Anda di halaman 1dari 37

Pemicu 5

Cairan, Lenting dan Gatal yang


Mengganggu
Kelompok 8
Blok Sistem Urogenital
Maret 2017
Kelompok 8
• Tutor : dr. Ernawati & dr. Dewi
• Ketua : Marco 405130219
• Sekretaris : Marsella Epifania S. 405140166
• Penulis : Siti Nur R. Firda Fauziyah 405140134
• Anggota :
 Anne Angelyn Kojongian 405120156
 Indra Mahardhika 405130015
 Dheasitta Andini Putri 405130054
 Agustina Cynthia C. S. 405140066
 Aldi Firdaus 405140098
 Derryl Falary 405140234
 Putu Devara Karunia Esa 405140111
 Thasya Karina Nathalia 405140200
Cairan, Lenting dan Gatal yang Mengganggu
• Seorang laki-laki berusia 28 thn yg baru menikah 14 hari • Lima bulan lalu pasien jg mempunyai keluhan keluar cairan
datang bersama istrinya ke dokter praktik umum, dgn seperti ini yg terutama keluar menjelang mestruasi, berbau
keluhan utama kencing nanah sejak 5 hari lalu. Ia juga asam, berwarna putih susu kental dan disertai gatal. Ia sudah
mengeluh kemaluannya memerah & terasa gatal. Dari berobat ke dokter umum lalu diberi beberapa jenis obat
anamnesa didptkan riwayat timbul lenting berisi air di minum selama 5 hari & keluhan pun menghilang. Pasien
batang kemaluannya satu tahun lalu. Saat itu ia berobat ke diketahui sehari-harinya bekerja di pasar, dan sering membilas
puskesmas & mendpt obit minum yg harus dihabiskan organ kewanitaannya di toilet umum. Pada pemeriksaan
selama 3 hari. Pada pemeriksaan genitalia didptkan genitalia didapatkan: luka erosi dilabia majora dan minora,
mukosa glans penis eritema, sekret mukopurulen pada vegetasi linear pada perineum, vulva hiperemis, terlihat sekret
ostium uretra eksterna & belum ada tanda-tanda disunat. pada introitus vagina. Saat pasien dianamnesa ulang, diketahui
kutil, sudah ada sejak 3 bulan yg lalu tetapi tidak terasa nyeri
• Istrinya yg berusia 24 thn ikut juga berobat dgn keluhan
sehingga tdk diindahkan oleh pasien. Dokter kemudian
utama keluar cairan dari kemaluan disertai luka-luka lecet
menyarankan utk dilakukan pemeriksaan sekret vagina.
yg terasa nyeri di bibir kemaluan sejak 4 hari lalu. Cairan
berwarna kekuningan, agak berbau tdk gatal & tdk nyeri. • Setelah dilakukan pendekatan lebih lanjut, suami yg berprofesi
Utk keluhan cairan dari kemaluan, ia belum minum obat. sbg supir bus antar kota mengaku sering berkunjung ke tempat
Sdgkan utk luka-luka di bibir kemaluan, ia sudah berobat prostitusi & mempunyai pekerja seks komersial (PSK)
ke dokter dan mendpt obat tablet beserta krim tetapi langganan. Selama berhubungan seksual, ia mengaku jarang
tidak sembuh. Lima bulan lalu pasien jg mempunyai menggunakan kondom. Sang suami mengaku PSK
keluhan keluar cairan seperti ini yg terutama keluar langganannya tsbt pernah bercerita bahwa ia dulu menderita
menjelang mestruasi, berbau asam, berwarna putih susu, luka di kemaluannya dan sang suami jg sempat melihat adanya
bercak-bercak di kedua telapak tangan dan telapak kaki PSK
langganannya tersebut . Apa yg dpt anda pelajari dari kasus
ini?
Learning Issues
1. Definisi, klasifikasi IMS
2. Etiologi, faktor resiko IMS
3. Patofisiologi, tanda & gejala IMS
4. Anamnesa, PF, PP IMS dgn memperhatikan etika
5. Diagnosa banding IMS
6. Tatalaksana farmakologi & nonfarmokologi IMS, KIE IMS
7. Bakteri: Gonore, charcoid, siphilis
Virus: Herpes (HSV), kondiloma, HIV, Vaginosis bakrerialis
Jamur: candiasis vulvovaginalis
Parasit: trikomoniasis
Patofisiologi PSK • Berganti-ganti pasangan
• Luka kemaluan
• Bercak merah telapak
tangan& kaki
Virus Bakteri Ping-pong
Parasit
phenom

• Sex bebas
Etiologi & Laki-laki • Higiene pribadi
faktor resiko (belum disunat)
Ping-pong Faktor
phenom resiko
Anamnesa • Higiene kurang
PF Perempuan
PP

Diagnosa DD Tatalaksana:
Farmakologis Suspek :
KIE • Trikomoniasis
Non-farmakoloigs • Vaginosis
Komplikasi
Konseling &
Prognosis
IMS
• Penyakit-penyakit yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual baik
secara genito-genital, oro-genital, atau ano-genital → kelainan yang timbul
tidak terbatas hanya pada daerah genital saja
Klasifikasi :
• Menurut MO penyebab
1. Bakteri : gonore, infeksi genital non spesifik, sifilis, ulkus molle,
limfogranuloma venereum, vaginosis bakterial
2. Virus : herpes genitalis, kondiloma akuminata, infeksi HIV/AIDS, hepatitis
B, moluskum kontangiosum
3. Jamur : kandidiasis vulvovaginal
4. Protozoa : trikomoniasis
5. Ektoparasit : pedikulosis pubis, skabies
Definisi
• Infeksi menular seksual adalah infeksi yang penularannya terutama
melalui hubungan seksual (genito-genital, oro-genital, ano-genital)
• IMS juga dpt ditularkan melalui
• kontak langsung dengan alat yang tercemar
• Ibu hamil kepada janin yang dikandung atau saat proses kelahiran (inpartu)
GONORE
Etiologi Neisseria gonorrhoeae
Patofisiologi Cara penularan: hubungan kelamin, alat-alat, pakaian, termometer, dll
N. gonorrhoeae (virulensi: pili)  melekat ke mukosa  endositosis & transpor melewati sel mukosa 
inflamasi
Gambaran Klinis Masa tunas singkat ♀
♂: 2-5 hari • Dapat asimtomatik
• Gatal • Kadang nyeri pada panggul bawah
• Panas di bagian distal uretra sekitar orifisium uretra • Serviks tampak merah
eksternum • Erosi
• Disuria • Sekret mukopurulen
• Polakisuria • Duh tubuh banyak jika tjd servisitis
• Keluar duh tubuh mukopurulen akut/vaginitis  Trichomonas vaginalis
• orifisium uretra eksternum kemerahan
• Edema
Tes Thomson
Diagnosis • Sedian langsung
Pewarnaan gram  Gonokok Gram negatif, Gelas I Gelas II Arti
Daili SF, Makes WIB, Zubier intraseluler dan extraseluler Jernih Jernih Tidak infeksi
F. Infeksi menular seksual,
edisi ke-4. Jakarta: Badan Bahan duh tubuh pria  daerah fosa navikularis Keruh Jernih Infeksi uretritis anterior
Penerbit FKUI; 2014. P.65-71 Bahan duh tubuh wanita  uretra, muara kelenjar
Menaldi SLS, Bramono K,
Barholin, endoserviks Keruh Keruh Panuretritis
Indriatmi W. Ilmu Penyakit
Kulit dan Kelamin. 7th ed. • Kultur Jernih Keruh Tidak mungkin
Jakarta: Badan Penerbit
FKUI; 2015. • Tes beta-lactamase
Komplikasi ♂ ♀
• Tisonitis • Salpingitis
• Parauretritis • PRP (penyakit radang panggul)  jaringan
• Littritis parut pd tuba  infertilitas / kehamilan
• Cowperitis ektopik
• Prostatitis • Parauretritis
• Vesikulitis • Bartolinitis
• Funikulitis
• Epididimitis
Farmako Gonore
• Sefiksim : 400 mg per oral, dosis tunggal
• Levofloksasin : 250 mg per oral, dosis tunggal
Gonore + komplikasi
• Sefiksim ; 400 mg per oral, dosis tunggal per hari selama 5 hari
• Levofloksasin : 250 mg per oral, dosis tunggal per hari selama 5 hari
Uretritis non-gonore
• Azitromisin : 1gr per oral, dosis tunggal
• Dosisiklin : 100 mg, per oral, 2x sehari selama 7hari

Daili SF, Makes WIB, Zubier F. Infeksi


menular seksual, edisi ke-4. Jakarta: Badan
Penerbit FKUI; 2014. P.65-71
Pedoman Nasional Penanganan Infeksi
Menular Seksual. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI; 2011.
SIFILIS
Etiologi Treponema pallidum
Patofisiologi bersifat kronis dan sistemik ditandai dengan lesi primer diikuti dengan erupsi sekunder pada kulit dan
selaput lendir
 masuk kedalam periode laten tanpa manifestasi lesi di tubuh diikuti dengan lesi pada kulit, lesi pada
tulang, saluran pencernaan, sistem saraf pusat dan sistem kardiovaskular
Gambaran Klinis • Lesi awal  papul yang mengalami erosi, teraba keras dan ada indurasi. Permukaan tertutup krusta
dan terjadi ulserasi. Tepi lesi meninggi dan keras
• ♂: disertai pembesaran kelenjar limfe inguinal media baik unilateral/bilateral.
Klasifikasi SIFILIS PRIMER SIFILIS LATEN
• Tukak pada adaerah genitalia eksterna yang muncel Tanpa gejala klinis tetapi hasil serologi reaktif
setelah 3minggu kontak dengan kuman SIFILIS LANJUT
• papul erosi, teraba keras • NEUROSIFILIS
• ♂: disertai pembesaran kelenjar limfe inguinal • SIFILIS KARDIOVASKULAR
medial unilateral/bilateral • SIFILIS BENIGNA LANJUT
• ♀: lesi sering di vagina/serviks
SIFILIS SEKUNDER
• Ruam pada kulit, selaput lender, dan organ tubuh
• Pembesaran kelenjar limfe multiple superfisialis
pada tubuh
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26065/4/Chapter%20II.pdf
Menaldi SL, Bramono K, Indriatmi W. Ilmu penyakit kulit dan kelamin, edisi
ke-7. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2015
Sexually Transmitted Disease
4th Edition
• Early syphilis  dark-field examination / direct fluoroscent antibody
testing of lesion exudate positive diagnosis

William’s Gynecology 2nd ed.


SIFILIS
DD • Genital lesions  Herpes, chancroid, donovanosis
• Primary chancre  LGV, herpes, non-venereal causes of genital ulceration
• Early congenital syphilis  perinatally acquired herpes simplex (bullous rash) or other
intrauterine infections causing hepatosplenomegaly, anemia, and jaundice (CMV,
toxoplasmosis, rubella)
Treatment • Early syphilis
• 1st line  Benzathine penicillin 2.4 MU IM x 1
• 2nd line  Doxycycline 100 mg x 2 daily till 14 days, OR Procaine penicillin 1.2 MU IM
daily x 10
• Late syphilis  Benzathine penicillin 2.4 MU IM once weekly x 3
• Early congenital syphilis  Procaine penicillin 50,000 U/kg IM daily till 10 days
• Mother and sexual partner(s) should be investigated & treated appropriately

