Anda di halaman 1dari 37

MANAJEMEN PENGUATAN KEMITRAAN

KELUARGA, SATUAN PENDIDIKAN, DAN


MASYARAKAT

DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN KELUARGA


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2015 1
Terbentuknya insan dan ekosistem
pendidikan dan kebudayaan
yang berkarakter dan
dilandasi semangat
gotong royong.

Foto: Leonitem Photowork 2010 – leonitem.blogspot.com


 KELUARGA ADALAH PENDIDIK YANG PERTAMA DAN UTAMA

 TRI PUSAT PENDIDIKAN (1935): ALAM KELUARGA, ALAM


PERGURUAN, DAN ALAM PERGERAKAN PEMUDA. (Ki Hadjar
Dewantara, Buku Bagian Pertama: Pendidikan, Majelis Luhur Persatuan
Taman Siswa, Yogyakarta, 1977, hlm 70)
Ki Hajar Dewantara

HASIL PENELITIAN:
 INTENSITAS DUKUNGAN KELUARGA BERPENGARUH MENINGKATKAN
PENCAPAIAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 0-6 TAHUN. (World Bank: 2013. Studi
dampak program pendidikan dan pengembangan anak usia dini di 50 kabupaten
tertinggal).

 KEMITRAAN DAN PERAN AKTIF ORANG TUA DI SEKOLAH BERPENGARUH


MENINGKATKAN KEMAJUAN DAN KESUKSESAN ANAK-ANAK MEREKA. (Harlen,
et. al., 2001. Kajian sistem pembinaan profesional dan cara belajar siswa aktif.).
 Pendidikan merupakan proses budaya, karena itu ia tumbuh
dan berkembang dalam alur kebudayaan setiap masyarakat.
 Pendidikan merupakan modal dasar untuk membina dan
mengembangkan karakter serta prilaku manusia dalam
menata hidup dan kehidupannya yang lebih maju.
 Pendidikan adalah usaha sadar yang senantiasa dilakukan
oleh manusia sesuai dengan perkembangan masyarakatnya.
Pertumbuhan masyarakat yang maju mendorong kepedulian
mereka untuk melakukan pendidikan dan pembelajaran
anak-anaknya bukan hanya di sekolah tapi juga di masyarakat
dan di rumahnya secara mandiri.
 Pendidikan Keluarga merupakan pendidikan yang pertama
dan utama yang memiliki pengaruh besar terhadap prilaku
individu dalam mengikuti proses pendidikan dan
pembelajaran berikutnya di masyarakat
 Dalam perkembanganya pendidikan (formal dan nonformal)
lebih banyak diserahkan kepada satuan pendidikan,
sementara keterlibatan orangtua/keluarga masih minim.
SITUASI SAAT INI
SATUAN
KELUARGA
PENDIDIKAN

 Sebagian orang tua menyerahkan pendidikan anaknya


sepenuhnya pada sekolah.
 Sekolah tidak biasa meminta orang tua berperilaku sesuai
dengan nilai-nilai yang diajarkan di sekolah, misalnya:
mengendarai motor tanpa helm dan lebih dari 2 orang,
menyuap makan anaknya, merokok di depan anak,
menonton acara TV yang tidak mendidik.
 Di sebagian keluarga, tidak ada pembiasaan dan
keteladanan nilai-nilai yang baik dari orang tua. Hal yang
sama bisa juga terjadi di sekolah.
SATUAN
KELUARGA
PENDIDIKAN
(LANJUTAN)

 Jika ada yang salah, sekolah dan orang tua saling menyalahkan.
 Orang tua hadir di pertemuan di sekolah untuk menerima
keputusan Komite Sekolah tentang sumbangan yang harus
diberikan.
 Guru menghubungi orang tua hanya ketika anak bermasalah.
 Orang tua mengantar anak ke sekolah dan mengambil rapor
anaknya tanpa interaksi yang bermakna dengan guru.
 Sekolah kurang memanfaatkan potensi orang tua sebagai nara
sumber pembelajaran dan membantu kegiatan-kegiatan di
sekolah.
SATUAN
PENDIDIKAN
MASYARAKAT
 Sekolah tidak berdaya untuk mengendalikan kondisi di sekitar sekolah
yang tidak kondusif seperti banyaknya pedagang makanan yang tidak
sehat.
 Sekolah tidak atau kurang menjalin hubungan dengan lembaga-
lembaga dimana anak bisa menyalurkan bakat dan minatnya.
 Sekolah tidak menerima anak-anak di lingkungannya karena tidak
memenuhi syarat.
 Masyarakat tidak bisa menggunakan fasilitas sekolah ketika sedang
tidak digunakan (misalnya saat liburan).
 Sekolah tidak atau kurang memanfaatkan lembaga atau individu di
masyarakat yang bisa membantu permasalahan peserta didiknya.
KELUARGA
MASYARAKAT
Anak kurang berinteraksi dengan lingkungan
sekitarnya karena terlalu sibuk melakukan kegiatan
di sekolah.
Semakin tinggi jenjang sekolah, semakin beda
sekolah anak-anak pada lingkungan ketetanggaan
yang sama.
Anak kurang berinteraksi dengan anak dari sekolah
lain.

Refleksi dari Hasil PISA 2009
100% 100%
90% 90%
80% 80%
70% 70%
60% Level 6
60%
50% 50% Level 5
40% 40% Level 4
30% 30%
20% Matematika 20% Level 3
10% IPA
10% Level 2
0% 0%
Level 1
Below Level 1

100% Level 6
90%
80%
70% Level 5 Hampir semua siswa Indonesia hanya
60%
50% menguasai pelajaran sampai level 3 saja,
40% Level 4
30% sementara negara lain banyak yang sampai level
20% Bahasa Level 3 4, 5, bahkan 6. Dengan keyakinan bahwa semua
10%
0% manusia diciptakan sama, interpretasi dari hasil
Level 2
ini hanya satu, yaitu: yang kita ajarkan berbeda
Level 1b dengan tuntutan zaman  penyesuaian
Level 1a kurikulum
11
Hasil TIMSS Matematika SMP/MTs Kelas VIII
2007 2011
Very Low Low Intermediate High Advance Very Low Low Intermediate High Advance
100% 100%
90% 90%
80% 80%
70% 70%
60% 60%
50% 50%
40% 40%
30% 30%
20% 20%
10% 10%
0% 0%
Turkey

Malaysia

Malaysia
Turkey
Japan

Thailand

Iran

Thailand

Iran
Japan
Singapore

Morocco

Singapore

Morocco
Indonesia
Korea, Rep. of

Saudi Arabia

Korea, Rep. of

Saudi Arabia

Indonesia
Chinese Taipei

Chinese Taipei
Lebih dari 95% siswa Indonesia hanya mampu sampai level menengah, sementara hampir 50%
siswa Taiwan mampu mencapai level tinggi dan advance. Dengan keyakinan bahwa semua
anak dilahirkan sama, kesimpulan dari hasil ini adalah yang diajarkan di Indonesia berbeda
dengan yang diujikan [yang distandarkan] internasional

12
Hasil TIMSS IPA SMP/MTs Kelas VIII
2007 2011
Very Low Low Intermediate High Advance Very Low Low Intermediate High Advance
100% 100%
90% 90%
80% 80%
70% 70%
60% 60%
50% 50%
40% 40%
30% 30%
20% 20%
10% 10%
0% 0%
Turkey

Turkey
Chinese Taipei

Iran

Chinese Taipei

Iran
Singapore

Japan

Singapore

Japan
Morocco

Morocco
Korea, Rep. of
Korea, Rep. of

Malaysia

Malaysia
Thailand

Thailand
Indonesia

Indonesia
Saudi Arabia

Saudi Arabia
Lebih dari 95% siswa Indonesia hanya mampu sampai level menengah, sementara hampir 40%
siswa Taiwan mampu mencapai level tinggi dan advance. Dengan keyakinan bahwa semua
anak dilahirkan sama, kesimpulan dari hasil ini adalah yang diajarkan di Indonesia berbeda
dengan yang diujikan [yang distandarkan] internasional

13
Hasil TIMSS Membaca SD/MI Kelas IV
2006 2011
Very Low Low Intermediate High Advance Very Low Low Intermediate High Advance
100% 100%
90% 90%
80% 80%
70% 70%
60% 60%
50% 50%
40% 40%
30% 30%
20% 20%
10% 10%
0% 0%
Chinese Taipei

Iran

Chinese Taipei

Iran
Singapore

Singapore
Indonesia

Indonesia
Saudi Arabia
Morocco

Morocco
Lebih dari 95% siswa Indonesia hanya mampu sampai level menengah, sementara lebih dari
50% siswa Taiwan mampu mencapai level tinggi dan advance. Dengan keyakinan bahwa
semua anak dilahirkan sama, kesimpulan dari hasil ini adalah yang diajarkan di Indonesia
berbeda dengan yang diujikan [yang distandarkan] internasional

14
MEROKOK KETIDAKDISIPLINAN BULLYING

GEJALA
SOSIAL
KEKERASAN

TAWURAN
KETIDAKPEDULIAN
Pornografi

18
Bullying
Tawuran
Korupsi
Ketidakdisiplinan
23
Ketidakpedulian
MODEL JALINAN KEMITRAAN
KELUARGA-SATUAN PENDIDIKAN-MASYARAKAT

KELUARGA

Manfaat
PESERTA DIDIK

MASYARAKAT SATUAN
PENDIDIKAN

Kemitraan
PRINSIP-PRINSIP KEMITRAAN
KESAMAAN HAK,
KESEJAJARAN, DAN
SEMANGAT SALING MENGHARGAI
GOTONG
ROYONG DAN SALING ASAH,
KEBERSAMAAN SALING ASIH, DAN
SALING ASUH

SALING
SEMUA UPAYA DITUJUKAN MELENGKAPI DAN
UNTUK KEPENTINGAN MEMPERKUAT
TERBAIK ANAK
PENINGKATAN EKOSISTEM
• Meningkatkan kapasitas warga satuan/lembaga pendidikan;
• Membantu satuan/lembaga pendidikan menjadi taman belajar
yang menyenangkan.

PENGUATAN KEMITRAAN KELUARGA


• Meningkatkan pengetahuan dan kecakapan orang tua dalam
pengasuhan anak;
• Membangun komitmen orang tua untuk berpartisipasi aktif
dalam program satuan/lembaga pendidikan.

PELAKU PENDIDIKAN
• Meningkatkan kapasitas pelaku pendidikan
• Mendorong satuan/lembaga pendidikan untuk melakukan proses
pendidikan yang mendukung penumbuhan nilai budi pekerti dan
budaya prestasi peserta didik.
34 PROVINSI

100 KAB/KOTA

30.000 S/LP

5.000
S/LP

600 S/LP
SATUAN/LEMBAGA PENDIDIKAN
JUMLAH
NO. PROVINSI PKBM/
KAB./KOTA PAUD SD SMP SMA SMK JUMLAH
LKP/SKB
1 NAD 3 3 3 3 3 3 3 18
2 JAMBI 3 3 3 3 3 3 3 18
3 BANGKA BELITUNG 3 3 3 3 3 3 3 18
4 LAMPUNG 3 3 3 3 3 3 3 18
5 RIAU 3 3 3 3 3 3 3 18
6 SUMATERA BARAT 3 3 3 3 3 3 3 18
7 BENGKULU 3 3 3 3 3 3 3 18
8 DKI JAKARTA 3 3 3 3 3 3 3 18
9 SUMATERA UTARA 3 3 3 3 3 3 3 18
10 JAWA BARAT 5 5 5 5 5 5 5 30
11 BANTEN 3 3 3 3 3 3 3 18
12 SUMATERA SELATAN 3 3 3 3 3 3 3 18
13 KEPULAUAN RIAU 3 3 3 3 3 3 3 18
14 JAWA TENGAH 5 5 5 5 5 5 5 30
15 D.I. YOGYAKARTA 3 3 3 3 3 3 3 18
16 KALIMANTAN TENGAH 3 3 3 3 3 3 3 18
17 KALIMANTAN SELATAN 3 3 3 3 3 3 3 18
18 KALIMANTAN BARAT 3 3 3 3 3 3 3 18
19 KALIMANTAN UTARA 3 3 3 3 3 3 3 18
20 KALIMANTAN TIMUR 3 3 3 3 3 3 3 18
21 JAWA TIMUR 5 5 5 5 5 5 5 30
22 BALI 3 3 3 3 3 3 3 18
23 NUSA TENGGARA BARAT 3 3 3 3 3 3 3 18
24 NUSA TENGGARA TIMUR 3 3 3 3 3 3 3 18
25 SULAWESI TENGAH 2 2 2 2 2 2 2 12
26 SULAWESI BARAT 2 2 2 2 2 2 2 12
27 SULAWESI SELATAN 3 3 3 3 3 3 3 18
28 SULAWESI UTARA 3 3 3 3 3 3 3 18
29 SULAWESI TENGGARA 2 2 2 2 2 2 2 12
30 GORONTALO 2 2 2 2 2 2 2 12
31 MALUKU 2 2 2 2 2 2 2 12
32 MALUKU UTARA 2 2 2 2 2 2 2 12
33 PAPUA 2 2 2 2 2 2 2 12
34 PAPUA BARAT 2 2 2 2 2 2 2 12
JUMLAH 100 100 100 100 100 100 100 600
PELIBATAN ORANG TUA
DI SEKOLAH
PERTEMUAN PADA HARI PERTAMA SEKOLAH
 Perkenalan antar orang tua (bagi siswa baru) dan antara
orang tua dengan wali kelas, termasuk berbagi nomor
kontak
 Penjelasan program dan agenda kelas selama 1 tahun
 Penjelasan aturan sekolah dan hak kewajiban anak dan
orang tua
 Penjelasan tentang pentingnya kemitraan sekolah dengan
keluarga
 Pembentukan paguyuban atau forum orang tua tingkat
kelas
KELAS ORANG TUA
 Orang tua dan sekolah bersepakat tentang
tema yang dibahas dalam forum orang tua.
 Nara sumber bisa berasal dari kalangan
orang tua atau sumber lainnya yang
relevan.
 Pelaksanaan kegiatan bisa pada hari libur
atau di luar jam kerja.
KEGIATAN LAINNYA
 Sebagai narasumber dalam pembelajaran di
sekolah, termasuk dalam upacara sekolah
 Menjadi sukarelawan untuk membantu anak
berkebutuhan khusus
 Hadir dalam ‘perayaan akhir tahun’ (mis. pentas
seni dan pameran hasil karya anak)
 Mempersiapkan dan mengikuti kegiatan outing
 Rapat khusus untuk membahas kasus-kasus
tertentu
PELIBATAN LEMBAGA ATAU ANGGOTA MASYARAKAT
 Membantu keamanan dan kenyamanan anak dalam
perjalanan dari rumah ke sekolah
 Membantu menertibkan pedagang kaki lima di sekitar
sekolah
 Menjadi narasumber dalam pembelajaran
 Menjadi tempat kegiatan ekstra kurikuler sesuai minat
dan bakat anak, misalnya klub-klub olah raga dan sanggar
seni
 Menjadi lembaga rujukan untuk anak yang menghadapi
masalah
• Mendukung satuan-satuan pendidikan dalam
pelaksanaan pendidikan keluarga melalui
penguatan kemitraan sebagai upaya untuk
menciptakan ekosistem pendidikan yang kondusif
untuk belajar anak;
• Mendesiminasikan dan mendorong pendidikan
keluarga pada satuan-satuan pendidikan di bawah
kewenangannya; 35
CIPTAKAN SEKOLAH SEBAGAI
TEMPAT YANG AMAN,
NYAMAN, DAN
MENYENANGKAN UNTUK
BELAJAR
Terima
Kasih

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Anda mungkin juga menyukai