Anda di halaman 1dari 23

CARA CARA PERSALINAN

Melva Rehulina Sihite (17-081-111-009)


1.Persalinan normal
Melahirkan normal adalah cita-cita banyak ibu yang
sedang mengandung. Namun, bagi Anda yang sedang
hamil anak pertama, melahirkan normal tanpa lewat
operasi caesar mungkin dirasa menakutkan. Ketika
usia kandungan sudah dekat dengan waktu persalinan,
Anda dan orang sekeliling Anda akan bersiap-siap
menunggu waktu kontraksi terjadi sebagai tanda akan
datangnya waktu kelahiran bayi.
Pada saat menuju kelahiran, tubuh secara alami
memberi jalan keluar untuk bayi lahir. Otot-otot di
sekitar jalan keluarnya bayi merenggang sehingga bayi
dapat melewatinya. Berikut ini tahap-tahap yang
terjadi saat melahirkan normal.
1.Tahap pertama melahirkan normal
Selama kehamilan, serviks (leher rahim atau saluran tempat jalan
keluarnya bayi dari rahim menuju vagina) dalam kondisi tertutup dan
dipenuhi oleh lendir (mukus) untuk melindunginya dari infeksi. Pada
tahap pertama persalinan, kontraksi membuat serviks terbuka secara
bertahap. Serviks mulai melentur sehingga dapat terbuka dan melebar
sampai 10 cm. Tahap ini merupakan tahap yang paling panjang dari
persalinan. Dapat berlangsung selama beberapa jam bahkan hari
sebelum Anda menjalani persalinan.
Fase di mana serviks mulai terbuka ini disebut dengan fase laten. Pada
fase laten, Anda akan merasa kontraksi dan kadang juga tidak. Pada fase
ini sebaiknya Anda makan dan minum untuk mempersiapkan energi
yang akan dipakai selama proses persalinan. Jika persalinan mulai pada
malam hari, sebaiknya Anda tenang dan tetap rileks. Gunakan waktu
untuk tidur jika bisa. Dan jika persalinan baru dimulai saat siang hari,
cobalah untuk tetap aktif. Bergerak aktif akan membantu bayi turun ke
bawah rahim dan juga membantu serviks untuk melebar.
2.Tahap kedua melahirkan
Tahap kedua persalinan ini berlangsung dari serviks terbuka
sampai bayi Anda lahir. Anda akan mendorong bayi Anda
sampai vagina dan bayi Anda akan lahir.
Ketika serviks sudah terbuka sepenuhnya, bayi Anda akan
bergerak mendorong tubuhnya ke jalan lahir menuju vagina,
tempat keluarnya bayi saat lahir. Anda harus mengejan untuk
mendorong bayi Anda dan ini mungkin akan terasa seperti
Anda ingin buang air besar. Anda akan merasa ada tekanan
dari kepala bayi Anda mendorong tubuhnya. Ini membuat
Anda kontraksi dan ingin mengejan. Rasakan tubuh Anda
dan biarkan tubuh mengejan sebagai respon terhadap
dorongan bayi. Tarik napas di antara waktu mengejan.
3.Tahap ketiga melahirkan
Tahap ketiga terjadi setelah bayi lahir, ketika uterus
berkontraksi setelah proses melahirkan dan plasenta keluar
melalui vagina. Terdapat dua cara pada tahap ketiga ini, yaitu
cara aktif di mana membutuhkan tindakan medis untuk
mempercepat proses ini terjadi, dan yang kedua adalah cara
fisiologis ketika tahap ini terjadi secara alami dan Anda tidak
membutuhkan tindakan untuk proses ini.
Pada cara aktif, Anda akan disuntik untuk
membuat plasenta keluar. Cara ini membantu untuk
mengurangi kehilangan darah, tetapi menyebabkan efek
samping karena memakai obat. Anda tidak perlu mengejan
karena obat akan merangsang kontraksi dan dokter akan
menarik plasenta keluar secara perlahan.
. Prosedur pelaksanaan Persalinan kala I, II, III dan IV

I. Persalinan Kala I (pembukaan)


Persalinan kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara
pembukaan nol sampai pembukaan lengkap. Sejalan dengan
kontraksi,mulut Rahim mulai terbuka. Secara bertahap kontraksi akan
semakin kuat,sebaiknya buat catatan waktu,lamanya serat rasanya. Dari
catatan perkembangan kita bias mengetahui apakah kontraksi teratur atau
tidak. Pada pembukaan 8 anda sudah ada pada tahap peralihan,pada
tahap ini kontraksi sudah mulai sering dan jaraknya pendek yakni 2
menit. Meskipun begitu lamanya kontraksi cukup lama yaitu 60 detik.
Semakin lama kontraksi akan semakin sakit mengapa? Karna kepala si
kecil sudah berada di jalan lahir dan mulut Rahim hamper terbuka penuh.
Tetapi anda belum bolen mengedan walaupun kepala bayi sudah
mendesak karna jika dipaksakan akan membuat rshim robek. Oleh sebab
itu pembukaan harus sempurna yakni 10cm.
II. Persalinan Kala II (pengeluaran janin)
Mulai dari pembukaan mulut rahim secara penuh hingga si kecil lahir.
Ini adalah akhiur perjalan si kecil. Si kecil sudah siap di jalan lahir dan
anda pun sudah boleh untuk mengedan. Agar kepala bayi mudah keluar,
mengedan harus secara teratur dan sesuai dengan irama terjadinya
kontraksi. Selalu ikuti petunjuk dokter agar semuanya berjalan dengan
baik. Biasanya akan berlangsung selama 2 jam ataupun bisa lebih cepat
pada orang yang sudah pernah melahirkan.
Pada saat persalinan daera pirenium (anus dan vagina) akan meregang
dan cenderung robek. Kalau ini terjadi dokter akan mengguntong
pirenium agar robekan teratur. Biasanay setelah bayi niongol ia akan
berputar secara otomatis sehingga bahu dan tubuh lainnya dapat
meluncur dengan mudah.
III. Persalinan Kala III (plasenta )
Kala 3 dimulai dari lahirnya bayi hingga jeluarnya semua plasenta,
tahap ini biasanya berlangsung selama 20 menit dan anda masih
merasakan kontraksi. Bahkan kontraksi akan memudshkan keluarnya
plasenta dan mungkin anda akan disruh mengejan lagi. Untuk
mengetahui apaka plasenta sudah keluar atau belum dokter akan
menekan perut bagian bawah. Setelah plasenta dilahirkan dokter akan
melakukan penjahitan pirenium. Ini kalau sebelumnya terjadi
pengguntingkan pirenium atau robek pirenium secara spontan.

Normalnya persalinan memerlukan waktu sekitar 10 jam sejak


munculnya tanda tanda melahirkan atau pembukaan 1 sampai bayi
lahir.
d. Kala IV (Observasi)
Setelah plasenta lahir lakukan rangsangan taktil (masase uterus) yang
bertujuan untuk merangsang uterus berkontraksi baik dan
kuat.Lakukan evaluasi tinggi fundus dengan meletakkan jari tangan
secara melintang dengan pusat sebagai patokan. Umumnya, fundus
uteri setinggi atau beberapa jari di bawah pusat. Kemudian perkirakan
kehilangan darah secara keseluruhan periksa kemungkinan perdarahan
dari robekan perineum. Lakukan evaluasi keadaan umum ibu dan
dokumentasikan semua asuhan dan temuan selama persalinan kala IV
Anjuran mengejan yang benar
• Atur posisi nyaman
• Waktu yang tepat saat mengejan ialah pada kala 2. Ciri ciri kala 2
adalah adanya dorongan mengejan,tekanan pada anus,pirenium
menonjol,vulva terbuka,meningkatnya pengeluaran darah dan lender,
kepala bayi sudah berada di dasar panggul
• Kepala ibu pada saat mengejan haru menunduk sampai dagu
menyentuh dada selanjutnya mata di pusatkan kea rah pusar.
• Mengejanlah seperti saat buang air besar. Tarik nafas dalam seirama
dengan kontraksi terjadi lalu mengejanlah sekuat mungkin.
• Lakukan dengan tenang dorongan yang panic akan hanya
mengahburkan tenaga karena hanya sedikit kemampuan yang bias
dicapai
• Lebih baik mengejanlah dengan pendek pendek sekitar 10 detik.
Apabila kontraksi masih ada maka ulangi mengejannya. Tujuannya
adalah agar bayi tidak kehabisan oksigen.
• Apabila kontraksi berhenti istirahatlah dan atur nafas. Cobalah minum
air manis atau madu untuk menambah tenaga. Saat kontraksi dating
lagi mulai lah mengejan lagi.
Persalinan Seksio Cesaria
Operasi Caesar atau sering disebut dengan seksio sesarea
adalah melahirkan janin melalui sayatan dinding perut
(abdomen) dan dinding rahim (uterus).Seksio sesaria adalah
suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu
insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat
rahim dalam keadaan utuh serta bera janin diatas 500gram. (
Wiknjosastro,2005).Seksio sesaria adalah suatu tidakan untuk
melahirkan bayi dengan berat badan diatas 500gram , melalui
sayatan pada dinding uterus yang masih utuh.
1.Operasi Caesar Terencana (elektif)

