Anda di halaman 1dari 15

OLEH :

FITRIANI
WIKIHAMRITA
 Pelayanan fisioterapi di tata sesuai kebutuhan
pasien/kilen masyarakat, berdasar pada ilmu
pengetahuan dan teknologi maju, dituntun oleh moral
etis, memperhatikan aspek biofisika social kultural-
spritual,mengacu pada perundangan peraturan
 Bedasarkan nilai-nilai pancasila yang menjunjung
tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk
individu dan sebagai titik sentral pembangunan
menuju masyarakat adil makmur.
 Pemenuhan gerak fungsional tubuh manusia untuk
hidup sehat sejahtera adalah hak azasi.
 Fisioterapi adalah bentuk pelayanan yang ditujukan
kepada individu dan atau kelompok untuk
mengembangakan,memelihara dan memulihkan gerak
dan fungsi tubuh sepanjang tentang kehidupan
dengan menggunakan penanganan secara
manual,peningkatan
gerak,peralatan(fisik,elektroterapeutis
danmekanis),pelatihan fungsi dan komunikasi.
 Fisioterapis adalah seorang yang telah lulus
pendidikan fisioterapi sesuai dengan perudang-
undangan yang berlaku
 Ilmu fisioterapi adalah sintesa ilmu
biofisika,kesehatan dan ilmu-ilmu lain yang
mempunyai hubungan dengan upaya
pencegahan,intervensi dan rehabilitasi gangguan
gerak fungsional serta promosi.Pradigma fisioterapi
meliputi: gerak,individu dan interaksi sehat-sakit
 Tenaga kesehatan kategori keterapian fisik terdiri dari
fisioterapi,okupasi terapis dan terapis
wicara.(Peraturan Pemerintah no.32 tahun
1996).Fisioterapis terdiri dari jabatan fungsional ahli
dan terampil(Peraturan pemerintah no34/2008).
 Fisioterapis kompoten berperan sebagai pemberi
pelayanan,pengelolah,pendidik dan
peneliti(KEMENKES No.376/2007)
 Fisioterapis wajib memiliki Surat Ijin
Praktik,berwenang melakukan
assesmen,diagnosis,perencanaan,intervensi dan
evaluasi/reevaluasi.(Kemenkes 1363/2001)
 Pelayanan fisioterapi tertulis dalam international
Classificationof Deseases 9th Revision Clinical
Modification Sixth edition WHO 2005,ICD-9-CM LIST
TO PROSEDURE,Code-93.
 Fisioterapi tercatat sebagai tenaga mandiri The
International Calsfication of Healt Worker dengan
ISCO Code 2264,WHO.
 Fisioterapi termasuk jasa profesional dalam
perdagangan bebas dalam General Agrement Trade
and Service,World Trade Organization (WTO)
Uruguay 1994(box 14 A1:Healt and Social Service).
 Tenaga kesehatan dalam melakukan pelayanan harus
memenuhi kode etik,standar profesi,hak pengguna
pelayanan kesehatan,standar pelayanan dan standar
prosedur operasional (UU.36/2009.Ps5.24)
 Fasilitas pelayanan kesehatan khususnya rumah
sakit,dalam menyelenggarakan pelayanan pengobatandan
pemulihan kesehatan sesuai dengan standar rumah
sakit.Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit
harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar
pelayanan rumah sakit,standar operasional yang
berlaku,etika profesi,menghormati hak pasien dan
mengutamakan keselamatan pasien (UU.44/2009 ps 5.13).
 Standar pelayanan fisioterapi terdiri dari
assesment,diagnosa,
perencanaan,intervensi,evaluasi/reevaluasi
dandekumentasi/komunikasi/kordinasi(Tap.KONAS IX IFI
Tahun 2004 Referensi WCPT,1996).Pengendalian mutu
suatu oekerjaan di rumuskan siklus kegiatan: kerjakan
yang kau tulis,tulis yang kau kerjakan,tinjau dan
tingkatkan.suatu kegiatan jasa dan/atau produk akan
terjamin mutu bila ditulis dulu
prosesnya,dijalankan,didokumentasi ,dibakukan sebagai
standar prosedur operasional,dievaluasi dan diperbaiki
secara terus menerus berkesinambungan.
