Anda di halaman 1dari 93

ANATOMI SISTEM PERSEPSI SENSORI

OLEH
Liliek Pratiwi, M.KM
PENGLIHATAN
MATA
• Mata : struktur sferis berisi cairan yg dibungkus
oleh 3 lapisan, urutan dari paling luar ke paling
dalam.
• Sklera dan kornea
• Sklera : yang membentuk bagian putih mata
• Kornea : ke arah depan , lapisan luar adalah
kornea, transparan tempat lewatnya berkas
cahaya ke interior mata
LAPISAN MATA
• Koroid : lapisan tengah di bawah sclera, yang
sangat berpigmen dan mengandung
pembuluh darah untuk memberi makan retina
• Lapisan Koroid di sebelah anterior mengalami
spesialisasi untuk membentuk badan ( korpus
) siliaris dan iris
LAPISAN MATA
• Retina : lapisan paling dalam di bawah koroid ,
terdiri dari lapisan pigmen di luar dan lapisan
jaringan saraf di dalam . Retina mengandung sel
batang dan sel kerucut ,fotoreseptor yang
mengubah energi cahaya menjadi impuls saraf.

• Bagian dalam mata terdiri dari dua rongga berisi


cairan yg dipisahkan oleh sebuah lensa, jernih
agar cahaya bisa menembus kornea ke retina.
RONGGA MATA
• anterior ( depan ) antara kornea dan lensa, cairan
encer jernih, disebut aqueous humor,
• di posterior ( belakang ) antara lensa dan retina ,
cairan seperti gel disebut vitreous humor.
• Aqueous humor mengandung zat gizi untuk kornea
dan lensa, vitreous humor, untuk memprtahankan
bentuk bola mata yg sferis.
• Aquaeous humor dibentuk oleh jaringan kapiler di
dalam korpus siliaris.
MATA
• Sistem sekresi air mata atau lakrimal terletak
di daerah temporal bola mata.
• Sistem ekskresi mulai pada pungtum lakrimal,
kanalikuli lakrimal, sakus lakrimal, duktus
nasolakrimal, meatus inferior.
• Sistem lakrimal terdiri atas 2 bagian, yaitu :
• a. Sistem produksi atau glandula lakrimal.
Glandula lakrimal terletak di
• temporo antero superior rongga orbita.
• b. Sistem ekskresi, yang terdiri atas pungtum
lakrimal, kanalikuli lakrimal, sakus lakrimal
dan duktus nasolakrimal.
• Sakus lakrimal terletak di bagian depan rongga
orbita. Air mata dari duktus lakrimal akan
mengalir ke dalam rongga hidung di dalam
meatus inferior
• Film air mata sangat berguna untuk kesehatan
mata. Air mata akan masuk kedalam sakus
lakrimal melalui pungtum lakrimal. Bila pungtum
lakrimal tidak menyinggung bola mata, maka air
mata akan keluar melalui margo palpebra yang
disebut epifora.
• Epifora juga akan terjadi akibat pengeluaran
air mata yang berlebihan dari kelenjar
lakrimal. Untuk melihat adanya sumbatan
pada duktus nasolakrimal, maka sebaiknya di
lakukan penekanan pada sakus lakrimal.
• Bila terdapat penyumbatan yang disertai
dakriosistitis, maka cairan berlendir kental
akan keluar melalui pungtum lakrimal
MATA
MATA
RESEPTOR MATA
RONGGA PADA MATA
RESEPTOR MATA
• Struktur yang penting dalam kemampuan refraktsi (
pembelokan berkas cahaya ) adalah Kornea dan
Lensa.
• Lensa mempunyai kemampuan untuk memfokuskan
sinar jauh maupun dekat agar tepat jatuh di retina yg
