Anda di halaman 1dari 19

CAMPAK

KELOMPOK 9 :
Nur Fadillah
Erlin Marlina
Rajiv De Sugandi
Isu Penyakit Campak

• Vaksin tidak aman dan punya efek


samping yang merugikan.
• Vaksin tidak alami.
• Vaksin menyebabkan Autisme.
• Vaksin menyebabkan Asma atau Alergi.
• Vaksin mengandung pengawet yang
beracun
• Halal atau tidaknya vaksin, kandungan
vaksin.
Pengertian

Campak yang disebut juga dengan


measles atau rubeola merupakan suatu
penyakit infeksi akut yang sangat
menular, disebabkan oleh paramixovirus
yang pada umumnya menyerang anak-
anak. Penyakit ini ditularkan dari orang
ke orang melalui percikan liur (droplet)
yang terhirup
Riwayat Alamiah Penyakit Campak

Riwayat alamiah penyakit campak


melalui tahap-tahap sebagai berikut :
• Tahap prepatogensis
• Tahap Patogenesis
• Tahap Akhir/ pasca patogenesis.
Etiologi

• Penyakit ini disebabkan oleh virus campak dari


famili paramyxovirus, genus Morbilivirus. Virus
campak adalah viris RNA yang dikenal hanya
mempunyai satu antigen. Struktur virus ini
mirip dengan virus penyebab parotitis
epidemis dan parainfluenza. Setelah
timbulnya ruam kulit, virus aktif dapat
ditemukan pada sekret nasofaring darah, dan
air kencing dalam waktu sekitar 34 jam pada
suhu kamar.
Lanjutan

• Virus campak dapat bertahan selama


beberapa hari pada temperatur 0 derajat
celcius dan selama 15 minggu pada sediaan
beku. Di luar tubuh manusia virus ini mudah
mati. Pada suhu kamar sekalipun, virus ini
akan kehilangan infektifitasnya sekitar 60%
selama 3-5 hari. Virus campak mudah hancur
oleh sinar ultraviolet.
Patofisiologi

• Lesi campak terdapat di kulit, membran mukosa


nasofaring, bronkus, dan saluran cerna dan pada
konjungtiva. Eksudat serosa dan proliferasi sel
mononuklear dan beberapa sel polimorfonuklear terjadi
disekitar kapiler. Ada hiperplasi limfonodi, terutama
pada apendiks. Pada kulit, reaksi terutama menonjol
sekitar kelenjar sebasea dan folikel rambut. Bercak
koplik pada mukosa bukal pipi berhadapan dengan molar
II terdiri dari eksudat serosa dan proliferasi sel endotel
serupa dengan bercak pada lesi kulit. Bronkopneumonia
dapat disebabkan oleh infeksi bakteri sekunder.
• Pada kasus ensefalomielitis yang mematikan, terjadi
demielinisasi pada daerah otak dan medulla spinalis.
Pada SSPE (Subacute Sclerosing Panencephalitis) dapat
terjadi degenerasi korteks dan substansia alba.
Gejala Klinis

• Sekitar 10 hari setelah infeksi, demam yang biasanya tinggi


akan muncul , diikuti dengan koriza, batuk, dan peradangan
pada mata. Gejala penyakit campak dikategorikan dalam
tiga stadium :
– Stadium masa inkubasi, berlangsung 10-12 hari.
– Stadium masa prodromal, yaitu munculnya gejala demam
ringan hingga sedang, batuk yang makin berat, koriza,
peradangan mata, dan munculnya enantema atau bercak koplik
yang khas pada campak, yaitu bercak putih pada mukosa pipi.
– Stadium akhir, ditandai oleh demam tinggi dan timbulnya
ruam-ruam kulit kemerahan yang dimulai dari belakang telinga
dan kemudian menyebar ke leher, muka, tubuh, dan anggota
gerak.
Pemeriksaan Diagnosis

