Anda di halaman 1dari 46

PERTEMUAN

07

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DALAM KONTEKS


IMPLEMENTASIKURIKULUM 2013

1. PRINSIP
11111
PENGEMBANGAN BAHAN
AJAR

2. LANGKAH-LANGKAH
PENYUSUNAN BAHAN AJAR

MAMANACHDIYAT 1
TUGAS GURU

MENGEVALUASI
MELAKSANAKAN
MERENCANAKAN -REMEDIAL
PEMBELAJARAN
-PENGAYAAN

MAMANACHDIYAT 2
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
KOMPETENSI
INTI
RENCANA
SILABUS PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
KOPETENSI
SPIRITUAL
-PROGRAM YG - RENCANA
BERSIFAT MAKRO PEMBELAJARAN
KOM - KURIKULUM IDEAL JANGKA PENDEK
KOMPETENSI PETE - TL PENJABARAN (MINGGUAN/HA
SOSIAL NSI STANDAR RIAN)
SKL DAS KOMPETENSI - -POKOK
MAPEL,KD,POKOK2 BAHASAN MAPEL
AR MATERI YG PERLU - -MEMUAT
KOMPETENSI DIPELAJARI SISWA :IDENTITAS
PENGETAHU - -MEMUAT MAPEL,KD DAN
:IDENTITAS INDIKATOR2,MAE
AN MAPEL,SK TRI
MAPEL,KD,INDIKAT POKOK,STRATEGI
OR,MATERI PEMBLJRN/KEGIA
KOMPETENSI POKOK,STRATEGI/L TAN
KETERAMPIL ANGKAH2 PEMBELAJARAN,
PEMBJN,ALOKASI ALAT DAN MEDIA
AN WAKTU,SUMBER YG
BAHAN PUSTAKA DIGUNAKAN,PEN
YG DIRUJUK ILAIAN DAN TL.
MAMANACHDIYAT 3
PENGERTIAN BAHAN AJAR

Bahan ajar adalah : seperangkat sarana atau


alat pembelajaran yang berisikan materi
pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan
cara mengevaluasi yang didesain secara
sistematis dan menarik dalam rangka
mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu
mencapai kompetensi atau subkompetensi
dengan segala kompleksitasnya (Widodo
dan Jasmadi dalam Lestari, 2013:1).
MAMANACHDIYAT 4
BAGAIMANA
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DALAM KONTEKS
IMPLEMENTASI KURTILAS

1.PRINSIP PENGEMBANGAN
2.LANGKAH PENYUSUSNAN
BAHAN AJAR
BAHAN AJAR
1.SESUAI TAHAPAN SAINTIFIK :
MENGAMATI,MENANYA,MENALAR,MENCOBA

2.PENGINTEGRASIAN 4 KI KEDALAM KD 1.MEMBACA,MENGANALISIS KD DARI 4 KI


3.TIDAK MENIMBULKAN
INTERPRESTASI,SARA,DISKRIMINASI
4.MENUMBUHKAN RASA INGIN TAU DAN
KEAKTIFAN SISWA 2.MENGANALISIS MATERI YG
5.KESEIMBANGAN TUGAS INDIVIDU DAN KELOMPOK TELAH DISAMPAIKAN

6.KECUKUPAN MATERI,PELIBATAN
ORTU,JEJARING
7REFLEKTIF MELALUI PENILAIAN DIRI 3.MENYUSUSN URUTAN BAHAN
AJAR SECARA SISTIMATIS
8.RENCANA AKSI /TL YG DIDAPAT DIKELAS
MAMANACHDIYAT 5
1. PRINSIP
PENGEMBANGAN
BAHAN AJAR

2). KD (K1,2,3,4)
1). SESUAI TAHAPAN SAINTIFIK
DIINTEGRASIKAN PADA 1 UNIT

3). ORNAMEN BAHAN AJAR BERUPA 4). DAPAT MENUMBUHKAN


GAMBAR,PERKATAAN/KUTIPAN RASA INGIN TAU DAN
MENUMBUHKAN MINAT SISWA KEAKTIPAN SISWA

5).KESEIMBANGAN TUGAS INDIVIDU DAN KELOMPOK

MAMANACHDIYAT 6
1). MEMBACA/MENGANILISIS KD DARI
BERBAGAI KI UNTUK 1 TH.

