Anda di halaman 1dari 20

CASE REPORT

BRONKOPNEUMONIA
BAB I
STATUS PASIEN
Nama : An. NG
Umur : 4 th
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat :-
Tanggal Pemeriksaan : 12 April 2012
Jenis Pemeriksaan : Foto Thorax AP
X Foto Thorax PA:
Cor : Tidak membesar
Pulmo : Tampak perselubungan semiopaq
inhomogen batas tak tegas di
suprahiler, perihiler, dan pericardial
bilateral dengan air bronchogram (+)
Diafragma dan sinus baik
Sistema tulang intak

Kesan: Gambaran Bronchopneumonia bilateral


Besar Cor normal
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI BRONKOPNEUMONIA
• salah satu pneumonia yang mempunyai pola penyebaran
bercak yang teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi
di dalam bronkus dan meluas ke parenkim paru
ANATOMI
EPIDEMIOLOGI
30% menyerang anak-anak resiko kematian yang tinggi
usia < 3 tahun pada bayi usia < 2 bulan

WHO : 2005 kematian balita


bronkopneumonia
19% (1,6-2,2 juta)

SKRT : 2001 kematian Menempati urutan ke 2


balita meningkat (18,5%- sebagai penyebab kematian
38,8%) di Indonesia
ETIOLOGI
Pneumococcus sp
BAKTERI
Streptococcus sp
Mycobacterium tuberculosis
Hemoliticus aureus
Virus respiratori sinsial
VIRUS
virus influenza

virus sitomegalik

Candida albicans
JAMUR
Citoplasma capsulatum
Aspergillus sp
Mycoplasma pneumoni
KLASIFIKASI

klinis dan
bakteri penyebab predileksi infeksi
epidemiologis
• P. komuniti • P. bakteri/tipikaL • Pneumonia lobaris
• P. Nosokomial • P. virus • Bronkopneumonia
• P. Aspirasi • P. jamur • Pneumonia
• P. pada penderita interstisial
immunocompromised
PATOFISIOLOGI
masuknya kuman
(inhalasi, aspirasi, seluruh lobus menjadi
hematogen) dari fokus padatparu terisi cairan
infeksi/penyebaran dan sisa-sisa sel
langsung

infeksi disebarkan oleh


Infeksi dalam alveoli perpindahan bakteri dari
alveolus ke alveolus

membran paru
mengalami peradangan
alveoli terisi cairan dan
dan berlubang-lubang 
sel
cairan,eritrosit, leukosit
masuk ke alveoli
MANIFESTASI KLINIS

Demam
Sakit kepala
Batuk yang awalya kering menjadi produktif
Ssesak nafas
Penurunan nafsu makan
Malaise
Kekakuan
Berkeringat
Menggigil
Rasa tidak enak di dada
Anoreksia
PENEGAKAN DIAGNOSIS
ANAMNESIS
• demam, takipneu, dan takikardi.

PEMERIKSAAN FISIK
•Inspeksi: Pernafasan cuping hidung (+), sianosis
sekitar hidung dan mulut retraksi sela iga.
•Palpasi: fremitus yang meningkat pada sisi yang
sakit.
•Perkusi: Sonor memendek sampai beda
•Auskultasi: Suara pernafasan mengeras (vesikuler
mengeras) disertai ronki basah halus.
Pemeriksaan Radiologi

 gambaran difus merata pada kedua


paru (bercak-bercak infiltrat)
 disertai dengan peningkatan
corakan peribronkial

Bronkopneumonia pada lobus bawah posterior


konsolidasi segmental yang homogen di
tengah dan lobus kanan bawah, pada pleura
kanan terdapat efusi pleura.

CT Scan Bronkopneumonia
Darah Perifer Lengkap

pneumonia bakterileukositosis
15.000 – 40.000 / mm3 dengan
predominan PMN

Efusi pleura cairan eksudat


dengan sel PMN 300 – 100.000 /
mm3, protein > 2,5 g/dL

Clamydia pneumoniae 
ditemukan eosinofilia
DIAGNOSIS BANDING

Pneumonia Lobaris
perselubungan homogen pada lobus paru
kanan tengah dengan tepi yang tegas
Lapangan paru lainnya masih tampak
normal. Cor, diafragma tidak tampak
kelainan.

Foto thorax PA/Lat pneumonia lobaris


Pneumonia Intertitial
gambaran bronchial cuffing, yaitu penebalan dan
edema dinding bronkiolus. Corakan bronkovaskular
meningkat, hiperaerasi, bercak-bercak inifiltrat dan
efusi pleura juga dapat ditemukan.
TATALAKSANA

Terapi Antibiotik
Lini pertama  golongan beta-laktam atau kloramfenikol
gentamisin, amikasin, atau sefalosporin
7-10 hari jika tanpa komplikasi

Terapi Suportif

 Terapi oksigen
 Nebulizer
 Fisioterapi
 Pemberian cairan
PROGNOSIS

Dengan penggunaan antibiotik yang tepat dan


cukup, mortalitas dapat diturunkan sampai kurang
dari 1 %.
KESIMPULAN

Bronkopneumonia adalah salah satu pneumonia yang mempunyai


pola penyebaran bercak yang teratur dalam satu atau lebih area
terlokalisasi di dalam bronkus dan meluas ke parenkim paru
Gambaran radiologi foto thorax pada bronkopneumonia, ditandai
dengan gambaran difus merata pada kedua paru, berupa bercak-bercak
infiltrat yang dapat meluas hingga daerah perifer paru, disertai dengan
peningkatan corakan peribronkial

Anda mungkin juga menyukai