• Diagnosis campak dapat ditentukan berdasarkan gambaran


klinis, yakni tanda dan gejala yang dialami oleh pasien.
Namun, pada kasus-kasus tertentu, dokter dapat meminta
untuk dilakukan pemeriksaan penunjang seperti :
– Pemeriksaan darah lengkap.
– Pemeriksaan antibodi, terhadap campak dan fungsi hati
juga dapat dilakukan walaupun jarang.
– Pemeriksaan menggunakan Reverse Transcriptase-
Polymerase Chain Reaction (RT-PCT), dapat menentukan
diagnosis secara pasti. Namun, pada sebagian besar
kasus tidak dibutuhkan, karena tanda dan gejala campak
umumnya cukup khas untuk menentukan diagnosis.
Komplikasi

• Pada penyakit campak terdapat resistensi umum


yang menurun sehingga dapat terjadi alergi (uji
tuberkulin yang semula positif berubah menjadi
negatif). Keadaan ini menyebabkan mudahnya
terjadi komplikasi sekunder seperti:
• Bronkopnemonia
• Komplikasi neurologis
• Encephalitis morbili akut
• SSPE (Subacute Scleroting panencephalitis)
Pengobatan
• Pengobatan campak berupa perawatan umum seperti
pemberian cairan dan kalori yang cukup. Obat
simtomatik yang perlu diberikan antara lain :
• Antidemam
• Antibatuk
• Vitamin A
• Antibiotik diberikan bila ada indikasi, misalnya jika
campak disertai dengan komplikasi.
• Pasien tanpa komplikasi dapat berobat jalan di
Puskesmas atau unit pelayanan kesehatan lain,
sedangkan pasien campak dengan komplikasi
memerlukan rawat inap di rumah sakit.
Pencegahan
• Imunisasi campak yang diberikan pada bayi berusia 9 bulan
merupakan pencegahan yang paling efektif. Vaksin campak berasal
dari virus hidup yang dilemahkan. Vaksin diberikan dengan cara
subkutan dalam atau intramuscular dengan dosis 0,5 cc.
• Pemeberian imunisasi campak satu kali akan memberikan kekebalan
selama 14 tahun, sedangkan untuk mengendalikan penyakit
diperlukan cakupan imunisasi paling sedikit 80% per wilayah secara
merata selama bertahun-tahun.
• Keberhasilan program imunisasi dapat diukur dari penurunan
jumlah kasus campak dari waktu ke waktu. Kegagalan imunisasi
dapat disebabkan oleh :
• Terdapatnya kekebalan yang dibawah sejak lahir yang berasal dari antibodi ibu.
Antibodi itu akan menetralisasi vaksin yang diberikan.
• Terjadi kerusakan vaksin akibat penyimpanan, pengangkutan, atau penggunaan
di luar pedoman.
Perkembangan dan Prefalensi
Campak.
• a. Perkembangan Campak
• penyakit campak adalah suatu infeksi virus yang sangat menular yang
ditandai dengan demam, bantuk, konjungtivitis (peradangan selaput
ikat mata/konjungtiva) dan ruam kulit. Penyakit ini disebabkan
karena infeksi virus campak golongan Paramixovirus.
• Penularan infeksi terjadi karena menghirup percikan ludah penderita
campak. Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari
sebelum timbulnya ruam kulit dan 4 hari setelah ruam kulit ada.
• Sebelum vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah campak
terjadi setiap 2-3 tahun, terutama pada anak-anak usia pra-sekolah
dan anak-anak SD. Jika seseorang pernah menderita campak, maka
seumur hidupnya biasanya dia akan kebal terhadap penyakit ini.
Lanjutan…..
• Prevalensi Campak.
• Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), indonesia termasuk 10 negara dengan jumlah
kasus campak terbesar di dunia. Kementrian Kesehatan mencatat jumlah kasus
campak di indonesia sangat banyak dan cenderung meningkat dalam kurun waktu 5
tahun terakhir. Adapun jumlah kasus suspek campak yang dilaporkan sebanyak
57.056 kasus, di mana 8.964 di antaranya positif campak. Tahun 2014 tercatat ada
