Anda di halaman 1dari 73

QBL 5A LENGKAP

MATERNITAS II KELAS TUTORIAL D


ANNA FAUZIAH
1710711141

Definisi & Klasifikasi TIYAS PUTRI


171071114
a. Gangguan Menstruasi Umum

A. Amenorea Hipogonadotropi
Amenorea merupakan salah satu gangguan haid. Penyakit ini tergolong dalam
kelainan siklus haid. Amenorea termasuk gangguan yang menyebabkan siklus
mentruasi wanita menjadi tidak teratur

1. Amenorea primer
menstruasi sama sekali tidak terjadi. Padahal normalnya seorang remaja putri
mengalami menstruasi yang pertama kali (menarche) pada usia 9-18 tahun.
Seorang remaja putri akan divonis mengalami amenonhea primer jika pada
usia lebih dari 16 tahun masih belum juga mengalami menstruasi.
NEXT

2. Amenorea sekunder
terjadi pada wanita yang sebelumnya pernah mengalami menstruasi, tetapi
kemudian siklus tersebut berhenti tanpa alasan yang diketahuinya.

B. Dismenorea
Dismenorea adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan rasa sakit
atau nyeri ketika wanita memasuki siklus haid tertentu dan merupakan salah
satu masalah ginekologi yang paling umum dialami wanita dari berbagai tingkat
usia. Diperkirakan wanita Amerika kehilangan 1,7 juta hari kerja setiap bulan
akibat dismenorea
Dismenorea ada dua macam, yaitu : NEXT
1. Dismenorea primer

Dismenorea primer terjadi,jika tidak ada penyakit organik,biasanya dari bulan keenam sampai
tahun kedua setelah menarke. Dismenorea ini seringkali hilang pada usia 25 tahun atau setelah
wanita hamil dan melahirkan per vaginam.

2. Disemenorea sekunder

Dismenore sekunder dikaitkan dengan penyakit pelvis organik,seperti endometriosis,penyakit


radang pelvis,stenosis serviks,neoplasma ovarium atau uterus , dan polip uterus. IUD juga
dapat merupakan penyebab dismenorea ini. Dismenorea sekunder dapat disalahartikan sebagai
dismenorea primer atau dapat rancu dengan komplikasi kehamilan dini. Terapi harus ditujukan
untuk mengobati penyebab dasar.
NEXT

C. Sindrom Pramenstruasi (pramenstrual syndrome (PMS))


Sindrom pramenstruasi dimulai pada fase luteal , yakni pada sekitar
hari ke-7 dan ke-10 sebelum menstruasi dan berakhir dengan awitan
menstruasi. Wanita dapat merasakan peningkatan kreativitas dan
energi fisik serta mental. Gejala negatif berhubungan dengan
edema (abdomen kembung,pelvis penuh,edema pada ekstremitas
bawah,nyeri tekan pada payudara,dan peningkatan berat badan)
atau ketidakstabilan emosi
D. Endometriosis
Endometriosis adalah kondisi ketika jaringan yang membentuk
lapisan dalam dinding rahim tumbuh di luar rahim. Jaringan yang
disebut endometrium ini dapat tumbuh di indung telur, usus, tuba
falopi (saluran telur), vagina, atau di rektum (bagian akhir usus
yang terhubung ke anus)
Endometriosis terbagi menjadi empat tingkatan, yang tergantung kepada lokasi,
jumlah, ukuran, dan kedalaman lapisan endometrium. Berikut ini adalah empat
tingkatan endometriosis dan ciri-cirinya:

1.Endometriosis minimal. Muncul jaringan endometrium yang kecil dan dangkal


di indung telur. Peradangan juga dapat terjadi di sekitar rongga panggul.

2. Endometriosis ringan. Terdapat jaringan endometrium yang kecil dan dangkal


di indung telur dan dinding panggul.

3. Endometriosis menengah. Terdapat beberapa jaringan endometrium yang


cukup dalam di indung telur.

