Anda di halaman 1dari 10

PERKEMBANGAN PENGATURAN

PERBANKAN DI INDONESIA

Oleh : Yustisia Rahayuning Tyas (11010116120067)


Aisya Ayu Rahmadiani (11010116130338)
Gayatri Diyah (11010116130433)
Wulan Purnamasari (11010116140328)
Periode Sebelum Kemerdekaan

■ Dimulainya perbankan di Indonesia yaitu sejak didirikannya bank pertama kali yaitu
Dc Javasche Bank, Naamloze Vennotschap yang didirikan di Batavia pada tanggal
24 januari 1828, kemudian menyusul Nederlandsche Indische Escompto
Maatschappij, NV pada tahun 1918
■ Hingga memasuki masa kemerdekaan, perkembangan bank di Indonesia
bertambah maju dan berkembang lagi karena beberapa bank Belanda
dinasionalkan oleh pemerintah Indonesia.
Orde Lama
■ Pada tanggal 19 September 1945 dalam sidang Dewan Menteri, Pemerintah Indonesia
mengambil keputusan untuk mendirikan satu bank sirkulasi berbentuk bank milik negara
yaitu BNI
■ Pada 1949 berlangsung Konferensi Meja Bundar, pada saat tersebut utusan Pemerintah
mengalami kesulitan untuk mengusahakan agar BNI ditetapkan sebagai bank sentral RIS
sehingga Pemerintah Indonesia terpaksa menerima De Javasche Bank sebagai Bank
Sentral.
■ Pada 1 Juli 1953 dikeluarkan UU No. 11 Tahun 1953 tentang Pokok Bank Indonesia
sebagai pengganti Javasche Bank Wet tahun 1992. Mulai saat itu lahirlah satu bank sentral
di Indonesia yangdiberi nama Bank Indonesia
Orde Baru
■ Pada masa ini, dana perbankan sebagian besar bersumber dari kreditlikuiditas Bank
Indonesia, sedangkan sisanya diperole dari masyarakat dalam bentuk giro, deposito dan
tabungan. Maka saat ini usaha bank untuk melakukan mobilisasi dana masyarakat sangat
kurang karena menggantungkan sumber dana dari likuiditas yang telah diberikan
pemerintah, semantara kondisi sumber keuangan yang pada saat itu tergantung dari
minyak bumi, dan pada tahun 1981 harga minyak bumi di pasaran internasional mulai
menurun. Maka, untuk mengantisipasi gejala tersebut, pemerintah mengeluarkan berbagai
kebijakan, diantaranya :

1. Kebijakan 1 Juni 1983 (PAKJUN)


2. Kebijakan 27 oktober 1988 (PAKTO88).
3. Kebijakan 29 Januari 1990 (PAKJAN)
4. Kebijakan 28 Februari 1991 (PAKFEB)
Secara kronologis perkembangan industri Perbankan Indonesia dapat diuraikan sebagai
berikut :

• Pada era sebelum Pakjun 83, industri perbankan nasional ditandai dengan campur
tangan Bank Indonesia sebagai bank sentral dalam pengaturan pagu kredit dan
tingkat bunga terhadap bank nasional serta penyediaan kredit likuiditas dalam jumlah
yang melimpah.

• Paket 1 Juni 1983 (Pakjun 83) Deregulasi Pakjun berisikan 3 hal utama :
1) Menghapus pagu kredit ,
2) Bank diberi kebebasan menentukan sendiri suku bunga deposito, tabungan,
maupun suku bunga kredit ,
3) cara mengurangi / meniadakan kredit likuiditas.

• Paket 27 Oktober 1988 (Pakto 1988) Deregulasi ini berupaya meningkatkan akses
masyarakat terhadap financial market sambil mendorong perbankan kearah kompetisi
yang efisien dan sehat dengan kemudahan dalam mendirikan bank.
• 29 Mei 1993 : Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Kompetisi antar bank dalam
menghimpun serta menyalurkan dana masyarakat dalam bentuk kredit dalam
prakteknya banyak “salah langkah”. Akibatnya terjadi kecenderungan peningkatan
kredit bermasalah / macet.

• Peraturan Pemerintah No. 68 Tahun 1996 PP ini menekankan soal kewajiban bank
dalam memelihara kesehatan bank sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan BI
serta melaksanakan usaha sesuai prinsip kehati-hatian.

• 10 November 1998 : UU No. 10 Tahun 1998 Perkembangan ekonomi yang berubah


cepat dan kompetitif dengan permasalahan yang semakin kompleks memerlukan
adanya penyesuaian tentang kebijakan ekonomi serta perbaikan sistem keuangan.
KRISIS MONETER 1998
 Jika diartikan secara ekonomis teknis, krisis bisa disebut sebagai titik balik
pertumbuhan ekonomi yang menjadi merosot. Untuk mengatasi dilema
fundamental ini diperlukan suatu konsensus politik secara nasional, yang
berfokus pada pilihan politik untuk merekonsiliasikan keperluan penyelesaian
secara tuntas terhadap masalah-masalah dari masa lalu, dengan kepentingan
bangsa dan negara untuk maju ke depan didukung oleh semua pihak.