disebut akomodasi, yg diatur oleh otot siliaris. Otot
siliaris memiliki dua komponen utama : otot siliaris
dan jaringan kapiler yang menghasilkan aqueous
humor. Otot siliaris , otot polos yg melekat ke lensa
melalui ligamentum suspensorium.
• Lapisan pada Retina :
• Lapisan paling luar mengandung sel batang dan sel
kerucut yang ujung2nya peka cahaya
• Lapisan bagian tengah neuron bipolar
• Lapisan bagian dalam sel ganglion. Akson sel
ganglion menyatu membentuk saraf optikus . Tempat
keluar saraf optikus dan lewatnya pembuluh darah
disebut discus optikus, dan ini disebut bintik buta.
• Fovea ,cekungan sebesar jarum pentul tepat di
tengah retina.
• Daerah tepat sekitar fovea adalah macula
lutea, memiliki sel kerucut yang tinggi
sehingga memiliki ketajaman yang cukup
besar tapi masih lebih rendah dari fovea
karena di fovea ada sel ganglion dan bipolar
FOTORESEPTOR
• Fotoreseptor ada tiga bagian:
• Segmen luar ,menghadap ke koroid mendeteksi rangsang
cahaya. Rodopsin , fotopigmen sel batang tidak dapat
membedakan panjang gelombang sehingga memberi
gambaran abu-abu. Fotopigmen di sel kerucut merah, hijau
dan biru, sehingga penglihatan warna bisa terjadi.
• Sebuah segmen dalam, terletak di pertengahan panjang
gelombang mengandung perangkat metabolic sel
• Sebuah terminal sinaps, paling dekat dengan interior mata
,menghadap neuron bipolar dan menyalurkan sinyal.
FUNGSI KOMPONEN MATA
STRUKTUR LETAK FUNGSI
Aquaous Rongga anterior antara kornea Cairan encer dan jernih yang
Humor dan lensa dan mengandung zat terus menerus dibentuk
gizi untuk kornea lensa
Badan ( Turunan khusus lapisan Membentuk aquaous humor
Korpus Siliaris khoroid di sebelah anterior, dan mengandung otot siliaris
) membentuk suatu cincin
mengelilingi tepi luar lensa
Bintik Buta Turunan khusus lapisan
khoroid di sebelah anterior,
Diskus optikus membentuk suatu cincin
mengelilingi tepi luar lensa
Fovea Tepat di bagian tengah retina Rute untuk berjalannya saraf
Iris Tepat di bagian tengah retina optikus dan pembuluh darah
Daerah dengan ketajamman
paling tinggi
Kornea Cincin otot yg berpigmen dan Mengubah-ubah ukuran pupil
tampak di dalam aquaous dengan berkontraksi ,
humor menentukan warna mata
Berperan penting dalam
kemampuan refraktif mata
Lapisan paling luar mata yang
jernih di anterior
FUNGSI KOMPONEN MATA
Koroid Lapisan tengah mata Berpigmen untuk
mencegah berhamburnya
berkas cahaya di mata,
mengandung pembuluh
darah yang memberi
makan retina, di bagian
anterior membentuk badan
siliaris dan iris
Lensa Antara aquaous humor dan vitreous Menghasilkan kemampuan
humor , melekat ke otot-otot siliaris refraktif yang bervariasi
melalui ligamentum suspensorium selama akomodasi

Ligamentum
suspensorium Tergantung diantara otot siliaris dan Penting dalam akomodasi
lensa
Makula lutea Memiliki ketajaman yang
Daerah tepat di sekitar fovea tinggi karena banyak
mengandung sel kerucut