 Fisioterapis sebagai jenis tenaga kesehatan kelompok
tenaga keterampilan fisik. Fisioterapis melayani pasien
dengan kewenangan asesmen,program,intervensi,dan
evaluasi,menerima pasien secara langsung dan/atau
rujukan tenaga kesehatan lain(PMK.No.80
th.2013),bertanggung jawab,bertanggung gugat,
berkolaborasi dengan dokter penanggung jawab pelayanan
(DPJP)Pasien.
 Perkembangan peningkatan mutu pelayanan pasien
mengacu pada Joint Commission International (JCI)Dirjen
BUK 2011).Fisioterapi sebagai anggota tim inti palayanan
berpokus pasien (Patient Centered care) dengan DPJP
kasus sebagai leader: sebagian esar ICU,rawat
madya,penyembuhan dan sebagian kecil
 Fisioterapis berwenang melakukan assesmen,
diagnosis,perencanaan,intervensi dan evaluasi/reevaluasi,
(Kepmenkes1363/2001).
 Interaksi fisioterapis ditata dalam formasi
 Interaksi fisioterapis dengan pasien/ kilen/ pendamping
 Interaksi fisioterapis dengan DPJP/ perujuk dan perawat.
 Interaksi fisioterapis dengan tenaga lain dalam temu
interdisipliner.
 Interaksi fisioterapis dengan tenaga lain dan
pendamping/pendukung pasien dalam konferensi kasus
/pasien.
 Interaksi fisioterapis dengan tenaga lain dalam wadah
pertemuan ilmiah kasus/klinik
 Proses pelayanan fisioterapi ialah kegiatan menyangkut
hal-hal yang berkaitan dengan assesmen dan pemeriksaan
fisioterapi , penetapan diagnosa fisioterapi, rencana
intervensi fisioterapi,pelaksanaan intervensi fisioterapi,
evaluasi hasil intervensi terapi dan dokumentasi.
 Dalam melakukan pelayanan profesinya, fisioterapis
mempunyai otonomi mandiri serta mempunyai hubungan
yang sejajar dengan profesi keshatan lain dengan
konsekuensi dan tanggung jawab serta mengatur dirinya
sendiri berdasarkan landasan kode etik profesi
fisioterapi,serta mendapat pengesahan dari ikatan profesi
fisioterapi yang berlaku.
 Diperoleh melalui pendidikan profesi yang menyiapkan
tenaga fisioterapis yang mampu peraktik secara otonom.
 Fisioterapi mampu melakukan keputusan profesional
untuk menetapkan diagnosa yang diperlukansebagai dasar
intervensi,rehabilitasi dan pemulihan dari pasien/kilen dan
populasi.
 Otonomi profesional di perlukan agar fisioterapis dapat
berinteraksi dengan pasien, keluarga pasien, pelayanan
lain demi tepat dan akuratnya intervensi
fisioterapi.otonomi profesional di peroleh fisiterapi melalui
pendidikan tinggi ilmu fisioterapi dan dengan
mengembangkan etik moral demi melayani pasien.
 Menghargai hak dan martabat individu
 Tidak bersikap diskriminatif dan memberikan pelayanan kepada
siapapun yang membutuhkan.
 Memberikan pelayanan profesional secara jujur,berkompeten
dan bertanggung jawab.
 Mengakui batasan dan kewenangan profesi dan hanya
memberikan pelayanan dalam lingkup fisioterapi.
 Menjaga rahasia pasien/kilen yang dipercayakan
kepadanya,kecuali untuk kepentingan hukum /pengadilan.
 Selalu memelihara standar kompetensi profesi fisioterapi dan
sealau meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.
 Memberikan kontribusi dalam perencanaan dan pengembangan
pelayanan untuk meningkatkan derajat individu dam
masyarakat.
 Tenaga fisioterapi di harapkan mampu
mempertahankan dan meningkatkan kompetensinya.
 Menjalakn praktik profesi sesuai dengan standar
pelayanan.
 Petunjuk PMK No.56 Tahun 2015, tentang Standar
Pelayanan Fisioterapi ini.tentang pegangan para
pemangku penyelenggaran pelayanan fisioterapi.Bila
di kemudian hari didapatkan ketidaksesuaian,maka
dapat diadakan evaluasi dan revisi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai