HASIL PENELITIAN:
INTENSITAS DUKUNGAN KELUARGA BERPENGARUH MENINGKATKAN
PENCAPAIAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 0-6 TAHUN. (World Bank: 2013. Studi
dampak program pendidikan dan pengembangan anak usia dini di 50 kabupaten
tertinggal).
Jika ada yang salah, sekolah dan orang tua saling menyalahkan.
Orang tua hadir di pertemuan di sekolah untuk menerima
keputusan Komite Sekolah tentang sumbangan yang harus
diberikan.
Guru menghubungi orang tua hanya ketika anak bermasalah.
Orang tua mengantar anak ke sekolah dan mengambil rapor
anaknya tanpa interaksi yang bermakna dengan guru.
Sekolah kurang memanfaatkan potensi orang tua sebagai nara
sumber pembelajaran dan membantu kegiatan-kegiatan di
sekolah.
SATUAN
PENDIDIKAN
MASYARAKAT
Sekolah tidak berdaya untuk mengendalikan kondisi di sekitar sekolah
yang tidak kondusif seperti banyaknya pedagang makanan yang tidak
sehat.
Sekolah tidak atau kurang menjalin hubungan dengan lembaga-
lembaga dimana anak bisa menyalurkan bakat dan minatnya.
Sekolah tidak menerima anak-anak di lingkungannya karena tidak
memenuhi syarat.
Masyarakat tidak bisa menggunakan fasilitas sekolah ketika sedang
tidak digunakan (misalnya saat liburan).
Sekolah tidak atau kurang memanfaatkan lembaga atau individu di
masyarakat yang bisa membantu permasalahan peserta didiknya.
KELUARGA
MASYARAKAT
Anak kurang berinteraksi dengan lingkungan
sekitarnya karena terlalu sibuk melakukan kegiatan
di sekolah.
Semakin tinggi jenjang sekolah, semakin beda
sekolah anak-anak pada lingkungan ketetanggaan
yang sama.
Anak kurang berinteraksi dengan anak dari sekolah
lain.
Refleksi dari Hasil PISA 2009
100% 100%
90% 90%
80% 80%
70% 70%
60% Level 6
60%
50% 50% Level 5
40% 40% Level 4
30% 30%
20% Matematika 20% Level 3
10% IPA
10% Level 2
0% 0%
Level 1
Below Level 1
100% Level 6
90%
80%
70% Level 5 Hampir semua siswa Indonesia hanya
60%
50% menguasai pelajaran sampai level 3 saja,
40% Level 4
30% sementara negara lain banyak yang sampai level
20% Bahasa Level 3 4, 5, bahkan 6. Dengan keyakinan bahwa semua
10%
0% manusia diciptakan sama, interpretasi dari hasil
Level 2
ini hanya satu, yaitu: yang kita ajarkan berbeda
Level 1b dengan tuntutan zaman penyesuaian
Level 1a kurikulum
11
Hasil TIMSS Matematika SMP/MTs Kelas VIII
2007 2011
Very Low Low Intermediate High Advance Very Low Low Intermediate High Advance
100% 100%
90% 90%
80% 80%
70% 70%
60% 60%
50% 50%
40% 40%
30% 30%
20% 20%
10% 10%
0% 0%
Turkey
Malaysia
Malaysia
Turkey
Japan
Thailand
Iran
Thailand
Iran
Japan
Singapore
Morocco
Singapore
Morocco
Indonesia
Korea, Rep. of
Saudi Arabia
Korea, Rep. of
Saudi Arabia
Indonesia