Otot siliaris Komponen otot sirkuler dari badan


siliaris, melekat ke lensa melalui Penting untuk akomodasi
ligamentum suspensorium
Lubang bundar anterior di bagian Memungkinkan jumlah
Pupil tengah iris cahaya yang masuk mata
Fungsi Komponen Mata
Saraf Optikus Keluar dari setiap mata di diskus Bagian pertama jalur
optikus ( bintik buta ) penglihatan ke otak
Sel Batang Fotoreseptor di lapisan paling luar Bertanggung jawab untuk
retina penglihatan dengan
sensitivitas tinggi, hitam
putih dan penglihatan
malam
Penting dalam pengolahan
Sel ganglion Lapisan bagian dalam retina rangsangan cahaya oleh
retina, membentuk saraf
optikus
Sel kerucut Fotoreseptor di bagian paling luar Bertanggung jawab untuk
retina ketajaman penglihatan,
penglihatan warna dan
penglihatan siang hari
Sklera Lapisan jaringan ikat
Lapisan luar mata yang kuat
protektif , membentuk
bagian putih mata yg
tampak di bagian anterior
membentuk kornea
Antara lensa dan retina Zat semicair mirip gel yang
Vitreous humor membantu
mempertahankan bentuk
mata yang bulat
Iris
selaput ini di bagian tengahnya
membentuk celah lingkaran. Fungsi dari iris
adalah memberikan warna mata, dan
mengatur perbesaran pupil (kondisi ini
dilakukan untuk membatasi banyaknya
jumlah cahaya yang dapat masuk ke iris).
letaknya sendiri berada di tengah bola
mata dan tepat di belakang kornea. Jenis
ras atau bangsa menjadi faktor yang
mempengaruhi warna iris yang beda-beda.
Vitreus humor
Bentuknya seperti cairan bening
dan biasanya mengisi rongga mata.
Fungsinya meneruskan cahaya dari
lensa menuju ke retina.
Retina
Lapisan yang terdapat di bagian belakang
dinding bola mata dimana disitu tempat
bayangan akan dibentuk. Istilah lain dari bagian
ini adalah selaput jala, dimana bagian ini adalah
bagian yang peka terhadap cahaya. Terlebih
pada bintik kuning, retina sendiri memiliki fungsi
untuk menangkap cahaya dan kemudian
meneruskannya sampai ke saraf mata. kemudian
cahaya akan diterima di ujung-ujung saraf yang
ada di bagian selaput jala.
Otot penggerak mata terdiri atas 6 otot
yaitu :
1. Oblik inferior mempunyai origo pada
fosa lakrimal tulang lakrimal,
berinsersi pada sklera posterior 2 mm dari
kedudukan makula,
dipersarafi saraf okulomotor, bekerja
untuk menggerakkan mata
keatas, abduksi dan eksiklotorsi
2. Otot Oblik Superior
Oblik superior berorigo pada anulus Zinn dan ala
parva tulang sfenoid di atas foramen optik,
berjalan menuju troklea dan dikatrol balik dan
kemudian berjalan di atas otot rektus superior,
yang kemudian berinsersi pada sklera dibagian
temporal belakang bola mata.
Oblik superior dipersarafi saraf ke IV atau saraf
troklear yang keluar dari bagian dorsal susunan
saraf pusat
3. Otot Rektus Inferior
Rektus inferior mempunyai origo pada anulus
Zinn, berjalan antara
oblik inferior dan bola mata atau sklera dan
insersi 6 mm di belakang
limbus yang pada persilangan dengan oblik
inferior diikat kuat oleh
ligamen Lockwood. Rektus inferior dipersarafi
oleh n. III
4. Otot Rektus Lateral
Rektus lateral mempunyai origo
pada anulus Zinn di atas dan di
bawah foramen optik.
Rektus lateral dipersarafi oleh N.
VI.
Dengan
pekerjaan menggerakkan mata
terutama abduksi
5. Otot Rektus Medius
Rektus medius mempunyai origo pada anulus
Zinn dan pembungkus dura saraf optik yang
sering memberikan dan rasa sakit pada
pergerakkan mata bila terdapat retrobulbar, dan
berinsersi 5 mm di belakang limbus.
Rektus medius merupakan otot mata yang
paling tebal dengan tendon terpendek.
6. Otot Rektus Superior
Rektus superior mempunyai origo pada anulus
Zinn dekat fisura orbita superior beserta lapis
dura saraf optik yang akan memberikan
rasa sakit pada pergerakkan bola mata bila
terdapat neuritis retrobulbar.
Otot ini berinsersi 7 mm di belakang limbus dan
dipersarafi cabang superior N.III
Proses Visual Mata
dimulai saat cahaya memasuki mata, terfokus pada
