Anda di halaman 1dari 53

PENYUSUNAN KEBIJAKAN PENERAPAN

SPM BIDANG KESEHATAN


DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK
Latar Belakang
REPUBLIK INDONESIA

MANDAT SPM
Terdapat 6 urusan wajib pelayananan
UU 23/2014 dasar yang dilaksanakan berdasarkan
PASAL 12, PASAL 18 DAN PASAL 298 SPM, SPM menjadi perioritas baik
perencanaan maupun anggaran

Pelaksanaan SPM yang mengatur tentang


jenis pelayanan, mutu pelayanan dan
PP 2/2018
STANDAR PELAYANAN MINIMAL penerima pelayanan dasar dan strategi
penerapannya

Secara teknis memuat tentang mekanisme


dan strategi penerapan SPM mulai dari
Permendagri 100/2018
PENERAPAN SPM
pengumpula data, penghitungan
pemennuhan kebutuhan dasar,
perencanaan SPM dalam DOKREN, dan
pelaksanaan SPM pelaporan dan evaluasi.
KEWAJIBAN PEMDA DALAM PELAKSAAN SPM

1. MENGINTEGRASIKAN SPM DALAM PERENCANAAN BAIK


P E R E N C A N A A N L I M A TA H U N A N M A U P U N TA H U N A N

2. MENYUSUN PEMBIAYAAN MELALUI PERENCANAAN


ANGGARAN DALAM APBD

3. MENGALOKASIKAN ANGGARAN

4 . M E LA K S A N A K A N S P M S E S UA I S TA N D A R YA N G T E LA H
D I T E TA P K A N P E M E R I N TA H P U S AT

5 . M E LA K U K A N K O O R D I N A S I D E N G A N P E M E R I N TA H P U S AT

6. MELAPORKAN CAPAIAN SPM DALAM LAPORAN


P E N Y E L E N G G A R A A N P E M E R I N TA H A N D A E R A H ( L P P D )
PENERAPAN STANDAR PELAYANAN
MINIMAL

PERMENDAGRI NOMOR 100 TAHUN 2018


TENTANG PENERAPAN SPM

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH


Jakarta, 30 Mei
2018 KEMENTERIAN DALAM NEGERI
PERMENDAGRI 100 TAHUN 2018
TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)

BAB V
BAB II BAB III BAB VI
BAB IV PELAPORAN
TAHAPAN PENERAPAN STANDAR KOORDINASI PENERAPAN PEMBINAAN DAN
PEMBIAYAAN PENERAPAN
PELAYANAN MINIMAL STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENGAWASAN
SPM

BAGIAN KESATU TIM PENERAPAN • Menteri melalui Ditjen


Bina Bangda
UMUM
SPM Pembiayaan penerapan
SPM oleh pemerintah
melakukan pembinaan
PROVINSI ` Pelaporan scr umum
daerah dibebankan pada penerapan SPM • K/L melakukan
APBD PROVINSI, APBD dimuat dlm lap pembinaan secara
BAGIAN KEDUA TIM PENERAPAN SPM KAB/KOTA, dan sumber
PENGUMPULAN DATA KABUPATEN/KOTA penyelenggaraan teknis
lainnya yang sah dan pemerintahan
tidak mengikat.
```````````````
daerah sesuai dgn
````````
ketentuan
BAGIAN KETIGA peraturan per-UU- `````````
Menteri melalui
Inspektorat Jenderal
an mengenai lap.
PENGHITUNGAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN PELAYANAN DASAR penyelenggaraan `````
melakukan pengawasan
terhadap penerapan SPM
pemda paling daerah provinsi
lambat 3 bln
setelah thn
BAGIAN KEEMPAT anggaran berakhir
PENYUSUNAN RENCANA
Gubernur melakukan
PEMENUHAN PELAYANAN DASAR
pembinaan dan
pengawasan penerapan
SPM Daerah
BAGIAN KELIMA kabupaten/kota
PELAKSANAAN PEMENUHAN
PELAYANAN DASAR
Bupati/wali kota
melakukan pembinaan
dan pengawasan
penerapan SPM daerah
kabupaten/kota
TahapanPenerapanSPM