Manson’s Textbook of Tropical Diseases 23rd Edition


Sexually Transmitted
Disease 4th
Vaginosis Bakterial
Definisi sindrom perubahan ekosistem vagina, terjadi pergantian dari lactobasillus yg normalnya memproduksi H2O2 di
vagina dgn bakteri anaerob  peningkatan pH <4,5 – 7,0.
Etiologi 1.Gardnerella vaginalis :
pada kultur juga didapatkan sensitif G.vaginalis pada wanita tanpa tanda2 infeksi vagina. G.vaginosis
berinteraksi dgn bakteri anaerob dan mycoplasma u/ menyebabkan BV.
2. Bakteri anaerob:
Bacteroides (76%) dan Peptosteptococcus (36%) → jarang pada wanita normal →↓laktat dan ↑ suksinat dan
asetat pd cairan vagina.
Mobiluncus spp (85%): batang anaerob lengkung pada vagina.
3. Mycoplasma hominis
Konsentrasi 100-1000x lipat dari vanita normal. Dapat berinteraksi dgn G.vaginalis dan Bakteri anaerob.
Gejala Klinis asimtomatik atau dgn gejala khas :
• Bau ikan terutama saat berhub seksual: Cairan seminal yg basa (pH 7,2)→ terlepasnya amin dr perlekatan
pd protein menguap  menimbulkan bau khas.
• Sekret: homogen, tipis dan cair, warna putih-abu (sekret normal vagina : tebal dan epitel vagina yg
bergelombol/ menggumpal)
• Tdk ada inflamasi pada vagina dan vulva.
Diagnosis 1.Cairan vagina homogen, putih-abu, melekat pada dinding vagina
Daili SF, Makes WIB, Zubier F.
2.Ph vagina lebih besar >4,5
3 dari 4 tanda Infeksi menular seksual, edisi
3.Sekret vagina bau ikan sebelum/sesudah penambahan KOH 10% ke-4. Jakarta: Badan Penerbit
FKUI; 2014. P.116-122
4.Adanya clue cells pada pemeriksaan mikroskop.
Vaginosis Bakterial
Komplikasi obstetrik dan ginekologik: korioamnionitis, infeksi cairan ammion, infeksi masa nifas, penyakit radang panggul,
kelainan prematur dan his prematur.
Tatalaksana • Hanya diberikan kpd penderita VB yg simtomatik Wanita Hamil
• Pasangan pria dr wanita dgn BV tdk diberi terapi • Metronidazol 500 mg oral 2x sehari 7 hari
secara rutin. • Klindamisin 300 mg 2x sehari 7 hari
Antibiotik yg direkomendasikan:
• Metronidazol 500mg 2x sehari oral selama 7hr
• Metronidazol 2gr dosis tunggal
• Timidazol 2g dosis tunggal.
Regimen alternatif:
• Kindamisin 300mg oral 2x sehari selama 7hr.
Terapi pemeliharaan : asam asetat gel saat menstruasi
Infeksi berulang diberikan metronidazol 7hr
Pencegahan Abstinensia
Penggunaan kondom tidak menurunkan resiko terjadnya VB

Daili SF, Makes WIB, Zubier F. Infeksi menular seksual, edisi ke-4. Jakarta: Badan Penerbit
FKUI; 2014. P.116-122
Ulkus Mole
Sinonim chancroid
Etiologi Haemophilus ducreyi
Klasifikasi • Giant chancroid
• Ulkus mole serpiginosum : bersifat destruktif
• Ulkus mole gangrenosum : menyebabkan destruksi jaringan yang cepat dan dalam
• Transient chancroid : ulkus kecil sembuh spontan
• Ulkus mole folikularis : timbu pada folikel rambut
• Ulkus mole papular : papul berulserasi dan granulomatosa
Gambaran Klinis ♂ : masa inkubasi 2-35 hari, waktu rata-rata 7 hari. Pada wanita sulit
• Preputium, meatus uretra eksternum dan pria tidak disunat bersiko tinggi terinfeksi H.ducreyi. Lesi
awal: papul kecil + eritema ringan, bagian tengah papul akan berpustulasi & cepat mjd erosi. Lesi 
ulkus dalam 48 jam dan diliputi eksudat nekrotik kuning keabu-abuan
• Sifat khas ulkus  multipel, sangat nyeri terutama bila terkena pakaian / urin, tepi tidak rata &
bergaung, batas tegas, dikelilingi oleh eritema ringan (kecuali bila trdpt infeksi sekunder
• Dasar ulkus kotor, rapuh dan mudah berdarah serta nekrotik
• Tidak ada indurasi pd dasar dan sekitar ulkus
• Ulkus berukuran sampai 2-3 cm
• Ulkus dapat menyebar di perineum, anus, scrotum, paha dan abdomen bawah
• Ulkus yang berjalan dalam uretra menimbulkan keluhan uretritis non-gonore