retina dan menghasilkan sebuah bayangan yang kecil
dan terbalik. Ketika dilatasi maksimal, pupil dapat
dilalui cahaya sebanyak lima kali lebih banyak
dibandingkan ketika sedang kontraksi maksimal.
Diameter pupil ini sendiri diatur oleh dua elemen
kontraktil pada iris yaitu papillary constrictor yang
terdiri dari otot-otot sirkuler dan papillary dilator yang
terdiri dari sel-sel epithelial kontraktil yang telah
termodifikasi. Sel-sel tersebut dikenal juga sebagai
myoephitelial cells
Jika sistem saraf simpatis teraktivasi, sel-sel ini
berkontraksi dan
melebarkan pupil sehingga lebih banyak cahaya
yang dapat memasuki mata.
Kontraksi dan dilatasi pupil terjadi pada kondisi
dimana intensitas cahaya berubah dan ketika
memindahkan arah pandangan kita ke benda
atau objek yang dekat atau jauh. Pada tahap
selanjutnya, setelah cahaya memasuki mata,
pembentukan bayangan pada retina bergantung
pada kemampuan refraksi mata
Beberapa media refraksi mata yaitu kornea (n=1.38),
aqueous humor (n=1.33), dan lensa (n=1.40). Kornea
merefraksi cahaya lebih banyak dibandingkan lensa.
Lensa hanya berfungsi untuk menajamkan bayangan
yang ditangkap saat mata terfokus pada benda yang
dekat dan jauh.
Setelah cahaya mengalami refraksi, melewati pupil dan
mencapai retina, tahap terakhir dalam proses visual
adalah perubahan energi cahaya menjadi aksi potensial
yang dapat diteruskan ke korteks serebri.
Proses perubahan ini terjadi pada retina
PENDENGARAN DAN KESEIMBANGAN
• TELINGA
• Telinga terdiri dari 3 bagian :
• Teling luar
• Telinga tengah
• Telinga dalam
• Telinga luar dan tengah, menyalurkan gelombang
suara dari udara ke telinga dalam yang berisi cairan,
untuk memperkuat energi suara
• Telinga dalam berisi dua system sensorik yang
berbeda : kohlea mengandung reseptor yg
mengubag gelombang suara menjadi impuls saraf
sehingga kita bisa mendengar dan apparatus
vestibularis, yg penting untuk sensasi keseimbangan.
• Telinga luar dan tengah mengubah
gelombang suara dari hantaran udara
menjadi getaran cairan di telinga dalam.
• Telinga luar :
• Pina
• Meatus auditorius eksternus
• Membrane timpani
• Pina :
• Suatu lempeng tulang rawan yg dibungkus kulit,
mengumpulkan gelombang suara dan
menyalurkannya ke saluran telinga luar.
• Meatus auditorius eksternus :
• Merupakan saluran yg dijaga oleh rambut2 rambut
halus. Kulit yg melapisi saluran telinga mengandung
kelenjar keringat yg menghasilkan serumen.
• Membran timpani :
• Membran tipis yg teregang menutupi pintu
masuk ketelinga tengah
• Tuba eustachii :
• Yg menghubungkan telinga tengah ke faring.
Dalam keadan tertutup, tapi dapat dibuat
terbuka, bila mengunyah, menguap atau
menelan.
• Telinga tengah :
• Memindahkan getaran dari membrane
timpani ke cairan telinga dalam. Pemindahan
lebih mudah k ada tulang maleus, incus dan
stapes.Maleus melekat ke membrane timpani,
dan stapes melekat ke jendela oval.
STRUKTUR TELINGA
STRUKTUR TELINGA TENGAH DAN DALAM
KANALIS SEMISIRKULARIS DAN KOHLEA
KOHLEA
STRUKTUR TELINGA
STRUKTUR TELINGA
ARAH GETARAN
KANALIS SEMISIRKULARIS
APARATUS VESTIBULARIS
FUNGSI KOMPONEN UTAMA TELINGA
STRUKTUR LETAK FUNGSI
Telinga Luar Mengumpulkan dan
memindahkan gelombang
suara ke telinga tengah
Pinna Mengumpulkan gelombang
Lempeng tl rawan yg suara dan menyellurkan ke
terbungkus kulit dan terletak di sal telinga, berperan
kedua sisi kepala dalam lokalisasi suara
Meatus auditorius Mengarahkan gel suara ke
eksternus ( saluran Saluran dari eksterior melalui membran timpani,
telinga luar ) tulang temporalis ke membran mengandung rambut-
telinga rambut penyaring dan
mensekresikan kotoran
Membran timpani untuk menangkap
partikel2 asing
Bergetar secara sinkron
Membran tipis yang dengan gel suara yg
memisahkan teling luar dan mengenalnya,
tengah meyebabkan tl2
pendengaran telinga
tengah bergetar
FUNGSI KOMPONEN UTAMA TELINGA
TELINGA TENGAH Memindahkan getaran
membran timpani ke cairan di
kohlea, dalam prosesnya
memperkuat suara
Maleus, incus
Rangkaian tulang yg dpt
,stapes
bergerak yg berjalan melintasi Berosilasi secara sinkron
rongga telinga tengah, maleus dengan getaran membran
melekat pada membran timpani serta menimbulkan
timpani danstapes melekat gerakan seperti gelombang di
TELINGA DALAM pada jendela ovale perilimfe kohlea dengan
KOHLEA frekuensi yang sama
Jendela oval Tempat sistem sensorik untuk
Membran tipis di pintu masuk mendengar
kohlea, memisahkan telinga Bergetar bersama dengan
tengah dari skala vestibuli gerakan stapes yg melekat
padanya, gerakan jendela
Skala vestibule oval menyebabkan perilimfe
Skala timpani kohlea bergerak
Kompartemen atas kohlea
Mengandung perilimfe yg
Kompartemen bawah kohlea
dibuat begerak oleh gerakan
jendela oval yg didorong o
getaran tl2 telinga tengah
FUNGSI KOMPONEN UTAMA TELINGA
Duktus Kompartemen tengah kohlea Mengandung endolimfe, tempat
Kohlearis ( membran basilaris
Skala Media ) Membentuk lantai duktus Bergetar bersama dengan
Membran kohlearis gerakan perilimfe, mengandung
basilaris Terletak di bagian atas dan organ corti, organ indera untuk
Organ corti di sepanjang membran mendengar
basilaris Mengandung sel rambut,
reseptor untuk suara, yg
mengeluarkan potensial reseptor
sewaktu tertekuk akibat gerakan
Membran Membran stasioner yg cairan di kohlea
tektorial tergantung di atas organ Tempat rambut sel2 reseptor yg
corti dan tempat sel2 rambut terbenam di dalamnya menekuk
reseptor permukaan dann membentuk potensial
terbenam di dalamnya reseptor ketika membran
basilaris yg bergetar terhadap
Membran tipis yg membran tektorial yg stasioner
Jendela bundar memisahkan skala timpani Bergetar bersama dengan
dan telinga tengah gerakan cairan di perilimfe untuk
meredam tekanan di dalam
kohlea, tidak berperan dalam
penerimaan suara
FUNGSI KOMPONEN UTAMA TELINGA
TELINGA DALAM Tempat sistem sensorik
Aparatus untuk keseimbangan dan
Vestibularis memberikan masukan yg
penting untuk
mempertahankan postur dan
Tiga saluran semisirkularis keseimbangan
Kanalis Mendeteksi akselerasi (
yg tersusun tiga dimensi dlm
semisirkularis percepatan ), deselerasi (
bidang2 yg tegak lurus satu
sama lain di dekat kohlea perlambatan ) rotasional
jauh di dalam tl temporalis atau angular
Struktur spt kantong rongga
Utrikulus bertulang antara kohlea dan Mendeteksi(1) perubahan
kanalis semisirkularis posisi kepala menjauhi
sumbu vertikal dan (2)
mengarahkan akselerasi dan
deselerasi linear secara
Terletak disamping utrikulus
horizontal
Sakulus Mendeteksi(1) perubahan
posisi kepala menjauhi
sumbu horizontal dan (2)
Mekanisme atau Proses
Pendengaran Telinga
Kita dapat mendengar bunyi yang memiliki frekuensi
20—20.000 Hz. Gelombang bunyi yang masuk melalui
liang telinga akan menggetarkan gendang telinga.
Gendang telinga meneruskan getaran bunyi ke tulang-
tulang pendengaran sehingga turut bergetar. Getaran
ini masuk ke telinga dalam melalui tingkap jorong dan
menggetarkan cairan (perilimfa dan. endolimfa) di
dalam klokea.
Akhinya, diteruskan ke tingkap bundar. Tekanan
gelombang dari cairan di dalam koklea
menyebabkan sel-sel rambut sensoris pada
organ korti yang berimpitan dengan selaput
basilar untuk bergesekan dengan membran
tektorial. Hasil dari gerakan sel-sel rambut
sensoris menyebabkan sel sensoris mengalami
depolanisasi. Di sini getaran bunyi diubah
menjadi impuls saraf sehingga menimbulkan
potensial aksi yang disalurkan melalui cabang-
cabang saraf pendengaran menuju ke otak.
PENGECAPAN DAN PENGHIDUNG
• Pada mata fotoreseptor dan telinga
mekanoreseptor, reseptor untuk pengecapan
dan penghidu adalah kemoreseptor yang akan
menghasilkan sinyal saraf bila berikatan
dengan zat kimia tertentu.
INDERA PENGECAPAN
( GUSTASI )

