DIFTERI
ERMINA ADRIANI
NIM. 1810029028
PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2018
Latar Belakang
Identitas pasien
» Nama : An. NC
» Usia : 10 Tahun 10 bulan
» Jenis Kelamin : Perempuan
» Berat Badan : 20 kg
» Tinggi Badan : 139 cm
» Alamat : Jl. AW Syahranie Gg. 51 Samarinda
» MRS : 2 Oktober 2018
Laporan Kasus
Pemeriksaan Prenatal
» Periksa di : Bidan Puskesmas
» Penyakit kehamilan : Tidak ada
» Obat-obat yang sering diminum : Tidak ada
Riwayat Kelahiran
» Lahir di : Rumah Sakit
» Ditolong oleh : Bidan
» Usia dalam kandungan : 38 minggu
» Jenis partus : Spontan pervaginam
Pemeriksaan Fisik
Kepala/leher
» Rambut : Warna hitam, tebal
» Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), pupil isokor
3mm/3mm, reflex cahaya (+/+), edema palpebra (-/-)
» Hidung : Sekret hidung (-), pernafasan cuping hidung (-)
» Mulut : Mukosa bibir tampak basah, sianosis (-), perdarahan (-),
fasing hiperemis (+), membran putih keabuan (+)
» Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (+)
Pemeriksaan Fisik
Thorax (Paru)
» Inspeksi :Tampak simetris, pergerakan simetris, retraksi (+)
» Palpasi : Pelebaran ICS (-), fremitus raba D=S
» Perkusi : Sonor
» Auskultasi : Vesikuler, Stridor (-), Ronki (+/+), wheezing (+/+)
Thorax (Jantung)
» Inspeksi : Ictus cordis tampak pada ICS 5 midclavicularis sinistra
» Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICS 5 midclavicularis sinistra
» Perkusi : Normal pada batas jantung
» Auskultasi : S1S2 terdengar reguler, kesan meredup
Pemeriksaan Fisik
Abdomen
» Inspeksi : Cembung, scar (-)
» Palpasi : Soefl, nyeri tekan (-), organomegali (-), turgor
kembali cepat
» Perkusi : Timpani, acites (-)
» Auskultasi : Bising usus (+) kesan normal
Ekstremitas
» Ekstremitas superior : Akral hangat, pucat (-/-), edem (-/-)
» Ekstremitas inferior : Akral hangat, pucat (-/-), edem (-/-)
Pemeriksaan Penunjang
Hasil Lab Hematologi
Pemeriksaan yang
1 Oktober 2018 2 Oktober 2018 3 Oktober 2018
dilakukan
Darah Lengkap
Leukosit 6.900/ul 6.990/ul -
Eritrosit 5.300.000/ul 4.900.000/ul -
Hemoglobin 13.9 g/dl 14.2 g/dl -
Hematokrit 41 % 40.5 % -
Trombosit 97.000/ul 125.000/ul -
Kimia Klinik
Natrium 145 mmol/L 139 mmol/L -
Kalium 4.2 mmol/L 3.7 mmol/L -
Klorida 105 mmol/L 97 mmol/L -
GDS - 102 mg/dL
Bakteriologi
NEISSER - Negatif Negatif
Diagnosis Kerja
Probable Difteri
Tatalaksana
» ADS 40.000 IU
» Eritromysin syr 3x 1½ cth
» Dexamethasone 3x3mg (3 hari)
» PCT 3x ½ tab
» Ranitidin 2x40 mg >> Omeprazole 1x20 mg
Follow Up
Definisi
Klasifikasi
Berdasarkan lokasi lesi di paru Berdasarkan asal infeksi
- Pneumonia lobaris - Pneumonia yang didapat dari masyarkat
- Pneumonia interstitialis (community acquired pneumonia = CAP)
- Bronkopneumonia - Pneumonia yang didapat dari rumah sakit
(hospital-based pneumonia)
» Pilek
» Sekret yang keluar tercampur darah sedikit yang
berasal dari pseudomembran.
