• Setiap pulau terdiri atas sel-sel bulat atau poligonal pucat yang
tersusun berderet dan dipisahkan oleh suatu jalinan kapiler darah.
2. β (Insulin)
Target : Sebagian besar sel
Efek : membantu pengambilan glukosa oleh sel, menstimulasi
pembentukan dan penyimpanan glikogen dan lipid, menurunkan kadar
glukosa darah.
Distimulasi oleh kadar glukosa darah yang tinggi, dihambat oleh
somatostatin.
Fisiologi Pankreas
3. δ (Somatostatin)
Target : Sel langerhans lain, epitel saluran pencernaan
Efek : menghambat sekresi insulin dan glukagon, menghambat absorbsi
usus dan sekresi enzim pencernaan.
Distimulasi oleh makanan tinggi-protein, mekanismenya belum jelas.
4. F (Polipeptida pankreas)
Target : Organ pencernaan
Efek : menghambat kontraksi kantong empedu, mengatur produksi enzim
pankreas, mempengaruhi absorbsi nutrisi oleh saluran pencernaan.
Distimulasi oleh makanan tinggi-protein dan rangsang parasimpatis.
Fungsi Insulin & Glukagon
Insulin Glukagon
• Menurunkan kadar glukosa • Meningkatkan kadar glukosa
darah darah
• ↑ pengangkutan glukosa ke • ↑ glukoneogenesis
otot • ↑lipolisis
• ↑ transfer asam amino ke sel • Menghambat glikogenesis
• ↑ glikolisis, glikogenesis dan
lipogenesis
• Inhibisi glukoneogenesis
• Inhibitor lipolisis
INSULIN
Insulin Plasma Tinggi Insulin Plasma Rendah
(Keadaan Sesudah Makan) (Keadaan Puasa)
Hati Ambilan glukosa Produksi glukosa
Sintesis glikogen Glikogenolisis
Tidak adanya glukoneogenesis Glukoneogenesis
Lipogenesis Tidak adanya lipogenesis
Tidak adanya ketogenesis Ketogenesis
Otot Ambilan glukosa Tidak adanya ambilan glukosa
Oksidasi glukosa Oksidasi asam lemak & keton
Sintesis glikogen Glikogenolisis
Sintesis protein Proteolisis & pelepasan asam amino
Jaringan Ambilan glukosa Tidak ada ambilan glukosa
lemak Sintesis lipid Lipolisis & pelepasan asam lemak
Ambilan trigliserida Tidak ada ambilan trigliserida
BIOKIMIA INSULIN DAN GLUKAGON
Mekanisme Kerja Insulin
• Insulin berikatan dengan reseptor glikoprotein
pada permukaan sel target
• Hasil kerja :
*dalam beberapa menit, misal:
– Transport,
– Fofosforilasi protein(yang dapat memulainya kerja
insulin),
– Pengaktivan/inhibisi enzim,
– Sintesis RNA
RESEPTOR INSULIN
Merupakan suatu heterodimer yang terdiri 2
subunit : rantai α dan rantai β
Subunit α Subunit β
• B.M 135.000 : • B.M 95.000
• Seluruhnya terletak ekstrasel • Suatu protein transmembran
• Berfungsi mengikat insulin (mungkin • Berfungsi transduksi sinyal, o.k bagian
melalui domain yang kaya sistein) sitoplasma rantai βnya mempunyai
aktivitastirosinkinase dan tempat
autofosforilasi
Reseptor insulin :
• Disintesis & didegradasi secara konstan
• T1/2 = 7-12 jam
• Disintesis sebagai rantai tunggal didalam R.E.R
yang cepat mengalami glikosilasi di dalam
aparatus golgi
• Gen reseptor insulin terletak pada kromosom
19
Bila insulin terikat dengan reseptor, terjadi :
1. Perubahan konformasi reseptor
2. Reseptor melakukan ikatan silang (cross-link)
dan membentuk mikroagregate
3. Internalisasi untuk pengaturan dan
pertukaran
4. Terbentuk satu sinyal atau lebih
Pada kadar insulin tinggi, misal obesitas dan
akromegali
Maka reseptor insulin m↓ dan jaringan target
menjadi kurang sensitif terhadap insulin.
Regulasi m↓ terjadi akibat hilangnya reseptor
sebagai hasil proses internalisasi (down
regulation→dapat menerangkan terjadinya
resistensi insulin pada obesitas & DMTII
Kerja insulin
Jenis Glucose Transporter
Kerja glukagon
Diabetes Melitus
Diabetes Melitus
American Diabetes Asosiation (ADA):
• Merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan
sekresi insulin, kerja insulin atau kedua – duanya .
WHO 1980:
• Suatu kumpulan problema anatomik dan kimiawi yang
merupakan akibat dari sejumlah faktor dimana didapat
defisiensi insulin absolut/relatif dan gangguan fungsi
insulin.