Penghitungan Kebutuhan
Pengumpulan Data Pemenuhan Pelayanan
Dasar

 Perangkat Daerah provinsi Penyusunan Rencana


dan kabupaten/kota yang Pemenuhan
bertanggung jawab atas
RPJMD penyelenggaraan urusan  Perangkat Daerah
menghitung selisih Pelaksanaan Pemenuhan
pemerintahan wajib yang  Pemerintah Daerah
berkaitan dengan pelayanan kebutuhan terhadap Pelayanan Dasar
ketersediaan barang menyusun rencana
dasar sesuai
dan/atau jasa dan sarana pemenuhan Pelayanan
kewenangannya, melakukan
1 pengumpulan dan dan/atau prasarana Dasar sesuai dengan
Renstra- pendataan secara berkala. berdasarkan jumlah penghitungan
 Pengumpulan dan Warga Negara penerima kebutuhanyang dimuat  Perangkat Daerah
PD pendataan sebagaimana dan Mutu Pelayanan dalam dokumen melaksanakan
2 dimaksud sesuai dengan Dasar sesuai dengan RPJMD dan RKPD program dan kegiatan
Standar Teknis SPM Standar Teknis SPM; pemenuhan Pelayanan
 Perangkat Daerah
ditujukan untuk pencapaian  Ketersediaan Dasar sesuai dengan
SPM target 100% (seratus sebagaimana dimaksud
diperoleh dari pihak
memprioritaskan
penyusunan rencana rencana pemenuhan
persen) dari Target dan
3 RKPD Indikator penerima layanan BUMN/BUMD, swasta, pemenuhan Pelayanan Pelayanan Dasar.
masyarakat, dan/atau Dasar berdasarkan  Perangkat Daerah
setiap tahun.
 Hasil pendataan yang Pemerintah Daerah; penghitungan menetapkan target
dilakukan oleh Perangkat  Hasil penghitungan kebutuhan ke dalam pencapaian program
4 Daerah pada ayat (2) digunakan untuk Renstra PD dan Renja dan kegiatan
diintegrasikan dengan menyusun kebutuhan berdasarkan data
PD
pemenuhan Pelayanan
5 Sistem Informasi
Dasar berpedoman pada  Rencana pemenuhan jumlah penerima
Renja- Pembangunan Daerah
Standar Biaya Pelayanan Dasar Pelayanan Dasar yang
PD merupakan salah satu diperoleh setiap
Permendagri 100 Tahun 2018 tolok ukur kinerja tahunnya.
Permendagri 100 Tahun 2018
Pasal 5 Pasal 6 penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah.
APBD
Permendagri 100 Tahun
Permendagri 100 Tahun 2018 Pasal 11 dan 12.
2018 Pasal 8
PENERAPAN SPM
(Pasal 11)
 Pengumpulan data untuk memperoleh
PENERAPAN data tentang jumlah dan kualitas barang
SPM dan/atau jasa kebutuhan dasar sesuai
dengan SPM
PENGUMPULAN  Pengumpulan data mencakup:
DATA a. jumlah dan identitas lengkap Warga
Negara yang berhak memperoleh
(Pasal 12) barang dan/atau jasa kebutuhan dasar
secara minimal sesuai dengan Jenis
Pelayanan Dasar dan Mutu Pelayanan
Dasarnya; dan
b. jumlah barang dan/atau jasa yang
tersedia, termasuk jumlah sarana dan
prasarana yang tersedia.
 Pengumpulan data diintegrasikan
dengan SISTEM INFORMASI
PEMBANGUNAN DAERAH yang
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
PENERAPAN
SPM
Penghitungan kebutuhan pemenuhan Pelayanan
Dasar dilakukan dengan menghitung selisih
jumlah barang dan/atau jasa yang dibutuhkan
untuk pemenuhan Pelayanan Dasar dengan
PENGHITUNGAN jumlah barang dan/atau jasa yang tersedia
KEBUTUHAN PEMENUHAN
PELAYANAN DASAR
(Pasal 13)