4. Endometriosis berat. Terdapat jaringan endometrium yang dalam di indung


telur, dinding panggul, saluran indung telur, dan usus.
DAFTAR PUSTAKA

Bobak, M, Irene, et, al. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4. Alih bahasa : Maria A. Wijayarini.
Jakarta : EGC
SAVIRA ILSA (1710711064)
Tiara fadjriyaty (1710711081)
TARI GUSTIKA (1710711094)
RIZKA YUSRIYAH (1710711143)
Manifestasi Klinis
Gangguan Menstruasi
Hipogonadotropi Menopouse
SAVIRA ILSA (1710711064)
1. Amenorea
Tanda dan gejala yang muncul diantaranya :
• Tidak terjadi haid
• Produksi hormon estrogen dan
progesteron menurun.
• Nyeri kepala
• Badan lemah
Tanda dan gejala tergantung dari
penyebabnya :
• Jika penyebabnya adalah kegagalan
mengalami pubertas, maka tidak akan
ditemukan tanda – tanda pubertas seperti
pembesaran payudara, pertumbuhan
rambut kemaluan dan rambut ketiak serta
perubahan bentuk tubuh.
• Jika penyebanya adalah kehamilan, akan
ditemukan morning sickness dan
pembesaran perut.
• Jika penyebabnya adalah kadar hormon
tiroid yang tinggi maka gejalanya adalah
denyut jantung yang cepat, kecemasan,
kulit yang hangat dan lembab.
• Sindroma Cushing menyebabkan wajah
bulat ( moon face ), perut buncit, dan
lengan serta tungkai yang lurus.
Gejala lainnya yang mungkin ditemukan :
• Sakit kepala
• Galaktore ( pembentukan air susu pada wanita
yang tidak hamil dan tidak sedang menyusui )
• Gangguan penglihatan ( pada tumor hipofisa )
• Penurunan atau penambahan berat badan
yang berarti
• Vagina yang kering
• Hirsutisme ( pertumbuhan rambut yang
berlebihan, yang mengikuti pola pria ),
perubahan suara dan perubahan ukuran
payudara.
2. Menopouse
• Keadaan nyeri: selama hubungan seksual
• Seluruh tubuh: berkeringat di malam hari, kelelahan,
osteoporosis, berkeringat atau sensasi panas
• Tidur: bangun tidur lebih awal atau insomnia
• Menstruasi: tidak ada menstruasi atau menstruasi tak
teratur
• Rambut: kering atau kerontokan rambut kepala
• Juga umum: gairah seks berkurang, iritabilitas,
kegelisahan, kemurungan, kulit kering atau vagina kering
• Hormon : FSH tinggi (>35 mIU/ml), estrogrn rendah,
estradiol < 30 pg/ml
3. Menarche
Menarche pada umumnya terjadi sekitar 2 tahun setelah
thelarche, pada usia rata-rata 12,6 tahun
bersifat anovulasi dan diperkirakan durasinya tidak
teratur, berlangsung selama 2 hingga 5 tahun
Pendarahan anovulasi ini biasanya tidak terasa sakit
Ketika ovulasi terbentuk, rata-rata panjang siklus menjadi
21 hingga 45 hari.
4. Hipogonado
• Gejala yang mungkin mempengaruhi pria termasuk:
• Alat kelamin abnormal: misalnya alat kelamin wanita,
alat kelamin pria yang kurang berkembang atau alat
kelamin yang ambigu
• Berkurangnya massa otot
• Gangguan pertumbuhan bulu tubuh
• Gangguan pertumbuhan penis dan testis
• Pertumbuhan berlebihan pada lengan dan kaki yang
berhubungan dengan batang tubuh
• Perkembangan jaringan payudara (ginekomastia)
• Disfungsi ereksi
• Kemandulan
• Kehilangan massa tulang (osteoporosis)
• Kelelahan
• Berkurangnya gairah seksual
• Kesulitan berkonsentrasi
• Merasa panas
Gejala yang mungkin mempengaruhi wanita termasuk:
• Berhenti menstruasi
• Gairah seksual berkurang
• Pertumbuhan payudara berkurang
• Mengeluarkan cairan seperti susu dari payudara (dari
prolaktinoma)
• Merasa panas
• Perubahan energi dan suasana hati
5. Dismenore
• Gejala dismenore • sakit kepala,
yang paling umum • cemas,
adalah nyeri mirip
seperti : • kelelahan,
• kram dibawah perut • diare
yang menyebar • kembung pada perut.
kepunggung dan kaki. • muntah
• Gejalaterkait lain • Pusing
adalah
• mual
6. Hipergonadotropik
Pada keadaan ini ditemukan kadar hormon gonadotropin
(FSH dan LH) meningkat, namun kadar hormon hormon
steroid seperti testosteron dan estrogen tetap rendah
a. Sindroma disgenesis gonad
b. Sindroma Klinefelter
c. Kerusakan gonad bilateral
d. Toksin-toksin pada gonad
e. Defek dari enzim
f. Insensifitas androgen komplit dan tidak komplit
Referensi