2. LANGKAH-LANGKAH
PENYUSUNAN BAHAN AJAR

2). MENGANALISIS 3). MELAKUKAN PEMETAAN


MATERI DARI YG TELAH DAN KEMUDAHAN MENYUSUN
URUTAN BAHAN AJAR
DISIAPKAN

MAMANACHDIYAT 7
• PRINSIP PENGEMBANGAN BAHAN AJAR
• 1).Sesuai Tahapan Saintifik
• Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah
telah mengisyaratkan tentang perlunya proses
pembelajaran yang dipandu dengan kaidah-
kaidah pendekatan saintifik atau ilmiah.
• Upaya penerapan Pendekatan saintifik atau
ilmiah dalam proses pembelajaran ini sering
disebut—sebut sebagai ciri khas dan menjadi
kekuatan tersendiri dari keberadaan Kurikulum
2013, yang tentunya menarik untuk dipelajari dan
dielaborasi lebih Ianjut.

MAMANACHDIYAT 8
• Kemendikbud (2013) memberikan konsepsi
tersendiri bahwa pendekatan ilmiah (scientific
appoach) dalam pembelajaran didalamnya
mencakup komponen:
• mengamati, menanya, mencoba, mengolah,
menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta.
• Komponen-komponen tersebut seyogyanya
dapat dimunculkan dalam setiap praktik
pembelajaran, tetapi bukanlah sebuah siklus
pembelajaran.

MAMANACHDIYAT 9
• Pendekatan ilmiah pembelajaran disajikan dengan
• a. Mengamati
• Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan
proses pembelajaran (meaningfull learning).
• Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti
menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik
senang dan tertantang,dan mudah pelaksanaannya.
• Kegiatan mengamati dalam rangka pembelajaran ini
biasanya memerlukan waktu persiapan yang lama dan
matang, biaya dan tenaga relatif banyak, danjika tidak
terkendali akan mengaburkan makna serta tujuan
pembelajaran.

MAMANACHDIYAT 10
• Metode mengamati sangat bermanfaat bagi
pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik.
• Sehingga proses pembelajaran memiliki
kebermaknaan yang tinggi.
• Dengan metode observasi peserta didik
menemukan fakta bahwa ada hubungan
antara obyek yang dianalisis dengan materi
pembelajaran yang digunakan oleh guru.

MAMANACHDIYAT 11
• Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan
dengan menempuh langkah-iangkah seperti berikut ini.
1. Menentukan objek apa yang akan diobservasi
2. Membuat pedoman observasi sesuai dengan Iingkup
objek yang akan diobservasi
3. Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu
diobservasi, baik primer maupun sekunder
4. Menentukan di mana tempat objek yang akan
diobservasi Menentukan secara jelas bagaimana
observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data
agar berjalan mudah dan Iancar
5. Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas
hasil observasi , seperti menggunakan buku catatan,
kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-alat
tulis lainnya.

MAMANACHDIYAT 12
• Kegiatan observasi dalam proses pembelajaran
meniscayakan keterlibatan peserta didik secara
langsung.
• Dalam kaitan ini, guru harus memahami bentuk
keterlibatan peserta didik dalam observasi tersebut.
• Observasi biasa (common observation).
• Pada observasi biasa untuk kepentingan pembelajaran,
peserta didik merupakan subjek yang sepenuhnya
melakukan observasi (complete observer).
• Disini peserta didik sama sekali tidak melibatkan diri
dengan pelaku, objek, atau situasi yang diamati.
MAMANACHDIYAT 13
• Observasi terkendali (controlled observation).
• Seperti halnya observasi biasa, padaobservasi
terkendali untuk kepentingan pembelajaran, peserta
didiksama sekali tidak melibatkan diri dengan pelaku,
objek, atau situasi yang diamati.
• Merepa juga tidak memiliki hubungan apapun dengan
pelaku, objek, atau situasi yang diamati.
• Namun demikian, berbeda dengan observasi biasa,
pada observasi terkendali pelaku atau objek yang
diamati ditempatkan pada ruang atau situasi yang
dikhususkan.
• Karena itu, pada pembelajaran dengan observasi
terkendali termuat nilai-nilai percobaan atau
eksperimen atas diri pelaku atau objek yang
diobservasi.

MAMANACHDIYAT 14
• Observasi partisipatif (participant observation).
• Pada observasi partisipatif, peserta didik melibatkan diri
secara langsung dengan pelaku atau objek yang diamati.
• Sejatinya, observasi semacam ini paling Iazim dilakukan
dalam penelitian antropologi khususnya etnografi.
• Observasi semacam ini mengharuskan peserta didik
melibatkan diri pada pelaku, komunitas, atau objek yang
diamati.
• Di bidang pengajaran bahasa, misalnya, dengan
menggunakan pendekatan ini berarti peserta didik hadir
dan "bermukim"langsung di tempat subjek atau komunitas
tertentu dan pada waktu tertentu pula untuk mempelajari
bahasa atau dialek setempat, termasuk melibakan diri
secara Iangsung dalam situasi kehidupan mereka.

MAMANACHDIYAT 15
• Selama proses pembelajaran, peserta didik dapat
melakukan observasi dengan dua cara pelibatan
diri.
• Kedua cara pelibatan dimaksud yaitu observasi
berstruktur dan observasi tidak berstruktur.
• 1.Observasi berstruktur.
• Pada observasi berstruktur dalam rangka proses
pembelajaran, fenomena subjek, objek, atau
situasi apa yang ingin diobservasi oleh peserta
didik telah direncanakan oleh secara sistematis di
bawah bimbingan guru.

MAMANACHDIYAT 16
• 2.Observasi tidak berstruktur.
• Pada observasi yang tidak berstruktur dalam rangka proses
pembelajaran, tidak ditentukan secara baku atau rijid
mengenai apa yang harus diobservasi oleh peserta didik.
• Dalam kerangka ini, peserta didik membuat catatan,
rekaman, atau mengingat dalam memori secara spontan
atas subjek, objektif, atau situasi yang diobservasi.
• Praktik observasi dalam pembelajaran hanya akan efektif
jika peserta didik dam guru melengkapi diri dengan dengan
alat-alat pencatatan dan alat-alat Iain, seperti:
1. Tape recorder untuk merekam pembicaraan
2. Kamera, untuk merekam objek atau kegiatan secara visual
3. Film atau video, untuk merekam kegiatan objek atau
secara audiovisual; dan
4. Alat-alat lain sesuai dengan keperluan.

MAMANACHDIYAT 17
• Secara Iebih Iuas, alat atau instrumen yang digunakan
dalam melakukan observasi, dapat berupa daftar cek
(checklist), skala rentang (rating scale), catatan anekdotal
(anecdotal record), catatan berkala, dan alat mekanikal
(mechanical device).
• Daftar cek dapat berupa suatu daftar yang berisikan nama-
nama subjek, objek, atau faktor- factor yang akan
diobservasi.
• Skala rentang , berupa alat untuk mencatat gejala atau
fenomena menurut tingkatannya.
• Catatan anekdotalberupa catatan yang dibuat oleh peserta
didik dan guru mengenai kelakuan-kelakuan Iuar biasa yang
ditampilkan oleh subjek atau objek yang diobservasi.
• Alat mekanikalberupa alat mekanik yang dapat dipakai
untuk memotret atau merekam peristiwa-peristiwa
tertentu yang ditampilkan oleh subjek atau objek yang
diobservasi.

MAMANACHDIYAT 18
• Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan oleh guru dan
peserta didik selama observasi pembelajaran disajikan
berikut ini.
1. Cermat, objektif, dan jujur serta terfokus pada objek yang
diobservasi untuk kepentingan pembelajaran.
2. Banyak atau sedikit serta homogenitas atau hiterogenitas
subjek, objek, atau situasi yang diobservasi.
3. Makin banyak dan hiterogensubjek, objek, atau situasi
yang diobservasi, makin sulit kegiatan obervasi itu
dilakukan.
4. Sebelum obsevasi dilaksanakan, guru dan peserta didik
sebaiknya menentukan dan menyepakati cara dan
prosedur pengamatan.
5. Guru dan peserta didik perlu memahami apa yang hendak
dicatat, direkam, dan sejenisnya, serta bagaimana
membuat catatan atas perlehan observasi.

MAMANACHDIYAT 19
b. Menanya
• Guru yang efektif mampu menginspirasi
peserta didik untuk meningkatkan dan
mengembangkan ranah sikap, keterampilan,
dan pengetahuannya.
• Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula
dia membimbing atau memandu peserta
didiknya belajar dengan baik.
• Ketika guru menjawab pertanyaan peserta
didiknya, ketika itu pula dia mendorong
asuhannya itu untuk menjadi penyimak dan
pembelajar yang baik.
MAMANACHDIYAT 20
• Berbeda dengan penugasan yang menginginkan tindakan nyata,
pertanyaan dimaksudkan untuk memperoleh tanggapan verbal.
• Istilah "pertanyaan" tidak selalu dalam bentuk ”kalimat tanya",
melainkan juga dapat dalam bentuk pernyataan, asalkan keduanya
menginginkan tanggapan verbal.
• Fungsi bertanya
1. Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta
didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran.
2. Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar,
serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.
3. Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus
menyampaikan ancangan untuk mencari solusinya.
4. Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan, dan
pemahamannya atas substansi pembelajaran yang diberikan.

MAMANACHDIYAT 21
• 5.Membangkitkan keterampilan peserta didik
dalam berbicara, mengajukan pertanyaan, dan
memberi jawaban secara Iogis, sistematis, dan
menggunakan bahasa yang baik dan benar.
• 6.Mendorong partisipasipeserta didik dalam
berdiskusi, berargumen, mengembangkan ke-
mampuan berpikir, dan menarik simpulan.
• 7.Membangun sikap keterbukaan untuk saling
memberi dan menerima pendapat atau gagasan,
memperkaya kosa kata, serta mengembangkan
toleransi sosial dalam hidup berkelompok.
• 8.Membiasakan peserta didik berpikir spontan
dan cepat, serta sigap dalam merespon persoaIan
yang tiba-tiba muncul.

MAMANACHDIYAT 22
• 9. Melatih kesantunan dalam berbicara dan
membangkitkan kemampuan berempati satu sama
lain.
• 10. Memberi kesempatan peserta didik untuk berpikir
ulang.
• 11. Merangsang peningkatan tuntutan kemampuan
kognitif.
• 12. Merangsang proses interaksi Kriteria pertanyaan
yang baik
• 13. Singkat danjelas
• 14. Menginspirasijawaban
• 15. Memiliki focus
• 16. Bersifat probing atau divergen.
• 17. Bersifat validatif atau penguatan

MAMANACHDIYAT 23
• C. Menalar
• Istilah "menalar" dalam kerangka proses pembelajaran
dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam
Kurikulum 20l3 untuk menggambarkan bahwa guru
dan peserta didik merupakan pelaku aktif.
• Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi
peserta didik harus lebih aktif daripada guru.
• Penalaran adalah proses berfikir yang Iogis dan
sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat
diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa
pengetahuan.
• Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah,
meski penakaran nonilmiah tidak selalu tidak
bermanfaat.
MAMANACHDIYAT 24
• Istilah menalar di sini merupakan padanan dari associating; bukan
merupakan terjemanan dari reasonsing, meski istilah ini juga
bermakna menalar atau penalaran.
• Karena itu, istilah aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran
pada Kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk
pada teori beiajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif.
• Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemamuan
mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam
peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi penggalan
memori.
• Selama mentransfer peristiwa-peristiwa khusus ke otak,
pengalaman tersimpan dalam referensi dengan peristiwa lain.
• Pengalaman-pengalaman yang sudah tersimpan di memori otak
berelasi dan berinteraksi dengan pengalaman sebelumnya yang
sudah tersedia. Proses itu dikenal sebagai asosiasi atau menalar.
• Dari persepektif psikologi, asosiasi merujuk pada koneksi antara
entitas konseptual atau mental sebagai hasil dari kesamaan antara
pikiran atau kedekatan dalam ruang dan waktu.

MAMANACHDIYAT 25
• Menurut teori asosiasi, proses pembelajaran pembelajaran
akan berhasil secara efektif jika terjadi interaksi Iangsung
antara pendidik dengan peserta didik.
• Pola ineraksi itu dilakukan melalui stimulus dan respons (S-
R).
• Teori ini dikembangan kerdasarkan hasil eksperimen
Thorndike, yang kemudian dikenal dengan teori asosiasi.
• Jadi, prinsip dasar proses pembelajaran yang dianut oleh
Thorndike adalah asosiasi, yang juga dikenal dengan teori
Stimulus-Respon (S-R).
• Menurut Thorndike, proses pembelajaran, Iebih khusus
Iagi proses belajar peserta didik terjadi secara perlahan
atau inkremental/bertahap, bukan secara tiba-tiba.
• Thorndike mengemukakan berapa hukum dalam proses
pembelajaran.