Pada operasi caesar terencana (elektif), operasi caesar telah


direncanakan jauh hari sebelum jadwal melahirkan dengan
mempertimbangkan keselamatan ibu maupun janin. Beberapa keadaan
yang menjadi pertimbangan untuk melakukan operasi caesar secara
elektif, antara lain :

Kondisi medis ibu : preeklamsia, kencing manis (diabetes militus),


herpes, penderita HIV/AIDS, penyakit jantung, penyakit paru kronik,
atau tumor rahim (mioma) yang ukurannya besaratau menutupi jalan
lahir, kista yang menghalangi turunnya janin, serta berbagai keadaan lain
merupakan hal-hal yang menyebabkan operasi caesar lebih diutamakan.
Opereasi Caesar Darurat (Emergency)

Yang dimaksud operasi caesar darurat adalah jika operasi dilakukan ketika proses
persalinan telah berlangsung. Hal ini terpaksa dilakukan karena ada masalah pada ibu
maupun janin. Beberapa keadaan yang memaksa terjadinya operasi caesar darurat,
antara lain :
Persalinan macet
Keadaan ini dapat terjadi pada fase pertama (fase lilatasi) atau fase kedua (ketika Anda
mengejan). Jika persalinan macet pada fase pertama, dokter akan memberi obat yang
disebut oksitosin untuk menguatkan kontraksi otot-otot rahim. Dengan demikian mulut
rahim dapat membuka. Ada teknik lain, yaitu memecahkan selaput ketuban atau
memberikan cairaan infus intrafena jika Anda kekurangan cairan /dehidrasi. Jika cara-
cara itu tidak berhasil, maka operasi caesar akan dilakukan. Jika persalinan macet pada
fase kedua, dokter harus segera memutuskan apakah persalinan dibantu dengan vakum
atau forsep atau perlu segera dilakukan operasi caesar. Hal yang menjadi pertimbangan
untuk melanjutkan persalinan pervaginam dengan alat (berbantu) atau operasi caesar,
tergantung pada penurunan kepala janin didasar tanggul, keadaan tanggul ibu, dan ada
tidaknya kegawatan pada janin. Persalinan macet merupakan penyebab tersering operasi
caesar. Beberapa alasan yang dijadikan pertimbangan ialah kontraksi tidak lagi efektif,
janin terlalu besar semantara jalan lahir ibu sempit, dan posisi kepala janin yang tadak
memungkinkan dilakukan penarikan dengan vakum maupun forsep.
Cara Operasi Caesar
Dilakukan Paling sering dibuat sayatan horizontal (mendatar) pada kulit
diperut bagian bawah, kadang dilakukan sayatan vertikal, tergantung
situasi dan penyulit saat operasi dilakukan, biasanya otot perut tidak
perlu dipotong. Selanjutnya dilakukan insisi/sayatan pada rahim, cairan
amnion diisap, dan bayi ditarik keluar dengan hati-hati. Biasanya oprasi
ini dilakukan oleh dua orang dokter, seorang dokter ahli obstetri dan
seorang dokter asisten. Ketika bayi keluar, tali pusat dijepit dan dipotong,
lalu plasenta dikeluarkan, dan rahim diperiksa secara menyeluruh. Jika
tidak ada riwayat operasi caesar yang menyebabkan perletakan pada
rahim atau pengangkatan tumor dirahim sebelumnya, maka sampai pada
tindakan ini diperlukan sekitar waktu 15 menit. setelah bayi lahir,
plasenta dikeluarkan. Setelah bayi dan plasenta lahir, dokter akan
menjahit jaringan yang dipotong tadi. Diperlukan waktu sekitar 30 menit,
total tindakan memakan waktu sekitar 60 menit. Jika Anda pernah
dioperasi caesar sebelumnya waktu yang dibutuhkan lebih lama,
tergantung situasi dan dokter yang menangani Anda. Pada persalinan
kembar, butuh waktu 5 menit setiap kali mengeluarkan bayi.
Proses Penyembuhan