Hasilnya menjadi dasar dalam penyusunan


rencana pemenuhan Pelayanan Dasar
Pasal 7
PENTING
1) Perangkat Daerah menghitung Warga Negara
penerima Pelayanan Dasar yang tidak
mampu memperoleh barang dan/atau jasa
yang telah tersedia.

?
WARGA NEGARA PENERIMA
PELAYANAN DASAR YANG TIDAK
MAMPU DIKARENAKAN:
1. miskin atau tidak mampu sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
2. Sifat barang dan/atau jasa yang tidak dapat
diakses atau dijangkau sendiri;
3. kondisi bencana; dan/atau
4. kondisi lain yang tidak memungkinkan untuk
dapat dipenuhi sendiri.
Penyusunan rencana pemenuhan
Pelayanan Dasar dilakukan oleh
PENERAPAN PEMDA agar Pelayanan Dasar
SPM tersedia secara cukup dan
berkesinambungan
PENYUSUNAN
RENCANA
PEMENUHAN
Rencana pemenuhan Pelayanan Dasar
PELAYANAN DASAR ditetapkan dalam dokumen
perencanaan dan penganggaran
(Pasal 14) pembangunan Daerah sebagai prioritas
belanja Daerah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-
undangan
Penyusunan Rencana Pemenuhan Pelayanan Dasar Bidang Kesehatan
Dalam Dokumen Perencanaan Daerah (Pasal 9) PMDN 100 TH 2018

• Menyusun rencana pemenuhan


PELDAS sesuai dengan : RPJMD
PEMDA • penghitungan kebutuhan
ketersediaan
RKPD
• penghitungan kebutuhan
keterjangkauan

• Menyusun rencana pemenuhan


PELDAS sesuai dengan : RENSTRA
OPD • penghitungan kebutuhan
ketersediaan
• penghitungan kebutuhan RENJA
keterjangkauan
15
17
18
19
20
PERMENDAGRI 86 TH 2017
SUMBER DATA ISU STRATEGIS RENSTRA DAN RPJMD
34
SISTIMATIKA RENJA PD
I. BAB I. PENDAHULUAN
II. BAB II. HASIL EVALUASI RENJA PD TAHUN
LALU

III. BAB III. TUJUAN DAN SASARAN


PERANGKAT DAERAH
IV. BAB IV. RENCANA KERJA DAN
PENDANAAN PERANGKAT DAERAH
V. BAB V. PENUTUP
BAB II

Tabel T-C.29.
BAB II
BAB II
Pelaksanaan pemenuhan Pelayanan Dasar
PENERAPAN dilakukan sesuai dengan rencana
SPM pemenuhan Pelayanan Dasar, berupa:
• menyediakan barang dan/atau jasa yang dibutuhkan;
dan/atau
• melakukan kerja sama Daerah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

PELAKSANAAN Dalam pelaksanaan pemenuhan


PEMENUHAN Pelayanan Dasar Pemerintah Daerah
dapat:
PELAYANAN
• membebaskan biaya untuk memenuhi kebutuhan
DASAR dasar bagi Warga Negara yang berhak memperoleh
Pelayanan Dasar secara minimal; dan/atau
(Pasal 15) • memberikan bantuan pemenuhan barang dan/jasa
kebutuhan dasar yang berhak diperoleh Warga
Negara secara minimal, dengan memprioritaskan
bagi masyarakat miskin atau tidak mampu sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
PERMENDAGRI 100 TAHUN 2018
STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)

