Anda di halaman 1dari 52

Case Report

TO N SILIT IS KR O NIS

Caesilia Khairunisa

Pembimbing : dr. Sevi Aristya S, Sp.THT - KL

K E PA N I T E R A A N K L I N I K I L M U P E N YA K I T T E L I N G A , H I D U N G , T E N G G O R O K A N
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BUDHI ASIH
FA K U LTA S K E D O K T E R A N U N I V E R S I TA S T R I S A K T I
PERIODE 10 JUNI – 12 JULI 2019
IDENTITAS
Identitas Pasien
DATA PASIEN
Nama Tn. MR
Tempat, tanggal lahir Jakarta, 3 September 1999
Umur 19 Tahun
Jenis Kelamin Laki - laki
Komplek Kodam Jaya D No.71 RT 01 / RW 06, Kelurahan Cipinang
Alamat
Melayu, Kecamatan Makassar
Agama Islam
Suku Bangsa Betawi
Pendidikan SMA
Pekerjaan Karyawan Swasta
No. RM 01.16.82.39
ANAMNESIS
Keluhan Utama

Sejak 2
Nyeri
minggu
menelan
SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang

Dalam 1 tahun terakhir,


Sejak 2 minggu yang lalu pasien mengaku sudah
pasien mengeluh sering nyeri mengalami keluhan serupa
menelan yang hilang timbul secara berulang sebanyak
kurang lebih 3 kali

Nyeri menelan dirasakan


Keluhan nyeri menelan ini terutama saat menelan
sudah dirasakan sejak pasien makanan. Pasien juga
masih sekolah di bangku SMP mengeluh seperti ada yang
(usia 13 tahun) mengganjal di tenggorokan
dan bau mulut
Riwayat Penyakit Sekarang

2 minggu SMRS,
pasien juga Menurut Pasien tidak
mengeluh nyeri pengakuan pasien, mengeluh nyeri
menelan disertai keluarga pasien pada kedua telinga,
dengan demam, suka mengatakan tidak ada kurang
batuk, pilek dengan kalau pasien pendengaran dan
lendir putih yang mengorok saat tidak ada sakit
berlangsung selama tidur kepala
2 – 3 hari
• Sudah pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya secara
berulang sejak kelas 1 SMP (usia 13 tahun)
• Riwayat hipertensi, diabetes melitus, asma dan penyakit batuk –
batuk lama atau pengobatan flek paru disangkal
Riwayat Penyakit • Riwayat alergi obat maupun makanan disangkal
Dahulu • Tidak ada riwayat operasi maupun trauma sebelumnya

• Tidak ada keluarga pasien yang memiliki keluhan serupa seperti


pasien
• Riwayat hipertensi, diabetes melitus, asma, penyakit batuk –
Riwayat Penyakit batuk lama atau pengobatan flek paru disangkal
Keluarga
•Merokok dan konsumsi
alkohol disangkal
•Pasien suka mengkonsumsi
Riwayat makanan pedas dan
Kebiasaan minuman dingin
PEMERIKSAAN
FISIK
Dilakukan pada 19 Juni 2019, pukul 10.00 WIB, di Poliklinik THT RSUD Budhi Asih

Keadaan Umum Tanda Vital Status Gizi

Tekanan Darah Berat badan


• 120/70 mmHg • 68 kg
Compos mentis Nadi
• 98 x/menit,
Tinggi badan
Laju nafas
• 175 cm
• 19 x/menit
Suhu
Tampak Sakit Ringan • 36,5oC IMT
SpO2 • 22,22 (Normal)
• 98 %
Status Generalis

KEPALA MATA LEHER


• Normosefali • CA -/- SI -/- • Trakea ditengah
• Rambut hitam • Pupil isokor • Pembesaran KGB -
• Parese N.VII (-) • RCL +/+ RCTL +/+ • Pembesaran tiroid -
• Ortoforia • Nyeri tekan -
• Strabismus -/- Nystagmus -/-

THORAX ABDOMEN EKSTREMITAS


• Simetris • Distensi - • Superior  AH +/+, oedem -/-
• SNV +/+, Rhonki -/-, Wheezing -/- • Bising usus 2x/menit • Inferior  AH+/+, oedem -/-
• S1S2 regular, murmur - , gallop - • Nyeri tekan - • CRT < 2 detik
• Organomegali -
STATUS
LOKALIS THT
Telinga
Dextra SInistra

