Anda di halaman 1dari 10

Verifikasi

Resep

Rumah Sakit Pusat Angkatan


Darat Gatot Soebroto Jakarta
Oktober, 2017
Persentase Kelengkapan Resep di 3 Depo
90%
Klinis, 81%
80% Klinis, 76%

70%

60% Klinis, 57%


Administratif, 55%
Administratif, 51%
50%
Administratif, 41%
40%

30%

Farmasetik, 20%
20% Farmasetik, 17%

10% Farmasetik, 8%

0%
Depo Dokmil Depo Perawatan Umum Depo Rawat Inap
Administratif Farmasetik Klinis
Depo Dokmil
Kelengkapan Kesesuaian Farmasetik Kesesuaian Klinis
Administratif

5%
23%
15% 32%
37%
46%

20%
61% 23%

8%
32%

Bentuk Sediaan Cara Pemakaian


Alamat pasien No RM Dosis / Kekuatan Kekuatan Alergi Interaksi Obat Efek Samping
Nama Pasien Lengkap SIP Dokter
Depo Perawatan Umum
Kelengkapan Administratif Kesesuaian Kesesuaian Klinis
Farmasetik
3% 3%
3%

6%
17%
31%
34%
11%

74%

83%
34%

Alamat pasien SIP Dokter Ttd / Paraf Dokter


Tanggal Resep No. RM Nama Pasien
bentuk Sediaan Dosis /Kekuatan Alergi Interaksi Obat Efek Samping
Depo Rawat Inap
Kelengkapan Kesesuaian Farmasetik Depo Rawat Inap
Administratif

3%
5%
5% 27% 33% 35%
5%
40%

8%

11% 63%
20%

13% 33%

Alamat Pasien Ttd / Paraf Dokter SIP Dokter


No. RM Nama Pasien Tanggal Resep Bentuk Sediaan - Jlh Obat Dosis / Kekuatan Alergi Interaksi Obat

Nama Dokter Cara Pemakaian Kekuatan Efek Samping Obat


Administrasi
Berdasarkan hasil pengumpulan data,
ketidaklengkapan administrasi paling tinggi terjadi
pada depo rawat inap yaitu sebesar 55% (38 Resep), dengan
persentasi tertinggi dari ketidaklengkapan administrasi
pasien yaitu alamat pasien sebanyak 24 resep dari total 38
resep yang tidak memenuhi kelengkapan administrasi.
Penulisan alamat pasien penting untuk dilakukan karena
jika ada pasien yang menerima obat obatan narkotika dan
psikotropika, apoteker dapat memonitoring kemana obat
obatan tersebut didistribusikan sehingga memperkecil
kemungkinan penyalahgunaan obat obatan tersebut.
Selain itu, alamat pasien penting untuk di
cantumkan apabila ada 2 pasien atau lebih yang memiliki
Farmasetik
Ketidaklengkapan farmasetik terjadi paling tinggi
yaitu pada depo dokmil 20% (15 resep). Ketidaklengkapan
penulisan bentuk sediaan menempati urutan teratas yaitu 6
resep dari total 15 resep yang tidak lengkap secara
farmasetis.
Pada resep, penulisan bentuk sediaan harus ditulis
dengan jelas agar tidak memicu terjadinya kesalahan
pemberian bentuk sediaan obat yang akan digunakan oleh
pasien sesuai dengan kebutuhan, keadaan dan kondisi
pasien. Misalnya obat Ranitidin, dimana ranitidin memiliki
bentuk sediaan lebih dari satu. Maka dalam resep perlu
dituliskan bentuk sediaan tablet atau injeksi.
Klinis
Permasalahan klinis di masing masing depo menempati
persentasi tertinggi. Namun, depo Perawatan Umum yang
paling banyak memiliki permasalahan klinis yaitu sebesar 80
% (61 resep dari total 75 resep yang dianalisis). Dari 61 resep, 21
resep diantaranya tidak menuliskan keterangan apakah
pasien memiliki alergi terhadap obat tertentu, dan 21 resep
yang berpotensi terjadinya interaksi obat.
1. Alergi Obat

Tidak semua obat dapat mengakibatkan reaksi alergi.


Hanya beberapa golongan obat saja yang dapat menimbulkan
reaksi alergi itupun tidak terjadi pada semua orang.
Golongan obat yang dapat menimbulkan reaksi alergi adalah
obat anti inflamasi non steroid (OAINS), antibiotik; misalnya
penisilin dan derivatnya, sulfonamid, dan obat-obatan
antikonvulsan.
Menurut WHO, sekitar 2% dari seluruh jenis alergi obat
yang timbul tergolong ‘serius’ karena reaksi alergi obat yang
timbul tersebut memerlukan perawatan di rumah sakit bahkan
mengakibatkan kematian. Sindrom Steven-Johnson (SSJ) dan
Nekrolisis Epidermal Toksis (NET) adalah beberapa bentuk reaksi
serius dari alergi obat.
Dengan adanya keterangan alergi atau tidak pada
2. Interaksi Obat
– Interaksi obat yang terjadi yaitu interaksi obat secara mayor,

Anda mungkin juga menyukai