Chinese Taipei
Chinese Taipei
Lebih dari 95% siswa Indonesia hanya mampu sampai level menengah, sementara hampir 50%
siswa Taiwan mampu mencapai level tinggi dan advance. Dengan keyakinan bahwa semua
anak dilahirkan sama, kesimpulan dari hasil ini adalah yang diajarkan di Indonesia berbeda
dengan yang diujikan [yang distandarkan] internasional
12
Hasil TIMSS IPA SMP/MTs Kelas VIII
2007 2011
Very Low Low Intermediate High Advance Very Low Low Intermediate High Advance
100% 100%
90% 90%
80% 80%
70% 70%
60% 60%
50% 50%
40% 40%
30% 30%
20% 20%
10% 10%
0% 0%
Turkey
Turkey
Chinese Taipei
Iran
Chinese Taipei
Iran
Singapore
Japan
Singapore
Japan
Morocco
Morocco
Korea, Rep. of
Korea, Rep. of
Malaysia
Malaysia
Thailand
Thailand
Indonesia
Indonesia
Saudi Arabia
Saudi Arabia
Lebih dari 95% siswa Indonesia hanya mampu sampai level menengah, sementara hampir 40%
siswa Taiwan mampu mencapai level tinggi dan advance. Dengan keyakinan bahwa semua
anak dilahirkan sama, kesimpulan dari hasil ini adalah yang diajarkan di Indonesia berbeda
dengan yang diujikan [yang distandarkan] internasional
13
Hasil TIMSS Membaca SD/MI Kelas IV
2006 2011
Very Low Low Intermediate High Advance Very Low Low Intermediate High Advance
100% 100%
90% 90%
80% 80%
70% 70%
60% 60%
50% 50%
40% 40%
30% 30%
20% 20%
10% 10%
0% 0%
Chinese Taipei
Iran
Chinese Taipei
Iran
Singapore
Singapore
Indonesia
Indonesia
Saudi Arabia
Morocco
Morocco
Lebih dari 95% siswa Indonesia hanya mampu sampai level menengah, sementara lebih dari
50% siswa Taiwan mampu mencapai level tinggi dan advance. Dengan keyakinan bahwa
semua anak dilahirkan sama, kesimpulan dari hasil ini adalah yang diajarkan di Indonesia
berbeda dengan yang diujikan [yang distandarkan] internasional
14
MEROKOK KETIDAKDISIPLINAN BULLYING
GEJALA
SOSIAL
KEKERASAN
TAWURAN
KETIDAKPEDULIAN
Pornografi
18
Bullying
Tawuran
Korupsi
Ketidakdisiplinan
23
Ketidakpedulian
MODEL JALINAN KEMITRAAN
KELUARGA-SATUAN PENDIDIKAN-MASYARAKAT
KELUARGA
Manfaat
PESERTA DIDIK
MASYARAKAT SATUAN
PENDIDIKAN
Kemitraan
PRINSIP-PRINSIP KEMITRAAN
KESAMAAN HAK,
KESEJAJARAN, DAN
SEMANGAT SALING MENGHARGAI
GOTONG
ROYONG DAN SALING ASAH,
KEBERSAMAAN SALING ASIH, DAN
SALING ASUH
SALING
SEMUA UPAYA DITUJUKAN MELENGKAPI DAN
UNTUK KEPENTINGAN MEMPERKUAT
TERBAIK ANAK
PENINGKATAN EKOSISTEM
• Meningkatkan kapasitas warga satuan/lembaga pendidikan;
• Membantu satuan/lembaga pendidikan menjadi taman belajar
yang menyenangkan.
PELAKU PENDIDIKAN
• Meningkatkan kapasitas pelaku pendidikan
• Mendorong satuan/lembaga pendidikan untuk melakukan proses
pendidikan yang mendukung penumbuhan nilai budi pekerti dan
budaya prestasi peserta didik.