• Bentuk telinga : normotia • Bentuk telinga : normotia


• Daun telinga : normotia, nyeri • Daun telinga : normotia, nyeri
tarik (-) tarik (-)
• Retroaurikula dan post aurikula : • Retroaurikula dan post aurikula :
masa (-), sikatriks (-), hiperemis masa (-), sikatriks (-), hiperemis
(-), nyeri tekan (-) (-), nyeri tekan (-)
• Nyeri tekan tragus (-) • Nyeri tekan tragus (-)
• Liang telinga : lapang, hiperemis • Liang telinga : lapang, hiperemis
(-), edema (-) (-), edema (-)
• Sekret (-) seromukoid, darah (-), • Sekret (-) seromukoid, darah (-),
bau (-) bau (-)
• Serumen (-) • Serumen (+)
• MT intak • MT intak
• Refleks cahaya pada jam 5 • Refleks cahaya pada jam 7
Hidung
Dextra SInistra

• Deformitas (-), nyeri tekan (-) • Deformitas (-), nyeri tekan (-)
• Dahi : nyeri (-), odem (-), bekas luka (-), • Dahi : nyeri (-), odem (-), bekas luka (-),
hiperemis (-) hiperemis (-)
• Pipi: nyeri tekan (-), odem (-), hiperemis • Pipi: nyeri tekan (-), odem (-), hiperemis
(-), bekas luka (-) (-), bekas luka (-)
• Krepitasi (-) • Krepitasi (-)
• Vestibulum massa (-), vibrissae (+) • Vestibulum massa (-), vibrissae (+)
• Konka inferior : eutrofi • Konka inferior : eutrofi
• Konka media : tidak dapat dinilai • Konka media : tidak dapat dinilai
(rinoskopi anterior) (rinoskopi anterior)
• Konka superior : tidak dapat dinilai • Konka superior : tidak dapat dinilai
(rinoskopi anterior) (rinoskopi anterior)
• Meatus nasi : MI terbuka • Meatus nasi : MI terbuka
• Kavum nasi : lapang • Kavum nasi : lapang
• Sekret (-) • Sekret (-)
• Septum deviasi (-) • Septum deviasi (-)
• Mukosa tidak hiperemis • Mukosa tidak hiperemis
Tenggorokan
Trismus • (-)

Lidah • Atrofi (-)

Palatum hiperemis • (-)

Uvula • Letak di tengah

Arkus • Simetris, hiperemis (-)

Tonsil • T4 - T4, hiperemis (-), kripta melebar (+), detritus (-)

Dinding posterior • PND (-), hiperemis (-)


faring
RESUME
Keluhan sudah
Sejak 2 minggu dirasakan sejak
yang lalu pasien pasien masih
mengeluh sering sekolah di bangku
nyeri menelan SMP (usia 13
yang hilang timbul tahun)

1 tahun terakhir,
sudah mengalami
keluhan serupa
secara berulang
sebanyak kurang
lebih 3 kali
Nyeri menelan
dirasakan terutama
saat menelan
makanan, seperti ada
yang mengganjal di Pasien suka
tenggorokan, bau mengkonsumsi
mulut, mengorok makanan pedas dan
saat tidur minuman dingin

2 minggu SMRS,
pasien juga mengeluh
nyeri menelan +
demam, batuk, pilek
dengan lendir putih
Pemeriksaan fisik
keadaan umum,
kesadaran, status gizi dan
status generalis dalam
batas normal

Pemeriksaan
tenggorokan didapatkan
• Tonsil : T4-T4, kripta melebar
(+)
Diagnosis

Diagnosis Diagnosis
Kerja Banding
Tonsilitis Abses
Kronis Tonsilitis

Tonsilitis
Difteri
Rencana Pengobatan

• Edukasi menjelaskan kepada pasien tentang


penyakit, pengobatan & komplikasi yang
Non mungkin dapat terjadi
Medikamentosa • Edukasi oral hygiene
• Edukasi untuk dilakukannya Tonsilektomi

• Oral Hygiene  obat kumur antiseptic


Medikamentosa (betadine gargling) atau obat hisap
(Dequalinium Chloride)
Cek
laboratorium
jika pasien
setuju
tindakan
Tonsilektomi