Pelaksanaan Pemenuhan Pelayanan Dasar Pasal 11 & 12

Pasal 10 PELAKSANAAN
Pelaksanaan pemenuhan Pelayanan
1. Perangkat Daerah yang Melaksanakan Dasar berupa penyediaan barang
melaksanakan fungsi program dan dan/atau jasa yang dibutuhkan
penunjang urusan kegiatan dan/atau melakukan kerjasama
pemerintahan bidang pemenuhan daerah
perencanaan memastikan Pelayanan Dasar
program dan kegiatan sesuai dengan
pemenuhan Pelayanan DOKRENDA STANDAR TEKNIS SPM
Dasar dimuat dalam
dokumen RPJMD, Renstra Perangkat Daerah menghitung
PD, RKPD dan Renja PD. Warga Negara penerima Pelayanan
2. Perangkat Daerah Perangkat Dasar yang tidak mampu
memprioritaskan
anggaran program dan Daerah memperoleh barang dan/atau jasa
yang telah tersedia
kegiatan pemenuhan
Pelayanan Dasar setelah Menetapkan
tercantum dalam dokumen target Membebaskan biaya untuk memenuhi
RPJMD, Renstra PD, RKPD pencapaian kebutuhan dasar bagi Warga Negara yang
program dan berhak memperoleh Pelayanan Dasar
dan Renja PD. secara minimal, dengan memprioritaskan
3. Tim Anggaran Pemerintah kegiatan
bagi masyarakat miskin atau tidak
Daerah memastikan berdasarkan
mampu
anggaran program dan data jumlah
kegiatan pemenuhan penerima
Pelayanan Dasar Memberikan bantuan berupa
Pelayanan Dasar dalam bantuan tunai, bantuan barang
APBD. yang diperoleh
setiap tahunnya dan/atau jasa, kupon, subsidi, atau
bentuk bantuan lainnya
PD FUNGSI PENUNJANG
Pasal 10
1) PD yang melaksanakan fungsi penunjang urusan
pemerintahan bidang perencanaan memastikan program
dan kegiatan pemenuhan Pelayanan Dasar dimuat dalam
dokumen RPJMD, Renstra PD, RKPD dan Renja PD.
2) PD memprioritaskan anggaran program dan kegiatan
pemenuhan Pelayanan Dasar setelah tercantum dalam
dokumen RPJMD, Renstra PD, RKPD dan Renja PD.
3) Tim Anggaran Pemerintah Daerah memastikan anggaran
program dan kegiatan pemenuhan Pelayanan Dasar dalam
APBD.
4) Dalam memastikan anggaran program dan kegiatan
didasarkan pada rencana pemenuhan Pelayanan Dasar.
LAPORAN PENERAPAN SPM
(Pasal 17)

Laporan penerapan SPM termasuk dalam


materi muatan LAPORAN PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN DAERAH dan disampaikan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang mengatur mengenai laporan
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

Materi muatan laporan penerapan SPM


sekurang-kurangnya terdiri atas:
• hasil penerapan SPM;
• kendala penerapan SPM; dan
• ketersediaan anggaran dalam penerapan SPM,
• Laporan penerapan SPM Daerah provinsi juga
harus mencantumkan rekapitulasi penerapan SPM
Daerah kabupaten/kota.
HASIL PELAPORAN SPM
(Pasal 18)

Digunakan Pemerintah Pusat, untuk:


• perumusan kebijakan nasional; dan
• pemberian insentif atau disinsentif.

