– S.aureus, MRSA
Hesti RS
Pembimbing: dr. Dean Handimulya SpPK
PEMILIHAN SPESIMEN
Lokasi Anatomis Spesimen Baik Spesimen Tidak Baik
Sal. Napas Bawah Mukus dan sel inflamasi yang baru diekpektorasi (sputum), Saliva, sekret orofaring, drainase sinus
BAL, aspirat endotrakea dari nasofaring, bilas bronkus
Sinus Sekret yang diambil lewat aspirasi sinus langsung, bilasan, Swab nasal atau nasofaring, sekret
kuretase atau biopsy pada endoskopi nasofaring, sputum, saliva
Sal. Kemih Urin midstream, kateterisasi langsung, aspirasi suprapubic, Urin dari kantong penampung kateter,
urin lewat sistoskopi atau prosedur bedah lain urin dari kantong penampung bayi
Luka superfisial Aspirasi pus, cairan irigasi local, swab materi purulen di Swab material permukaan, specimen
bawah dermis terkontaminasi, irigasi bakteriostatik
Luka Profunda Jaringan subkutan, jaringan nekrotik/purulent Spesimen terkontaminasi permukaan
Saluran Cerna Feces segar, feces diperoleh lewat endoskopi, swab rectal Swab rectal, diare sesudah perawatan di
pada kasus tertentu RS > 3 hari
Darah Vena 2-4 specimen darah dari lokasi pungsi berbeda sebelum Darah beku, darah diambil dalam 24 jam,
mulai antibiotik, volume minimal 20 mL per tabung, volume < 20 mL, antisepsis dengan
antisepsis dengan senyawa iodin atau chlorhexidine alkohol
SWAB
Baik jika tidak perlu volume sampel besar
Contoh:
Permukaan luka (organisme banyak)
Orofaring (1 koloni S.pyogenes sudah bermakna
klinis)
Pengambilan harus teliti, tidak menyentuh permukaan
atau mukosa yang tidak relevan
Pengambilan dengan memoles dan mengelilingi
permukaan terinfeksi pengambilan maksimal
SWAB
Flocked swab terbukti lebih baik dalam
mengumpulkan specimen, bahkan bisa
mempertahankan bakteri anaerob
Harus lembab, kecuali C.diphteriae dan
S.pyogenes
Tidak disarankan untuk anaerob atau
jamur
Spesimen actual selalu lebih baik dari
specimen swab
METODE PILIHAN UNTUK
Abses terbuka (yang tidak bisa diaspirasi)
Otitis media dengan membrane timpani yang sudah tidak intak
Otitis eksternal (sampel krusta atau debris di luar kanal telinga)
Konjungtivitis
Swab rectal
Sekret serviks, vagina, uretra (L&P), prostat
Lesi genital wanita atau lelaki
Saluran napas atas: hidung, mulut, nasofaring, tenggorok
KOMPONEN SWAB
Tip :
Kapas toksik terhadap N.gonorrheae
Kalsium alginate inaktivasi HSV dan
C.trachomatis
Kontainer steril Gagang kayu: toksik terhadap
berlabel C.trachomatis dan N.gonorrheae
Plastic shaft
Polyester-tipped
SWAB SALURAN NAPAS
Saluran napas atas
Swab nasofaring bukan substitusi aspirat paranasal
dalam menegakkan diagnosis sinusitis
Swab tenggorok dengan faringitis bacterial hanya
diperiksa S.pyogenes
Patogen lain: S.dysgalactiae, Arcanobacterium
haemolyticum, N.gonorrhea, C.diphteriae, F.tularensis,
Mycoplasma pneumoniae
Swab hidung: skrining MRSA
SWAB REKTAL
Spektrum bakteri penyebab patogen yang umum
diperiksa laboratorium: Campylobacter,
Salmonella, Shigella
Jika ada patogen lain yang dicurigai harus info ke
laboratorium
Spesimen swab rektal sebenarnya tidak cukup,
sebaiknya tidak digunakan jika bisa
menggunakan feces
SWAB GENITAL
Patogen utama infeksi genital adalah N.gonorrheae:
servisitis, salpingitis, urethritis, epididymitis
Spesimen curiga N.gonorrheae harus segera dikirim
dengan media transport dan tidak didinginkan
Deteksi Haemophilus ducreyi dan Klebsiella
granulomatis harus dengan info klinis ke laboratorium
SWAB SPECIMEN KULIT, JARINGAN
LUNAK, TULANG
Swab luka / swab abses
Harus berhati-hati karena lesi dengan kontak
mukosa/kulit sering terkontaminasi
Spesimen aspirat abses tertutup, pus, atau
jaringan lebih baik daripada swab
Organisme penyebab infeksi luka dan abses
sangat beragam
KUMAN PADA LUKA DAN ABSES
Gigitan hewan: Infeksi pascaoperasi:
Pasteurella multocida Pseudomonas
Capnocytophaga Acinetobacter
Infeksi di tangan Luka bakar:
pascatrauma: P.aeruginosa, Candida
S.aureus Infeksi luka diabetic:
Mycobacterium marinum S.aureus, S.pyogenes,
Sporothrix Schenckii Gram (-), anaerob
PEMERIKSAAN LUKA/PUS
Harus disertai informasi jenis luka, abses, lokasi,
jaringan asal berhubungan dengan mikroorganisme
yang mungkin dideteksi
Eksudat dan pus boleh disampel dengan swab, tapi
aspirat atau biopsy lebih baik
Swab dapat divorteks dalam < 1 mL salin steril atau
broth, lalu ditekan untuk mengeringkan, suspensi
digunakan untuk inokulasi dan pewarnaan Gram
Untuk mempermudah: 2 swab standar atau 1 flocked
swab + medium transpor
PENGAMBILAN SPESIMEN SWAB/LUKA/PUS
Spesimen Wadah Persiapan Instruksi
Abses atau luka superfisial Swab aerob, dilembabkan Seka area dengan salin steril Swab di sepanjang tepi luka
dengan Stuart’s atau Amie’s atau alcohol 70%
Abses dalam Transpor anaerob Seka area dengan salin steril Aspirasi materi dari dinding
atau alkohol 70% atau jaringan yang dieksisi
Otitis eksternal Swab aerob, dilembabkan Bersihkan krusta dengan salin Rotasi swab di kanal telinga
dengan Stuart’s atau Amie’s steril luar
Spesimen
luka terbuka
Pewarnaan
Gram
Identifikasi Resistensi
Lesi Dalam
Aspirasi material dari dinding lesi atau jaringan eksisi dengan spuit
Lebih bagus punch biopsy
Container: anaerobic transporter
Sebaiknya tidak ditransport dengan spuit
Transport ke laboratorium: < 2 jam
Penyimpanan sebelum diproses: 24 jam (suhu kamar)
Pemeriksaan langsung: Gram
PENGAMBILAN SPESIMEN DENGAN ASPIRASI
Dengan memasukan jarum ke dalam lesi, cairan atau pus dapat diaspirasi.
