Pemeriksaan THT

030.14.003 Adila Salsabila

030.14.196 Viona Violeta
030.15.017 Ammar Amran
030.15.026 Anisa Lujianti
 Inspeksi dan Palpasi

 Pre Aurikular

+/- edema, hiperemis,

hematom, sikatriks, fistel,
perikonditis, mastoiditis

+/- nyeri tekan pada

tragus, bagian belakang
telinga
 Prosedur Awal

Duduk /
Lampu
Cuci tangan Berdiri
Kepala
berhadapan
 Inspeksi liang telinga

 Tarik telinga ke arah posterior-

superior

Yang di nilai :
 Liang telinga lapang atau tidak
 +/- serumen
 +/- edema
 +/- furunkel
 +/- hiperemis
 Inspeksi Membran Timpani

Menggunakan otoskop
Masukan corong ke liang telinga

Nilai membran timpani :

1. +/- utuh
2. +/- perforasi
3. +/- hipermis
4. +/- refleks cahaya
5. +/- bulging , sekret
 Pemeriksaan Pendengaran

Tes Penala
1. Tes Rinne

2. Tes Weber

3. Tes Schwabch

Tes Audiometri
AUDIOMETRI
Suatu pemeriksaan pendengaran dengan memakai alat
audiometer

 Audiometer  alat elektro kaustik yang mampu menghasilkan suara yang

memenuhi syarat sebagai bahan pemeriksaan yaitu:
• Frekwensi (125 – 8000 Hz)
• Intensitas suara yang dapat diukur (-10 s/d 110 dB)
Ambang dengar
Rata-rata pendengaran di frekwensi  500,1000, 2000,
4000
 Derajat ketulian (ISO)
1. Normal ( 0-25 dB)
2. Tuli ringan (>25 – 40 dB)
3. Tuli sedang (>40 – 55 dB)
4. Tuli sedang berat ( >55 – 70 dB)
5. Tuli berat (>70 – 90 dB)
6. Tuli sangat berat (>90 dB)
 Inspeksi dan Palpasi Hidung

Inspeksi Palpasi
 +/- edema  +/- nyeri tekan pada daerah
sinus
 +/- hiperemis
 +/- krepitasi pada hidung
 +/- hematom
 +/- deviasi septum
 Pemeriksaan Rinoskopi Anterior dan
Posterior
Mengunakan spekulum hidung, spatel tounge, kaca mulut

Yang di nilai :
1. +/- hiperemis konka
2. +/- sekret
3. +/- polip
4. +/- hipertrofi konka
5. +/- benda asing
6. +/- Uvula di tengah
 Inspeksi Tenggorok

Yang di nilai :
 Lidah (hipertrofi, +/- kotor)
 Mukosa pipi, Gusi
 Palatum durum dan palatum
mole
 Uvula dan arkus faring (hipertrofi,
simetris +/-)
 Tonsil (ukuran, +/- detritus, kripta)

+/- terdapat tanda radang