• Kemoreseptor untuk sensasi pengecapan terkemas dalam


papil-papil pengecap ( taste buds ) yang dalam rongga mulut
dan tenggorokan ,persentasi terbesar berada di permukaan
atas lidah.

• Setiap papil pengecap terdiri dari 50 sel reseptor yg terkemas


dengan sel penunjang. Setiap papil memiliki sebuah lubang
kecil , pori-pori pengecap, tempat berkontaknya cairan dalam
mulut dengan permukaan sel reseptor.
• Sel-sel reseptor pengecapan adalah sel epitel
termodifikasi dengan banyak lipatan permukaan,
atau mikrovili yang menonjol melalui pori-pori
pengecap, untuk meningkatkan luas permukaan sel
yang terpajan.

• Sel-sel papil pengecap ,karena sering terpajan zat-zat


kimia sehingga memiliki masa hidup 10 hari.
• Ujung-ujung terminal aferen beberapa saraf
cranial bersinap dengan papil-papil pengecap .
Sinap ini dikirimkan melalui perhentian-
perhentian sinap di batang otak dan thalamus
ke daerah gustatorik kortek di lobus parietalis
yg dekat dengan daerah lidah kortek
somatosensorik.
• Jalur gustatorik sebagian besar tidak
menyilang. Batang otak juga memproyeksikan
serat saraf ke hipotalamus dan system limbic.
• Empat rasa utama asin, masam, manis dan
pahit.
• Tiga jenis papila yaitu:
1). papila filiformis (fili=benang); berbentuk seperti benang
halus;
2). papila sirkumvalata (sirkum=bulat); berbentuk bulat,
tersusun seperti huruf V di belakang lidah;
3). papila fungiformis (fungi=jamur); berbentuk
seperti jamur.
LIDAH
RESEPTOR PENGECAP
LIDAH DAN RESEPTOR PENGECAP
INDERA PENGHIDUNG