• Suparyanto. 2011. Amenorrhea.


www.jurnalmedika.com/ Diakses 22 November 2014.
Tiara fadjriyaty 1710711081
 Dismenore primer adalah kondisi yang
berhubungan dengan siklus ovulasi
 Adanya kontraksi yang kuat dan lama pada
dinding rahim, hormon prostaglandin yang
tinggi dan pelebaran dinding rahim saat
mengeluarkan darah haid sehingga terjadilah
nyeri saat haid.
 meliputi nyeri pinggang, kelemahan,
berkeringat, gejala gastrointestinal dan gejala
sistem saraf pusat
Gambaran klinis dismenorea primer meliputi
berikut ini, yaitu:
 Onset segera setelah menarche (≤6 bulan)

 Durasi biasanya 8-72 jam (sering mulai


beberapa jam sebelum atau sesaat setelah
menstruasi)
 Riwayat nyeri perut bagian bawah yang
konstan,menjalar ke punggung atau paha,
kram atau nyeri laborlike.
Lowdermilk, D.L, Perry,S. E.Cassion, M.C. (2013).Keperawatan
maternitas volume 2 Edisi Bahasa Indonesia 8.
Mosbt:Elsivier(singapure)PteLtd

Jurnal undip 2016


Manifestasi klinis
Dismenore sekunder
Tari Gustika 1710711094
Dismenore sekunder
• Tanda dan Gejala
a. Dismenore dimulai pada 20-an arau 30-an,setelah siklus relatif tanpa rasa sakit
sebelumnya
b. Darah keluar dalam jumlah banyak dan kadang tidak beraturan.
c. Dismenore terjadi selama siklus pertama atau kedua setelah menarche
d. Nyeri saat berhubungan seksual.
e. Nyeri perut bagian bawah yang muncul di luar waktu haid.
f. Nyeri tekan pada panggul.
Dismenore sekunder
• Ditemukan adanya cairan yang keluar dari vagina.
Infeksi pada rahim dan saluran telur yang kronis dapat menyebabkan
dismenore.Patogen paling umum adalah Chlmydia trachomatis dan Neisseria
Gonnorrhoaeae.Patogen tersebut menyebabkan infeksi dan meningkatkan cairan
yangkeluar dari vagina seperti keputihan.
• Teraba adanya benjolan pada rahim atau rongga panggul.
Benjolaln tersebut berupa tumor yang biasa disebut dengan
leiomyoma(fibroid).Tumor ini merupakan penyebab umum dari dismenore
sekunder.
MENIFESTASI KLINIS
SINDROM PRAMENSTRUASI RIZKA YUSRIYAH (1710711143)

Terdapat kurang lebih 200 gejala yang dihubungkan dengan PMS namun gejala yang paling sering
ditemukan adalah iritabilitas (mudah tersinggung) dan disforia (perasaan sedih). Gejala mulai dirasakan 7-10
hari menjelang menstruasi berupa gejala fisik maupun psikis yang mengganggu aktivitas sehari-hari dan
menghilang setelah menstruasi.
Gejala Fisik
-Kelemahan umum (lekas letih, pegal, linu)
-Acne (jerawat)
-Nyeri pada kepala, punggung, perut bagian bawah
-Nyeri pada payudara
-Gangguan saluran cerna misalnya rasa penuh/kembung, konstipasi, diarePerubahan nafsu makan, sering
merasa lapar (food cravings)
GEJALA MENTAL

-Mood menjadi labil (mood swings), iritabilitas (mudah tersinggung), depresi,


ansietas
-Gangguan konsentrasi
-Insomnia (sulit tidur)
Komplikasi

Nadia Syaripah Hanum 1710711043


Diah Ayu T.A 1710711027
Salma Nur shohimah 1710711142
Mugia Saida Daruini 1710711145
Dismenore