Digunakan Pemerintah Daerah, untuk:


• penilaian kinerja perangkat Daerah;
• pengembangan kapasitas Daerah
dalam peningkatan pelaksanaan
pemenuhan Pelayanan Dasar; dan
• penyempurnaan kebijakan penerapan
SPM dalam perencanaan dan
penganggaran pembangunan Daerah.
PELAPORAN

Bupati/walikota melaporkan pelaksanaan


PEMBIAYAAN SPM oleh daerah kabupaten/kota kepada
gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat.
PP Nomor 33 Tahun
2018 Tentang
Pelaksanaan Tugas Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat
dan Wewenang melaporkan hasil evaluasi kepada Menteri.
Gubernur Sebagai
Wakil Pemerintah
Dana Dana Pusat
Transfer
(DAU/DBH
Khusus Gubernur melaporkan pelaksanaan SPM
APBD / (BOS, oleh daerah provinsi kepada Menteri.
DAK/Dana PKH, dll)
Desa)

Laporan sekurang-
HIBAH, KERJASAMA
kurangnya memuat: PALING
KPBU a. Hasil penerapan LAMBAT 3
CSR DAERAH
SPM; (TIGA) BULAN
b. Kendala penerapan SETELAH
SPM; TAHUN
c. ketersediaan ANGGARAN
anggaran dlm BERAKHIR
penerapan SPM.
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
(Pasal 19)

• Menteri, terhadap penerapan SPM Daerah provinsi


Pembinaan • Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat, terhadap
dan
Pengawasan
penerapan SPM Daerah kabupaten/kota
Umum • Gubernur dan bupati/walikota, terhadap perangkat
daerah masing-masing

• Menteri yang menyelenggarakan urusan


pemerintahan di bidang yang sesuai dengan jenis
Pembinaan SPM, terhadap penerapan SPM Daerah provinsi
dan
Pengawasan
• Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat, terhadap
Teknis penerapan SPM Daerah kabupaten/kota
• Gubernur dan bupati/walikota, terhadap perangkat
daerah masing-masing
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN DAERAH
Pasal 3 Ayat 1

Menteri melakukan pembinaan umum


ke Provinsi, dan Gubernur selaku GWPP •Menteri, terhadap penerapan SPM di
ke kabupaten/kota Pembinaan provinsi
dan •Gubernur sebagai wakil Pemerintah
Pusat, terhadap penerapan SPM oleh
Pengawas pemerintah kabupaten/kota
Pasal 3 Ayat 2
an Umum •Gubernur dan bupati/walikota, terhadap
perangkat daerah masing-masing
PERATURAN Salah satu pembinaan umum adalah
PEMERINTAH pembangunan daerah
NOMOR 12 TAHUN
2017
TENTANG
PEMBINAAN DAN Pasal 10 ayat 1
PENGAWASAN
PENYELENGGARAA •Menteri teknis dan kepala lembaga
N PEMERINTAHAN Menteri melakukan pengawasan umum
pemerintah nonkementerian, terhadap
DAERAH ke Provinsi, dan Gubernur selaku GWPP
Pembinaan penerapan SPM di provinsi sesuai dengan
ke kabupaten/kota
dan bidang tugas masing-masing
Pengawasan •Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat,
terhadap penerapan SPM di oleh
Pasal 10 Ayat 2 Teknis pemerintah kabupaten/kota
•Gubernur dan bupati/walikota, terhadap
Salah satu pengawasan umum adalah perangkat daerah masing-masing
pembangunan daerah
KOORDINASI PENERAPAN
STANDAR PELAYANAN MINIMAL

Menteri berwenang mengoordinasikan pelaksanaan a. penerapan, pemantauan dan


penerapan SPM secara nasional evaluasi SPM; dan
b. penanganan isu dan permasalahan
Gubernur berwenang mengoordinasikan pelaksanaan penerapan SPM di daerah
penerapan SPM di Daerah provinsi

Bupati/Walikota berwenang mengoordinasikan


pelaksanaan penerapan SPM di Daerah kabupaten/kota

• Pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota TIM POKJA


menyampaikan laporan paling lambat 3 (tiga) bulan DIKOORDINASI OLEH
setelah tahun anggaran berakhir; BIRO TATA
• Laporan pemerintah daerah merupakan dasar bagi PEMERINTAHAN,
penetapan insentif dan disinsentif daerah. SETDA
TIM PENERAPAN SPM

PENANGGUNG JAWAB PENANGGUNG JAWAB

GUBERNUR BUPATI/WALIKOTA

KETUA KETUA

SEKDA PROVINSI SEKDA KAB/KOTA

WAKIL KETUA Tim Penerapan SPM WAKIL KETUA


Kabupaten/Kota
KEPALA BAPPEDA berkedudukan di bagian KEPALA BAPPEDA
tata pemerintahan atau
sebutan lain.
SEKRETARIS SEKRETARIS

KEPALA BIRO TATA KEPALA BAGIAN TATA


PEMERINTAHAN PEMERINTAHAN
Permendagri 100 Tahun 2018
ANGGOTA Pasal 18 ANGGOTA

Kepala perangkat daerah Kepala perangkat daerah


provinsi yang mebidangi kab/kota yang mebidangi
urusan pemerintahan wajib urusan pemerintahan wajib
terkait pelayanan dasar, terkait pelayanan dasar,
pengelolaan keuangan pengelolaan keuangan
daerah, inspektorat daerah, daerah, inspektorat daerah,
dan atau sesuai dengan dan atau sesuai dengan
kebutuhan daerah. kebutuhan daerah.
KOORDINASI PENERAPAN SPM DI DAERAH
TUGAS DAN FUNGSI SEKRETARIAT BERSAMA SPM KABUPATEN/KOTA :

a. melakukan koordinasi dengan gubernur dalam melakukan sosialisasi standar teknis dan petunjuk
pelaksanaan penerapan SPM di kabupaten/kota;
b. mengoordinasikan integrasi SPM dalam dokumen perencanaan daerah
c. mengoordinasikan integrasi SPM dalam dokumen penganggaran APBD kabupaten/kota;
d. mengoordinasikan dan mengonsolidasikan sumber-sumber pendanaan penerapan SPM di
kabupaten/kota;
e. mengoordinasikan perumusan strategi pembinaan teknis penerapan SPM di tingkat kabupaten/kota;
f. mengoordinasikan pemantauan dan evaluasi SPM di kabupaten/kota;
g. memastikan pemutakhiran (update) dan sinkronisasi terhadap data terkait kondisi penerapan SPM secara
periodic;
h. melakukan sosialisasi penerapan SPM kepada masyarakat sebagai penerima manfaat;
i. imenerima dan menindaklanjuti pengaduan masyarakat terkait penerapan SPM;
j. mengoordinasikan penyusunan pencapaian penerapan SPM dari masing-masing perangkat daerah;
k. mengoordinasikan dan mengonsolidasikan laporan penerapan SPM di kabupaten/kota, termasuk laporan
yang disampaikan masyarakat;
l. melakukan pelaporan pencapaian SPM melalui sistem satu data yang terintegrasi; dan
m. mengoordinasikan laporan pelaksanaan pelayanan administrasi kependudukan, sebagai bagian strategi
pengurangan kemiskinan dalam RPJMN melalui peningkatan pelayanan dasar bagi masyarakat kurang
mampu.
SANKSI
(Pasal 20)

Kepala Daerah dan/atau wakil kepala Daerah


yang tidak melaksanakan SPM dijatuhi sanksi
administratif.

Ketentuan lebih lanjut mengenai sanksi


administratif dengan Peraturan Menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam
negeri yang ditetapkan setelah dikoordinasikan
dengan kementerian/lembaga pemerintah
nonkementerian terkait.
KETENTUAN
LAIN-LAIN
(Pasal 21)
• Pemerintah Daerah Provinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta
melaksanakan penerapan seluruh
jenis SPM sebagaimana dimaksud
dalam Peraturan Pemerintah ini.
KETENTUAN PENUTUP
(Pasal 25 dan 26)

Peraturan pelaksanaan dari


Peraturan Pemerintah ini
harus ditetapkan paling lama
tanggal 1 Januari 2019.

Peraturan Pemerintah ini


mulai berlaku pada tanggal 1
Januari 2019

Anda mungkin juga menyukai