Difteri Lainnya
» Difteri kulit
» Difteri konjungtiva
» Difteri telinga
Diagnosis
Pneumonia Berat Ringan
Dalam keadaan yang sangat berat dapat
Disampingbatuk
Terdapat batukdan/atau
atau kesulitan
kesulitan
bernapas,
bernapas ditambah
dijumpai :
hanya terdapat
minimal salah satu
napas
halcepat
berikutsaja.
: Dan
Tidak dapat menyusu atau minum/makan,
dipastikan
Kepala terangguk
anak tidak
– angguk
memiliki tanda tanda
atau memuntahkan semuanya
pneumonia berat.
Pernapasan cuping hidung
Kejang, letargis atau tidak sadar
Kriteria dinding
Tarikan napas cepat
dada: bagian bawah ke dalam
Sianosis
Foto pada
rontgenanak
dada
umur
menunjukan
2 bulan – 11 gambaran
bulan : >pneumonia
50
Distres pernapasan berat (WHO, 2009)
(infilrat
kali/menit
luas, konsolidasi, dll)
Selainpada
itu dapat
anak umur
ditemukan
1 tahunpula
– 5hal
tahun
berikut
: > 40
ini :
kali/menit
Napas cepat :
Anak umur < 2 bulan : > 60 kali /menit
Anak umur 2 – 11 bulan : > 50 kali/menit
Anak umur 1 – 5 tahun : > 40 kali/menit
Anak umur > 5 tahun : > 30 kali/menit
Suara merintih (grunting) pada bayi muda
Pada auskultasi terdengar :
Crackles (ronki)
Suara pernapasan menurun
Suara pernapasan bronkial
Diagnosis
Pemeriksaan Laboratorium
Infeksi virus leukosit normal atau meningkat (tidak melebihi 20.000/mm2
dengan limfosit predominan) dan bakteri leukosit meningkat 15.000-40.000 /mm2
dengan granulosit yang predominan. Pada hitung jenis leukosit terdapat pergeseran
ke kiri serta peningkatan LED. Analisa gas darah menunjukkan hipoksemia dan
hiperkarbia, pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis respiratorik..
Pemeriksaan Radiologi
Gambaran infiltrat pada foto rontgen mendukung diagnosis pneumonia; pada
foto rontgen, juga dapat terlihat komplikasi seperti efusi pleura atau empiema.
Pneumonia virus biasa dikarakteristikkan sebagai hiperinflmasi dengan infilitrat
interstisial bilateral dan peribronchial cuffing. Konsolidasi lobar biasanya terlihat
pada pneumonia pneumokokal.
Pemeriksaan Mikrobiologi
Pemeriksaan mikrobiologik untuk diagnosis pneumonia anak tidak rutin
dilakukan kecuali pada pneumonia berat yang dirawat di rumah sakit. Untuk
pemeriksaan mikrobiologik, spesimen dapat berasal dari usap tenggorok, sekret
nasofaring, bilasan bronkus, darah, pungsi pleura, atau aspirasi paru
Diagnosis Banding
Tatalaksana
PneumoniaAnjurkan
rawat jalan
Ibu untuk memberi makan
Pada pneumonia
anak. Nasihati Ibu untuk rawat jalan dapat
kontrol ulang
diberikan antibiotik lini pertama secara
anaknya setelah 2 hari ke RS, atau lebih cepat oral,
misalnya amoksisilin
jika keadaan anak atau kotrimoksazol.
memburuk, tidak Pada
bisa
pneumonia ringan berobat
minum atau menyusu jalan, dapat
(WHO, 2009).
diberikan
Ketika anakantibiotik
kembali : tunggal oral dengan
efektifitas yang mencapai
• Jika pernapasannya 90%. (melambat),
membaik Dosis yang
digunakan adalah nafsu
demam berkurang, kotrimoksazol (4mg
makan membaik,
TMP/kgBB/kali) 2 kali sehari
lanjutkan pengobatan selama
sampai 3 hari atau
seluruhnya 3
amoksisilin
hari (25mg/kgBB/kali) 2 kali sehari
selama
• Jika 3frekuensi
hari. Untuk pasien HIV
pernapasan, demam,diberikan
dan
selama 5 hari
nafsu makan tidak ada perubahan, ganti ke
antibiotik ke lini kedua dan nasihati ibu
untuk kembali lagi.