• SYOK
Saat miometrium terangsang dan meningkatkan
kontraksi dan distrimia uterus sehingga terjadi
iskemia yang mengakibatkan syok
• Penurunan kesadaran
Dismenore sekunder menyebabkan nyeri saat
haid yang dapat mengakibatkan penurunan
kesadaran
Endometriosis
• KISTA
Endometriosis menyebabkan gangguan menstruasi yang
menyebabkan perdarahan ke dalam area yang tidak mempunyai
saluran keluar dan menyebabkan pembentukan kista
• INFERTILITAS
Endometriosis menyebabkan perdarahan di pelvic penggumpalan
darah di pelvic adhesi atau pelekatan di dinding pelvic di
sekitaran uterus dan Tuba Fallopi uterus retrovensi, gerakan
spontan ujung-ujung fimbriae untuk membawa ovum ke uterus
terhambat  infertilitas
Amenore
• Ketidaksuburan Jika Anda tidak berovulasi dan mengalami
menstruasi, Anda tidak bisa hamil.
• Osteoporosis. Jika amenorrhea terjadi dan ebabkan oleh kadar
estrogen rendah, Anda mungkin juga berisiko mengalami
osteoporosis atau melemahnya tulang-tulang tubuh Anda.
Sindrom menstruasi
• Gangguan aliran darah menstruasi, entah itu terlalu banyak,
terlalu sedikit, selain mengindikasikan gangguan kesehatan
produksi, juga membawa ancaman berbagai gangguan
kesehatan umum.
• Anemia. Menorrhagia adalah gangguan menstruasi yang
menjadi penyebab paling umum seorang perempuan
mengalami anemia. Kehilangan sekitar 80ml darah (setara 3
sendok makan) setiap kali menstruasi dapat menyebabkan
gangguan anemia.
• Osteoporosis. Amenorrhea dialami perempuan karena
kadar estrogen yang rendah di dalam tubuh. Kondisi ini
menyebabkan osteopenia dan osteoporosis. Latihan beban
yang dilakukan secara teratur, perbaikan
asupan kalsiumdan vitamin D dapat menghambat terjadinya
kedua kondisi tersebut.
• Gangguan kesuburan. Menorrhagia yang dialami karena
gangguan ovulasi, kista, myoma atau endometriosis, adalah
kondisi yang berhubungan dengan ketidaksuburan. Sedangkan
siklus yang tidak teratur, menyebabkan sulit
terjadinya pembuahan. Mengatasi masalah ini berarti dapat
meningkatkan kesuburan.
DAFTAR PUSTAKA

Vitahealth.2007.Endometriosis.Jakarta.Gramedia
Penatalaksanaan Medis
Riana Joulanda Hutahaean
1710711037
Terapi Penanganan Amenorhea
Pengobatan yang dilakukan sesuai dengan penyebab dari
amenorrhea yang dialami, apabila penyebabnya adalah obesitas, maka diet
dan olahraga adalah terapinya. Belajar untuk mengatasi stress dan menurukan
aktivitas fisik yang berlebih juga dapat membantu. Terapi amenorrhea
diklasifikasikan berdasarkan penyebab :

A.Saluran reproduksi atas dan bawah


B.Indung telur
C.Susunan saraf pusat.
A. Saluran Reproduksi

Terapi krim estrogen


Apabila terjadi Aglutinasi labia (penggumpalan bibir labia)
insisi atau eksisi (operasi kecil)
Apabila terdapat kelainan bawaan dari vagina, hymen imperforata (selaput dara
tidak memiliki lubang), septa vagina (vagina memiliki pembatas diantaranya)
Jaringan Parut, pada rahim Parut pada endometrium (lapisan rahim) atau
pelekatan intrauterine (dalam rahim) yang disebut sebagai sindrom Asherman
dapat terjadi karena tindakan kuret, operasi sesar, miomektomi (operasi
pengambilan mioma rahim) atau tuberculosis. Kelainan ini dapat dilihat
dengan histerosalpingografi (melihat rahim dengan menggunkan foto rontgen
dengan kontras),
Terapi yang dilakukan mencakup operasi pengambilan jaringan
parut,Pemberian dosis estrogen setelah operasi terkadang diberikan
untuk optimalisasi penyembuhan lapisan dalam rahim.

terapi non-bedah dengan membuat vagina baru menggunakan skin graft


Sindrom Mayer-Rokitansky-Kuster-Hauser Sindrom ini terjadi pada wanita
yang memiliki indung telur normal namun tidak memiliki Rahim dan vagina
atau memiliki keduanya namun kecil atau mengerut.
45

B. Gangguan Indung Telur

1. Disgenesis
Gonadal Terapi yang dilakukan adalah terapi pengganti hormone
pertumbuhan dan hormone seksual.

tidak terdapatnya sel telur dengan indung telur


yang digantikan oleh jaringan parut

2. Kegagalan
Ovari
Prematur

Penyebabnya diperkirakan kerusakan kegagalan dari fungsi indung telur


sel telur akibat infeksi atau proses autoimun. sebelum usia 40 tahun.
C. Gangguan Saraf Pusat

 Gangguan Hipofisis Tumor


Pengobatan: berupa penggantian hormone agonis dopamine atau
terapi bedah berupa pengangkatan tumor.

 Gangguan Hipotalamus
Pengobatan sesuai dengan penyebabnya.

 Hipogonadotropik
Penanganannya mengubah pola hidup sehari-hari.

46
Penanganan yang dilakukan

Penanganan pada kasus amenorea bergantung dari penyebabnya.jika disebabkan oleh


kelebihan atau kekurangan berat badan, maka cara penanganannya dengan mengubah pola
hidup sehari-hari. Jika disebabkan oleh gangguan kelenjar tiroid atau pituari, maka cara
penanganannya dengan pemberian obat-obatan.
Penanganan amenorrhea sekunder tergantung dari penyebabnya. Contoh: jika penyebab
amenorrhea sekunder adalah hipotiroid (hypothyroidisme), maka pengobatannya adalah
suplemen tiroid.

Ada beberapa kiat yang bisa dilakukan agar terhindar dari amenorrhea, diantaranya:

1.Ubah pola hidup agar lebih sehat 2.Kurangi beban pikiran atau stress
3. Waspadalah jika tidak mendapatkan haid selama tiga bulan.

4.Seimbangkan antara kerja, rekreasi, dan istirahat


Penatalaksanaan
Pengobatan tergantung pada penyebab amenore. Setelah penyebabnya
ditemukan , pengobatan diarahkan untuk memperbaiki penyakit yang
mendasari, yang harus mengembalikan menstruasi. Dalam kasus kelainan
anatomi dari saluran kelamin, operasi dapat diindikasikan. Beberapa
penyebab amenore dapat dikelola dengan terapi medis (obat). Contohnya
adalah sebagai berikut:
• Uji Progesteron Positif
• Uji Progesteron Negatif
• Uji E+P Positif
Daftar Pustaka

Anwar, M (2001) Ilmu Kandungan Edisi Ketiga PT Bina Pustaka Prawirohardjo.


Jakarta.
Marheni, Herni.2011.konsep dasar amenorrhea.www.klikdokter.com.
Baziad A, Endokrinologi ginekologi. Edisi kedua. Jakarta: Media Aesculapius
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2003

49
Pemeriksaan Penunjang
Apabila didapatkan adanya perkembangan seksual sekunder maka
diperlukan pemeriksaan organ dalam reproduksi (indung telur,
rahim, perlekatan dalam rahim) melalui pemeriksaan:

• USG
• Histerosalpingografi
• Histeroskopi
• Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Apabila tidak didapatkan tanda tanda perkembangan seksualitas sekunder
maka diperlukan pemeriksaan kadar hormon FSH dan LH

Setelah kemungkinan kehamilan, menyusui, perubahan


perimenopause, penggunaan kontrasepsi hormon, kesehatan umum yang
buruk, atau masalah nutrisi, fisik, obat-obatan/herbal dan masalah emosional
telah disingkirkan, maka dapat dilakukan pemeriksaan Thyroid
Stimulating Hormone (TSH) dan prolaktin.