SPECIMEN PROCESSING FOR CLOSED ABSCESS
(WOUND)
Spesimen luka
tertutup
Pewarnaan
Gram
Agar darah
(Aerob dan Agar Coklat MacConkey Thioglikolat
Anaerob)
Identifikasi Resistensi
ISOLASI SPESIMEN KLINIS
Spesimen diinokulasi pada agar darah dan media
bakteriologik lain
Isolasi organisme yang banyak kontaminasi
Mannitol salt agar (MSA)
Medium selektif yang baik u/ menilai S.aureus pada
spesimen seperti kultur nasal
Columbia colistin-nalidixic acid (CNA)
Phenylethylalcohol (PEA) menghambat pertumbuhan
bakteri Gram negatif
IDENTIFIKASI S. AUREUS
MORFOLOLOGI KOLONI PADA AGAR DARAH
Katalase + Mannitol
DNAse
Kokus
Positif S.aureus S.epidermidis S.saprophyticus
Optochin Koagulase + - -
MSA + - +
DNAse + - -
Katalase - Bile esculin
Bacitracin
MRSA
Methicillin-resistant S.aureus
Methicillin awalnya adalah penisilin resisten
betalaktamase yang digunakan mulai 1959
S.aureus dan Staph coagulase neg mulai resisten
menjadi penyebab infeksi serius pada
komunitas dan infeksi nosokomial
DEFINISI OPERASIONAL MRSA
MIC oxacillin ≥ 4 µg/mL
Cara deteksi lain: menggunakan uji difusi disk dengan
cefoxitin
Menggunakan PCR untuk mendeteksi gen mec
Isolat resisten oxacillin/methicillin resisten terhadap
semua betalaktam, termasuk sefalosporin (kecuali gen
5: ceftaroline, ceftobiprole)
MIC oxacillin ≤ 2 µg/mL dianggap susceptible
Gen mec
Adanya gen mec adalah absolut bagi S.aureus untuk
mengekspresikan resistensi metisilin
Komponen structural gen mec, yaitu mecA, mengode penicillin-
binding protein 2a (PBP2a) menentukan resistensi terhadap
metisilin dan betalaktam resisten-penisilinase semisintetik lain
Gen mec umumnya juga mengode 2 komponen regulator
ekspresi gen:
mecR1-mecI: regulator negatif transkripsi mecA mutase gen
ini menyebabkan strain sangat resisten
blaI, blaRI, blaZ: regulator ekspresi betalaktamase,
menyebabkan resistensi melalui mekanisme berbeda dari mec,
yaitu menghidrolisis cincin betalaktam
PBP2a
Enzim peptidase di membrane bakteri
Mengatalisis reaksi transpeptidase peptidoglikan saat
sintesis dinding sel
PBP2a (dibandingkan PBP 1-4), memiliki afinitas
rendah untuk semua antibiotik betalaktam:
menginduksi resistensi terhadap semua betalaktam
semisintetik yang resisten penisilinase: methicillin,
nafcillin, oxacillin, sefalosporin
EKSPRESI RESISTENSI
Meskipun ada gen mec pada MRSA, ekspresi fenotip
bervariasi
3 tipe ekspresi resistensi: homogen, heterogen,
borderline (paling umum dari spesimen klinis)
Isolat dengan resistensi heterogen (di suhu 37oC
tampak sensitive terhadap oxacillin 4 µg/mL) menjadi
sangat resisten saat ditumbuhkan di suhu 30-35oC
Penggunaan betalaktam mendorong resistensi
homogen (akibat seleksi)
RESISTENSI BORDERLINE
Isolat ada di ambang resistensi
Sebagian strain memiliki gen mecA
subpopulasi resisten sangat sedikit, mungkin
masih sensitif terhadap betalaktam
Pada strain tanpa mecA, terjadi perubahan atau
peningkatan ekspresi PBP lain , disertai
peningkatan enzim untuk sintesis peptidoglikan
tetap bertumbuh dengan adanya betalaktam
PEMERIKSAAN LAB
Lokasi skrining:
Nares anterior (73-93% koloni asimptomatik)
Luka operasi/luka terbuka
Ulkus decubitus
Lokasi kerusakan kulit
Aksila, sela paha, tenggorokan (rutin)
UJI KEPEKAAN ANTIBIOTIK