Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN

DIARE

OLEH :
Indah Novita Sari (G2A218019)
Dian Rahayu P (G2A218020)
Danang Oktavianto P (G2A218021)
Anugrah Wismanti P (G2A218022)
Galih Aditiya W (G2A218023)
Fantina Yoga Oktaviani (G2A218084)
BAB 1 Pendahuluan

 A. Latar Belakang

Angka kesakitan dan kematian diare di negara berkembang masih sangat tinggi.
Angka kesakitan diare di negara Indonesia adalah 200 – 400 kejadian setiap
tahunnya dan 70-80 %-nya adalah anak balita (Brotowasisto, 19750). Diare
termasuk salah satu kelompok tiga penyebab penderita datang ke Puskesmas
B. Tujuan

 Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan diare dehidrasi
Ringan sedang.
 Tujuan Khusus
Menjelaskan pengertian diare
Menjelaskan penyebab diare
Mengidentifikasi tanda dan gejala diare.
Menjelaskan patofisiologi diare
Menjelaskan pemeriksaan diagnostic pada kasus diare.
Mengetahui komplikasi diare
Mengetahui penanganan diare
BAB II. Tinjauan Teori

 A. Definisi

Diare adalah kehilangan cairan elektrolit yang berlebihan terjadi karena


frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali, dengan bentuk tinja cair atau encer.
Diare diartikan sebagai suatu kondisi buang air besar yang tidak normal atau tinja
yang encer dengan frekuensi lebih sering dari biasanya.
 B. Etiologi

 Faktor Infeksi
Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama
diare pada anak.

 Faktor Malabsorbsi
Malabsorbsi Karbohidrat
Malabsorbsi Lemak

 Faktor Makanan : Makanan Besi, Beracun, Alergi terhadap makanan.

 FAKTOR PSIKOLOGIS : RASA TAKUT DAN CEMAS


C. Patofisiologi

 Mekanisme dasar yang menyebabkan diare ialah yang pertama gangguan


osmotik, akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi
pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus yang
berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul
diare. Kedua akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus
akan terjadi peningkatan sekali air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan
selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus. Ketiga
gangguan motalitas usus, terjadinya hiperperistaltik akan mengakibatkan
berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul
diare sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri
timbul berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula.
D. Manifestasi klinis

 Mula-mula anak/bayi cengeng gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu


makan berkurang.
 Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer, kadang disertai
mual dan muntah
 Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.
 Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya difekasi dan tinja menjadi lebih asam
akibat banyaknya asam laktat.
 Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elistitas kulit menurun),
ubun-ubun dan mata cekung membran mukosa kering dan disertai penurunan berat
badan.
 Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekan darah turun, denyut
jantung cepat, pasien sangat lemas, kesadaran menurun (apatis, samnolen, sopora
komatus) sebagai akibat hipovokanik.
 Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria).
 Bila terjadi asidosis metabolik klien akan tampak pucat dan pernafasan cepat dan
dalam (Kusmaul).
E. Pemeriksaan Diagnostik

 Pemeriksaan tinja, meliputi:


 Makroskopis dan mikroskopis
 pH dan kadar gula dalam tinja
 Bila perlu diadakan uji bakteri
 Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan
menentukan pH dan cadangan alkali serta analisa gas darah.
 Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
 Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan Posfat
F, Komplikasi

 Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik).


 Rengatan hipovolemik.
 Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoni otot, lemah, bradikardi,
perubahan pada elektro kardiagram).
 Hipoglikemia.
 Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase karena
kerusakan vili mukosa, usus halus.
 Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.
 Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga
mengalami kelaparan.
Penatalaksanaan medis
 Cairan per oral
Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan peroral berupa cairan yang bersifat
NaCl dan NaHCO3 dan glukosa. Untuk diare akut dan kolera pada anak diatas 6 bulan kadar
Natrium 90 mEg/l. Pada anak dibawah umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan-sedang kadar
natrium 50-60 mEg/l. Formula lengkap disebut oralit, sedangkan larutan gula garam dan tajin
disebut formula yang tidak lengkap karena banyak mengandung NaCl dan sukrosa.

 Cairan parentral
Diberikan pada klien yang mengalami dehidrasi berat,

 Pengobatan dietetik
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat badan kurang dari 7 kg,
jenis makanan:
Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan lemak tak jenuh
Makanan setengah padat (bubur atau makanan padat (nasi tim)
Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan misalnya susu yang tidak
mengandung laktosa dan asam lemak yang berantai sedang atau tak jenuh.
Penatalaksanaan Keperawatan
 PENGKAJIAN
Data fokus
Hidrasi
 Turgor kulit
 Membran mukosa
 Asupan dan haluaran
Abdomen
Nyeri
Kekauan
Bising usus
Muntah-jumlah, frekuensi dan karakteristik
Feses-jumlah, frekuensi, dan karakteristik
Kram
Tenesmus
DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan
ketidakseimbangan antara intake dan out put.
 Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kontaminasi usus dengan
mikroorganisme.
 Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi yang disebabkan oleh
peningkatan frekuensi BAB.
 Cemas berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua, tidak mengenal
lingkungan, prosedur yang dilaksanakan.
 Kecemasan keluarga berhubungan dengan krisis situasi atau kurangnya
pengetahuan.
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Tingkatkan dan pantau keseimbangan cairan dan elektrolit
- Pantau cairan IV
- Kaji asupan dan keluaran
- Kaji status hidrasi
- Pantau berat badan harian
- Pantau kemampuan anak untuk rehidrasi
- Melalui mulut
2. Cegah iritabilitas saluran gastro intestinal lebih lanjut
- Kaji kemampuan anak untuk mengkonsumsi melalui mulut (misalnya: pertama
diberi cairan rehidrasi oral, kemudian meningkat ke makanan biasa yang
mudah dicerna seperti: pisang, nasi, roti atau asi.
- Hindari memberikan susu produk.
- Konsultasikan dengan ahli gizi tentang pemilihan makanan.
3. Cegah iritasi dan kerusakan kulit
 Ganti popok dengan sering, kaji kondisi kulit setiap saat.
 Basuh perineum dengan sabun ringan dan air dan paparkan terhadap udara.
 Berikan salep pelumas pada rektum dan perineum (feses yang bersifat asam akan
mengiritasi kulit).

4. Ikuti tindakan pencegahan umum atau enterik untuk mencegah penularan


infeksi (merujuk pada kebijakan dan prosedur institusi).

5. Penuhi kebutuhan perkembangan anak selama hospitalisasi.


 Sediakan mainan sesuai usia.
 Masukan rutinitas di rumah selama hospitalisasi.
 Dorong pengungkapan perasaan dengan cara-cara yang sesuai usia.
6. Berikan dukungan emosional keluarga.
 Dorong untuk mengekspresikan kekhawatirannya.
 Rujuk layanan sosial bila perlu.
 Beri kenyamanan fisik dan psikologis.
 Rencana pemulangan.
 Ajarkan orang tua dan anak tentang higiene personal dan lingkungan.
 Kuatkan informasi tentang diet.
 Beri informasi tentang tanda-tanda dehidrasi pada orang tua.
 Ajarkan orang tua tentang perjanjian pemeriksaan ulang
ASUHAN KEPERAWATAN

ASKEP DIARE.docx
KESIMPULAN
 Dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak diare dengan masalah
keperawatan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, tindakan
keperawatan yang diberikan tidak hanya berfokus pada pemberian rehidrasi
cairan dan elektrolit saja, melainkan perlu pula diperhatikan monitoring
terhadap kepatenan jalur infus, kecepatan pemberian cairan, vital signs, juga
perlu dilakukan pengukuran ulang kadar elektrolit serum sesudah pemberian
cairan parenteral. Dengan demikian adanya tanda-tanda dehidrasi maupun
kelebihan cairan dan elektrolit dapat segera diketahui dan ditangani lebih
awal.
Terimakasih 

Anda mungkin juga menyukai