Pada hari pertama setelah melahirkan, jika diperlukan, Anda diberikan


obat dalam dosis rendah. Beberapa dokter akan membolehkan Anda
mulai makan padat dalam 24 jam pertama. Adapula yang menunggu
sampai Anda buang angin (kentut) yang menandakan bahwa usus
sudah berfungsi normal. Pada hari kedua, Anda akan merasa tidak
nyaman pada perut. Hal ini terjadi karena organ pencernaan kembali
beraktivitas secara normal setelah mendapat obat penghilang rasa sakit
yang menghentikan aktipitasnya. Kesembuhan masing-masing ibu
berbeda tergantung dari daya tahan dan efek obat bius yang digunakan.
Jika selama pemantauan kondisi Anda stabil, maka dokter akan
mengijinkan Anda pulang. Jangan lupa kontrol kembali kedokter, kira-
kira setelah dua minggu.
C. Persalinan dengan bantuan vakum
Vakum ekstraksi adalah suatu persalinan buatan dengan prinsip antara
kepala janin dan alat penarik mengikuti gerakan alat vakum ekstraktor.
Vakum ekstraktor adalah alat yang menggunakan daya hampa udara
(tekanan negatif) untuk melahirkan bayi dengan tarikan pada kepala
(Sarwono Prawirohardjo.2014. Ilmu Kebidanan: 831). Prinsip dari cara
ini adalah mengadakan suatu vakum (tekanan negatif) melalui suatu cup
pada kepala bayi, dengan demikian akan timbul caput secara artificiil dan
cup akan melekat erat pada kepala bayi. Penurunan tekanan harus diatur
perlahan-lahan untuk menghindarkan kerusakan pada kulit kepala,
mencegah timbulnya perdarahan pada otak bayi dan supaya timbul caput
succedaneum. Jadi, prinsip kerja vakum ekstraksi yaitu membuat suatu
caput succedaneum artifisialis dengan cara memberikan tekanan negatif
pada kulit kepala janin melalui alat ekstraktor vakum dan caput ini akan
hilang dalam beberapa hari.
B. Indikasi dan Kontraindikasi Vakum Ekstraksi
1. Indikasi Ibu
a. Power Ibu Menurun
Tanda: frekuensi his semakin menurun, nadi ibu cepat > 100 x/mnt, napas cepat >
40x/mnt
b. Decom Tingkat I
Tanda: sesak napas yang dialami ibu setelah ibu mengejan.
c. Tekanan Darah Naik
Tanda: ibu pusing, ada kenaikan tekanan sistole dan diastole
d. Tidak Kuat Mengejan
Penurunan kepala janin statis, saat ibu mengejan dua kali kepala tidak mengalami
penurunan.
e. Adanya Kenaikan Suhu
Suhu naik lebih dari normal, > 37,5
2. Indikasi Janin
a. Gawat Janin
DJJ janin 160x/mnt
3. Indikasi Waktu
a. Kala II Memanjang
Tanda: pada primi peralinan kala II > 2 jam, pada multi > 1 jam
4. Kontraindikasi Vakum Ektraksi
Ibu: ibu yang menderita rupture uteri membakat, ibu yang tidak boleh
mengejan (ibu dengan penyakit jantung, asma, hipertensi).
Janin : Mal presentasi kepala janin (dahi, muka, bokong, puncak kepala),
bayi prematur, gawat janin, caput succedaneum yang sudah besar.