MAMANACHDIYAT 26
• d. Mencoba
• Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau
otentik, peserta didik harus mencoba atau
melakukan percobaan, terutama untuk materi
atau substansi yang sesuai.
• Pada mata pelajaran IPA, misa|nya,peserta didik
harus memahami konsep-konsep IPA dan
kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
• Peserta didik pun harus memiliki keterampilan
proses untuk mengembangkan pengetahuan
tentang alam sekitar, serta mampu menggunakan
metode iimiah dan bersikap ilmiah untuk
memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya
sehari-hari.

MAMANACHDIYAT 27
• Aplikasi metode eksperimen atau mencoba dimaksudkan
untuk mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar, yaitu
sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
• Aktivitas pembelajaran yang nyata untuk ini adalah:
1. Menentukan tema atau topik sesuai dengan kompetensi
dasar menurut tuntutan kurikulum
2. Mempelajari cara-cara penggunaan alat dan bahan yang
tersedia dan harus disediakan
3. Mempelajari dasar teoritis yang relevan dan hasil-hasil
eksperimen sebelumnya
4. Melakukan dan mengamati percobaan
5. Mencatat fenomena yang terjadi, menganalisis, dan
menyajikan data
6. Menarik simpulan atas hasil percobaan; dan
7. Membuat laporan dan mengkomunikasikan hasil
percobaan
MAMANACHDIYAT 28
• Agar pelaksanaan percobaan dapat berjalan lancar maka:
1. Guru hendaknya merumuskan tujuan eksperimen yang
akan dilaksanakan murid
2. Guru bersama murid mempersiapkan perlengkapan yang
dipergunakan
3. Perlu memperhitungkan tempat dan waktu
4. Guru menyediakan kertas kerja untuk pengarahan
kegiatan murid
5. Guru membicarakan masaiah yanga akan yang akan
dijadikan eksperimen
6. Membagi kertas kerja kepada murid
7. Murid melaksanakan eksperimen dengan bimbingan guru,
dan
8. Guru mengumpulkan hasil kerja murid dan
mengevaluasinya, bila dianggap perlu didiskusi kan secara
klasikal.
MAMANACHDIYAT 29
• 2).Kompetensi Dasar ( KD) Dari Ki 1,2, 3, Dan 4
Diintegrasikan Pada Satu Unit
• Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau
operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas yang
harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan
pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau
jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai
kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam
aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan
(afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus
dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang
sekolah, kelas dan mata pelajaran.

MAMANACHDIYAT 30
• Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang
seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills.
Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsure
pengorganisasi (organising element) kompetensi dasar.
• Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti
merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan
organisasi horizontal Kompetensi Dasar.
• Organisasi vertikal Kompetensi Dasar adalah
keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu kelas
atau jenjang pendidikan ke kelas atau jenjang di
atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu
terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan antara
konten yang dipelajari siswa.

MAMANACHDIYAT 31
• Organisasi horizontal adalah keterkaitan
antara konten Kompetensi Dasar satu mata
pelajaran dengan konten Kompetensi Dasar
dari mata pelajaran yang berbeda dalam satu
pertemuan mingguan dan kelas yang sama
sehingga terjadi proses saling memperkuat.

MAMANACHDIYAT 32
• Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang
saling terkait yaitu :
1. berkenaan dengan sikap keagamaan (kompetensi inti 1),
2. sikap sosial (kompetensi 2),
3. pengetahuan (kompetensi inti 3),
4. dan penerapan pengetahuan (kompetensi 4).
• Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi
Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa
pembelajaran secara integratif.
• Kompetensi yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan
sosial dikembangkan secara tidak Iangsung (indirect
teaching) yaitu
• pada waktu peserta didik beiajar tentang pengetahuan
(kompetensi kelompok 3) dan penerapan pengetahuan
(kompetensi Inti kelompok 4).

MAMANACHDIYAT 33
• Dengan semua itu, maka sebuah bahan ajar
sedapat mungkin disusun dengan KD Dari KI 1,
2, 3, dan 4 diintegrasikan pada satu unit.
• Pada prinsipnya, sebuah tema pelajaran
adalah satu unit organisasi Kompetensi Dasar
yang terkecil, dan untuk kurikulum SD dan
Sekolah Menegah organisasi Kompetensi
Dasar kurikulum dilakukan meialui
pendekatan yang terintegrasi (integrated
curriculum).

