Anda di halaman 1dari 15

Journal Reading

Tonsillar hyperplasia dan tonsilitis rekuren: korelasi klinis-histologis


Pembimbing :
Dr. dr. H. Iwan Setiawan Adji, Sp. THT – KL

Dipresentasikan Oleh :
Eva Laila S
Gusprita Ningtyas
M. Izwar hadi

KEPANITERAAN KLINIK
ILMU PENYAKIT TELINGA HIDUNG TENGGOROKAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
ABSTRAK
Hipertrofi dan tonsilitis rekuren  indikasi tonsilektomi

Tujuan : untuk mencari perbedaan histopatologis

Metode :Deskriptif cross –sectional


46 anak yang menjalani tonsilektomi pada tahun 2010-2012
Kelompok I 22 anak  hipertrofi tonsil
Kelompok II  24 anak  tonsilitis berulang
folikel
getah
bening
pusat
neutrofi
germina
l
l

histopatol
ogi

infiltras
fibrosis
i plasma

nekrosis
Hasil :usia pasien berkisar 2-
11 tahun. Kelompok 1 derajat
obstruksi ≥50 %, sedangkan
kelompok 2 ≤75 % .
Sehingga terdapat
perbedaan signifikan

Kesimpulan : pusat germinal


merupakan satu-satunya
kriteria histopatologis yang
digunakan untuk
membedakan kedua
kelompok
Pendahuluan
• Tonsilektomi adalah salah satu operasi yang sering
dilakukan pada anak-anak

• Pada banyak anak, hipertrofi adenotonsilar dikaitkan


dengan gangguan tidur, mulai dari penyumbatan sampai ke
obstruktif.

• Dalam praktek klinis diagnosis histopatologis di sebagian


tonsilektomi adalah jaringan limfatik hiperplasia dalam
keadaan reaktif atau hiperplasi limfatik nonspesifik tanpa
memperhatikan indikasi klinis dan bedah yang ditunjukkan
oleh hipertrofi atau tonsilitis berulang.
Temuan histopatologis sederhana secara morfologis membedakan
hipertrofi dengan tonsilitis berulang dan menghubungkannya dengan
tanda klinis

Kami bertujuan membandingkan histopatologi tonsil pada anak-


anak dengan tonsilitis rekuren dan hiperplasia tonsillar yang
diberikan pada tonsilektomi.
METODE
• Lengkapi formulir
• data diri, warna kulit, indikasi op,
Responden frekuensi, episode terakhir,
obstruksi oropharyngeal oleh
Brodsky

• obstruksi pernafasan (mendengkur,


sleep apnea dan pernapasan mulut)
Kriteria klinis • tidak ada perbaikan dengan obat
(berulang) sesuai kriteria paradise

• indikasi bedah simultan untuk


Kriteria eksklusi kedua kondisi
• Hipertrofi ↔ Berulang
Tonsila palatina diambil

bedakan kanan dan kiri

simpan dalam formalin 10%

fiksasi spesimen bedah dan deskripsi makroskopik (berat


badan, pengukuran, karakteristik)

pembelahan material
ketebalan sekitar 3 mm

ditanam dalam parafin

tebal sekitar 5 mikron

teknik hematoxylin-eosin (HE) untuk penilaian keseluruhan spesimen

Masson reticle untuk evaluasi fibrosis dan


HASIL
 Kelompok hipertrofi I
 Berwarna putih 81,8%
 Perempuan 54,5%

 Kelompok II berulang
 Berkulit putih 91,7%
 Laki-laki 58,3%
 Infeksi terbaru terjadi kurang dari tujuh bulan
(41,7% memiliki tujuh atau lebih infeksi per tahun)
 Derajat obstruksi ≤ 75%
 Kelompok I
 setengah dari anak-anak memiliki infeksi 7 bulan
terakhir atau lebih (6,4% ± 4,1%; p = 0,0002)
 derajat obstruksi oropharyngeal diatas50 (70,5% ±
11,9%; p = 0,0021)
DISKUSI
Tingkat obstruksi tertinggi oleh hipertrofi
tonsil palatine di Grup Hipertrofi secara
statistik signifikan, seperti yang diharapkan.
Hipertrofi, dengan obstruksi pernapasan
akibatnya, merupakan salah satu indikasi
mutlak untuk tonsilektomi.

Studi kami menunjukkan tidak ada perbedaan


dalam jaringan ikat dan tidak mengevaluasi
jaringan limfatik di daerah ekstrafolikular.

Koloni bakteri secara morfologis konsisten


dengan Actinomyces sp. ditemukan hanya
pada dua pasien di Hypertrophy Group, yang
mewakili 4,34% dari kasus ini.
Jenis dan jumlah folikel getah bening,
fibrosis, nekrosis,permeasi neutrofil pada
epitel kriptus retikulasi dan infiltrasi oleh
plasmosit disekitar kripta

Bila ada lebih dari enam pusat


germinalperbidang pada SIMPULAN Jumlah pusat
perbesaran 100x ini adlaah kasus germinalditemukan sebagai
hipertrofi tonsil satu-satunya kriteria yang dapat
membedakan tonsil palatine
anak –anak

Anda mungkin juga menyukai