C. Syarat Vakum Ekstraksi


Syarat-syarat dilakukan vakum ekstraksi
1. Pembukaan lengkap atau hampir lengkap.
2. Presentasi kepala.
3. Janin cukup bulan (tidak prematur).
4. Tidak ada kesempitan panggul (disproporsi sefalo pelvik).
5. Anak hidup dan tidak gawat janin.
6. Penurunan H III/III + (puskesmas H IV/dasar panggul).
7. Kontraksi baik.
8. Ibu kooperatif dan masih mampu untuk mengejan.
9. Ketuban sudah pecah atau dipecahkan.
Yang harus diperhatikan dalam tindakan vakum ekstraksi:
1. Cup tidak boleh dipasang pada ubun-ubun besar.
2. Penurunan tekanan harus berangsur-angsur.
3. Cup dengan tekanan negatif tidak boleh terpasang
lebih dari ½ jam.
4. Penarikan waktu ekstraksi hanya dilakukan pada waktu
ada his dan ibu mengejan.
5. Apabila kepala masih agak tinggi (H III) sebaiknya
dipasang cup terbesar (diameter 7 cm)
6. Cup tidak boleh dipasang pada muka bayi
7. Vakum ekstraksi tidak boleh dilakukan pada bayi
prematur
E. PEMASANGAN MANGKOK VAKUM
1. Masukan mangkok vakum melalui introitus vagina secara miring dan
setelah melewati introitus, pasangkan pada kepala bayi (perhatikan agar tepi
mangkok tidak terpasang pada bagian yang tidak rata/moulage didaerah ubun-
ubun kecil)
2. Dengan jari tengah dan telunjuk, tahan mangkok pada posisinya dan
dengan jari tengah dan telunjuk tangan lain, lakukan pemeriksaan disekeliling
tepi mangkok untuk memastikan tidak ada bagian vagina atau porsio yang
terjepit diantara mangkok dan kepala.
3. Setelah hasil pemeriksaan ternyata baik, keluarkan jari tangan
pemeriksaan dan tangan penahan mangkok tetap pada posisinya.
4. Instruksikan asisten untuk menurunkan tekanan (membuat vakum dalam
mangkok) secara bertahap.
5. Pompa hingga tekanan skala 10 (silastik) atau -2 (malmstroom) setelah 2
menit, naikan hingga skala 60 (silastik) dan -6 (malmstroom) dan tunggu 2
menit.
Ingat : jangan gunakan tekanan maksimal pada kepala bayi, lebih dari 8 menit
6. Sambil menunggu his, jelaskan pada pasien bahwa pada his puncak (fase
acme) pasien harus mengedan sekuat dan selama mungkin. Tarik lipat lutut
dengan lipat siku agar tekanan badomen menjadi lebh efektif.
D. Alat bantu Forcep
Pemakain forcep butuh kehati-hatian yang besar dan penempatan forcep
harus tepat pada kepala bayi. Apabila meleset dapat menyebabkan luka
pada bagian yang dicapit. Tubuh bayi masih sangat rentan hisa saja dia
terlihat menangis normal akan tetapi sebenrnya adalah telah terjadi
pendarahan akibat pencapitan tersebut.
Forcep berupa alat bantu seperti sendok. Bedanya dengan vakum ialah
forcep bias digunakan walaupun sang ibu sudah tidak mengejan lagi.
Persalinan dengan forcep sangat beresiko pada perdalinan namun akan
dilakukan jika kedaan ibu dan si kecil sudah tidak baik.
Cara pemakaian forcep
Lakukan pemeriksaan dalam untuk mengetahui posisi kepala,besarnya
pembukaan rahum dan turunya kepala
Orientasi forcep yaitu perkiraan dari luar bagaimana letak forcep apabila
sudah terpasang.
Daun forcep dipasanga melintang terhadap jalan lahir dan melintang
terhadap kepala bayi
Forcep bias dikunci apabila posisinya sudah sejajar
Pemeriksaan dalam ulangan untuik memastikan tidak ada bagian jalan
lahir yang terjepit.
Dilakukan traksi percobaan dulu
Traksi adalah penarikan bayi sesuai arah sumbu lahir bayi
Sesudah bayi lahir plasenta di keluarkan secara manual atau ditunggu
keluar secara spontan
Eksplorasi Rahim yaitu pemeriksaan apakah masih ada plasenta yang
tertinggal atau bila terjadi Rahim robek

Anda mungkin juga menyukai