• Mukosa olfaktorius, yang terletak di langit-langit


rongga hidung, mengandung tiga jenis sel : reseptor
olfaktorius, sel penunjang dan sel basal.
• Sel penunjang mengeluarkan mucus
• Sel-sel basal, prekusor untuk sel-sel reseptor
olfaktorius yang baru, yang diganti setiap 2 bulan
• Reseptor olfaktorius merupakan ujung-ujung
neuron aferen khusus, bukan sel tersendiri.
Neuron keseluruhan, termasuk akson aferen
yang menuju otak diganti. Sel-sel ini
merupakan satu-satunya sel yang mengalami
pembelahan sel. Akson-akson sel reseptor
secara kolektif membentuk saraf olfaktorius.
• Bagian reseptor dari sel reseptor olfaktorius
terdiri dari sebuah kepala yang
menggembung dan berisi beberapa silia
panjang yang meluas ke permukaan mukosa.
Silia ini mengandung tempat pengikatan untuk
melekatnya berbagai molekul odoferosa (
pembentuk bau )
• Agar dapat dibaui bahan harus : mudah menjadi gas
dan mudah larut air sehingga dapat larut ke dalam
lapisan mucus.
• Serat-serat aferen berjalan melalui lubang-lubang
halus di lempeng tulang datar yang memisahkan
mukosa olfaktorius dari jaringan otak di atasnya.
Serat-saerat saraf tersebut segera bersinap di bulbus
olfaktorius.
• Serat saraf yang keluar dari bulbus olfaktorius
berjalan melalui dua rute :
• Rute subkortikal yang terutama menuju system
limbic
• , khususnya sisi media lobus temporalis ( kortek
olfaktorius primer ), dianggap satu-satunya jalur
penghidu.
• Rute thalamus kortikal.
PROSES MEMBAU
• Bau yang masuk ke dalam rongga hidung akan
meransang saraf (nervus olfaktorius) dari
bulbus olfaktorius. Indera bau bergerak
melalui traktus olfaktorius dengan
peranteraan stasiun penghubung pusat
olfaktorius pada lobus temporalis di otak
besar tempat perasaan itu ditafsirkan.

• Serabut-serabut saraf penciuman terdapat
pada bagian atas selapu lendir hidung.
Serabut-serabut olfaktori berfungsi
mendeteksi rangsang zat kimia dalam bentuk
gas di udara (kemoreseptor). Mekanisme kerja
indra penciuman sebagai berikut.
• Rangsang (bau) > lubang hidung > epitelium
olfaktori > mukosa olfaktori > saraf olfaktori >
talamus > hipotalamus > otak.
• Epitelium pembau mengandung 20 juta sel-sel
olfaktori yang khusus dengan akson-akson
yang tegak sebagai serabut-serabut saraf
pembau. Di akhir setiap sel pembau pada
permukaan epitelium mengandung beberapa
rambut-rambut pembau yang bereaksi
terhadap bahan kimia bau-bauan di udara
• Bulu hidung di dalam kaviti hidung menapis
debu dan mikroorganisma dari udara yang
masuk dan lapisan mukus yang
memerangkapnya. Bekalan darah yang banyak
ke membran mukus membantu mengawal
udara yang masuk menjadi hampir sama
dengan suhu badan di samping
melembabkannya.
INDERA PENGHIDUNG DAN RESEPTOR
PENGHIDUng
INDERA PENGHIDU DAN RESEPTOR
PENGHIDUNG
ANATOMI KULIT
Kulit tersusun atas 3 lapisan utama
yaitu :
• Lapisan epidermis/ kutikel
• Stratum korneum / lapisan tanduk
• Stratum lusidum
• Stratum granulosum / lapisan keratohialin
• Stratum spinosum / stratum malphigi / pickle cell layer
• Stratum basale

• Lapisan dermis/ korium, kutis vera, true skin


• Pars papilare
• Pars retikulare

• Lapisan subkutis/ hipodermis


LAPISAN EPIDERMIS/ KUTIKEL

• STRATUM KORNEUM/LAP TANDUK


 Lapisan kulit yang paling luar
 Terdiri atas beberapa lapis sel-sel gepeng yang mati
 Tidak berinti
 Protoplasmanya telah berubah menjadi keratin/zat tanduk
 Terdiri dari 15-30 lapisan sel keratin