MAMANACHDIYAT 34
• Berdasarkan pendekatan ini maka terjadi
pengorganisasian Kompetensi Dasar pada
setiap mata pelajaran dimana konten setiap
tema yang dibicarakan pada mata pelajaran ini
berada pada satu unit.
• Dengan pendekatan ini maka struktur tema
yang dibicarakan akan menjadi Iebih padat
dan Iebih sederhana sehingga murid-murid
akan Iebih mudah memahaminya.

MAMANACHDIYAT 35
• 3.Gambar, Perkataan, Kutipan Menumbuhkan
Sikap Positif, Tidak Bias Sara
• Pada setiap bahan ajarakan Iebih baik
menambahkan beberapa ornament yang dapat
mencuri perhatian siswa pada maksud yang akan
dituju dari materi yang akan disampaikan.
• Ornemen yang dimaksud bisa saja berupa
gambar yang membuat siswa bisa berfikir dan
menelah, inti pelajaran tersebut.
• Karena kadang gambar bisa mewakili seribu kata,
karena mengungkapkan isi atau makna sesuatu
tidak harus selalu dengan kata-kata atau bicara,
gambarpun dapat mewakili hal itu.

MAMANACHDIYAT 36
• Ornament lain yang dapat juga ditambahkan
pada setiap permulan bahan ajar adalah
perkataan atau kutipan-kutipan yang memiliki
korelasi yang jelas dengan tema yang sedang
dibahas.
• Dengan kutipan tersebut, maka ada sebuah kata
kunci yang selalu bisa diingat oleh murid,
sehingga setiap bahan yang disampaikan menjadi
Iekat diingatan mereka.
• Akan tetapi harus diingat, pastikanlah, gambar,
kutipan atau perkataan tersebut tidak
menimbulkan interpretasi yang menyimpang atau
berbau sara atau deskriminasi terhadapa subjek
tertentu.

MAMANACHDIYAT 37
• 4).Menumbuhkan Rasa Ingin Tahu Siswa Dan Keaktifan Siswa
(Menemukan)
• Sebenarnya tidak terlalu sulit untuk membuat setiap orang merasa ingin
tahu sesuatu, karena pada dasarnya setiap orang memiliki rasa itu, sama
halnya juga murid-murid yang sedang menghadapi sebuah materi
pelajaran.
• Kendatipun demikian, sebuah bahan ajar harus mampu membuat rasa
igin tahu tersebut selalu ada.
• Banyak cara yang dapat dilakukan seperti beberapa contoh berikut ini:
• a. Menghadirkan pertanyaan-pertanyaan yang menggelitik atau
memancing daya imajinasi.
• Barangkali kita selama ini berfkir bahwa fungsi dari pertanyaan adalah
untuk menguji pengetahuan seseorang, namun pertanyaanjuga bisa
memancing rasa ingin tahu bagi orang-orang yang merasa dirinya sudah
tahu dan orang-orang yang tidak paham.
• Orang yang merasa sudah tau atau seorang murid mudah bilang orang
"sok tau", tentu dia merasa bahwa dirinya sudah tahu ketika seseorang
guru hendak menyampaikan sebuah informasi, sehingga dia akan merasa
malas untuk menyimak guru yang sedang menyampaikan informasi
tersebut.

MAMANACHDIYAT 38
• Dampak hal ini bisa saja sang murid tidak akan
paham, atau karena anak merasa sudah tahu
maka dia juga menjadi enggan untuk
mengikuti atau sekedar bertanya, maka untuk
menumbuhkan rasa ingin tahu itu bahan ajar
bisa menggunakan pertanyaan.
• Dan ketika seseorang sudah disodorkan
pertanyaan dan kemudian dia tidak bisa
menjawabnya, maka secara otomatis dia jadi
ingin ahu tentang informasi tersebut.

MAMANACHDIYAT 39
• b Menunjukkan bahwa pengetahuan itu menarik dan
penting.
• Setiap orang pada umumnya lebih menyenangi segala hal-
hal yang menarik dan sesuatu yang dianggap penting.
Begitu juga dalam pengetahuan dan bahan ajar yang
hendak disampaikan pada setiap buku pelajaran.
• Mereka yang kurang tertarik pada pengetahuan akan
cenderung merasa tidak ingin tahu atau paham, dan
mereka berfikir pengetahuan itu tidak penting dan tentu
saja akan mengabaikannya.
• Maka dari itu, cara untuk menumbuhkan rasa ingin tahu
pada murid-murid adalah dengan cara menunjukkan pada
mereka bahwa pengetahuan itu menarik dan sangatlah
penting utnuk diketahui.
• Dan ketika mereka merasa tertarik pada pengetahuan dan
menganggap pengetahuan itu penting, maka dengan
sendirinya timbul rasa igin tahu pada dirinya.