 Krisis Moneter membawa dampak yang kurang baik bagi Negara yang
mengalaminya, ini disebabkan karena kurs nilai tukar valas, khususnya dollar AS,
yang melambung tinggi. Dampak yang terlihat seperti : Banyak perusahaan yang
terpaksa mem-PHK pekerjanya dengan alasan tidak dapat membayar upah para
pekerjanya. Sehingga menambah angka pengangguran. Pemerintah kesulitan
menutup APBN. Harga barang yang naik cukup tinggi, yang mengakibatkan
masyrakat kesulitan mendapat barang-barang kebutuhan pokoknya, Utang luar
negeri melonjak, Harga BBM naik. Dampak dari krisis moneter lebih banyak yang
negative dibandingkan dampak positifnya. Itu di karenakan krisis ini mengganggu
kesejahteraan masyarakat.
Macam-macam kebijakan moneter dalam rangka mengatasi krisis
moneter, antara lain :

1. Operasi pasar terbuka (Open market operation), Adalah cara mengendalikan uang yang
beredar dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government
security).
2. Fasilitas diskonto (Discount Rate) adalah pengaturan jumlah uang beredar dengan
memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum.
3. Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan
jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan oleh pemerintah. Untuk
menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk
menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikan rasio.
4. Himbauan moral (moral persuasion) adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah
uang beredar dengan jalan member himbauan kepada pelaku ekonomi
KRISIS GLOBAL 2008
 Krisis ekonomi global yang terjadi pada tahun 2008 sebenarnya bermula pada krisis ekonomi
Amerika Serikat yang lalu menyebar ke negara-negara lain di seluruh dunia, termasuk
Indonesia. Krisis ekonomi Amerika diawali karena adanya dorongan untuk konsumsi
(propincity to Consume).
 Penyebab terjadinya krisis ekonomi Amerika Serikat, antara lain:
– penumpukkan hutang yang sangat besar,
– adanya program pengurangan pajak korporasi (akibatnya pendapatan negara berkurang),
– besarnya biaya yang dikeluarkan untuk membiayai perang Irak dan Afghanistan,
– lembaga pengawas keuangan Commodity Futures Trading Commision tidak mengawasi
mengawasi Inter Continental Exchange sebuah badan yang melakukan aktifitas perdagangan
berjangka,
– kerugian surat berharga property,
– keputusan suku bunga murah yang mengakibatkan timbulnya spekulasi yang berlebihan.
Penurunan suku bunga yang dilakukan oleh bank sentral Amerika yang kala itu dipimpin oleh
master ekonom dunia Alan Greenspan membuat gejolak baru di pasar amerika.
■ Krisis ekonomi Amerika tersebut yang semakin lama semakin merambat menjadi krisis
ekonomi global karena sebenarnya perekonomian di dunia ini saling terhubung satu sama
lainnya, peristiwa yang terjadi di suatu tempat akan berpengaruh di tempat lainnya. Dan
tidak jarang dampak yang terjadi jauh lebih besar daripada yang terjadi di tempat asalnya.
Oleh karena itu Indonesia juga turut merasakan krisis ekonomi global ini. Indonesia
merupakan Negara yang masih sangat bergantung dengan aliran dana dari investor asing,
dengan adanya krisis global ini secara otomatis para investor asing tersebut menarik
dananya dari Indonesia. Hal ini yang berakibat jatuhnya nilai mata uang kita. Aliran dana
asing yang tadinya akan digunakan untuk pembangunan ekonomi dan untuk menjalankan
perusahaan-perusahaan hilang, banyak perusahaan menjadi tidak berdaya, yang pada
ujungnya Negara kembalilah yang harus menanggung hutang perbankan dan perusahaan
swasta.
■ Inti dari solusi - solusi para pakar ekonomi indonesia adalah penguatan sektor mikro yang
relatif tidak terpengaruh oleh faktor-faktor eksternal seperti nilai tukar, kebutuhan negara
lain, keadaan ekonomi politik negara lain, dan perjanjian dalam forum perdagangan seperti
WTO. Sudah saatnya ekonomi Indonesia berbasis SDM serta SDA asli Indonesia diberi
peluang lebih untuk membangun fondasi perekonomian Indonesia berbasis usaha mikro
yang terbukti lebih tahan terhadap goncangan serta dapat lebih memberdayakan tenaga
kerja negara ini agar tingkat pengangguran semakin berkurang.

Anda mungkin juga menyukai