Karena peningkatan TSH, sering kali disertai peningkatan kadar


hormon prolaktin, merupakan indikasi penyakit hipotiroidisme.
Peningkatan kadar prolaktin, dengan kadar TSH normal, ditemukan dalam
kondisi hiperprolaktinemia dan galaktorea.
Apabila kadar hormon TSH dan prolaktin normal,
maka diperlukan pemeriksaan estrogen/ progesteron Challenge Test.
Estrogen/ progesteron Challenge Test adalah pilihan untuk melihat kerja
hormon estrogen terhadap lapisan endometrium alam rahim dan untuk
mengkaji kepatenan saluran keluargenital (uterus dan vagina). Selanjutnya
dapat dievaluasi dengan MRI.
Uji gonadotropin dilakukan dengan mengambil contoh
serum untuk menguji kadar follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinezing
hormone.

Beberapa faktor perlu dipertimbangkan dalam masalah ini .


Bidan harus ingat bahwa selama pertengahan siklus menstruasi yang normal,
lonjakan FSH dan LH berkisar dua sampai tiga kali lipat diatas rentang
terbawah nilai FSH dan LH. Pada saat hasil dan uji kadar gonadotropin dapat
mengisolasi sumber amenore dengan lebih baik ( kadar FSH dan LH yang
tinggi yang menunjukkan adanya masalah ovarium , kadar FSH dan
LH yang rendah atau normal mengindikasikan adanya masalah
dalam kelenjar hipofisis atau masalah dalam SSP)
Daftar pustaka
• Lowdermilk.Perry.dkk. 2013 keperawatan maternit
as edisi 8 buku 1. Jakarta : EGC.
• Bobak. lowdermik.dkk. 2004. Keperawatan matern
itas edisi 4. Jakarta : EGC.
Penatalaksanaan Medis & Pemeriksaan
Penunjang
Parida Pebruanti (1710711042)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tidak ada pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan untuk


menegakkan diagnosis Sindroma Premenstruasi. Pemeriksaaan darah
tepi digunakan untuk menyingkirkan kondisi-kondisi tertentu seperti
anemia, leukimia, atau gangguan kelenjar tiroid.
Menurut Rayburn (2001) dikutip Hasan (2011), terapi sindrom premenstruasi dibagi
menjadi tiga kategori, yaitu:
 Terapi simtomatik
Untuk menghilangkan gejala-gejala antara lain dengan diuretik untuk mengobati kembung, anti
depresan dan anti ansietas untuk menghilangkan cemas dan depresi, bromokriptin untuk menghilangkan
bengkak dan nyeri pada payudara dan anti prostaglandin untuk mengatasi nyeri payudara, nyeri sendi dan
nyeri muskuloskeletal.

 Terapi spesifik
Untuk mengobati etiologi yang diperkirakan sebagai penyebab dari sindrom premenstruasi antara lain
dengan progesteron alamiah untuk mengatasi defisiensi progesteron dan pemberian vitamin B6.

 Terapi ablasi
bertujuan untuk mengatasi sindrom premenstruasi dengan cara menghentikan menstruasi.
PENATALAKSANAAN MEDIS
Untuk mengatasi sindrom premenstruasi, biasanya dokter memberikan pengobatan diuretik untuk
mengatasi retensi cairan atau edema (pembengkakan) pada kaki dan tangan. Pemberian hormon progesteron dosis
kecil dapat dilakukan selama 8-10 hari sebelum menstruasi untuk mengimbangi kelebihan relatif esterogen.
Pemberian hormon testosteron dalam bentuk methiltestosteron sebagai tablet isap dapat pula diberikan untuk
mengurangi kelebihan estrogen (Joseph & Nugroho, 2010).
Apabila gejala sindroma premenstruasi begitu hebatnya sampai mengganggu aktivitas sehari-hari,
umumnya modifikasi gaya hidup jarang berhasil dan perlu dibantu dengan obat-obatan, yaitu :
a. Asam mefenamat (500 mg, 3 kali sehari)
Berdasarkan penelitian dapat mengurangi gejala sindroma premenstruasi seperti dismenorea dan
menoragia (menstruasi dalam jumlah banyak) (namun tidak semua). Asam mefenamat tidak diperbolehkan pada
wanita yang sensitif dengan aspirin atau memiliki risiko ulkus peptikum.
b. Kontrasepsi oral (pil KB)
Kontrasepsi oral dapat mengurangi gejala sindroma menstruasi seperti dismenorea dan
menoragia namun tidak berpengaruh terhadap ketidakstabilan mood. Pada wanita yang sedang
mengkonsumsi pil KB namun mengalami gejala sindroma premenstruasi sebaiknya pil KB
tersebut dihentikan sampai gejalanya berkurang.

c. Obat penenang seperti alprazolam atau triazolam


Dapat digunakan pada wanita yang merasakan kecemasan, ketegangan berlebihan,
maupun kesulitan tidur.

d. Obat antidepresi
Hanya digunakan bagi mereka yang memilki gejala sindroma premenstruasi yang
parah.
Daftar Pustaka

• Andrews Gilly.2010.Buku Ajar Kesehatan Reproduksi


Wanita.edisi 2,Jakarta: EGC.
• https://franciscaretno.wordpress.com/2015/05/07/makalah-
prementruasi-sindrom/
DISMENOREA
SITI NURAZIZAH PUSPA TANYA 1710711112
CHAERANI 1710711096
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : pemeriksaan konjungtiva, pemeriksaan membrane
mukosa bibir
b. Paru : peningkatan frekuensi nafas
c. Jantung : peningkatan dnyut jantung
d. Payudara dan ketiak : adanya nyeri pada payudara
e. Abdomen : nyeri pada bagian bawah abdomen, kaji penyebab
nyeri, kualitas nyeri, region nyeri, skala nyeri, sejak kapan, berapa
lama
f. Genetalia : kaji siklus menstruasi pasien
g. Integumen : kaji turgor kulit
PEMERIKSAAN PENUNJANG

2. Pemeriksaan Diagnostik
a. Tes laboratorium : pemeriksaan darah lengkap dan urinalisis
b. Tes diagnostik tambahan : laparaskopi (penyikapan atas adanya
endometriosi atau kelainan pelvis yang lain
PENATALAKSANAAN MEDIS

Terapi yang bisa di lakukan adalah :


1. Terapi kompres hangat

2. Terapi relaksasi progresif :


a. Tarik nafas, arahkan nafas ke ujung kaki dan relaksasikan bagian tersebut.
Arahkan nafas ke telapak kaki dan tumit dan relaksasikan bagian
tersebut, kemudian hembuskan
b. Tarik nafas, arahkan ke otot kaki bagian bawah dari tumit ke lutut dan
relaksasikan. Pertama kaki kiri kemudian kaki kanan. Hembuskan nafas,
rasakan relaksasi dari ujung kaki keatas
c. Tarik nafas, arahkan nafas ke bokong dan panggul kemudian
relaksasikan. Hembuskan nafas
PENATALAKSANAAN MEDIS

d. Tarik nafas arahkan ke perut dan otot pinggang, relaksasikan dan


hembuskan
e. Tarik nafas arahkan ke dada dan otot punggung, relaksasikan dan
hembuskan nafas
f. Tarik nafas arahkan ke bahu, tangan dan ujung jari, relaksasikan dan
hembuskan nafas
g. Tarik nafas arahkan ke otot dahi, pipi, alis dan rahang. Biarkan
rahang turun, rasakan kenyamanan saat otot tersebut relaksasi.
Biarkan perasaan relaksasi ini menyebar ke otot leher, tenggorokan
dan lidah, hembuskan nafas
PENTALAKSANAAN MEDIS

3. Imagery Guided
4. Yoga

Terapi Obat
Pada nyeri primer diberikan agen antiinflamasi nonsteroid, yang
menyekat sintesis prostaglandin melalui penghambatan enzim
siklooksigenase, misalnya : ibuprofen (Motrin), naproxen, alleve,
anaprox, naproxyn, dan as.mefenamat (ponstel)
Asuhan Keperawatan (NANDA, NIC & NOC)
Kasus Amenorhoe hipoganodotrophine :

Nn.N datang ke Rumah Sakit Kasih Ibu dengan keluhan belum


juga mendapatkan haid dan tidak ada keputihan sedikit pun, padahal
usianya sudah 19 tahun. Nn.N mengatakan belum menikah dan
belum pernah melakukan hubungan seksual. Sehari-hari klien tidak
nafsu makan dan nyeri kepala. Klien berfikir bahwa ia akan
mengalami kemandulan karena tidak mengalami menstruasi. Klien
merasakan bahwa tubuhnya tidak enak dipandang karena sangat
kurus. Pemeriksaan Fisik, TD: 90/60 mmHg, Nadi: 85 x/m, RR: 20
x/m, Suhu: 36,5 °C, nyeri perut bagian bawah seperti tertusuk-tusuk
dengan skala 8. TB: 150 cm, BB: 35 kg, PP test negative (-).
Pengkajian
DS :
Klien mengatakan belum haid dan tidak ada keputihan sedikit pun sampai usia 19
tahun
Klien mengatakan belum menikah dan belum pernah melakukan hubungan seksual
Klien mengatakan nyeri dibagian bawah perut dan nyeri kepala
Klien sehari-hari tidak nafsu makan nyeri kepala
Klien mengatakan bahwa ia akan mengalami kemandulan
Klien merasakan bahwa tubuhnya tidak enak dipandang karena sangat kurus
DO :
Klien tampak lemah
Klien tampak meringis sambil memegangi perut
Klien tampak tidak percaya diri saat anamnesa
Klien tampak kurus
Pemfis : TD 90/60 mmHg, Nadi 85x/menit, Pernafasan 20x/menit, Suhu 36,5 °C,
nyeri abdomen skala : 8
TB 150 cm, BB 35 kg
IMT 16,1 (berat badan kurang)
PP test negative (-)
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d agen cedera biologis
2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d
kurang asupan makanan
3. Gangguan citra tubuh b.d perubahan persepsi diri
NOC NIC
1. Diagnosa keperawatan nyeri akut b.d agen cidera biologis
Status kenyamanan :
• Tindakan pribadi untuk mengontrol nyeri
Kriteria Hasil :
• Nyeri dapat hilang secara perlahan
• Memanajemen nyeri
Perencenaan
1. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi lokasi, karateristik,
onset/durasi, frekuensi, kualitas,, intensitas atau beratnya nyeri dan faktor
pencetus
2. Pantau TTV
3. Pastikan perawatan analgesik bagi pasien dilakukan dengan ketat
4. Gunakan strategi komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri dan
sampaikan penerimaan pasien dilakukan dengan pemantauan yang ketat
5. Gali pengetahuan dan kepercayaan diri pasien terhadap nyeri
6. Berikan informasi mengenai nyeri, seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri
akan dirasakan, dan antisipasi dari ketidanyaman akibat prosedur
7. Dorong pasien untuk mengontrol nyeri
8. Gali penggunaan metode farmakologi yang dipakai pasien
9. Pemberian obat analgesik
10. Anjurkan pemeriksaan USG
2. Diagnosa keperawatan Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan
tubuh b.d kurang asupan makanan
Kriteria Hasil :
• Nafsu makan bertambah
• Bb bertambah menjadi ideal
• Risiko gizi buruk tidak terjadi
• Tubuh kuat
Perencanaan
1. Tentukan status gizi pasien
2. Identifikasi alergi
3. Tentukan yang menjadi preferensi makanan bagi pasien
4. Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan untuk
memenuhi persyaratan gizi
5. Berikan penawaran pilihan makanan sambil memberi bimbingan terhadap
pilihan makanan
6. Anjurkan keluarga untuk membawa makanan favorit
7. Libatkan keluarga untuk mendorong nafsu makan pasien
3. Diagnosa keperawatan gangguan citra tubuh b.d perubahan persepsi diri
Kriteria Hasil :
• Meningkatkan persepsi dan sikap pasien baik yang disadari maupum tidak
disadari
Perencanaan
1. Tentukan harapan citra diri pasien didasarkan pada tahap
perkembangan
2. Gunakan bimbingan antisipatif menyiapkan pasien terkait dengan
perubahan-perubahan citra tubuh yang telah dipredisikan
3. Bantu pasien untuk mendiskusikan perubahan-perubahan bagian
tubuh
4. Tentukan perubahan fisik saat ini apakah berkontribusi pada citra
diri pasien
5. Identifikasi dampak dari budaya pasien, agama, ras, jenis kelamin
6. Memonitor bagian tubuh yang berubah
7. Konsultasi dengan psikolog

Anda mungkin juga menyukai