Konsultasi ke
Spesialis
Anestesi untuk
Rencana
persiapan
Tonsilektomi Pemeriksaan
Selanjutnya
Prognosis

Ad vitam
• Bonam

Ad fungsionam
• Dubia ad Bonam

Ad sanationam
• Dubia ad Bonam
TINJAUAN
PUSTAKA
Anatomi

Faring terletak dibelakang cavum nasi, mulut & laring

Bentuknya mirip corong. Bagian atasnya  di bawah cranium, bagian bawahnya


 dilanjutkan sebagai eosophagus setinggi V.C6
Berdasarkan letak, faring dibagi atas tiga bagian yaitu : nasofaring, orofaring, dan
laringofaring
Anatomi - Nasofaring

Nasofaring terletak dibelakang rongga hidung, di atas palatum molle

Dinding lateral tiap-tiap sisi mempunyai muara tuba auditiva ke faring. Kumpulan
jaringan limfoid di dalam submukosa di belakang muara tuba auditiva  tonsila
tubaria
Anatomi - Orofaring

Orofaring  mesofaring

Batas atasnya  palatum mole, batas bawahnya  tepi atas epiglotis, kedepan  rongga
mulut, kebelakang  V.C1
Struktur yang terdapat di rongga orofaring  dinding posterior pharynx, tonsil palatina,
fossa tonsila, arcus pharynx anterior dan posterior, uvula, tonsila lingual dan foramen
sekum
Anatomi – Laringofaring
Laryngofaring terletak di belakang aditus larynges & permukaan
posterior larynx, terbentang dari pinggir atas epiglottis sampai dengan
pinggir bawah cartilage cricoidea.

Laryngofaring mempunyai dinding anterior, posterior dan lateral.

• Anterior dibentuk  aditus laryngis dan membrane mukosa yang meliputi permukaan
posterior laring
• Posterior disokong  corpus vertebra cervicalis 3, 4, 5 & 6.
• Lateral disokong  cartilage thyroidea & membrane thyrohyoidea.
• Sebuah alur kecil tetapi penting pada membrana  fossa piriformis, terletak di kanan &
kiri aditus laryngis
Anatomi - Tonsil
Tonsil  massa yang terdiri dari jaringan limfoid dan ditunjang oleh
jaringan ikat dengan kriptus didalamnya

3 macam tonsil  tonsila faringeal (adenoid), tonsil palatina dan


tonsila lingual. Ketiganya membentuk lingkaran  Cincin Waldeyer

Tonsil palatina  tonsil, terletak didalam fossa tonsil.

• Kutub atas tonsil sering kali ditemukan celah intratonsil  sisa


kantong pharynx yang kedua. Kutub bawah tonsil biasanya
melekat pada dasar lidah
Tonsil faringeal dalam kapsulnya terletak pada mukosa dinding
lateral rongga mulut.
• Di depan tonsil, arkus faring anterior disusun m.palatoglosus &
dibelakang dari arkus faring posterior disusun m.palatofaringeus
Anatomi - Tonsil

Permukaan medial tonsil bentuknya beraneka ragam dan mempunyai celah  kriptus

Didalam kriptus biasanya ditemukan leukosit, limfosit, epitel yang terlepas, bakteri dan sisa
makanan

Permukaan lateral tonsil melekat pada fasia pharynx  kapsul tonsil. Kapsul ini tidak melekat erat
pada otot pharynx, sehingga mudah dilakukan diseksi pada tonsilektomi
Anatomi - Tonsil

Perdarahan Tonsil  arteri palatina minor, arteri palatine asendens,


cabang tonsil arteri maksila eksterna, arteri pharynx asendens &
arteri lingualis dorsal

Vena menembus m.constrictor pharyngeus superior & bergabung


dengan vena palatine eksterna, vena pharyngealis / vena facialis

Aliran limfe pembuluh limfe bergabung dengan nodi lymphoidei


profundi. Nodus yang terpenting dari kelompok ini  nodus
jugulodigastricus, terletak di bawah & belakang angulus mandibulae
Anatomi - Tonsil

Derajat pembesaran tonsil


•T0 : Tonsil telah diangkat
•T1 : tonsil masih berada dalam fossa
tonsillar
•T2 : Tonsil melewati arkus posterior -
linea paramediana
•T3 : tonsil melewati linea paramediana -
linea mediana (pertengahan uvula)
•T4 : tonsil melewati linea mediana
(uvula)
Fisiologi Tonsil