MAMANACHDIYAT 40
• 5).Keseimbangan Tugas Individu Dan Kelompok
• Sekolah mempunyai tugas berkaitan dengan peningkatan
mutu pendidikan, khususnya mutu pembelajaran dan
kegiatan lain untuk pengembangan minat dan bakat siswa.
• Upaya untuk mencapai mutu pembelajaran diantaranya
adalah penggunaan metode pemberian tugas terhadap
para siswa baik itu disekolah ataupun di rumah.
• Pemberian tugas dipandang penting mengingat content
materi pembelajaran yang cukup banyak, selain manfaat
tugas sebagai cara untuk memupuk tanggung jawab, harga
diri, dan kebiasaan (disiplin) belajar siswa.
• Keberhasilan disiplin belajar siswa ini pada dasarnya
tergantung kepada persepsi atau cara pandang siswa
terhadap tugas yang diberikan.

MAMANACHDIYAT 41
• Tugas yang diberikan itu bisa saja tugas
individu ataupun tugas kelompok, namun
harus diingat bahwa tugas individu dan
kelompok haruslah seimbang.
• Hal ini adalah salah satu cara untuk
membiasakan siswa saling bertanggung jawab
dengan kewajiban mereka serta mengajarkan
siswa untuk bisa saling bertukar pendapat,
saling belaja dan berinteraksi satu sama lain
denga baik untuk menuntaskan persoala-
persoalan pelajaran yang tidak bisa dilakukan
sendiri.
MAMANACHDIYAT 42
• 6.Bahan ajar haruslah memiliki kecukupan
materi untuk memahami dan melakukan
KD,kemudia juga harus bisa melibatkan
orangtua, jejaring (tugas pengayaan dari
berbagai sumber) untuk menambah
pemahaman anak-anak
• 7.Reflektif dengan adanya penilaian diri
• 8.Rencana aksi
• Rencana aksi ini untuk mengaplikasikan apa yang
telah di dapat di kelas dengan meteri yang telah
disampaikan, dan kemudian dilaksanakan dalam
bentuk kegiatan dan sikap, baik itu di Iingkungan
sekolah itu sendiri maupun di Iingkungan
masyarakat yang ada.
MAMANACHDIYAT 43
• 2.LANGKAH PENYUSUNAN BAHAN AJAR
• Ada beberapa langkah yang penting harus
dilakukanuntuk menyusun bahan aja yang lebih
memenuhi maksud dari kurikulum 2013, diantaranya
adalah:
1. Membaca Dan Menganalisis KD Dari Berbagai KI Satu
Tahun
2. Menganalisis materi yang telah disampaikan
sehingga mengertahui seberapa tinggi tingkat
pemahaman siswa pada bahan tersebut.
Hal ini bisa dilakukan, misalnya 2 x 16 pekan efektif =
32.
Kemudian bisa juga dengan membuat rangkaian KD
dari KI1, 2, 3, dan 4.

MAMANACHDIYAT 44
• 3.Melakukan pemetaan dan kemudian menyusun urutan bahan ajar dengan
sistematika yang benar, seperti:
a. Pendahuluan
b. Mengamati kasus atau testimoni perilaku materi tertentu
c. Mendorong pertanyaan apa, mengapa, bagaimana bagaimana
d. Menggali informasi (meminta siswa membaca pengetahuan tentang materi atau
bahan ajar tertentu)
e. Menalar atau mendiskusikan tentang apa bedanya, fungsinya, dampaknya dan
lain sebagainya dari materi yang ada
f. Menyajikan Cerita
g. Merefleksi
h. Merenungkan .
i. Mengomentari kasus (penerimaan dan penghar-gaan)
j. Ayo Bertindak (mencoba berbuat)
k. Mempraktikkan perilaku (rencana aksi) Di rumah, di sekolah, di masyarakat, di
Negara
l. Penutup
m. Merangkum atau membuat peta konsep
n. Penilaian pencapaian pengetahuan
o. Tugas membuat Portofolio (laporan tertulis)

MAMANACHDIYAT 45
Sekian,Tarima Kasih
Selamat Belajar

MAMANACHDIYAT 46

Anda mungkin juga menyukai