34 PROVINSI
100 KAB/KOTA
30.000 S/LP
5.000
S/LP
600 S/LP
SATUAN/LEMBAGA PENDIDIKAN
JUMLAH
NO. PROVINSI PKBM/
KAB./KOTA PAUD SD SMP SMA SMK JUMLAH
LKP/SKB
1 NAD 3 3 3 3 3 3 3 18
2 JAMBI 3 3 3 3 3 3 3 18
3 BANGKA BELITUNG 3 3 3 3 3 3 3 18
4 LAMPUNG 3 3 3 3 3 3 3 18
5 RIAU 3 3 3 3 3 3 3 18
6 SUMATERA BARAT 3 3 3 3 3 3 3 18
7 BENGKULU 3 3 3 3 3 3 3 18
8 DKI JAKARTA 3 3 3 3 3 3 3 18
9 SUMATERA UTARA 3 3 3 3 3 3 3 18
10 JAWA BARAT 5 5 5 5 5 5 5 30
11 BANTEN 3 3 3 3 3 3 3 18
12 SUMATERA SELATAN 3 3 3 3 3 3 3 18
13 KEPULAUAN RIAU 3 3 3 3 3 3 3 18
14 JAWA TENGAH 5 5 5 5 5 5 5 30
15 D.I. YOGYAKARTA 3 3 3 3 3 3 3 18
16 KALIMANTAN TENGAH 3 3 3 3 3 3 3 18
17 KALIMANTAN SELATAN 3 3 3 3 3 3 3 18
18 KALIMANTAN BARAT 3 3 3 3 3 3 3 18
19 KALIMANTAN UTARA 3 3 3 3 3 3 3 18
20 KALIMANTAN TIMUR 3 3 3 3 3 3 3 18
21 JAWA TIMUR 5 5 5 5 5 5 5 30
22 BALI 3 3 3 3 3 3 3 18
23 NUSA TENGGARA BARAT 3 3 3 3 3 3 3 18
24 NUSA TENGGARA TIMUR 3 3 3 3 3 3 3 18
25 SULAWESI TENGAH 2 2 2 2 2 2 2 12
26 SULAWESI BARAT 2 2 2 2 2 2 2 12
27 SULAWESI SELATAN 3 3 3 3 3 3 3 18
28 SULAWESI UTARA 3 3 3 3 3 3 3 18
29 SULAWESI TENGGARA 2 2 2 2 2 2 2 12
30 GORONTALO 2 2 2 2 2 2 2 12
31 MALUKU 2 2 2 2 2 2 2 12
32 MALUKU UTARA 2 2 2 2 2 2 2 12
33 PAPUA 2 2 2 2 2 2 2 12
34 PAPUA BARAT 2 2 2 2 2 2 2 12
JUMLAH 100 100 100 100 100 100 100 600
PELIBATAN ORANG TUA
DI SEKOLAH
PERTEMUAN PADA HARI PERTAMA SEKOLAH
Perkenalan antar orang tua (bagi siswa baru) dan antara
orang tua dengan wali kelas, termasuk berbagi nomor
kontak
Penjelasan program dan agenda kelas selama 1 tahun
Penjelasan aturan sekolah dan hak kewajiban anak dan
orang tua
Penjelasan tentang pentingnya kemitraan sekolah dengan
keluarga
Pembentukan paguyuban atau forum orang tua tingkat
kelas
KELAS ORANG TUA
Orang tua dan sekolah bersepakat tentang
tema yang dibahas dalam forum orang tua.
Nara sumber bisa berasal dari kalangan
orang tua atau sumber lainnya yang
relevan.
Pelaksanaan kegiatan bisa pada hari libur
atau di luar jam kerja.
KEGIATAN LAINNYA
Sebagai narasumber dalam pembelajaran di
sekolah, termasuk dalam upacara sekolah
Menjadi sukarelawan untuk membantu anak
berkebutuhan khusus
Hadir dalam ‘perayaan akhir tahun’ (mis. pentas
seni dan pameran hasil karya anak)
Mempersiapkan dan mengikuti kegiatan outing
Rapat khusus untuk membahas kasus-kasus
tertentu
PELIBATAN LEMBAGA ATAU ANGGOTA MASYARAKAT
Membantu keamanan dan kenyamanan anak dalam
perjalanan dari rumah ke sekolah
Membantu menertibkan pedagang kaki lima di sekitar
sekolah
Menjadi narasumber dalam pembelajaran
Menjadi tempat kegiatan ekstra kurikuler sesuai minat
dan bakat anak, misalnya klub-klub olah raga dan sanggar
seni
Menjadi lembaga rujukan untuk anak yang menghadapi
masalah
• Mendukung satuan-satuan pendidikan dalam
pelaksanaan pendidikan keluarga melalui
penguatan kemitraan sebagai upaya untuk
menciptakan ekosistem pendidikan yang kondusif
untuk belajar anak;
• Mendesiminasikan dan mendorong pendidikan
keluarga pada satuan-satuan pendidikan di bawah
kewenangannya; 35
CIPTAKAN SEKOLAH SEBAGAI
TEMPAT YANG AMAN,
NYAMAN, DAN
MENYENANGKAN UNTUK
BELAJAR
Terima
Kasih