• Jika ada tanda pneumonia berat, rawat
anak di rumah sakit dan tangani sesuai
pedoman di bawah ini.
Tatalaksana
Tatalaksana
Pneumonia rawat inap :
Beri ampisilin/amoksisilin (25-50
mg/kgBB/kaliBila IVpasien datang
atau IM dengan
setiap 6 jam),keadaan
harus
klinis berat,
dipantau 24 jamsegera
selama berikan oksigen Bila
72 jam pertama. dan
pengobatan
anak kombinasi
memberikan ampisilin-kloramfenikol
respons yang baik maka
atau ampisilin-gentamisin.
diberikan Sebagai alternatif,
selama 5 hari. Selanjutnya terapi
dilanjutkan di rumah atau di rumah sakitIV
beri seftriakson (80-100 mg/kgBB IM atau
sekali sehari)
dengan amoksisilin oral (15mg/kgBB/kali
diberikan 3 kali sehari) untuk 5 hari berikutnya
Bila
Apabilakeadaandidugaklinis memburuk
pneumonia
sebelum 48 jam
stafilokokal, gantiatau terdapat
antibiotik keadaan
dengan yang
gentamisin
berat (tidakIM sekali
(7,5 mg/kgBB dapatsehari)
menyusu atau
dan kloksasiklin
minum/makan,
(50 mg/kgBB IM atauatau
memuntahkan
IV setiap 6semuanya,
jam) atau
kejang, letargis (15
klindamisin atau mg/kgBB/hari-3
tidak sadar, sianosis,
kali
distress pernapasan
pemberian). berat) maka
Bila keadaan ditambahkan
anak membaik,
kloramfenikol (25 mg/kgBB/kali
lanjutkan klosasiklin IM atau
(atau diklosasiklin) IV
secara
setiap
oral 48 kali
jam)sehari sampai secara keseluruhan
mencapai 3 minggu, atau klindamisin secara
oral selama 2 minggu
Tatalaksana Umum
Teori Kasus
• Pada bayi, terdapat gejala prodromal infeksi saluran • Batuk dan sesak selama 2
pernapasan atas dan nafsu makan menurun, hari sebelum masuk rumah
mengarah ke onset demam tiba – tiba, gelisah, dan sakit.
distres pernafasan. Bayi tampak sakit dengan distres • Keluhan batuk dan sesak
pernapasan yang bermanifestasi sebagai grunting, napas terjadi secara
nasal flaring, retraksi supraklavikular, interkostal, bersamaan.
subkosta, takipnea, takikardia, air hunger dan • Batuk yang dialami oleh
sianosis. Pneumonia bakteri pada bayi juga dapat pasien mengandung dahak
bermanifestasi sebagai gangguan gastrointestinal yang kental dan berwarna
seperti muntah, anoreksia, distensi abdomen. putih.
