FAIZAL NUR AS’ARI – S101808005 HOTS? • Salah satu tuntutan pembelajaran pada abad 21 adalah peserta didik diwajibkan memiliki High Order Thinking skills (Bishop, 2014; Collins, 2014) • HOTs adalah proses pemikiran yang terdiri dari prosedur yang rumit dan perlu didasarkan pada berbagai keterampilan seperti analisis, sintesis, perbandingan, kesimpulan, interpretasi, penilaian, dan penalaran induktif dan deduktif menjadi dipekerjakan untuk memecahkan masalah yang tidak dikenal (Budsankom, Sawangboon, Darmongpanit, & Chuesirimongkol, 2015). • Peserta didik yang memiliki HOTs menunjukkan peserta didik tersebut memperoleh pengetahuan baru dan menyimpannya dalam ingatan jangka panjang yang berkolerasi, terorganisir, dan dievaluasi untuk mencapai tujuan tertentu Beberapa HOTs No High Order Thinking skills Landasan teori
1 Analisis, evaluasi, mencipta Bloom yang direvisi oleh
Krathwol, 2002
2 Crithical and problem solving, Communication, Joshep Bishop, 2014
Collaboration, Creativity and Inovation
3 transfer of knowledges, critical-creative thinking, dan Brookhart,2010
problem solving. Bagaimana cara mengajarkan HOTs? • Tujuan Bloom mengembangkan HOTs adalah untuk mempromosikan bentuk pemikiran yang lebih tinggi dalam pendidikan, seperti menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta daripada hanya mengajar siswa untuk mengingat fakta (hafalan). Pembelajaran dibagi menjadi tiga bidang kegiatan pendidikan: Kognitif: keterampilan mental (Pengetahuan), afektif: pertumbuhan perasaan atau bidang emosi (Sikap atau diri), psikomotor: keterampilan manual atau fisik (Keterampilan) • Untuk mengajarkan HOTs kepada peserta secara terstruktur, maka guru perlu melakukan beberapa beberapa strategi yaitu: Mengajarkan konsep pemikiran tingkat tinggi
Menyediakan waktu tanya jawab dan
diskusi di kelas
Mengajarkan konsep secara eksplisit
Memberikan scaffolding
Mengajarkan HOTs secara berkala
Model pembelajaran HOTs? Model Model Model pembelajaran pembelajaran pembelajaran berbasis masalah kolaboratif reciprocal Model pembelajaran yang Model pembelajarn melalui Pembelajaran yang mengacu pada interaksi kegiatan pemecahan berpusat pada peserta guru dan siswa sehingga masalah yang tidak didik menimbulkan kebiasaan terstruktur analisis
Syntax: menemukan pembelajaran kolaboratif
Interaksi menggunakan 4 masalah, menganalisi mementingkan 1) strategi yaitu: meringkas, masalah, menemukan dan lingkungan belajar, 2) menghasilkan pertanyaan, melaporkan, menyajikan perilaku belajar, 3) mengklarifikasi, dan dan memperbaiki, mekanisme pembelajan, 4) memprediksi penilaian interaksi sosial Assesment level HOTs Bloom kemampuan • Pengajar dapat menyediakan informasi yang tersedia dalam bagian-bagian kecil untuk kemudian peserta didik dapat analisis menemukan dan mendiskripsikan bagian bagian tersebut.
Kemampuan • Pengajar dapat menyediakan item pertanyaan yang
mendorong peserta disik untuk memutuskan nilai sebuah mengevaluasi metode/ materi berdasarkan standar yang telah baku
Kemampuan • Pengajar dapat menyajikan sebuah pertanyaan yang berisi
masalah untuk dapat dipecahkan dan siswa mampu mencipta memberikan solusi solusi baru. Daftar Pustaka • Afandi & Sajidan. 2017. Stimulasi Keterampilan High Order Thinking Skills. Surakarta: UNS Press • Bishop, J. (2014). Partnership for 21st Century Skills ( P21 ). • Brookhart, S. M. (2010). How to Assess Higher Order Thinking Skills in Your Classroom. Virginia, USA • Collins, R. (2014). Skills for the 21st Century : teaching higher-order thinking Skills, (2010).