Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH LATIHAN SELF CONTROL

MELALUI KONSELING KELOMPOK


TERHADAP KECENDERUNGAN PERILAKU
AGRESIF SISWA
SUMBER: JURNAL TRIADIK, VOLUME 15, NO. 2, OKTOBER 2016, HAL: 79-90.

NAMA KELOMPOK:
LIA HARISTA DEWI (20187370118)
SAMROTUL MALIYAH (20187370151) Menganalisis

RINA GUSFITA (20187370166) Tentang Jurnal Dengan Metode


Penelitian Eksperimen
SAROMAH (20187370167)
Analisi Jurnal
Harapan Fakta
 Konseling kelompok dapat menjadi  Fenomena yang terjadi di SMP Negeri 12 Kota
teknik dalam pemberian latihan self Bengkulu adalah kurangnya self control yang
control dalam upaya menurunkan dimiliki siswa dalam berinteraksi dengan
kecenderungan perilaku agresif siswa. lingkungannya. Data ini diperoleh ketika peneliti
mengadakan Praktik Lapangan Kependidikan pada
bulan November 2014 dan berdasarkan hasil
wawancara dengan guru BK pada tanggal 11
Januari 2016 di SMP Negeri 12 Kota Bengkulu,
siswa seringkali melampiaskan emosi tanpa
memperhatikan dampaknya. Siswa berperilaku
agresif seperti berkelahi dengan teman, berkata
kotor, membentak teman di sekolah, menendang
pintu, dan mengganggu teman lainnya.
Populasi dan Sampel Rumusan Masalah

 Dalam penelitian ini  Apakah ada


yang dijadikan pengaruh yang
sebagai populasi signifikan antara
adalah semua siswa latihan self control
kelas VIII H SMP Negeri melalui konseling
12 Kota Bengkulu
kelompok terhadap
yang berjumlah 32
kecenderungan
siswa, dan Sampel
yang digunakan
perilaku agresif
dalam penelitian ini siswa?
berjumlah 6 siswa.
Hipotesis Grand Teori

 Diduga ada pengaruh  Self control adalah


latihan self control kemampuan untuk
melalui konseling membimbing tingkah
kelompok terhadap laku sendiri,
kecenderungan kemampuan untuk
perilaku agresif siswa. menekan atau
merintangi impuls-
impuls atau tingkah
laku impulsif (Chaplin
dalam Badriyah, 2013:
33).
Grand Teori

 Perilaku agresif (aggressive behavior)


Grand Teori adalah tindakan yang secara sengaja
 Sukardi (2008: 68) menjelaskan dilakukan untuk menyakiti orang lain.
bahwa, konseling kelompok Secara fisik dapat berupa perilaku
adalah layanan bimbingan memukul, mendorong atau berkelahi,
dan konseling yang menendang, mengganggu, dan
memungkinkan peserta didik merusak. Secara verbal dapat berupa
memperoleh kesempatan mempermalukan, menghina atau
untuk pembahasan dan mengucilkan orang lain, mencaci-maki,
pengentasan permasalahan berkata kotor, membentak,
yang dialaminya melalui menggunjing, dan berkata kasar (Chick,
dinamika kelompok. Grotpeter & Bigbee dalam Ormrod,
2008: 125).
Tehnik analisis data
 Desain penelitian yang
 3. Kemudian diperoleh sebanyak
digunakan adalah kuasi 6 siswa yang dijadikan sampel
eksperimen dengan jenis pola yang berkategori sangat tinggi
one group pre-test post-test dan tinggi.
design.
 4. Setelah itu, 6 siswa diberikan
 Prosedur pengambilan subjek treatment berupa latihan self
pada penelitian ini control melalui konseling
menggunakan purposive kelompok sebanyak 6 kali.
sampling.  5. Selanjutnya 6 siswa tersebut
diberikan post-test berupa
 Langkah-langkah
angket.
penyelesaiannya:
 Maka hasil akhir menujukkan
1. Peneliti melakukan wawancara telah terjadi penurunan
dengan guru BK. kecendrungan perilaku agresif.
2. Setelah itu, dilakukan Siswa yang semula memiliki
kecendrungjan perilaku agresif
pengambilan data pre-test berupa sangat tinggi dan tinggi menjadi
penyebaran angket perilaku agresif sedang bahkan ada yang
kepada seluruh siswa VIII yang rendah.
berjumlah 32 siswa, sebelum
melakukan sampel.

Anda mungkin juga menyukai