• Demam sejak 2 hari sebelum
masuk rumah sakit yang
disertai dengan kejang 1 kali
selama 5 menit
Pembahasan:
Pemeriksaan Fisik
Teori Kasus
Dalam pemeriksaan fisik penderita pneumonia Pneumonia
ditemukan hal-hal sebagai berikut : KU: Tampak sakit sedang
Pada nafas terdapat retraksi otot epigastrik, Kesadaran: CM
interkostal, suprasternal, dan pernapasan cuping Frekuensi Nadi : 64x /
hidung. menit
Pada palpasi ditemukan vokal fremitus yang Frekuensi Napas : 80x /
simetris. menit
Konsolidasi yang kecil pada paru yang terkena tidak Suhu Badan
menghilangkan getaran fremitus selama jalan napas : 37,0OC (axillar)
masih terbuka, namun bila terjadi perluasan infeksi Paru
paru (kolaps paru/atelektasis) maka transmisi energi Inspeksi : Gerakan dinding
vibrasi akan berkurang. Pada perkusi tidak terdapat dada simetris, retraksi
kelainan dan pada auskultasi ditemukan crackles subkosta (+)
sedang nyaring Palpasi : Fremitus
raba dextra = sinistra,
pelebaran ICS (-)
Perkusi : Sonor
Auskultasi
: rhonki +/+, wheezing -/-
Pembahasan:
Pemeriksaan Penunjang
Teori Kasus
• Infeksi virus leukosit normal atau meningkat (tidak • Darah Lengkap
melebihi 20.000/mm2 dengan limfosit predominan) Leukosit : 17.96 x 103/
dan bakteri leukosit meningkat 15.000-40.000 /mm2 mikroliter
dengan neutrofil yang predominan. Eritrosit : 4.91 x
• Pada hitung jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri 106/mikroliter
serta peningkatan LED. Hemoglobin : 10,5 g/dl
• Pemeriksaan Radiologi : Tampak adanya infiltrat baik Hct : 33,4 %
interstisial maupun alveolar PLT : 542.000/mikroliter
• Pemeriksaan Mikrobiologis: Untuk pemeriksaan • Pemeriksaan Radiologi
mikrobiologik, spesimen dapat berasal dari usap Cor: Besar dan bentuk
tenggorok, sekret nasofaring, bilasan bronkus, darah, kesan normal.
pungsi pleura, atau aspirasi paru Pulmo: tampak
perselubungan dengan air
bronchogram di lapang
paru kanan disertai
penebalan hilus kanan
Pembahasan:
Tatalaksana
Teori Kasus
Dasar tatalaksana pneumonia rawat inap 8 Mei 2017
adalah pengobatan kausal dengan antibiotik • IVFD D51/4 NS 700cc/24 jam
yang sesuai, serta tindakan suportif. • Injeksi Ampisilin 4x175 mg
Pengobatan suportif meliputi pemberian • Injeksi Gentamisin 1x35 mg
cairan intravena, terapi oksigen, koreksi • CTM 0,7 mg
terhadap gangguan keseimbangan asam • Ambroxol 3 mg
basa, elektrolit, dan gula darah. Untuk nyeri • Salbutamol 0,7 mg
dan demam dapat diberikan 3 x 1 pulv
analgetik/antipiretik. Penyakit penyerta • Dexametason 3,5 mg lanjut
harus ditanggulangi dengan adekuat. 3x1 mg
Bila pasien datang dengan keadaan klinis • PCT 3 x cth ¾
berat, segera berikan oksigen dan
pengobatan kombinasi ampisilin- 9 Mei 2017
kloramfenikol atau ampisilin-gentamisin. • Cefixime 2 x 20 mg
Antipiretik dan analgetik dapat diberikan
untuk menjaga kenyamanan pasien
Kesimpulan
Pneumonia adalah inflamasi yang mengenai parenkim paru.
Sebagian besar disebabkan oleh mikroorganisme (virus/bakteri) dan
sebagian kecil disebabkan oleh hal lain (aspirasi, radiasi dll). Gejala yang
ditimbulkan oleh pneumonia ialah panas tinggi disertai batuk berdahak,
napas cepat, sesak dan gejala lainnya (sakit kepala, gelisah, dan nafsu makan
berkurang). Pneumonia merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas
anak di negara berkembang. Insidensi pneumonia balita tertinggi terjadi
pada kelompok umur 12–23 bulan, sedangkan pada anak yang lebih besar
dan remaja, selain bakteri tersebut, sering juga ditemukan infeksi
Mycoplasma pneumoniae. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
dapat dilakukan untuk mengarahkan diagnosis ke pneumonia bakteri
maupun virus. Dasar tatalaksana pneumonia rawat inap adalah pengobatan
kausal dengan antibiotik yang sesuai, serta tindakan suportif.
Penatalaksanaan yang adekuat akan menghindarkan anak – anak dari
komplikasi yang dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas.
TERIMA KASIH
TUTORIAL
DIFTERI