KLASIFIKASI ETIOLOGI DM American Diaebetes Association
I. Diabetes tipe 1 • Autoimun
• Idiopatik
II. Diabetes tipe 2 • Dominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin
relatif
• Defek sekresi insulin disertai resistensi insulin
III. Diabetes tipe lain •Defek genetik fungsi sel beta
• Maturity Onset Diabetes of the Young (MODY) 1,2,3
• DNA mitokondria
•Defek genetik kerja insulin
•Penyakit eksokri pankreas
• Pankreatitis
• Tumor/pankreatektomi
• Pankreatopati fibrokalkulus
•Endokrinopati : akromegali,sindrom Cushing, feokromositoma,
dan hipertiroidisme
•Karena obat/zat kimia
• Vacor,pentamidin,asam nikotinat
• Glukokortikoid, hormon tiroid
• Tiazid, dilantin,interferon α, dan lain-lain
•Infeksi : rubella kongenital, sitomegalovirus
•Penyebab imunologi yang jarang : antibodi anti-insulin
•Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM: sindrom
Down, sindrom Klinefelter,sindrom turner dan lain-lain
IV. Diabetes Melitus
Gestasional
DM tipe 1 DM tipe 2
Mudah terjadi ketoasidosis Tidak mudah terjdi ketoasidosis
reseptor insulin
buka
buka
OTOT
Dibakar
Tenaga
reseptor insulin
tutup
tutup
Tenaga
DM tipe 1 DM tipe 2
• Mudah terjadi ketoasidosis • Tidak mudah terjadi
• Pengobatan harus dg insulin ketoasidosis
• Onset akut • Tidak harus dg insulin
• Biasanya kurus • Onset lambat
• Biasanya pada umur muda • Gemuk atau tidak gemuk
• Berhubungan dg HLA DR3 & • Biasanya > 45 thn
DR4 • Tidak berhubungan dg HLA
• Didapatkan Islet Cell Antibody • Tidak ada Islet Cell Antibody
(ICA) (ICA)
• Riwayat keluarga diabetes (+) • Riwayat keluarga diabetes (+)
pada 10% pada 30%
• 30-50% kembar identik terkena • ±100% kembar identik terkena
KARAKTERISIK DM TIPE I DM TIPE II
Mungkin normal atau melebih
Tingkat sekresi insulin Tidak ada atau hampir tidak ada
normal
Usia awitan yang lazim Biasa < 40 (tp tidak selalu) Biasa > 40 (tp tidak selalu)
Presentasi insiden 10-20% 80-90%
Penurunan kepekaan sasaran
Defek dasar Destuksi sel β
terhadap insulin
Keterkaitan dengan kegemukan Tidak Biasanya
Kecepatan perkembangan gejala Cepat Lambat
Timbulnya ketoasidosis Sering jika tidak diobati Jarang
Kontrol makanan dan
Penyuntikan insulin,
Pengobatan penurunan berat badan; kadang
penanganan makanan
kadang hipoglikemik oral
Perawakan Biasanya kurus Gemuk/tdk gemuk
4. Gol. Tiazolindion/Glitazon
Sitagliptin
(Januvia) (100
mg dan 50 mg)
Vildagliptin
(Galvus)
Efek obat hipoglikemik oral
Sulfonilurea 0
Metformin ? 0
Acarbose 0 0
Insulin 0
Glitazon 0 0 0
4 tipe insulin
1. Insulin kerja cepat
bekerja cepat, tetapi cepat habis. Puncak 2-3 jam,
habis 6 jam.
– Contoh : Insulin Regular, Cristalin Insulin, Actrapid,
Humulin R.
– Insulin Reguler merupakan satu-satunya produk insulin
yang cocok untuk pemberian intravena.
2. Insulin kerja sedang
puncak 3-6 jam, habis 12-24 jam
– Contoh : NPH, Lente, Monotard, Insulatard.
– NPH mengandung protamin dan sejumlah zink, yang
keduanya kadang mempunyai pengaruh sebagai reaksi
imunologi, seperti urtikaria pada lokasi suntikan.
3. Insulin kerja panjang
puncak 12-24 jam, habis 36 jam
– Contoh : PZI, Ultralente.
4. Insulin campuran
antara insulin kerja cepat-sedang
– Contoh : Mixtard, Insulin Mix
Prinsip pemberian insulin :
• emergency berikan regular insulin.
• Pada permulaan pemberian insulin, coba injeksi tunggal
dengan intermediate acting insulin.
• Mulai dengan dosis kecil, dinaikkan secara perlahan
• Untuk merubah dosis, tunggu beberapa hari sampai 1
minggu.
• Jika kontrol sukar, berikan intermediate acting insulin 2 kali
sehari.
• Harus dihindarkan terjadinya hipoglikemia
Apabila untuk mencegah hiperglikemia dan ketosis diperlukan insulin > 200
U/hari. Hal ini disebabkan timbulnya antibody terhadap insulin. Terapi :
Prednison 80-100 mg/hari.
Kriteria pengendalian DM
Baik Sedang buruk
Glukosa darah (mg/dl)
- puasa 80-100 110 -125 ≥126
- 2 jam postprandial 80- 14 145 -179 ≥ 180
Terjadi kerusakan pada pembuluh darah kecil Gangguan penglihatan & pada
Mata
retina akhirnya bisa terjadi kebutaan
• Disebabkan
– penurunan bahan pembentuk glukosa
– penyakit hati
– ketidakseimbangan hormonal
• Tanda hipoglikemia saat glukosa darah <50 mg/dL
o Std. parasimpatik
o lapar,
o Mual
o TD turun
o Std. ggg otak ringan ( glukosa darah <40 mg/dl )
o lemah, lesu
o sulit bicara
o bingung, mengantuk
o Std. Simpatik
o keringat dingin
o berdebar-debar
o Std. ggg otak berat ( glukosa darah <20 mg.dl )
o koma dgn atau tanpa kejang
o meninggal
Etiologi hipoglikemia :
• DM stadium dini
• pengobatan DM
o Penggunaan insulin
o Penggunaan sufonilurea
o Bayi yang lahir dari ibu yang DM
• tidak berkaitan DM
o Hiperinsulinisme alimenter post gastrektomi
o Insulinoma
o Penyakit hati berat
o Tumor ekstra pankreatik
o hipopituitarisme
PENGOBATAN HIPOGLIKEMI
Insulin
• pasien hiperosmolar hiperglikemik non
ketotik sensitif terhadap insulin
• pemberian insuli drip sangat dianjurkan
Kalium
• pemberian kalium dikurangi jika tampak
fungsi ginjal membaik
Asidosis (ketosis)
Asidosis (ketosis)
Diuresis osmotik
KHAS HIPERGLIKEMI :
Kesadaran menurun dan dehidrasi berat
Hipovolemia
KHAS KAD :
Dehidrasi
Hiperglikemi berat dengan ketosisasidosis
Ketoasidosis Diabetik
Rehidrasi
• NaCl 0.9% sebanyak 1 liter pada 30 menit pertama, kemudian
0.5 liter pada menit kedua
• Plasma expnader berguna dalam keadaan syok
• Bila GD < 200 mg/dL, NaCl diganti dengan dextrose 5%
Insulin
• Diberikan pada jam kedua dalam bentuk bolus (IV) dosis
180mU/kgBB, lanjutkan 90mU/jam/kgBB.
• Bila GD < 200mg/dL kecepatan dikurangi menjadi
45mU/jam/kgBB
• Bial GD sabil lanjutkan drip insulin 1-2 unit/jam
Bikarbonat
• Koreksi natrium bikarbonat dilakukan bila pH <7,1
Kalium
• Diberikan pada pasien yang tidak syok
• Dapat dilakukan per infus, per oral (sadar)
Antibiotik
• Untuk mencegah infeksi dan mecegah luasnya infeksi
• Sefalosporin 2 – 3 gr IV / harii atau floxacine
Nefropati Diabetika
• Sindrom klinis pada pasien DM yang ditandai dengan albuminuria
menetap (>300mg/24jam atau >200ig/menit) pada minimal 2x
pemeriksaan dalam 3-6 bulan.
• Gula darah kurang terkendali
– GDP >140-160mg/dL
– HbA1c >7-8%
Etiologi :
• Faktor genetis
• Kelainan hemodinamik (pe↑an aliran darah ke ginjal dan LFG, pe↑an
tekanan intraglomerulus)
• Hipertensi sistemik
• Sindrom resistensi insulin
• Radang
• Hiperlipidemia
• Aktivasi PKC
Etiologi :
• Perubahan permeabilitas pembuluh darah
• Asupan protein berlebih
• Gangguan metabolik (kelainan metabolisma poliol,
pembentukan AGEs, pe↑an sitokin)
• Pelepasan GF
• Kelainan metabolisme karbohidrat/ lemak/ protein
• Kelainan struktural (hipertrofi glomerulus, dll)
• Gangguan pompa ion (pe↑an Na+-H+ pump dan pe↓an
Ca2+-ATPase pump)
Diabetic Foot Ulcer
• Hiperglikemia kelainan neuropati
kelainan pembuluh darah perubahan pada
kulit dan otot ulkus.
• Klasifikasi:
– Stage 1: normal foot
– Stage 2: high risk foot
– Stage 3: ulcerated foot
– Stage 4: infected foot
– Stage 5: necrotic foot
– Stage6: unsalvable foot