• STRATUM LUSIDUM
 Terdapat langsung di bawah lapisan korneum
 Lapisan sel terang
 Lapisan sel gepeng tanpa inti
 Protoplasma yang berubah menjadi protein (elerdin)
 Hanya ada pada kulit yang tebal, tampak lebih jelas di telapak tangan
dan kaki
LAPISAN EPIDERMIS/ KUTIKEL
• STRATUM GRANULOSUM/ LAPISAN KERATOHIALIN
 Terdiri dari 2-3 lapisan sel gepeng
 Grainy (lapisan bulir padi)
 Sitoplasma berbutir kasar (keratohialin), terdapat inti diantaranya.
 Juga tampak jelas di telapak tangan dan kaki.

• STRATUM SPINOSUM/ STRATUM MALPHIGI/ PICKLE CELL


LAYER
 Terdiri dari 5-8 lapisan
 Lapisan yang paling tebal (0,2 mm)
 Sel berbentuk poligonal yang besarnya berbeda-beda karena adanya
proses mitosis.
 Terdapat sel langerhans
 Lapisan ini memproduksi keratin
 Keratin merupakan protein yang tidak larut air – menjaga kelembaban
kulit
LAPISAN EPIDERMIS/ KUTIKEL
• STRATUM BASALE
 Lapisan epidermis yang paling dalam, berkontak dengan dermis
 Terdiri atas sel-sel berbentuk kubus/kolumnar
 Terdiri dari sel pembentuk melanin yang mengandung pigmen.
 Sel-sel basal mengadakan mitosis dan berfungsi reproduktif
Lapisan dermis/ korium, kutis vera, true
skin
• Berisi 3 jenis jaringan : Kolagen dan serat elastis, Otot, Saraf
• Mendapat suplai darah dan saraf
• Lapisan di bawah epidermis yang jauh lebih tebal daripada
epidermis.
• Sensori aparatus: sentuhan, tekanan, temperatur, nyeri.
• Terdiri dari 2 bagian :
 Pars Papilare : bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung serabut
saraf dan pemb darah
 Pars Retikulare : banyak mengandung jaringan ikat, folikel rambut,
pemb darah, saraf, kolagen.
LAP SUBKUTIS/ HIPODERMIS

• Merupakan kelanjutan dermis, terdiri atas jaringan ikat longgar


berisi sel-sel lemak di dalamnya. Lapisan sel-sel lemak disebut
panikulus adiposa yang berfungsi sebagai cadangan makanan.
Dalam lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah
dan getah bening
LAP SUBKUTIS/ HIPODERMIS

• Tebal tipisnya jaringan lemak tidak sama tergantung pada


lokalisasinya, di abdomen dapat mencapai ketebalan 3 cm,
kelopak mata dan penis sangat sedikit dan fungsinya sebagai
Isolator panas bagi tubuh
MELANOCYTES

• Mampu memproduksi pigmen coklat, melanin


• Melanin dapat menyerap sinar ultraviolet (UV)
• Sinar UV light berisi energi tinggi foton yang dapat merusak DNA –
mutasi
• Melanin dapat mencegah kerusakan DNA, membantu mencegah
kanker kulit
ANATOMI KELENJAR KERINGAT
STRUKTUR ASESORIS KULIT
 Kelenjar pada Kulit
 Terdiri dari kelenjar keringat dan kelenjar sebaseus/ kelenjar minyak

• Kelenjar keringat terbagi atas :


Kelenjar merokrin (ekrin) : di temukan pada
semua daerah kulit. Saluran keluarnya
bermuarah langsung ke permukaan kulit.
Kelenjar apokrin : memproduksi keringat yang
keruh seperti susu dan di uraikan oleh bakteri
untuk menghasilkan bau keringat yang khas
ANATOMI RAMBUT
TERIMAKASIH

SEMOGA SUKSES

Anda mungkin juga menyukai