Daili SF, Makes WIB, Zubier F. Infeksi menular seksual,


edisi ke-4. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2014. P103-108
Gambaran Klinis ♀
• Fourchette, sekitar meatus uretra, bagian dalam labia minora
• Disuria, nyeri waktu defekasi, dispareunia / duh vagina
• Lesi pada serviks, perineum, anorektum, orofaring
• Ulkus lebih banyak dan dalam
Diagnosis • Pemeriksaan langsung bahan ulkus dgn pengecatan gram.
Bahan diambil dari dari dasar ulkus
• Kultur H. ducreyi.
Bahan diambil dari dasar ulkus yg purulen.
• Tes serologi
Tatalaksana • Kompres, irigasi atau rendam dengan larutan salin  menghilangkan debris nekrotik dan
mempercepat penyembuhan ulkus
• Siprofloksasin: 500 mg per oral, 2x sehari selama 3 hari
• Eritromisin: 500 mg per oral, 4x sehari selama 7 hari
• Azitromisin: 1 g per oral, dosis tunggal
Komplikasi • Adenitis inguinal
• Fimosis / parafimosis
• Fisura uretra
• Fistel rektovagina Daili SF, Makes WIB, Zubier F. Infeksi menular seksual,
edisi ke-4. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2014. P103-108
http://images.medicinenet.com/images/slidesho
w/stds-s14-photo-of-chancroid-infections.jpg
Ulkus Mole
Prognosis • Terapi berhasil : Keluhan menghilang setelah 3 hari
• Ulkus menghilang dalam waktu 1-2 minggu pengobatan.
• Ulkus besar menghilang lebih dari 2 minggu.
• Limfadenistis butuh wktu yang lebih lama lagi

Menaldi SL, Bramono K, Indriatmi W. Ilmu penyakit kulit dan


kelamin, edisi ke-7. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2015
Herpes Simpleks
Definis Infeksi akut yg disebabkan oleh virus herpes simpleks (virus herpes hominis) tipe I dan II  ditandai dg
adanya vesikel yg berkelompok di atas kulit yg sembab dan eritematosa pd daerah dkt mukokutan
Sinonim fever blister, cold sore, herpes febrilis, herpes labialis, herpes progenital (genitalis)
Etiologi HSV tipe I dan II  virus herpes hominis (virus DNA)
• Dibedakan tipe I dan II berdasarkan karakteristik pertumbuhan pd media kultur, antigenic
marker, dan lokasi klinis (tempat predileksi)
Epidemiologi kosmopolit, menyerang laki2 maupun perempuan dg frekuensi yg berbeda
Infeksi primer HSV tipe I dimulai pd usia anak2, infeksi HSV tipe II tjd pd decade II dan III dan berhub.
dgn peningkatan aktivitas seksual
Gejala Klinis Infeksi primer
• Predileksi HSV tipe I : daerah pinggang ke atas t.u mulut dan hidung, biasanya usia anak2  etio :
kontak kulit dg perawat, dokter gigi, atau pd org yg suka menggigit jari (herpetic whit-low)
• Dpt menyebabkan herpes ensefalitis, herpes orogenital
• Predileksi HSV tipe II : daerah pinggang ke bawah t.u daerah genital, dan dpt menyebabkan herpes
meningitis dan infeksi neonates, serta herpes orogenital
• Berlangsung lbh lama dan berat  rerata 3 minggu dan disertai gejala sistemik : demam, malaise,
Djuanda A, Suriadiredja AS,
Sudharmono A, Wiryadi BE, dan anoreksia serta bengkak pd KGB regional
Kurniati DD, Daili ES. Ilmu • Tanda klinis : vesikel berkelompok, sembab dan eritematosa, berisi cairan jernih dan mjd
penyakit kulit dan kelamin.
7th ed. Jakarta: Badan seropurulen  krusta, ulserasi dangkal, sembuh tanpa sikatriks
Penerbit Fakultas • Pemeriksaan fisik tidak ada indurasi, dan terkadang terdpt infeksi sekunder  memberikan
Kedokteran Universitas
Indonesia; 2015 p.125-135 gambaran tidak jelas
William’s Gynecology 2nd ed.
Herpes Simpleks
Gejala Klinis Fase laten
• Ps asimtomatik  ttp HSV dpt ditemukan dlm keadaan inaktif di ganglion dorsalis
Infeksi rekurens
• Dr fase laten  virus kembali aktif “dg mekanisme pacu”  mencapai kulit  muncul gejala klinis
• Mekanisme pacu : trauma fisik (demam, infeksi, kurang tidur, hub. Seksual), trauma psikis (g3
emosional, menstruasi) dan beberapa jenis makanan dan minuman
• Gejala klinis timbul lbh ringan, berlangsung 7-10 hari, adanya gejala prodromal (panas, gatal, dan
nyeri)  timbul vesikel
Diagnosis • HSV dpt ditemukan pd lesi vesikel  dibiakan
• Jk masa laten  periksa antibody thd HSV
• Pd percobaan Tzank dg pewarnaan Giemsa ditemukan sel datia berinti banyak dan badan inklusi
intranuklear
DD • HSV pd mulut dan hidung harus dibedakan dg impetigo vesiko bulosa
• Pd daerah genital harus dibedakan dg ulkus durum, ulkus mole, dan mikstum, maupun ulkus yg
mendahului peny. Limfogranuloma venereum
Tatalaksana • lesi dini  preparat idoksuridin (stoxil, viruguent, viruguent-P)  salep/krim topical, preparat
Djuanda A, Suriadiredja AS,
Sudharmono A, Wiryadi BE, acyclovir (zorivax) topical / oral 5 x 200 mg sehari selama 5 hari  utk virus yg aktif, sediaan
Kurniati DD, Daili ES. Ilmu parenteral acyclovir utk peny. Yg lbh berat dan adanya komplikasi
penyakit kulit dan kelamin.
7th ed. Jakarta: Badan • Preparat adenine arabinosid (vitarabin)  suatu interferon yg menghambat reproduksi virus
Penerbit Fakultas • Cegah rekurensi  preparat lupidon H (utk HSV tipe I), dan Lupidon G (utk HSV tipe II)  ↑
Kedokteran Universitas
Indonesia; 2015 p.125-135 imunitas seluler
Herpes genitalia pd kehamilan
• Virus dpt melewati sawar plasenta  infeksi pd bayi dpt
menimbulkan mortalitas 60% dan separuh yg hidup biasanya
menderita cacat neurologic dan kelainan pd mata
• Kel. Pd bayi : ensefalitis, keratokonjungtivitis, hepatitis, lesi kulit
• Bumil yg menderita herpes genital  lahir secara Caesaria
• Tindakan dilakukan sebelum ketuban pecah / paling lambat 6 jam setelah
ketuban pecah
• Transmisi HSV pd trimester I  abortus dan pd trimester II 
prematuritas
Djuanda A, Suriadiredja AS, Sudharmono A, Wiryadi BE, Kurniati DD, Daili ES. Ilmu
penyakit kulit dan kelamin. 7th ed. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2015 p.125-135
TRIKOMONIASIS
Definisi penyakit infeksi protozoa yang disebabkan oleh Trichomonas vaginalis, biasanya ditularkan melalui
hubungan seksual dan sering menyerang traktus urogenitalis bagian bawah pada wanita maupun pria,
namun pada pria peranannya sebagai penyebab penyakit masih diragukan.
Etiologi • T. vaginalis satu satunya spesies Trichomonas yang bersifat patogen pd manusia
• T. vaginalis
• Bentuk ovoid
• 10 – 20 mμ
• Terlihat pada sediaan basah
• Membelah secara longitudinal
• Membentuk koloni trofozoit pada permukaan sel epitel vagina dan uretra pd wanita;
uretra, kelenjar prostat dan vesikula seminalis pada pria
https://www.cdc.gov/STD/Tri
• Cepat mati bila mengering, terkena sinar matahari, terpapar air 35 – 40 menit
chomonas/images/trich-
228.jpg • Dapat menular melalui handuk/ pakaian yg terkontaminasi
Gambaran Klinis ♀ ♂ Simptomatik
• Duh: kehijauan & berbusa Gambaran klinis akut
• Duh banyak  gatal & perih • Uretritis, prostatitis, dan epididimitis.
• Dispareunia, perdarahan pasca koitus, Gambaran klinis ringan
perdarahan intermenstrual • Duh keluar secara intermitten
Daili SF, Indrianti W, Zubier F, • Vaginitis akut  Edema & eritem pd labium + (purulen,mukoid, mukopurulen)
Judanarso J, ed. Infeksi
Menular Seksual. Jakarta: FK nyeri • Disuria dan perasaan gatal pada uretra
UI, 2009 (hal.179-186) • Gambaran yg khas  strawberry cervix • Uretritis yang bersifat self limited
CANDIDIASIS VULVOVAGINALIS
Etiologi Candida albicans atau ragi lain dari genus candida
Gambaran Klinis • Panas atau iritasi pada vulva
• Keputihan tidak berbau atau berbau asam
• Keputihan berwarna putih keju atau seperti susu/krim
• vulva/dan vagina terdapat tanda-tanda radang, fisura, dan lesi
Diagnosis Pemeriksaan mikroskopik sekret dgn sediaan basah KOH 10%/pewarnaan Gram
Adanya bentuk ragi (yeast form):
• Blastospora bentuk lonjong
• Sel tunas
• Pseudohifa
• Kadang hifa asli bersepta
Tatalaksana • Klotrimazol : 200mg, intra vagina, setiap hari selama 3 hari
• Klotrimazol : 500mg, intra vagina, dalam dosis tunggal
• Flukonazol : 150mg per oral, dalam dosis tunggal
• Itrakonazol : 200mg per oral, 2x sehari, dosis tunggal

Daili SF, Makes WIB, Zubier F. Infeksi menular seksual,


edisi ke-4. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2014. P171-177
Pedoman Nasional Penanganan Infeksi Menular Seksual.
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2011.
Pedoman Nasional Penanganan Infeksi Menular Seksual.
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2011.
HIV
• Virus penyebab tjdnya AIDS
• HIV menyerang dan menghancurkan system kekebalan tubuh, shg tubuh tdk mampu
melindungi diri dr berbagai penyebab penyakit lain
• HIV terdapat pd cairan tubuh orang yg tertular :
Darah
Cairan sperma
Cairan vagina
ASI yg tertular HIV
Penularan HIV • Melalui darah yang tercemar HIV
• Hubungan seksual
• ibu yang menderita HIV / AIDS kepada bayinya
• jarum suntik, alat tindik, alat tato yang tercemar HIV yg dipakai secara bergantian
• mudah memasuki tubuh jika ada luka / lecet pd alat kelamin
Resiko terkena HIV semakin besar jika sering berganti2 pasangan
Tanda & Gejala • tampak sehat seperti orang lain yg tidak tertular.
• Harus dilakukan pemeriksaan darah HIV utk membuktikan apakah tertular HIV atau tidak.

Kelompok Berisiko Tinggi • Pelanggan PSK & PSK


• Pasangan penderita HIV / AIDS
• Anak dr ibu penderita HIV / AIDS
• Pecandu obat obatan cara suntikan Situasi dan Analisis HIV AIDS. Infodatin Pusat Data dan
• Kalangan homoseksual Informasi kementrian kesehatan RI. 2014
Pedoman Nasional Penanganan Infeksi Menular Seksual.
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2011.
Harrison’s Principles of Medicine 19th ed.
TAHAPAN WAKTU KONSELING
• Konseling prates ( sebelum pengambilan darah untuk tes antibodi)
• memberikan alasan mengapa mereka perlu dites
• Apa yg mngkin terjadi dengan hasil tes tersebut
• Tes sangat dirahasiakan dan tanpa nama
• Tes hanya dapat mendeteksi antibodi HIV , dan tidak dapat meramalkan
perkembangan AIDS
• Keuntungan & resiko tes
• Bersedia menandatangani kesediaan utk dites

Pedoman Nasional Penanganan Infeksi Menular Seksual.


Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2011.
a. Keuntungan tes antibodi
• Dapat memotivasi orang dgn perilaku seks berisiko tinggi, utk
mengurangi/menghentikan perilaku tsb
• Dapat mengurangi kecemasan orang yg merasa terinfeksi
• Dapat membantu wanita yg berisiko tinggi, apakah sepatutnya hamil,
meneruskan kehamilannya, menyusui, serta kepentingan vaksinasi
anaknya dengan virus hidup
b. Resiko tes antibodi
• Dapat timbul kecemasan , depresi, mimpi buruk
• Problem interpersonal, al: dikucilkan masyarakat
• Menyalahkan diri sendiri, menarik diri
• Diskriminasi dalam pekerjaan, perumahan dan asuransi

Pedoman Nasional Penanganan Infeksi Menular Seksual.


Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2011.
2. Konseling pascates
a. Bila hasil (-)
• Belum tentu penderita bebas dari infeksi HIV/AIDS
• Dijelaskan mengenai window period
• Tes diulangi 4-5 bulan setelah hub.seks beresiko berakhir/ kemungkinan
pajanan lain
• Menasehati klien agar menghentikan kegiatan seks yg mempunyai resiko
tertular HIV
b. Bila hasil (+)
• Dilakukan konseling secara teratur sesuai ketentuan diatas hingga
penderita benar-benar dapat menerima keadaan tersebut.

Pedoman Nasional Penanganan Infeksi Menular Seksual.


Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2011.
• SIAPA YG PERLU MENDAPAT KONSELING
 Orang yg akan dites antibodi HIV
Setelah dites antibodi
Curiga dirinya terinfeksi HIV
Keluarga penderita terinfeksi HIV, dgn izin penderita
Kelompok resiko tinggi yg belum mau dites agar: mau di tes &
meninggalkan perilaku beresiko
• KESIMPULAN
• Konseling merupakan bagian yg penting dlm penanganan IMS, terutama
HIV/AIDS
• Konselor harus memnuhi syarat 2 tersebut, serta memahami tujuan
konseling
• Kerahasiaan penderita harus dijaga dengan sebaik-baiknya

Pedoman Nasional Penanganan Infeksi Menular Seksual.


Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2011.
Vaginosis Herpes Kondiloma Kandidosis
Gonore IGNS Sifilis Ulkus Mole
Bakterial Genitalis Akuminata Genitalis
1. Chlamydia 1. Gardberella
trachomatis vaginalis
Herpes Virus
2. Ureaplasma 2. Bakteri
N.gonorr Treponema Haemophilu Simplex Papiloma Candida
Etiologi urealyticum anaerob
hoeae pallidum s ducreyi Virus (tipe Humanus albicans
3. 1&2) (tipe 6&11)
dll… Mycoplasma
hominis
♂: 1. Sifilis
uretritis, primer :
gatal, tukak 3 ulkus:
multiple, sgt
panas mnggu
nyeri, tepi
bag ♂: lendir jernih- setelah rasa
tdk rata & pH > 4,5-7, sariawan
distal keruh, morning kontak, lesi terbakar &
uretra, drops, nokturia, awal → bergaung, duh bau ikan, gatal pada masa (thrush),
batas tegas, sekret putih inkubasi : 1-8 keputihan
keluar urgensi, disuria, papul, erosi, lesi,
dasar rapuh, keabuan, bulan (rata2: (duh tubuh
duh, demam, keras, malaise,
kotor, Whiff test +, 2-3 bulan) vagina) +
nyeri pembesaran tertutup demam,
mudah Clue cells iritasi, gatal
saat KGB krusta, nyeri otot
berdarah,
ereksi, ulserasi,
nekrotik, 2-
disuria, pinggir
3cm
pembesa meninggi &
ran KGB keras
2. Sifilis
♂: masa
Sekunder:
ruam pd inkubasi: 2-
35 hari
kulit,
(rata2
selaput
♂: 7hari). lesi
lendir,
Gambara asimpto demam, awal ; papul
n Klinis matik, kecil, eritem bentuk lesi
malaise, lesi
nyeri ♂: ringan → → vesikel
→ simetris,
panggul asimptomatik, pustul → berkelomp
makula,
bawah, duh kekuningan erosi → ok & dasar
papul,
sekret 48jam → eritem
papuloskua
mukopur ulkus +
mosa,
ulen eksudat
pustul.
nekrotik
Moth-eaten
kuning
alopecia.
keabu-
Kondiloma
abuan
lata
3. Sifilis ♂:
Laten : asimptomati infeksi
tanpa k, disuria, rekuren →
gejala, tp duh vagina, gejala lebih
serologis nyeri saat ringan
reaktif defekasi
4. Sifilis
Lanjut :
Gumma →
benigna
1.
Mikroskopik
1. Tes
1. lapangan langsung
1. gram Tzank +
gelap → T. dgn
→ 1. Apusan 1. gram → (- Giemsa/Wr
Pemeriks Gonococ sekret pallidum ) basil kecil ight → sel gram/KOH
aan →Ramping, 10% à
cus gram uretra/serviks berderet raksasa
lambat, pseudohifa
(-) berinti
angulasi (sensitivitas
banyak
= biakan +
80%)

Anda mungkin juga menyukai