12.943 kasus suspek, terdiri dari 2.241 positif campak. Jumlah ini bertambah
mencapai 15.104 kasus suspek di 2017, di mana 2.949 di antaranya positif campak.
Hingga juli 2018 sudah tercatat 2.389 kasus suspek terdiri dari 383 positif campak.
• Lebih dari tiga per empat dari total kasus yang dilaporkan campak 77 persen diderita
oleh anak usia di bawah 15 tahun. Campak adalah penyakit yang sangat mudah
menular melalui batuk dan bersin. Ketika seseorang terkena campak 90 persen orang
yang berinteraksi erat dengannya dapat tertular jika mereka belum memiliki
kekebalan terhadap campak. Karena itu imunisasi vaksin ini penting untuk
memberikan kekebalan terhadap penyakit yang disebabkan oleh virus. Data dari 12
rumah sakit yang menjadi sentinel pemantauan kasus selama lima tahun terakhir
sampai juli 2018 telah menemukan 1.1660 kasus suspek.
Penularan Campak
• Virus Campak mudah menularkan penyakit Virulensinya sangat tinggi terutama
pada anak yang rentang dengan kontak keluarga, sehingga hampir 90% anak yang
rentan akan tertular. Campak ditularkan melalui droplet diudara oleh penderita
sejak 1 hari sebelum timbulnya gejala klinis sampai 4 hari sesudah munculnya
ruam. Masa inkubasinya antara 10-12 hari.
• Ibu yang perna menderita campak akan menurunkan kekebalannya kepada janin
yang dikandungnya melalui plasenta, dan kekebalan ini bisa bertahan sampai
bayinya berusia 4-6 bulan. Pada usia 9 bulan bayi diharapkan membentuk
antibodinya sendiri secara aktif setelah menerima vaksinasi campak. Dalam waktu
12 hari setelah infeksi campak mencapai puncak liter sekitar 21 hari. IgM akan
terbentuk dan cepat menghilang, hingga akhirnya digantikan oleh IgG. Adanya
karier campak sampai sekarang tidak terbukti. Cakupan imunisasi campak yang
lebih dari 90% akan menyebabkan kekebalan kelompok (herd immunity) dan
menurukan kasus campak di masyarakat.
Kebijakan Pemerintah dalam
menangani penyakit Campak.
• Indonesia berkomitmen untuk mencapai eliminasi
penyakit campak (measles) pada tahun 2010. Salah
satu strateginya dengan melaksanakan Kampanye dan
Introduksi Imunisasi Measles.
• Kampanye Imunisasi Measles yang dilaksanakan dua
fase, pada Agustus-September 2017 dan bulan yang
sama pada tahun 2018 adalah suatu kegiatan imunisasi
secara massal. Upaya ini untuk memutuskan transmisi
penularan virus campak secara cepat, tanpa
mempertimbangkan status imuniasasi sebelumnya.
Lanjutan…
• Tidak ada pengobatan untuk penyakit campak, namun penyakit ini
dapat dicegah, imunisasi dengan Vaksin MR adalah pencegahan
terbaik untuk penyakit ini.
• Imunisasi MR diberikan pada anak usia 9 bulan sampai dengan
kurang dari 15 tahun selama masa kampanye. Imunisasi MR masuk
ke dalam jadwal imunisasi rutin segara setelah masa kampanye
berakhir, diberikan pada anak usia 9 bulan, 18 bulan dan kelas 1
SD/sederajat tanpa dipungut biaya.
• Untuk dapat memutuskan mata rantai penularan penyakit campak
maka diperlukan cakupan imunisasi minimal 95%. Dengan cakupan
imunisasi MR yang tinggi pada sasaran usia 9 bulan sampai dengan
kurang dari 15 tahun ini juga dapat melindungi kelompok usia yang
lebih besara termasuk ibu hamil agar tidak tertular virus Campak,
karena sekitar 80% sirkulasi virus campak terjadi pada usia tersebut.
PERATURAN MENTRI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR 12 TAHUN 2017
TENTANG
PENYELENGGARAN IMUNISASI.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai