 22-34x/menit
5-12 tahun 18-30 x/menit
› 13 tahun 12-18 x/menit
Indikasi untuk menetukan penambahan O2 berdasarkan pengukuran
oxymetri:

Saturasi oksigen (oxymeter) interpretasi intervensi

95% - 100% Normal O2 1-6 liter/menit


- Nasal canul

90% - <95% Hypoksia ringan-sedang Face mask 6-10 liter/menit

85% - <90% Hypoksia sedang-berat Face mask dengan reserpoir


10-15 liter/menit

<85% Hypoksia berat-mengancam Assisted ventilation


nyawa
 Nasal kanul
 Rebreathing mask
 Non rebreathing mask
 Tabung plastik yang mempunyai cabang kecil yang menonjol
untuk dimasukkan ke dalam lubang hidung.
 Metode ini merupakan metode yang paling mudah dan paling
dapat diterima karena lebih efektif, mudah dipakai dan nyaman
untuk pasien ( Potter & Perry, 1997 )
 Pasien yang menerima oksigen melalui nasal kanul ke hidung
dapat berkomunikasi dengan mudah, dapat makan dan
melakukan aktifitas setiap hari.
 Keuntungan:lebih dapat ditolerir (anak-anak dan dewasa)
• Kerugian : konsentrasi yang dihasilkan kecil pemberian tidak
boleh lebih dari 6 liter/menit jika berlabihan = iritasi pada
mukosa hidung
 Keuntungan : konsentrasi O2 lebih tinggi
 Kekurangan : udara bersih dengan udara ekspirasi
masih tercampur, sehingga konsentrasi oksigen
masih belum maksimal
• Keuntungan:
 konsentrasi oksigen lebih tinggi dari pada nasal kanul dan
rebreathing mask
 Dilengkapi dengan klep agar udara inspirasi dan ekspirasi tidak
tercampur
 Memiliki kantung resepoir (kantung udara) untuk menampung
udara untuk inspirasi
Kerugian :
 Kantung oksigen bisa terlipat
 Berisiko untuk terjadi keracunan oksigen
 Tidak nyaman bagi klien
alat Flow meter Delivery O2

Nasal canul 1 liter/menit 21% - 24%

2 liter/menit 25% - 28%

3 liter/menit 29% - 32%

4 liter/menit 33% - 36%

5 liter/menit 37% - 40%

6 liter/menit 41% - 44%

Simple mask 6-8 liter/menit 35% - 60%

Rebreathing mask 8-10 liter/menit 60-80%

Non rebreathing mask 10-15 liter/menit 95% - 100%


 Nasal kanul, rebreathing mask, non rebreathing mask
 Selang oksigen
 Humidifier yang telah di isi aquadest
 Flowmeter
 Sumber oksigen
 Sentral / tabung
 Tabung plastik yang mempunyai cabang kecil yang
menonjol untuk dimasukkan ke dalam lubang
hidung.
 Metode ini merupakan metode yang paling mudah
dan paling dapat diterima karena lebih efektif,
mudah dipakai dan nyaman untuk pasien ( Potter &
Perry, 1997 )
 Humidifier dilengkapi dengan kontainer air steril
yang bisa di isi kembali dan sekali pakai.
 Alat ini melekat pada alat yang menghasilkan
oksigen.
 alat ini berfungsi melembabkan, membasahkan
oksigen sebelum bergerak melalui hidung ke paru -
paru
 Sebuah alat yang melekat ke oksigen outlet,
yang mengatur jumlah oksigen yang
dihasilkan.
 Ada 2 tipe flowmeter; balon air raksa dan
ukuran, kedua tipe mencatat jumlah liter
oksigen yang dikeluarkan per menit
 Berasal dari pusat di dalam institusi dimana salurannya
berada di dinding / dalam tembok dan disiapkan untuk
digunakan secara cepat dihubungkan melalui sebuah pipa
yang bertekanan 50 - 60 pound per inchi persegi.
 Alat pengukur aliran ini membuka jalan keluar dan
pembukaan katup membuat aliran oksigen terjadi
 Selain dari sentral, oksigen biasanya disimpan di dalam tabung. Dan
pada tabung tersebut dapat alat tambahan yang disebut dengan
regulator
 Berfungsi mengurangi tekanan dan untuk penyelamatan.
 Ketika tabung hampir kosong, jarum menunjuk ke area merah
 Terdapat juga tabung yang lebih kecil yang disediakan untuk keadaan
darurat, dapat dipindah - pindahkan dan dapat digunakan di rumah
1. Baca status pasien
2. Kaji tanda-tanda kesuitan bernafas pada
pasien
3. Pantau frekuensi pernafasan pasien
4. Diagnosa keperawatan yang sesuai:
“pola nafas tidak efektif”
5. Mencuci tangan
6. Mempersiapkan alat
 Tabung oksigen lengkap dengan flow meter dan
humidifier
 Kanula nasal, masker
 Bengkok
 Tissue
 Plaster k/p
 Gunting k/p
 Kassa k/p
FASE ORIENTASI

7. Memberi salam dan menyapa nama


klien(identifikasi dengan pertanyaan tebuka)
8. Memperkenalkan diri
9. Melakukan kontrak
10. Menjelaskan tujuan dan prosedur peaksanaan
11. Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan
tindakan
12. Mendekatkan alat-alat
FASE KERJA

13. Jaga privasi; tutup pintu dan jendela/pasang sampiran


14. Menanyakan keluhan dan kaji gejala spesifik yang ada pada klien
15. Membaca ‘basmalah’ dan memulai tindakan dengan baik
16. Mengatur posisi klien
17. NASAL KANUL
 Mengatur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan, 1-6 lp,kemudian
observasi humidifier pada tabung dengan adanya gelembung air.
 Mmasang kanula nasal pada hidung dan atur pengikat untuk kenyamanan klien
13. MASKER OKSIGEN
 Mengatur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan,6-8 lpm. Kemudian
observasi hudifire pada tabung dengan adanya gelembung air
 Menempatkan masker oksigen diatas mulut dan hidung klien dan atur pengikat untuk
kenyamanan klien
 Terangkan prosedur pada pasien
 Hubungkan selang oksigen dengan humidifier dgn aliran rendah
 Isi O2 kedalam kantong dgn cara menutup menutup lubang antara
kantung dgn sungkup, minimal 2/3 bagian reserpoir
 Atur tali pengikat sungkup sehingga menutup rapat dan nyaman
 Pakai kasa pada daerah yang tertekan (k/p)
 Sesuaikan aliran oksigen, sehingga kantung akan terisi waktu
ekspirasi dan hampir kuncup waktu inspirasi
FASE TERMINASI

18. Membaca hamdalah


19. Mengevaluasi respon klien
20. Memberi reinforcement positif
21. Membuat kontrak pertemuan selajutnya
22. Mengakhiri pertemuan dengan baik, bersama klien
membaca doa
23. Mencuci tangan
EVALUASI

24. Pantau kanula dan kecepatan aliran setiap


6-8 jam
25. Evaluasi respon pasien
Dokumentasi

26. Catat kecepatan aliran oksigen dan rute


pemberian
27. Catat jenis selang yang digunakan

Anda mungkin juga menyukai