Tonsila palatina  jaringan limfoepitel  berperan penting sebagai sistem pertahanan tubuh terutama
terhadap protein asing yang masuk ke saluran makanan atau masuk ke saluran nafas (virus, bakteri, dan
antigen makanan)

Mekanisme pertahanan dapat bersifat spesifik / non spesifik. Apabila patogen menembus lapisan
epitel  sel-sel fagositik mononuklear pertama-tama akan mengenal & mengeliminasi antigen

Pada tonsil terdapat sistem imun kompleks  sel M (sel membran), makrofag, sel dendrit & antigen
presenting cells) berperan dalam proses transportasi antigen ke sel limfosit sehingga terjadi APCs (sintesis
immunoglobulin spesifik). Juga terdapat sel limfosit B, limfosit T, sel plasma dan sel pembawa Ig G
Tonsilitis Kronis

Definisi Secara umum


diartikan  infeksi /
inflamasi pada tonsila
palatina yang
menetap

Disebabkan oleh
serangan ulangan dari
Tonsilitis Akut 
kerusakan yang
permanen pada tonsil
Tonsilitis Kronis

Etiologi
Bakteri
• Streptokokus beta hemolitikus grup A (SBHGA)
Haemophilus influenzae, Staphylococcus aureus, S. Pneumoniae dan Morexella catarrhalis

Virus
• Adenovirus, Influenza A & Herpes Simpleks (pada remaja)

Jamur
• Candida Sp
Tonsilitis Kronis – Faktor Predisposisi

1.Pengobatan
Rangsangan
Beberapa jenis 1.Higiene mulut tonsillitis akut
menahun (kronik)
makanan yang buruk yang tidak
rokok
adekuat
Tonsilitis Kronis - Patofisiologi

Proses radang berulang yang timbul

Epitel mukosa dan jaringan terkikis

Pada proses penyembuhan jaringan limfoid


diganti oleh jaringan parut  pengerutan

Kripta melebar
Tonsilitis Kronis - Patofisiologi

Kripti tampak diisi detritus

Proses terus berlangsung

Menembus kapsul tonsil

Perlekatan dengan jaringan di sekitar fosa


tonsilar
Tonsilitis Kronis – Penegakan Diagnosis

Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang

• Nyeri tenggorokan yang • Tonsil membesar dengan • Mikrobiologi


berulang atau menetap permukaan yang tidak • Kultur dari dalam tonsil
• Terasa ada yang rata • Histopatologi
mengganjal di • Kriptus melebar & • Ringan - sedang infiltrasi
tenggorokan beberapa kripti terisi oleh Limfosit
• Tenggorokan terasa kering detritus
• Ugra's Abses
• Obstruksi pada saluran • Napas yang berbau.
• Infiltrasi limfosit yang
cerna & saluran napas • Sering disertai halitosis & difus
• Gejala-gejala konstitusi pembesaran nodul
dapat ditemukan  servikal
demam, namun tidak
mencolok
Tonsilitis Kronis – Penegakan Diagnosis

Gambaran Tonsilitis Kronis


Tonsilitis Kronis – Diagnosis Banding

Tonsilitis Difteri
Gejala local tonsil
Gejala akibat
membengkak ditutupi
eksotoksin 
Gejala umum bercak putih kotor yang
kerusakan jaringan
kenaikan suhu tubuh makin lama makin
tubuh  jantung
biasanya subfebris, meluas & bersatu
Disebabkan kuman (miokarditis sampai
nyeri kepala, tidak membentuk membrane
Corynebacterium decompensatio cordis),
nafsu makan, badan semu
diphteriae saraf kranial
lemah, nadi lambat (pseudomembran)
(kelumpuhan otot
serta keluhan nyeri yang melekat erat pada
palatum & otot-otot
menelan dasarnya sehingga bila
pernapasan) dan pada
diangkat akan mudah
ginjal (albuminuria)
berdarah
Tonsilitis Kronis – Diagnosis Banding

Faringitis
Infeksi bakteri
kerusakan jaringan
Pada pemeriksaan
yang hebat, 
tampak tonsil
melepskan toksin
membesar, faring &
ektraseluler  Gejala klinis secara
Peradangan dinding tonsil hiperemis &
demam reumatik, umum pada faringitis Kelenjar limfa
laring yang dapat terdapat eksudat di
kerusakan katup  demam, nyeri anterior membesar,
disebabkan oleh virus, permukaannya.
jantung, tenggorok, sulit kenyal dan nyeri pada
bakteri, alergi, trauma Beberapa hari
glomerulonephritis menelan, & nyeri penekanan
dan toksin. kemudian timbul
akut karena fungsi kepala.
bercak petechiae
glomerulus terganggu
pada palatum dan
akibat terbentuknya
faring.
kompleks antigen
antibody.
Tonsilitis Kronis - Tatalaksana
Medikamentosa Operatif

•Hygiene mulut  •Tonsilektomi


berkumur atau
obat isap,
pemberian
antibiotic,
pembersihan
kripta tonsil
dengan alat irigasi
gigi atau oral
Tonsilitis Kronis – Indikasi Tonsilektomi
1.Sumbatan jalan napas 
1.Serangan tonsillitis < 3x / 1.Tonsil hipertrofi yang hipertrofi tonsil dengan
tahun walaupun telah menimbulkan maloklusi gigi sumbatan jalan napas, sleep
mendapat terapi yang & menyebabkan gangguan apneu, gangguan menelan,
adekuat pertumbuhan orofacial gangguan berbicara dan cor
pulmonale.

1.Rhinitis dan sinusitis yang 1.Tonsillitis berulang yang


kronis, peritonsilitis, abses 1.Napas bau yang tidak disebabkan oleh bakteri
peritonsil yang tidak berhasil berhasil dengan pengobatan grup A Streptokokus beta
hilang dengam pengobatan hemolitikus

1.Hipertrofi tonsil yang 1.Otitis media efusa/otitis


dicurigai adanya keganasan media supuratif
Tonsilitis Kronis - Komplikasi
Abses Peritonsil

Abses Parafaring

Abses Intratonsilar

Tonsilolith

Kista Tonsilar

Fokal infeksi dari demam rematik &


Glomerulonephritis
Tonsilitis Kronis - Prognosis
Tonsilitis biasanya sembuh dalam beberapa hari dengan
beristrahat dan pengobatan suportif

Menangani gejala-gejala yang timbul dapat membuat


penderita Tonsilitis lebih nyaman.

Bila antibiotika diberikan untuk mengatasi infeksi,


antibiotika tersebut harus dikonsumsi sesuai arahan
demi penatalaksanaan yang lengkap, bahkan bila
penderita telah mengalami perbaikan dalam waktu
yang singkat.
ANALISIS
KASUS
Anamnesis
Teori Kasus

• Nyeri tenggorokan yang berulang atau •Sejak 2 minggu yang lalu pasien mengeluh
menetap sering nyeri menelan yang hilang timbul.
• Terasa ada yang mengganjal di •Nyeri menelan dirasakan terutama saat
tenggorokan menelan makanan. Pasien juga mengeluh
• Tenggorokan terasa kering seperti ada yang mengganjal di tenggorokan
• Obstruksi pada saluran cerna & saluran dan bau mulut.
napas •2 minggu SMRS, pasien juga mengeluh nyeri
• Gejala-gejala konstitusi dapat ditemukan menelan disertai dengan demam, batuk, pilek
 demam, namun tidak mencolok dengan lendir putih yang berlangsung selama 2
– 3 hari.
•Menurut pengakuan pasien, keluarga pasien
suka mengatakan kalau pasien mengorok saat
tidur.
Pemeriksaan Fisik

Teori Kasus
• Tonsil membesar dengan permukaan yang Tenggorokan
tidak rata • Tonsil : T4 – T4, hiperemis (+), kripta
• Kriptus melebar & beberapa kripti terisi melebar (+)
oleh detritus
Tatalaksana

Teori Kasus
Non Medikamentosa Non Medikamentosa :
• Tonsilektomi • Edukasi menjelaskan kepada keluarga
tentang penyakit, pengobatan & komplikasi
Medikamentosa yang mungkin dapat terjadi
• Hygiene mulut  berkumur atau obat isap, • Edukasi oral hygiene
pembersihan kripta tonsil dengan alat irigasi • Edukasi untuk dilakukannya Tonsilektomi
gigi atau oral
Medikamentosa
• Oral Hygiene  obat kumur antiseptic
(betadine gargling) atau obat hisap
(Dequalinium Chloride)
THANK YO U

Anda mungkin juga menyukai